Share

Bab 3

Author: Cath
last update Last Updated: 2025-01-24 19:36:11

Setelah acara selesai, Dewan dan Kirana berpamitan pada keluarga. Kirana masih merasa kikuk dengan semua perhatian yang diarahkan kepadanya sepanjang malam, namun ia berusaha menjaga senyum manis di wajahnya. Mereka berjalan keluar menuju mobil, dan begitu pintu tertutup, suasana dalam mobil berubah hening.

Dewan tidak langsung menyalakan mesin. Ia hanya duduk diam, menatap lurus ke depan. Kirana merasa atmosfer di antara mereka semakin tegang.

“Kamu dengar apa yang Tante saya katakan tadi?” tanya Dewan akhirnya, suaranya datar tapi menusuk.

Kirana menoleh, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku dengar.”

Dewan mendesah pelan, lalu berbalik menatap Kirana. “Mereka akan selalu membandingkanmu dengan Yora. Kamu harus siap dengan itu.”

Kirana mendongak, tatapannya tajam. “Siap bagaimana, Pak Dewan? Aku nggak pernah memilih berada di posisi ini.”

“Itu masalahnya,” balas Dewan tanpa basa-basi. “Kamu tidak memilih, tapi kamu sudah di sini. Jadi, kamu harus tahu caranya bertahan.”

Kirana merasakan emosi mulai membuncah. “Bertahan? Aku bukan boneka yang bisa diatur sesuka hati keluarga kamu!”

“Jangan berlebihan,” potong Dewan dingin. “Saya hanya ingin memastikan kamu paham situasinya. Tidak ada ruang untuk kelemahan atau sikap impulsif. Kalau kamu tidak bisa menyesuaikan diri, semuanya akan semakin sulit.”

“Aku juga butuh waktu, kenapa disini aku seolah dituntut banyak hal? Padahal kalian yang maksa aku!” balas Kirana tidak terima.

“Kamu pikir saya mau seperti ini? Tidak. Saya juga terpaksa. Anak kecil kaya kamu tidak akan mengerti.”

“Anak kecil?” Kirana memelototi Dewan. “Aku udah legal!”

“Nyatanya seperti itu. Kamu tidak sadar sifatmu seperti kekanak-kanakan?”

Kirana tidak habis pikir mendengar perkataan Dewan. “Oke, anggep aku anak kecil dan aku anggap kamu Om, Om Dewan.”

“Om? Apa saya setua itu dimata kamu?” sahut Dewan datar.

“Iya! Kenapa nggak terima?”

“Jaga sikap kamu, Kirana. Sehabis ini kamu perlu belajar mengenai tata krama berbicara dengan orang.”

Kirana ingin membantah, tapi ia tahu kata-katanya tidak akan mengubah pandangan Dewan. Pria itu hanya terus memandangnya seperti anak kecil yang belum mengerti tata krama.

Padahal kalau Dewan bisa lihat dengan matanya yang jelas itu saat acara keluarga tadi, apa Kirana tidak sopan disana? Kirana cukup sopan hingga menyapa semua keluarga Dewan walaupun ada beberapa yang mencibirnya.

Kirana akhirnya hanya mendesah pelan, menatap keluar jendela.

“Kita sudah selesai?” tanyanya akhirnya, suaranya terdengar lelah.

Dewan menyalakan mesin mobil. “Untuk malam ini, ya. Tapi ingat, ini baru awal.”

***

Ketika Kirana duduk dengan secangkir teh di tangannya, ia mendengar seseorang memanggil namanya.

“Kirana?” suara itu terdengar ragu, namun familiar. Kirana menoleh dan mendapati seorang pria mendekatinya. Pria itu tinggi dengan wajah ramah, namun ada ekspresi terkejut di matanya. “Ini benar kamu? Aku Arya. Kamu masih ingat aku, kan? Temannya Yora.”

Kirana mengangguk pelan. “Arya? Ya, aku ingat. Udah lama nggak ketemu.”

Arya tersenyum kecil dan duduk di kursi di depannya tanpa menunggu undangan. “Aku nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini. Gimana kabarnya Yora? Udah lama banget aku nggak dengar kabar dari dia.”

Pertanyaan itu membuat Kirana diam sejenak, lalu ia mendesah pelan. “Sebenarnya… aku juga nggak tahu Yora di mana sekarang.”

Arya mengernyitkan alisnya. “Maksud kamu?”

Kirana menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan semuanya. “Yora menghilang. Tiba-tiba saja. Dia ninggalin semuanya, bahkan keluargaku nggak tahu dia di mana sekarang. Aku di sini karena—” Kirana terhenti, merasa ragu untuk melanjutkan.

Tidak mungkin ia menceritakan dirinya menggantikan Yora untuk menikah bersama Dewan bukan?

Arya tertegun. Wajahnya menunjukkan kebingungan dan keterkejutan sekaligus. “Menghilang? Yora nggak mungkin meninggalkan keluarganya begitu saja tanpa alasan.”

“Nah makanya aku tanya sama kamu,” ujar Kirana serius. “Kamu kan temannya Yora. Mungkin kamu tahu sesuatu? Mungkin dia pernah cerita sesuatu yang aneh sebelum dia pergi?”

Arya menggeleng pelan. “Aku jarang ketemu dia akhir-akhir ini. Tapi terakhir kali aku lihat dia… itu di rumah sakit.”

Kirana langsung mengangkat kepalanya. “Rumah sakit?”

“Iya,” jawab Arya, mengingat-ingat. “Aku lagi anter seseorang waktu itu, terus nggak sengaja ketemu Yora. Aku panggil dia, tapi dia kayak buru-buru banget.”

Raut wajah Arya seperti mencoba mengingat kembali.

“Dia keluar dari ruangan obgyn sama calon suaminya, Dewan,” lanjutnya.

Related chapters

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 4

    Kirana berjalan melewati lorong rumah sakit dengan pikiran yang berantakan. Kata-kata Arya terus terngiang di kepalanya. Pikirannya terus melayang memikirkan, anatara Yora dan Dewan. Potongan-potongan itu seperti puzzle yang belum tersusun dengan jelas di kepalanya. Yora menghilang tanpa jejak, dan kini tiba-tiba muncul fakta bahwa ia pernah berada di rumah sakit bersama Dewan. Apa hubungan mereka sebenarnya? Kirana mencoba mengabaikan pikirannya dan tetap berjalan, tapi langkahnya terhenti ketika tubuhnya menabrak seseorang. Bruk! Seorang suster yang membawa kardus penuh dokumen terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan. Dokumen-dokumen yang berada di dalam kardus itu berhamburan ke lantai. “Astaga, maaf!” Kirana buru-buru berjongkok, membantu suster itu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berserakan. Suster itu tampak terburu-buru, tapi ia tetap tersenyum ramah. “Tidak apa-apa.” Kirana sedang meraih beberapa dokumen ketika matanya menangkap sesuatu yang membuatny

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 5

    Kirana duduk di tepi ranjang, memikirkan foto USG yang baru saja dilihat di dompet Dewan itu. Dadanya berdebar keras, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah janin itu milik Yora? Namun dirinya masih belum percaya sebelum mendapati bukti yang lebih. Tetapi tidak mungkin kebetulan jika dia menemukan dokumen atas nama Yora di rumah sakit, lalu sekarang ada foto janin di rumah ini. Semakin Kirana mencoba mengabaikannya, semakin kuat perasaannya bahwa ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan. Tangannya mengepal. Dia harus mencari tahu. Kirana berdiri dengan cepat, meninggalkan foto itu di atas meja sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan hati-hati, memastikan tak ada seorang pun yang memperhatikannya saat ia menuju kamar Yora. Kamar itu masih dibiarkan sama seperti saat Yora menghilang. Seolah keluarganya masih berharap Yora akan kembali kapan saja. Namun kini, bagi Kirana, ruangan ini bukan sekadar kamar kosong—melain

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 6

    Keesokan harinya, Kirana masih teringat jelas percakapan malam sebelumnya. Suara Dewan yang marah dan kata-katanya yang penuh amarah membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kenapa Dewan bisa berbicara dengan Yora? Bukankah ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apa-apa soal hilangnya Yora? Kirana merasa semakin bingung dan curiga. Apa yang sebenarnya terjadi antara Dewan dan kakaknya? Pagi itu, mereka duduk di restoran Cina yang cukup ramai, tapi Kirana hanya bisa melamun, berusaha mengusir rasa cemas yang menggelayuti pikirannya. Dewan tampak tenang, namun ia tahu pria itu sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Kirana sesekali melirik pria itu, mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk dari gerak-gerik Dewan. Namun, tak ada yang mencurigakan. Dewan hanya sibuk dengan ponselnya, menikmati makanan dengan sikap yang sama sekali tidak mengindikasikan sesuatu yang mencurigakan. Namun, ketika ponsel Dewan berdering, Kirana langsung memperhatikan. Pria itu menatap layar ponselnya

    Last Updated : 2025-02-02
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 7

    Keesokan harinya, Kirana terbangun dengan rasa pening yang menggelayuti kepalanya. Jam di meja samping tempat tidur menunjukkan pukul 11 pagi. Matanya sejenak terbelalak, menyadari sudah seharian lewat. Rasa kantuk masih menyerangnya karena semalam ia begadang menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk. Ia menghela napas pelan dan dengan malas bangkit dari tempat tidur. Meskipun hari itu libur, Kirana merasa tidak bisa menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Ia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, mencoba menyegarkan diri. Namun begitu ia turun ke ruang tamu, sebuah suara sinis langsung menyapanya. “Kamu baru bangun?” suara Tatie terdengar tajam, seakan menghakimi. Kirana menahan napas dan mengusap matanya, sedikit merasa terganggu. Di hadapannya, Tatie duduk di sofa dengan tatapan tajam, menilai penampilannya. Rambut Kirana masih acak-acakan, dan wajahnya jelas masih lelah karena begadang semalam. Sial. Kirana tidak menyangka kedatangan Tatie, ibunya Dewa! “Kenap

    Last Updated : 2025-02-05
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 8

    Kirana masih terpaku di tempatnya, menatap ke sekeliling lantai mall dengan mata nanar. Dia yakin tadi melihat sosok yang sangat mirip dengan Yora. Rambut panjang yang diikat rendah, postur tubuh yang tidak asing, bahkan caranya berjalan sekilas mengingatkannya pada sang kakak. Tapi sekarang, sosok itu menghilang, seakan tertelan keramaian mall. Jantung Kirana berdegup kencang. Bisa jadi itu hanya bayangan semata, tapi nalurinya berkata lain. Dia tidak mungkin salah lihat. Kakaknya yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul begitu saja di tengah keramaian mall? Atau ini hanya kebetulan? Kirana menggigit bibirnya, lalu dengan tekad bulat ia mulai berjalan cepat, menelusuri setiap sudut mall. Mungkin Yora masuk ke salah satu toko? Atau naik ke lantai lain? Tanpa membuang waktu, ia menaiki eskalator dengan langkah tergesa-gesa, menyisir tiap sudut dengan saksama. Berkali-kali ia mengamati wajah-wajah orang yang lewat, berharap menemukan sosok yang tadi dilihatny

    Last Updated : 2025-02-05
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 9

    Semua orang langsung kaget melihat foto-foto Dewan bermesraan dengan seorang perempuan yang muncul di layar proyektor. Ruangan yang tadi dipenuhi suara obrolan kini berubah sunyi. Tatapan para tamu undangan terpaku pada layar yang masih menampilkan beberapa foto dengan sudut yang berbeda. Beberapa orang mulai berbisik. “Loh kenapa ada foto Alana sama Mas Dewan?” “Mana segala meluk tangan Mas Dewan lagi…” “Alana emang terlalu manja sampai lupa Masnya mau nikah, nggak baik sedeket itu. Semua ada batasannya,” celetuk salah satu Tantenya. Suara itu terdengar cukup jelas di telinga Kirana, membuatnya mengernyit bingung. Alana? Apa gadis yang ada di foto itu bernama Alana? Ia menoleh ke arah Dewan, mencari reaksi pria itu. Dan benar saja, ekspresi Dewan berubah drastis. Sorot matanya tajam dan rahangnya mengatup rapat. Dewan dengan cepat memanggil panitia acara. Dengan suara yang dalam dan dingin, ia bertanya, “Siapa yang mengganti tampilan di layar?” EO yang mengatu

    Last Updated : 2025-02-05
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 1

    Kirana melangkah pelan menaiki tangga menuju kamarnya, tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan panjang dari tempatnya ngekos. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah sejak sibuk menjalani koas sebagai mahasiswa kedokteran. Kesibukan itu membuatnya nyaris tidak punya waktu untuk beristirahat, apalagi pulang menemui keluarganya. Begitu masuk ke kamar, Kirana langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Tas besar yang ia bawa dilemparkan begitu saja ke lantai. Ia menghela napas panjang, matanya menatap langit-langit, menikmati sesaat kebebasan dari hiruk-pikuk rumah sakit. Baru saja ia hendak memejamkan mata untuk menikmati sedikit ketenangan, suara ibunya terdengar dari luar. “Kirana, turun ke bawah sekarang,” suara Widia terdengar tegas, memecah keheningan. Kirana membuka matanya dengan malas. “Sebentar lagi, Bu,” jawabnya dengan setengah hati. “Jangan lama-lama. Ada tamu,” lanjut ibunya dari luar pintu. Kirana mengernyit. Tamu? Siapa? pikirnya. Meski enggan, ia akhirnya ba

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 2

    Pagi itu, pikiran Kirana tidak tenang. Setelah kemarin dipaksa mencoba gaun pengantin, hari ini Widia memberi tahu bahwa Dewan ingin bertemu dengannya. Hanya mereka berdua, tanpa keluarga. Informasi itu membuat Kirana semakin gelisah. “Kirana, jangan terlambat. Dewan orang yang sangat disiplin,” ujar Widia pagi tadi dengan nada tegas. “Setelah bertemu kamu, dia masih ada pekerjaan lain. Jangan buat dia kesal.” Namun sayangnya, perjalanan Kirana ke restoran yang telah ditentukan malah terjebak macet. Ia merasa frustasi saat mobil tak kunjung bergerak. Sesekali ia melirik jam di ponselnya, menandai waktu yang terus berjalan. Saat akhirnya tiba di restoran, ia mendapati dirinya terlambat 15 menit. Seorang pelayan langsung mengantarnya ke ruangan private tempat Dewan menunggu. Kirana menarik napas dalam sebelum masuk, mencoba mengumpulkan keberanian. Namun begitu ia membuka pintu, keberanian itu seolah runtuh. “Kamu terlambat 15 menit,” ucap Dewan dingin. “dan itu membuang wak

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 9

    Semua orang langsung kaget melihat foto-foto Dewan bermesraan dengan seorang perempuan yang muncul di layar proyektor. Ruangan yang tadi dipenuhi suara obrolan kini berubah sunyi. Tatapan para tamu undangan terpaku pada layar yang masih menampilkan beberapa foto dengan sudut yang berbeda. Beberapa orang mulai berbisik. “Loh kenapa ada foto Alana sama Mas Dewan?” “Mana segala meluk tangan Mas Dewan lagi…” “Alana emang terlalu manja sampai lupa Masnya mau nikah, nggak baik sedeket itu. Semua ada batasannya,” celetuk salah satu Tantenya. Suara itu terdengar cukup jelas di telinga Kirana, membuatnya mengernyit bingung. Alana? Apa gadis yang ada di foto itu bernama Alana? Ia menoleh ke arah Dewan, mencari reaksi pria itu. Dan benar saja, ekspresi Dewan berubah drastis. Sorot matanya tajam dan rahangnya mengatup rapat. Dewan dengan cepat memanggil panitia acara. Dengan suara yang dalam dan dingin, ia bertanya, “Siapa yang mengganti tampilan di layar?” EO yang mengatu

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 8

    Kirana masih terpaku di tempatnya, menatap ke sekeliling lantai mall dengan mata nanar. Dia yakin tadi melihat sosok yang sangat mirip dengan Yora. Rambut panjang yang diikat rendah, postur tubuh yang tidak asing, bahkan caranya berjalan sekilas mengingatkannya pada sang kakak. Tapi sekarang, sosok itu menghilang, seakan tertelan keramaian mall. Jantung Kirana berdegup kencang. Bisa jadi itu hanya bayangan semata, tapi nalurinya berkata lain. Dia tidak mungkin salah lihat. Kakaknya yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul begitu saja di tengah keramaian mall? Atau ini hanya kebetulan? Kirana menggigit bibirnya, lalu dengan tekad bulat ia mulai berjalan cepat, menelusuri setiap sudut mall. Mungkin Yora masuk ke salah satu toko? Atau naik ke lantai lain? Tanpa membuang waktu, ia menaiki eskalator dengan langkah tergesa-gesa, menyisir tiap sudut dengan saksama. Berkali-kali ia mengamati wajah-wajah orang yang lewat, berharap menemukan sosok yang tadi dilihatny

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 7

    Keesokan harinya, Kirana terbangun dengan rasa pening yang menggelayuti kepalanya. Jam di meja samping tempat tidur menunjukkan pukul 11 pagi. Matanya sejenak terbelalak, menyadari sudah seharian lewat. Rasa kantuk masih menyerangnya karena semalam ia begadang menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk. Ia menghela napas pelan dan dengan malas bangkit dari tempat tidur. Meskipun hari itu libur, Kirana merasa tidak bisa menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Ia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, mencoba menyegarkan diri. Namun begitu ia turun ke ruang tamu, sebuah suara sinis langsung menyapanya. “Kamu baru bangun?” suara Tatie terdengar tajam, seakan menghakimi. Kirana menahan napas dan mengusap matanya, sedikit merasa terganggu. Di hadapannya, Tatie duduk di sofa dengan tatapan tajam, menilai penampilannya. Rambut Kirana masih acak-acakan, dan wajahnya jelas masih lelah karena begadang semalam. Sial. Kirana tidak menyangka kedatangan Tatie, ibunya Dewa! “Kenap

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 6

    Keesokan harinya, Kirana masih teringat jelas percakapan malam sebelumnya. Suara Dewan yang marah dan kata-katanya yang penuh amarah membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kenapa Dewan bisa berbicara dengan Yora? Bukankah ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apa-apa soal hilangnya Yora? Kirana merasa semakin bingung dan curiga. Apa yang sebenarnya terjadi antara Dewan dan kakaknya? Pagi itu, mereka duduk di restoran Cina yang cukup ramai, tapi Kirana hanya bisa melamun, berusaha mengusir rasa cemas yang menggelayuti pikirannya. Dewan tampak tenang, namun ia tahu pria itu sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Kirana sesekali melirik pria itu, mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk dari gerak-gerik Dewan. Namun, tak ada yang mencurigakan. Dewan hanya sibuk dengan ponselnya, menikmati makanan dengan sikap yang sama sekali tidak mengindikasikan sesuatu yang mencurigakan. Namun, ketika ponsel Dewan berdering, Kirana langsung memperhatikan. Pria itu menatap layar ponselnya

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 5

    Kirana duduk di tepi ranjang, memikirkan foto USG yang baru saja dilihat di dompet Dewan itu. Dadanya berdebar keras, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah janin itu milik Yora? Namun dirinya masih belum percaya sebelum mendapati bukti yang lebih. Tetapi tidak mungkin kebetulan jika dia menemukan dokumen atas nama Yora di rumah sakit, lalu sekarang ada foto janin di rumah ini. Semakin Kirana mencoba mengabaikannya, semakin kuat perasaannya bahwa ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan. Tangannya mengepal. Dia harus mencari tahu. Kirana berdiri dengan cepat, meninggalkan foto itu di atas meja sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan hati-hati, memastikan tak ada seorang pun yang memperhatikannya saat ia menuju kamar Yora. Kamar itu masih dibiarkan sama seperti saat Yora menghilang. Seolah keluarganya masih berharap Yora akan kembali kapan saja. Namun kini, bagi Kirana, ruangan ini bukan sekadar kamar kosong—melain

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 4

    Kirana berjalan melewati lorong rumah sakit dengan pikiran yang berantakan. Kata-kata Arya terus terngiang di kepalanya. Pikirannya terus melayang memikirkan, anatara Yora dan Dewan. Potongan-potongan itu seperti puzzle yang belum tersusun dengan jelas di kepalanya. Yora menghilang tanpa jejak, dan kini tiba-tiba muncul fakta bahwa ia pernah berada di rumah sakit bersama Dewan. Apa hubungan mereka sebenarnya? Kirana mencoba mengabaikan pikirannya dan tetap berjalan, tapi langkahnya terhenti ketika tubuhnya menabrak seseorang. Bruk! Seorang suster yang membawa kardus penuh dokumen terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan. Dokumen-dokumen yang berada di dalam kardus itu berhamburan ke lantai. “Astaga, maaf!” Kirana buru-buru berjongkok, membantu suster itu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berserakan. Suster itu tampak terburu-buru, tapi ia tetap tersenyum ramah. “Tidak apa-apa.” Kirana sedang meraih beberapa dokumen ketika matanya menangkap sesuatu yang membuatny

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 3

    Setelah acara selesai, Dewan dan Kirana berpamitan pada keluarga. Kirana masih merasa kikuk dengan semua perhatian yang diarahkan kepadanya sepanjang malam, namun ia berusaha menjaga senyum manis di wajahnya. Mereka berjalan keluar menuju mobil, dan begitu pintu tertutup, suasana dalam mobil berubah hening. Dewan tidak langsung menyalakan mesin. Ia hanya duduk diam, menatap lurus ke depan. Kirana merasa atmosfer di antara mereka semakin tegang. “Kamu dengar apa yang Tante saya katakan tadi?” tanya Dewan akhirnya, suaranya datar tapi menusuk. Kirana menoleh, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku dengar.” Dewan mendesah pelan, lalu berbalik menatap Kirana. “Mereka akan selalu membandingkanmu dengan Yora. Kamu harus siap dengan itu.” Kirana mendongak, tatapannya tajam. “Siap bagaimana, Pak Dewan? Aku nggak pernah memilih berada di posisi ini.” “Itu masalahnya,” balas Dewan tanpa basa-basi. “Kamu tidak memilih, tapi kamu sudah di sini. Jadi, kamu harus tahu caranya bertahan.

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 2

    Pagi itu, pikiran Kirana tidak tenang. Setelah kemarin dipaksa mencoba gaun pengantin, hari ini Widia memberi tahu bahwa Dewan ingin bertemu dengannya. Hanya mereka berdua, tanpa keluarga. Informasi itu membuat Kirana semakin gelisah. “Kirana, jangan terlambat. Dewan orang yang sangat disiplin,” ujar Widia pagi tadi dengan nada tegas. “Setelah bertemu kamu, dia masih ada pekerjaan lain. Jangan buat dia kesal.” Namun sayangnya, perjalanan Kirana ke restoran yang telah ditentukan malah terjebak macet. Ia merasa frustasi saat mobil tak kunjung bergerak. Sesekali ia melirik jam di ponselnya, menandai waktu yang terus berjalan. Saat akhirnya tiba di restoran, ia mendapati dirinya terlambat 15 menit. Seorang pelayan langsung mengantarnya ke ruangan private tempat Dewan menunggu. Kirana menarik napas dalam sebelum masuk, mencoba mengumpulkan keberanian. Namun begitu ia membuka pintu, keberanian itu seolah runtuh. “Kamu terlambat 15 menit,” ucap Dewan dingin. “dan itu membuang wak

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 1

    Kirana melangkah pelan menaiki tangga menuju kamarnya, tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan panjang dari tempatnya ngekos. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah sejak sibuk menjalani koas sebagai mahasiswa kedokteran. Kesibukan itu membuatnya nyaris tidak punya waktu untuk beristirahat, apalagi pulang menemui keluarganya. Begitu masuk ke kamar, Kirana langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Tas besar yang ia bawa dilemparkan begitu saja ke lantai. Ia menghela napas panjang, matanya menatap langit-langit, menikmati sesaat kebebasan dari hiruk-pikuk rumah sakit. Baru saja ia hendak memejamkan mata untuk menikmati sedikit ketenangan, suara ibunya terdengar dari luar. “Kirana, turun ke bawah sekarang,” suara Widia terdengar tegas, memecah keheningan. Kirana membuka matanya dengan malas. “Sebentar lagi, Bu,” jawabnya dengan setengah hati. “Jangan lama-lama. Ada tamu,” lanjut ibunya dari luar pintu. Kirana mengernyit. Tamu? Siapa? pikirnya. Meski enggan, ia akhirnya ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status