Share

Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan
Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan
Author: Cath

Bab 1

Author: Cath
last update Last Updated: 2025-01-24 19:36:05

Kirana melangkah pelan menaiki tangga menuju kamarnya, tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan panjang dari tempatnya ngekos.

Sudah lama ia tidak pulang ke rumah sejak sibuk menjalani koas sebagai mahasiswa kedokteran. Kesibukan itu membuatnya nyaris tidak punya waktu untuk beristirahat, apalagi pulang menemui keluarganya.

Begitu masuk ke kamar, Kirana langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Tas besar yang ia bawa dilemparkan begitu saja ke lantai.

Ia menghela napas panjang, matanya menatap langit-langit, menikmati sesaat kebebasan dari hiruk-pikuk rumah sakit.

Baru saja ia hendak memejamkan mata untuk menikmati sedikit ketenangan, suara ibunya terdengar dari luar.

“Kirana, turun ke bawah sekarang,” suara Widia terdengar tegas, memecah keheningan.

Kirana membuka matanya dengan malas. “Sebentar lagi, Bu,” jawabnya dengan setengah hati.

“Jangan lama-lama. Ada tamu,” lanjut ibunya dari luar pintu.

Kirana mengernyit. Tamu? Siapa? pikirnya. Meski enggan, ia akhirnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Ia merasa aneh dengan nada bicara ibunya yang terdengar serius.

Saat tiba di ruang makan, matanya langsung menangkap beberapa wajah asing yang sedang duduk di sana. Seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan, mengenakan kebaya modern, duduk di kursi utama.

Wanita itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Di sebelahnya, ada seorang pria tua dengan rambut sebagian besar sudah memutih.

Kirana mengenali wajah wanita paruh baya itu dari beberapa foto keluarga.

Ia adalah Tatie Kertanegara, ibu dari Dewan Kertanegara, seorang pengusaha terkenal sekaligus calon suami Yora, kakak sulungnya.

“Kirana, duduk,” suara ibunya membuatnya tersadar dari lamunan. Widia menunjuk kursi kosong di meja makan, di sebelahnya sendiri.

“Eh, iya, Bu,” Kirana menuruti perintah ibunya, meskipun ia masih bingung dengan situasi yang terjadi. Ia duduk dengan ragu, merasa semua mata di ruangan itu tertuju padanya.

“Selamat datang kembali, Kirana,” sapa Tatie dengan senyum tipis. Suaranya terdengar ramah, namun ada nada kaku di baliknya. “Bagaimana kabar kamu? Koasnya lancar?”

Kirana menelan ludah. Pertanyaan itu terlalu biasa, tapi entah kenapa terasa seperti interogasi. “Alhamdulillah, Tante, lancar,” jawabnya sopan, berusaha menjaga nada bicara meski hatinya masih bertanya-tanya kenapa keluarga Kertanegara datang ke rumah mereka.

“Syukurlah,” Tatie mengangguk kecil, lalu melanjutkan, “Saya dengar kamu anak yang pintar. Sangat berdedikasi di bidangmu.”

“Oh, terima kasih, Tante,” Kirana menjawab singkat, merasa suasana semakin aneh.

Tatie menatap Kirana sejenak sebelum akhirnya angkat bicara dengan nada yang lebih serius. “Kirana, kami ke sini karena ada hal penting yang ingin dibicarakan. Kami ingin kamu membantu keluarga kami.”

“Membantu? Membantu apa, Tante?” tanya Kirana bingung, menatap ibunya untuk mencari penjelasan. Namun, Widia hanya diam, wajahnya terlihat tegang.

Tatie menarik napas dalam, lalu menatap Kirana dengan tajam. “Kami ingin kamu menggantikan Yora untuk menikah dengan Dewan.”

Kalimat itu menghantam Kirana seperti petir di siang bolong. Tubuhnya menegang, dan ia menatap Tatie dengan kaget. “Apa? Maksud Tante… saya menikah dengan Pak Dewan?” tanyanya, hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Kirana, dengarkan dulu penjelasannya,” ibunya mencoba menenangkan, tapi suara Widia terdengar lemah, seperti tidak yakin dengan kata-katanya sendiri.

“Bu, ini… ini tidak masuk akal. Bukannya Kak Yora yang akan menikah dengan Pak Dewan? Kenapa tiba-tiba aku?” suara Kirana meninggi, perasaan bingung dan marah bercampur jadi satu.

Widia menunduk sejenak, lalu menghela napas panjang. “Yora… sudah hampir sebulan tidak bisa dihubungi. Kami sudah mencoba mencari tahu keberadaannya, tapi sampai sekarang dia belum ditemukan. Padahal pernikahan tinggal sebulan lagi, Kirana. Keluarga kita dan keluarga Kertanegara tidak bisa menunda lagi.”

“Tidak bisa dihubungi? Apa maksud Ibu? Kak Yora hilang?” Kirana memandang ibunya dengan tatapan tidak percaya.

Widia mengangguk pelan. “Iya, dia menghilang begitu saja. Kita tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, kita harus menjaga nama baik keluarga, Nak.”

“Kirana,” Tatie menyela dengan nada tegas. “Ini bukan hanya soal keluargamu, tapi juga keluarga kami. Pernikahan ini adalah kesepakatan penting yang melibatkan bisnis dan reputasi. Kami tidak bisa membatalkannya begitu saja.”

Kirana memutar otaknya dengan cepat, mencari alasan untuk menolak. “Tapi… Tante, ini terlalu mendadak. Saya bahkan tidak punya hubungan apa-apa dengan Pak Dewan.”

Tatie menatap Kirana tajam, membuat gadis itu merasa terpojok. “Kamu pikir kami ingin ini terjadi? Situasi ini sulit untuk semua orang. Tapi Dewan harus menikah. Undangan belum disebar, jadi nama pengantin masih bisa diubah. Kamu hanya perlu menggantikan posisi Yora.”

“Tapi, Tante… ini pernikahan, bukan sekadar kesepakatan bisnis!” Kirana mencoba melawan, meski suaranya bergetar.

“Pikirkan baik-baik, Kirana,” Tatie berkata dengan nada dingin. “Ini demi keluarga. Kamu tidak punya banyak waktu untuk mempertimbangkan.”

Widia menyentuh lengan Kirana, berusaha menenangkan. “Nak, Ibu tahu ini berat. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Keluarga kita… butuh kamu.”

Kirana menunduk, pikirannya berputar kacau. Pernikahan? Dengan Dewan Kertanegara? Pria itu adalah seseorang yang hanya ia kenal dari cerita-cerita kakaknya. Bagaimana mungkin ia tiba-tiba diminta menggantikan posisi Yora?

“Kirana,” Tatie kembali bicara. “Ini bukan tentang apa yang kamu inginkan. Ini tentang tanggung jawab. Kamu bisa membantu menyelamatkan nama baik keluarga kami, sekaligus keluargamu sendiri.”

***

Kirana berdiri canggung di depan cermin, mengenakan gaun pertama yang sudah disediakan. Gaun itu terlihat indah, tapi entah kenapa, saat melihat dirinya sendiri, ia merasa asing.

“Hmm,” gumam Tatie sambil memandang Kirana dari atas ke bawah. “Gaun ini… tidak cocok untukmu.”

Kirana menegang. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons komentar Tatie yang terasa seperti kritik tajam.

“Coba yang ini,” ujar Tatie, menunjuk salah satu gaun yang dibawa pegawai butik. Gaun itu memiliki desain yang lebih sederhana, namun tetap elegan, dengan potongan v-neck dan detail renda di bagian dada serta punggung. “Dewan pasti lebih suka yang ini.”

Kirana menatap gaun itu dengan ragu, lalu beralih pada Tatie. “Tante yakin Pak Dewan akan suka?”

Tatie menatap Kirana datar, ada nada dingin dalam suaranya. “Ya. Karena itu pilihan Yora waktu mereka fitting baju. Dewan memujinya saat itu. Saya yakin dia tidak akan keberatan jika kamu memakai gaun yang sama.”

Bagaimana mungkin ia mengenakan sesuatu yang seharusnya dipakai oleh kakaknya, Yora?

“Ibu,” panggil Kirana pelan.

Widia menoleh, ekspresinya tenang seperti biasanya. “Ada apa, Kirana? Sudah coba gaunnya?”

Kirana menatap ibunya dengan tatapan penuh luka. “Aku nggak bisa…kenapa Pak Dewan setuju?” Kirana tak bisa menyembunyikan nada ketidakpercayaannya. “Apa dia tahu aku yang akan menggantikan Kak Yora?”

Belum sempat Widia menjawab, suara seseorang memotong pembicaraan mereka. “Dia tahu.”

Kirana dan Widia menoleh bersamaan, melihat Tatie berdiri di ambang pintu butik dengan ekspresi tajam. Wanita itu melangkah masuk dengan anggun, tatapannya langsung tertuju pada Kirana.

“Dewan sudah tahu, dan dia setuju. Dia bukan orang yang suka mempersulit keadaan. Kami, sebagai keluarga, sudah membuat keputusan,” ucap Tatie, nada suaranya dingin tapi penuh kendali.

Kirana merasa tubuhnya menegang. “Kenapa Pak Dewan setuju, Tante? Apa dia nggak keberatan menikah dengan saya? saya itu adik dari calon istrinya!”

Related chapters

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 2

    Pagi itu, pikiran Kirana tidak tenang. Setelah kemarin dipaksa mencoba gaun pengantin, hari ini Widia memberi tahu bahwa Dewan ingin bertemu dengannya. Hanya mereka berdua, tanpa keluarga. Informasi itu membuat Kirana semakin gelisah. “Kirana, jangan terlambat. Dewan orang yang sangat disiplin,” ujar Widia pagi tadi dengan nada tegas. “Setelah bertemu kamu, dia masih ada pekerjaan lain. Jangan buat dia kesal.” Namun sayangnya, perjalanan Kirana ke restoran yang telah ditentukan malah terjebak macet. Ia merasa frustasi saat mobil tak kunjung bergerak. Sesekali ia melirik jam di ponselnya, menandai waktu yang terus berjalan. Saat akhirnya tiba di restoran, ia mendapati dirinya terlambat 15 menit. Seorang pelayan langsung mengantarnya ke ruangan private tempat Dewan menunggu. Kirana menarik napas dalam sebelum masuk, mencoba mengumpulkan keberanian. Namun begitu ia membuka pintu, keberanian itu seolah runtuh. “Kamu terlambat 15 menit,” ucap Dewan dingin. “dan itu membuang wak

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 3

    Setelah acara selesai, Dewan dan Kirana berpamitan pada keluarga. Kirana masih merasa kikuk dengan semua perhatian yang diarahkan kepadanya sepanjang malam, namun ia berusaha menjaga senyum manis di wajahnya. Mereka berjalan keluar menuju mobil, dan begitu pintu tertutup, suasana dalam mobil berubah hening. Dewan tidak langsung menyalakan mesin. Ia hanya duduk diam, menatap lurus ke depan. Kirana merasa atmosfer di antara mereka semakin tegang. “Kamu dengar apa yang Tante saya katakan tadi?” tanya Dewan akhirnya, suaranya datar tapi menusuk. Kirana menoleh, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku dengar.” Dewan mendesah pelan, lalu berbalik menatap Kirana. “Mereka akan selalu membandingkanmu dengan Yora. Kamu harus siap dengan itu.” Kirana mendongak, tatapannya tajam. “Siap bagaimana, Pak Dewan? Aku nggak pernah memilih berada di posisi ini.” “Itu masalahnya,” balas Dewan tanpa basa-basi. “Kamu tidak memilih, tapi kamu sudah di sini. Jadi, kamu harus tahu caranya bertahan.

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 4

    Kirana berjalan melewati lorong rumah sakit dengan pikiran yang berantakan. Kata-kata Arya terus terngiang di kepalanya. Pikirannya terus melayang memikirkan, anatara Yora dan Dewan. Potongan-potongan itu seperti puzzle yang belum tersusun dengan jelas di kepalanya. Yora menghilang tanpa jejak, dan kini tiba-tiba muncul fakta bahwa ia pernah berada di rumah sakit bersama Dewan. Apa hubungan mereka sebenarnya? Kirana mencoba mengabaikan pikirannya dan tetap berjalan, tapi langkahnya terhenti ketika tubuhnya menabrak seseorang. Bruk! Seorang suster yang membawa kardus penuh dokumen terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan. Dokumen-dokumen yang berada di dalam kardus itu berhamburan ke lantai. “Astaga, maaf!” Kirana buru-buru berjongkok, membantu suster itu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berserakan. Suster itu tampak terburu-buru, tapi ia tetap tersenyum ramah. “Tidak apa-apa.” Kirana sedang meraih beberapa dokumen ketika matanya menangkap sesuatu yang membuatny

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 5

    Kirana duduk di tepi ranjang, memikirkan foto USG yang baru saja dilihat di dompet Dewan itu. Dadanya berdebar keras, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah janin itu milik Yora? Namun dirinya masih belum percaya sebelum mendapati bukti yang lebih. Tetapi tidak mungkin kebetulan jika dia menemukan dokumen atas nama Yora di rumah sakit, lalu sekarang ada foto janin di rumah ini. Semakin Kirana mencoba mengabaikannya, semakin kuat perasaannya bahwa ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan. Tangannya mengepal. Dia harus mencari tahu. Kirana berdiri dengan cepat, meninggalkan foto itu di atas meja sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan hati-hati, memastikan tak ada seorang pun yang memperhatikannya saat ia menuju kamar Yora. Kamar itu masih dibiarkan sama seperti saat Yora menghilang. Seolah keluarganya masih berharap Yora akan kembali kapan saja. Namun kini, bagi Kirana, ruangan ini bukan sekadar kamar kosong—melain

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 6

    Keesokan harinya, Kirana masih teringat jelas percakapan malam sebelumnya. Suara Dewan yang marah dan kata-katanya yang penuh amarah membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kenapa Dewan bisa berbicara dengan Yora? Bukankah ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apa-apa soal hilangnya Yora? Kirana merasa semakin bingung dan curiga. Apa yang sebenarnya terjadi antara Dewan dan kakaknya? Pagi itu, mereka duduk di restoran Cina yang cukup ramai, tapi Kirana hanya bisa melamun, berusaha mengusir rasa cemas yang menggelayuti pikirannya. Dewan tampak tenang, namun ia tahu pria itu sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Kirana sesekali melirik pria itu, mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk dari gerak-gerik Dewan. Namun, tak ada yang mencurigakan. Dewan hanya sibuk dengan ponselnya, menikmati makanan dengan sikap yang sama sekali tidak mengindikasikan sesuatu yang mencurigakan. Namun, ketika ponsel Dewan berdering, Kirana langsung memperhatikan. Pria itu menatap layar ponselnya

    Last Updated : 2025-02-02
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 7

    Keesokan harinya, Kirana terbangun dengan rasa pening yang menggelayuti kepalanya. Jam di meja samping tempat tidur menunjukkan pukul 11 pagi. Matanya sejenak terbelalak, menyadari sudah seharian lewat. Rasa kantuk masih menyerangnya karena semalam ia begadang menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk. Ia menghela napas pelan dan dengan malas bangkit dari tempat tidur. Meskipun hari itu libur, Kirana merasa tidak bisa menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Ia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, mencoba menyegarkan diri. Namun begitu ia turun ke ruang tamu, sebuah suara sinis langsung menyapanya. “Kamu baru bangun?” suara Tatie terdengar tajam, seakan menghakimi. Kirana menahan napas dan mengusap matanya, sedikit merasa terganggu. Di hadapannya, Tatie duduk di sofa dengan tatapan tajam, menilai penampilannya. Rambut Kirana masih acak-acakan, dan wajahnya jelas masih lelah karena begadang semalam. Sial. Kirana tidak menyangka kedatangan Tatie, ibunya Dewa! “Kenap

    Last Updated : 2025-02-05
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 8

    Kirana masih terpaku di tempatnya, menatap ke sekeliling lantai mall dengan mata nanar. Dia yakin tadi melihat sosok yang sangat mirip dengan Yora. Rambut panjang yang diikat rendah, postur tubuh yang tidak asing, bahkan caranya berjalan sekilas mengingatkannya pada sang kakak. Tapi sekarang, sosok itu menghilang, seakan tertelan keramaian mall. Jantung Kirana berdegup kencang. Bisa jadi itu hanya bayangan semata, tapi nalurinya berkata lain. Dia tidak mungkin salah lihat. Kakaknya yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul begitu saja di tengah keramaian mall? Atau ini hanya kebetulan? Kirana menggigit bibirnya, lalu dengan tekad bulat ia mulai berjalan cepat, menelusuri setiap sudut mall. Mungkin Yora masuk ke salah satu toko? Atau naik ke lantai lain? Tanpa membuang waktu, ia menaiki eskalator dengan langkah tergesa-gesa, menyisir tiap sudut dengan saksama. Berkali-kali ia mengamati wajah-wajah orang yang lewat, berharap menemukan sosok yang tadi dilihatny

    Last Updated : 2025-02-05
  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 9

    Semua orang langsung kaget melihat foto-foto Dewan bermesraan dengan seorang perempuan yang muncul di layar proyektor. Ruangan yang tadi dipenuhi suara obrolan kini berubah sunyi. Tatapan para tamu undangan terpaku pada layar yang masih menampilkan beberapa foto dengan sudut yang berbeda. Beberapa orang mulai berbisik. “Loh kenapa ada foto Alana sama Mas Dewan?” “Mana segala meluk tangan Mas Dewan lagi…” “Alana emang terlalu manja sampai lupa Masnya mau nikah, nggak baik sedeket itu. Semua ada batasannya,” celetuk salah satu Tantenya. Suara itu terdengar cukup jelas di telinga Kirana, membuatnya mengernyit bingung. Alana? Apa gadis yang ada di foto itu bernama Alana? Ia menoleh ke arah Dewan, mencari reaksi pria itu. Dan benar saja, ekspresi Dewan berubah drastis. Sorot matanya tajam dan rahangnya mengatup rapat. Dewan dengan cepat memanggil panitia acara. Dengan suara yang dalam dan dingin, ia bertanya, “Siapa yang mengganti tampilan di layar?” EO yang mengatu

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 9

    Semua orang langsung kaget melihat foto-foto Dewan bermesraan dengan seorang perempuan yang muncul di layar proyektor. Ruangan yang tadi dipenuhi suara obrolan kini berubah sunyi. Tatapan para tamu undangan terpaku pada layar yang masih menampilkan beberapa foto dengan sudut yang berbeda. Beberapa orang mulai berbisik. “Loh kenapa ada foto Alana sama Mas Dewan?” “Mana segala meluk tangan Mas Dewan lagi…” “Alana emang terlalu manja sampai lupa Masnya mau nikah, nggak baik sedeket itu. Semua ada batasannya,” celetuk salah satu Tantenya. Suara itu terdengar cukup jelas di telinga Kirana, membuatnya mengernyit bingung. Alana? Apa gadis yang ada di foto itu bernama Alana? Ia menoleh ke arah Dewan, mencari reaksi pria itu. Dan benar saja, ekspresi Dewan berubah drastis. Sorot matanya tajam dan rahangnya mengatup rapat. Dewan dengan cepat memanggil panitia acara. Dengan suara yang dalam dan dingin, ia bertanya, “Siapa yang mengganti tampilan di layar?” EO yang mengatu

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 8

    Kirana masih terpaku di tempatnya, menatap ke sekeliling lantai mall dengan mata nanar. Dia yakin tadi melihat sosok yang sangat mirip dengan Yora. Rambut panjang yang diikat rendah, postur tubuh yang tidak asing, bahkan caranya berjalan sekilas mengingatkannya pada sang kakak. Tapi sekarang, sosok itu menghilang, seakan tertelan keramaian mall. Jantung Kirana berdegup kencang. Bisa jadi itu hanya bayangan semata, tapi nalurinya berkata lain. Dia tidak mungkin salah lihat. Kakaknya yang sudah lama menghilang, tiba-tiba muncul begitu saja di tengah keramaian mall? Atau ini hanya kebetulan? Kirana menggigit bibirnya, lalu dengan tekad bulat ia mulai berjalan cepat, menelusuri setiap sudut mall. Mungkin Yora masuk ke salah satu toko? Atau naik ke lantai lain? Tanpa membuang waktu, ia menaiki eskalator dengan langkah tergesa-gesa, menyisir tiap sudut dengan saksama. Berkali-kali ia mengamati wajah-wajah orang yang lewat, berharap menemukan sosok yang tadi dilihatny

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 7

    Keesokan harinya, Kirana terbangun dengan rasa pening yang menggelayuti kepalanya. Jam di meja samping tempat tidur menunjukkan pukul 11 pagi. Matanya sejenak terbelalak, menyadari sudah seharian lewat. Rasa kantuk masih menyerangnya karena semalam ia begadang menyelesaikan tugas kuliah yang menumpuk. Ia menghela napas pelan dan dengan malas bangkit dari tempat tidur. Meskipun hari itu libur, Kirana merasa tidak bisa menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Ia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, mencoba menyegarkan diri. Namun begitu ia turun ke ruang tamu, sebuah suara sinis langsung menyapanya. “Kamu baru bangun?” suara Tatie terdengar tajam, seakan menghakimi. Kirana menahan napas dan mengusap matanya, sedikit merasa terganggu. Di hadapannya, Tatie duduk di sofa dengan tatapan tajam, menilai penampilannya. Rambut Kirana masih acak-acakan, dan wajahnya jelas masih lelah karena begadang semalam. Sial. Kirana tidak menyangka kedatangan Tatie, ibunya Dewa! “Kenap

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 6

    Keesokan harinya, Kirana masih teringat jelas percakapan malam sebelumnya. Suara Dewan yang marah dan kata-katanya yang penuh amarah membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Kenapa Dewan bisa berbicara dengan Yora? Bukankah ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apa-apa soal hilangnya Yora? Kirana merasa semakin bingung dan curiga. Apa yang sebenarnya terjadi antara Dewan dan kakaknya? Pagi itu, mereka duduk di restoran Cina yang cukup ramai, tapi Kirana hanya bisa melamun, berusaha mengusir rasa cemas yang menggelayuti pikirannya. Dewan tampak tenang, namun ia tahu pria itu sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Kirana sesekali melirik pria itu, mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk dari gerak-gerik Dewan. Namun, tak ada yang mencurigakan. Dewan hanya sibuk dengan ponselnya, menikmati makanan dengan sikap yang sama sekali tidak mengindikasikan sesuatu yang mencurigakan. Namun, ketika ponsel Dewan berdering, Kirana langsung memperhatikan. Pria itu menatap layar ponselnya

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 5

    Kirana duduk di tepi ranjang, memikirkan foto USG yang baru saja dilihat di dompet Dewan itu. Dadanya berdebar keras, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Apakah janin itu milik Yora? Namun dirinya masih belum percaya sebelum mendapati bukti yang lebih. Tetapi tidak mungkin kebetulan jika dia menemukan dokumen atas nama Yora di rumah sakit, lalu sekarang ada foto janin di rumah ini. Semakin Kirana mencoba mengabaikannya, semakin kuat perasaannya bahwa ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan. Tangannya mengepal. Dia harus mencari tahu. Kirana berdiri dengan cepat, meninggalkan foto itu di atas meja sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Ia berjalan dengan hati-hati, memastikan tak ada seorang pun yang memperhatikannya saat ia menuju kamar Yora. Kamar itu masih dibiarkan sama seperti saat Yora menghilang. Seolah keluarganya masih berharap Yora akan kembali kapan saja. Namun kini, bagi Kirana, ruangan ini bukan sekadar kamar kosong—melain

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 4

    Kirana berjalan melewati lorong rumah sakit dengan pikiran yang berantakan. Kata-kata Arya terus terngiang di kepalanya. Pikirannya terus melayang memikirkan, anatara Yora dan Dewan. Potongan-potongan itu seperti puzzle yang belum tersusun dengan jelas di kepalanya. Yora menghilang tanpa jejak, dan kini tiba-tiba muncul fakta bahwa ia pernah berada di rumah sakit bersama Dewan. Apa hubungan mereka sebenarnya? Kirana mencoba mengabaikan pikirannya dan tetap berjalan, tapi langkahnya terhenti ketika tubuhnya menabrak seseorang. Bruk! Seorang suster yang membawa kardus penuh dokumen terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan. Dokumen-dokumen yang berada di dalam kardus itu berhamburan ke lantai. “Astaga, maaf!” Kirana buru-buru berjongkok, membantu suster itu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berserakan. Suster itu tampak terburu-buru, tapi ia tetap tersenyum ramah. “Tidak apa-apa.” Kirana sedang meraih beberapa dokumen ketika matanya menangkap sesuatu yang membuatny

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 3

    Setelah acara selesai, Dewan dan Kirana berpamitan pada keluarga. Kirana masih merasa kikuk dengan semua perhatian yang diarahkan kepadanya sepanjang malam, namun ia berusaha menjaga senyum manis di wajahnya. Mereka berjalan keluar menuju mobil, dan begitu pintu tertutup, suasana dalam mobil berubah hening. Dewan tidak langsung menyalakan mesin. Ia hanya duduk diam, menatap lurus ke depan. Kirana merasa atmosfer di antara mereka semakin tegang. “Kamu dengar apa yang Tante saya katakan tadi?” tanya Dewan akhirnya, suaranya datar tapi menusuk. Kirana menoleh, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku dengar.” Dewan mendesah pelan, lalu berbalik menatap Kirana. “Mereka akan selalu membandingkanmu dengan Yora. Kamu harus siap dengan itu.” Kirana mendongak, tatapannya tajam. “Siap bagaimana, Pak Dewan? Aku nggak pernah memilih berada di posisi ini.” “Itu masalahnya,” balas Dewan tanpa basa-basi. “Kamu tidak memilih, tapi kamu sudah di sini. Jadi, kamu harus tahu caranya bertahan.

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 2

    Pagi itu, pikiran Kirana tidak tenang. Setelah kemarin dipaksa mencoba gaun pengantin, hari ini Widia memberi tahu bahwa Dewan ingin bertemu dengannya. Hanya mereka berdua, tanpa keluarga. Informasi itu membuat Kirana semakin gelisah. “Kirana, jangan terlambat. Dewan orang yang sangat disiplin,” ujar Widia pagi tadi dengan nada tegas. “Setelah bertemu kamu, dia masih ada pekerjaan lain. Jangan buat dia kesal.” Namun sayangnya, perjalanan Kirana ke restoran yang telah ditentukan malah terjebak macet. Ia merasa frustasi saat mobil tak kunjung bergerak. Sesekali ia melirik jam di ponselnya, menandai waktu yang terus berjalan. Saat akhirnya tiba di restoran, ia mendapati dirinya terlambat 15 menit. Seorang pelayan langsung mengantarnya ke ruangan private tempat Dewan menunggu. Kirana menarik napas dalam sebelum masuk, mencoba mengumpulkan keberanian. Namun begitu ia membuka pintu, keberanian itu seolah runtuh. “Kamu terlambat 15 menit,” ucap Dewan dingin. “dan itu membuang wak

  • Istri Pengganti yang Tidak Diinginkan   Bab 1

    Kirana melangkah pelan menaiki tangga menuju kamarnya, tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan panjang dari tempatnya ngekos. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah sejak sibuk menjalani koas sebagai mahasiswa kedokteran. Kesibukan itu membuatnya nyaris tidak punya waktu untuk beristirahat, apalagi pulang menemui keluarganya. Begitu masuk ke kamar, Kirana langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Tas besar yang ia bawa dilemparkan begitu saja ke lantai. Ia menghela napas panjang, matanya menatap langit-langit, menikmati sesaat kebebasan dari hiruk-pikuk rumah sakit. Baru saja ia hendak memejamkan mata untuk menikmati sedikit ketenangan, suara ibunya terdengar dari luar. “Kirana, turun ke bawah sekarang,” suara Widia terdengar tegas, memecah keheningan. Kirana membuka matanya dengan malas. “Sebentar lagi, Bu,” jawabnya dengan setengah hati. “Jangan lama-lama. Ada tamu,” lanjut ibunya dari luar pintu. Kirana mengernyit. Tamu? Siapa? pikirnya. Meski enggan, ia akhirnya ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status