Share

Duke Revanov Arcelio

Author: Xia_Agatha
last update Last Updated: 2023-02-17 10:53:02

"Apa anda melihat saya sedang bermain? Bahkan anak kecil tahu kalau ini bukan tempat bermain. Sepertinya ada yang salah dengan mata anda, Tuan."

Dia hampir saja melemparkan palunya dan menggertakkan giginya mendengar jawabanku. "Hah! Memangnya apa yang bisa dilakukan orang rendahan sepertimu?!"

Disaat seperti ini pun mereka hanya diam melihatku di permalukan apalagi penjaga yang di berikan Marquis, dia bahkan tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun untukku.

"Saya tidak punya kewajiban menjawab pertanyaan Anda, yang saya cari adalah pemilik tempat ini."

Wajah pria ini memerah karena marah. "Apa?! Kau mau di pukul ya?!"

"Pukul saja."

Jika kau memukulku harga dirimu pasti akan jatuh. Dia sudah mengangkat tangannya, jika aku hanya diam pukulan itu akan mengenai wajahku. Kurasa itu cukup setimpal asalkan aku tidak membuat kerusuhan lebih lama.

"Berhenti! Apa yang kau lakukan Fleur?!" seru seorang pria yang sedang menuruni tangga.

"Tuan?"

"Kau akan membuat semua pelanggan kita kabur."

Apa dia pemimpinnya? Dia terlihat lebih muda dari yang kubayangkan. Pria bernama Fleur itu langsung pergi setelah melirikku dengan tatapan tajamnya.

"Maafkan saya Tuan."

Dia tidak memperdulikanku yang seorang anak marquis tapi justru membungkuk pada pria yang kini sudah berdiri tepat di depanku. Rambut pirang dan mata biru itu seolah menyeledik lalu sedetik kemudian dia tersenyum.

"Apa yang membawa Nona kesini? Karena saya bukan orang yang memiliki banyak waktu luang," ujarnya.

Yah, aku tidak meminta mereka untuk langsung menerimaku. Tapi bukankah permusuhan ini terlalu kentara? Sudahlah.

"Saya rasa sopan santun di tempat ini perlu di ajarkan lagi," celetukku sembari melihat-lihat. Tempatnya sangat ramai, terutama di lantai satu.

"Maaf mematahkan harapan Anda tapi karena kami berasal dari kalangan bawah jadi kami tidak pernah peduli dengan hal-hal seperti itu. Saya pikir anda sudah mengerti," jawabnya dengan santai. Pria itu membawaku ke lantai dua tempatnya bekerja.

Dia bahkan tidak mempersilahkan aku untuk duduk dan langsung bertanya lagi begitu kami berhadapan. Aku tahu tempat ini bukan sekedar tempat pengrajin kayu karena disinilah semuanya berpusat, tempat dari segala informasi rahasia dan kegiatan ilegal. Aku mengetahui hal itu saat masih di ibukota, ada sekelompok pria yang menyebut namanya.

Itu tidak penting, karena aku disini untuk memberikan tugas untuknya sebagai pengrajin. Bukan sebagai pemimpin Guild.

"Aku ingin kau membuatkan sesuatu menggunakan barang ini."

Dia menerima kotak yang kuberikan dan mengerutkan dahinya. "Apa maksud anda memberi saya lilin dan Parafin? Disini tempat pengrajin kayu Nona, bukan tempat pembuatan lilin."

Tentu saja dia bingung melihat Lilin dan parafin yang kubawa.

"Ya, aku tahu itu. Tapi ketrampilan kalian adalah yang terbaik disini dan lagi bukankah lebih mudah memahat lilin daripada kayu."

"Saya tidak mengerti. Apa anda meminta kami mengukir lilin?" tanyanya dengan mengangkat sebelah alis.

"Benar."

"Untuk apa?"

"Kau tahu, tambang wilayah marquis menghasilkan banyak parafin, karena kurangnya pengetahuan mereka hanya membuatnya menjadi lilin dalam bentuk biasa dan menjualnya dalam harga yang murah. Lalu apa gunanya kita memiliki pengrajin ukir? Padahal para bangsawan menyukai seni."

Dia berfikir sejenak. Jika kami bisa membuat seni baru dari lilin dan menjualnya pada bangsawan yang berkunjung maka keuangan wilayah marquis akan meningkat dan parafin yang tersisa tidak akan terbuang sia-sia. Dengan begitu juga wilayah yang tercemar akan berkurang.

"Tapi mungkin ini akan sedikit sulit karena kayu dan lilin itu berbeda. Kenapa anda tidak memintanya pada pembuat lilin?"

Aku sudah menemui mereka tadi. "Jika mereka bisa, saya tidak akan datang ke tempat ini dan mendapat hinaan tadi," jawabku yang membuat pria itu terkekeh.

"Menarik. Aku akan mencobanya dan mengirimkan hasilnya tiga hari lagi."

"Dua hari."

"Apa?!"

"Aku akan memeriksanya setelah dua hari. Jadi kuharap kau bisa menyelesaikannya. Aku tahu kau orang yang bijak. Kalau begitu terima kasih sudah meluangkan waktumu yang berharga."

"Haha baiklah."

Jika dia tahu yang kumaksud dia tidak akan membuang kesempatan seperti ini. Saat aku keluar keadaannya sudah sangat ramai, sepertinya orang yang sangat penting sedang berkunjung ke wilayah ini, tapi kenapa Marquis tidak mengatakan apapun padaku?

"Apa yang terjadi?" tanyaku pada pengawal yang dari tadi hanya menunggu diluar.

"Duke Arcelio sepertinya sedang berkunjung, apa Anda ingin menyambutnya?"

Duke Arcelio, dia adalah Duke termuda yang mendapatkan gelar setelah membunuh kedua orang tuanya. Kudengar dia juga orang yang tidak kenal ampun dan membunuh banyak orang hanya karena mereka membuatnya kesal.

"Tidak, aku akan mengecek penginapan lalu kembali."

"Baiklah."

Aku tidak ingin menemuinya. Tapi entah bagaimana sekarang kami sudah saling berhadapan. Berdiri di depannya saja sudah membuatku merinding, dia menatapku dengan mata semerah darah itu. Apa yang di lakukan dengan menatapku sedalam itu?

"Apa?!" tanyaku, aku tidak boleh terlihat takut dihadapannya.

"Ah, maafkan saya," ujarnya, sepertinya dia tidak sadar sedang memandangi tubuh seorang wanita dengan sangat tidak sopan.

Kasihan sekali orang yang akan menjadi istrinya nanti.

"Jika Anda benar-benar meminta maaf, bisakah anda menyingkir? Saya harus segera pergi."

Hari sudah semakin petang, kalau aku tidak segera pulang. Marquis pasti khawatir. Kenapa juga aku harus bertemu dengan pria menyeramkan ini. Kenapa hanya diam? Apa dia sedang merencanakan cara membunuhku?

"Anda cukup berani, Nona," ujarnya dia bahkan sudah memegang gagang pedang yang dibawanya.

"Anda akan membunuh saya? Kalau begitu lakukan saja jika anda ingin memulai perang dengan keluarga Magrita."

"AHAHAHA!"

Dia tertawa sangat keras sampai menarik perhatian orang lain, benar-benar pria yang gila. Aku jadi semakin takut apalagi penjaga di sampingku saja terlihat sekali dia gemetar ketakutan. Sangat tidak berguna.

"Apa anda sudah gila?" lirihku.

"Kau mengatakan hal itu karena belum mengenalku, Nona."

"Apa?"

Sejak kapan dia mengeluarkan pedangnya? Dia bahkan sudah membunuh penjagaku dalam sekejap. Ini ... benar-benar tidak masuk akal. Aku hanya ingin segera pergi bukannya ingin mati seperti ini. Orang-orang juga mulai panik, para penjaga penginapan sekarang sedang berkumpul mengelilingi kami.

"Lepaskan Nona Magrita!" seru salah satu dari penjaga itu.

Pria ini menghela nafas panjang lalu menurunkan pedangnya. "Kuharap kau berhati-hati denganku kedepannya," bisiknya. Dia bahkan meremas pundakku dengan sangat keras.

Tubuhku rasanya sulit untuk bergerak.

"Baiklah, akan kulepaskan. Kenapa kalian membuat keributan hanya karena hal sepele seperti ini?" ujarnya dengan santai. Dia lalu pergi meninggalkanku seolah tidak pernah ada yang terjadi.

"Dasar orang gila!" seruku yang membuat dia justru tertawa.

Kakiku rasanya sangat lemas dan membuatku terjatuh. "Nona! Anda tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja, tolong sembunyikan kejadian ini dari Ayah."

"Baik, saya mengerti."

Mereka langsung mengurus mayat penjaga itu dan membawaku pulang, tentu saja meskipun aku sudah meminta mereka menyembunyikannya. Orang-orang yang melihat hal itu pasti akan menyebarkan gosip dan dalam sehari seluruh wilayah sudah membicarakan tentang Duke Revanov Arcelio.

Lalu hal yang paling kubenci dan ingin kuhindarin sekarang sudah ada di hadapanku bersama Marquis.

"Cecilia, perkenalkan dia adalah Duke Revanov. Beliau kesini untuk meminta maaf secara langsung padamu," ujar Marquis.

Apa yang ada dipikiran Marquis dengan mempertemukan kami seperti ini?! Apa dia tidak melihat wajah bengis pria itu?

Jangan tersenyum seperti itu! Kau membuatku takut dasar Duke gila!

Related chapters

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Keluar dan bertemu orang gila.

    Sehari sebelumnya. "Putriku! Apa yang terjadi?!" seru Marquis yang langsung berlari menghampiriku. Kurasa sia-sia aku meminta mereka tutup mulut. Marquis pasti sangat khawatir, dia memelukku dengan tubuhnya yang bergetar. "Aku baik-baik saja Ayah." "Bagaimana bisa kau bertemu dengannya?" "Kami tidak sengaja berpapasan dan ... emm ... itu, sepertinya aku salah mengatakan sesuatu padanya. Tapi Ayah tenang saja. Semuanya sudah selesai dengan baik." "Tidak. Ayah akan membuatnya meminta maaf padamu." Jika kau melakukannya, sepertinya bukan hanya aku yang mati tapi kau juga Marquis. Dia bahkan lebih gila daripada yang dibicarakan rumor. "Tidak. Aku baik-baik saja, Duke juga sudah meminta maaf." Mari hentikan semuanya disini dan jangan bertemu lagi dengannya. Aku juga harus mengurus sisa persiapan pesta. Marquis tidak menjawabku dan hanya menatapku sebentar lalu langsung memelukku lagi. "Baiklah, aku cukup senang dengan melihatmu masih hidup, Putriku." Ah, dia pasti takut kehilangan

    Last Updated : 2023-02-17
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Pertunangan?!

    Hari ini kepalaku rasanya sangat pusing mengingat pria itu terus saja membuat nyawaku terasa terancam dan Marquis malah menjadikannya pasangan pesta kedewasaanku. Sebenarnya apa yang di pikirkan Marquis? Aku menghela nafas panjang dan menarik perhatian Mario. "Ada yang salah Nona? Apa perlu saja pesankan yang lain?" tanya Mario yang sedang membawa beberapa contoh dekorasi pesta. "Tidak," jawabku. Sepertinya aku harus mencari udara segar sebelum kembali bertemu Duke Arcelio hari ini. Entah kenapa pria itu semakin sering berkunjung. Kurasa dia tidak punya pekerjaan sampai membuang banyak waktu mengancam nyawaku. Apalagi kemarin saat kami selesai makan malam tanpa ada Marquis dia hampir melemparkan pisaunya padaku namun meleset dan justru mengenai pelayan yang berdiri di belakangku. Aku sungguh tidak tahu apa motivasi pria itu hidup. "Mario, aku akan pergi keluar. Tolong sampaikan pada Ayah, aku akan pulang sebelum makan malam bersama Tuan Duke." "Baik, Nona." Hari ini aku pergi b

    Last Updated : 2023-02-21
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Pengganti Yvone

    "Ayah apa maksudnya? Aku bertunangan dengan Tuan Revanov?" Sepertinya bukan hanya aku tapi Revanov pun juga terkejut ketika pertunangan kami di umumkan. Saat kulirik wajahnya terlihat menahan marah. Apa dia benar-benar tidak tahu tentang pertunangan ini? "Ayah akan jelaskan nanti," bisik Marquis padaku. Banyak sekali orang yang memberiku ucapan selamat. Namun tidak satupun dari mereka yang berani berbicara langsung dengan Revanov apalagi dengan wajahnya yang seperti ingin melahap orang hidup-hidup. Bisakah aku hidup dengan orang seperti ini? Membayangkannya saja membuatku merinding. Setelah beberapa saat akhirnya aku bisa keluar dari ruang pesta dengan Revanov, pria itupun sedari tadi hanya diam. Aku jadi penasaran dengan apa yang sedang dia pikirkan. "Apa kau berencana untuk membunuhku?" Aku memberanikan diri untuk mulai berbicara. Kami duduk di tepi air mancur yang ada di taman, ini lebih baik daripada harus menjawab satu persatu pertanyaan para bangsawan di dalam sana. "Kena

    Last Updated : 2023-03-08
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Perjanjian sihir kuno

    Revanov benar-benar membuat keributan dengan ulahnya. Padahal tadi dia terlihat tidak menyukai pertunangan kami, lalu kenapa dia melakukan hal bodoh di depan orang banyak seperti ini. Apa pria juga mengalami perubahan mood yang cepat seperti wanita?Rasanya aku sangat ingin membedah otak gilanya itu."Apa kau melihatnya juga?""Dia benar-benar Duke yang haus darah itu?""Astaga mereka nampak sangat serasi."Dan banyak lagi suara berisik yang mereka buat. Apanya yang serasi? Mereka belum tahu saja bagaimana perlakuan pria ini terhadapanku. Rasanya seperti terombang ambing di lautan kematian. Aku meliriknya yang masih berdiam diri di hadapanku seolah tidak terganggu dengan suara-suara bising itu. "Aku lupa kalau dia tidak normal," gumamku, kali ini gantian aku yang menarik tangannya. "Ikut aku!"Sekuat tenaga aku menariknya dari tengah pesta dan membawanya ke teras. Disini hanya ada sedikit orang yang akan melihat kami. Angin malam yang menerpa membuat rambutku berantakan, aku ingin me

    Last Updated : 2023-03-09
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Tidur bersama

    Aku bersyukur kali ini pesta berjalan dengan lancar dan Revanov tidak membuat kekacauan apapun di pesta seperti yang biasa dia lakukan pada pesta-pesta yang lain. Hari ini terasa begitu panjang, aku merebahkan diri di atas ranjang dan menatap langit-langit kamar yang dihiasi dengan berbagai ukiran indah. "Baguslah mereka menerima hadiah itu dengan baik. Sekarang aku hanya perlu menunggu penjelasan dari Marquis, kira-kira apa yang akan dia katakan?" Kumeraih pisau buah yang ada di atas nakas dan menyembunyikannya di balik gaun sebelum beranjak dari tempat tidur menuju depan cermin. Pantulan wajahku di dalamnya benar-benar sangat jelas karena bulan purnama, bahkan bayangan dari dedaunan di luar juga terlihat. Kupikir wajah ini membawa keberuntungan tapi rupanya malah membawaku pada petaka. "Wajah yang cantik, apa aku harus membuat luka pada wajah ini?" gumamku sembari mengelus pantulan diriku sendiri yang ada di dalam cermin. Lalu detik berikutnya bayangan seseorang ikut terpantul

    Last Updated : 2023-03-09
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Lamaran atas dasar cinta?

    Ketika aku bangun Revanov sudah tidak ada di kamarku begitu pula jasad pembunuh bayaran itu. Semalam aku pasti sudah ikutan gila, bagaimana bisa kami tidur bersama?! "Permisi Nona," ujar seorang pelayan yang baru saja masuk membawa sarapanku dan air untuk mencuci muka. "Letakkan saja disana. Kau boleh pergi sekarang." "Baik." Perlahan aku beranjak dari ranjang dan membasuh wajahku sendiri yang kini terpantul dalam air di baskom. Aku tidak pernah berfikir bahwa akan ada seseorang yang menyewa pembunuh bayaran seperti semalam. Mereka tidak mungkin utusan dari Marquis. "Haah, siapa lagi yang mencari gara-gara denganku sekarang." Hari ini aku akan menerima surat penyerahan tambang batu bara dari Marquis sekaligus penjelasan tentang pertunangan mendadak yang dia umumkan semalam. Ruang kerjanya nampak sepi tanpa ada Mario ataupun Sillia. "Kau sedang mencari siapa Putriku?" tanya Marquis yang baru saja selesai menandatangani berkasnya. "Dimana Mario dan Sillia?" "Oh, mereka kuberi t

    Last Updated : 2023-03-10
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Pembunuh di kediaman Marquis

    "Kyaaaa!""Nona! Apa yang terjadi?!"Para pelayan dan penjaga berbondong-bondong masuk ke dalam kamarku setelah mendengarku berteriak. Beberapa dari mereka langsung membungkus tubuhku dengan selimut dan sebagian lainnya menutup mulut karena mual melihat mayat seseorang tergeletak di lantai kamarku dengan tubuh yang penuh darah."Danis?""Itu Danis! Ba-bagaimana bisa?"Dalam sekejap keributan menjadi lebih parah, mereka membawaku keluar kamar dan kami berpapasan dengan Marquis yang sepertinya langsung mendapatkan laporan. Wajahnya terlihat sangat marah lalu detik berikutnya berubah khawatir saat melihat tubuhku bergetar."Putriku, kau baik-baik saja?" tanyanya dengan memeluk erat tubuhku. "Kau pasti sangat terkejut.""A-ayah, danis ... dia ..." Aku menelan ludah jika mengingat mayat yang ada di dalam."Tidak apa-apa, aku yang akan mengurusnya," ujar Marquis menenangkanku. Dia berbalik untuk memerintahkan beberapa penjaga. "Bawa Putriku ke ruangan yang lain.""Baik, Tuan."Mereka membaw

    Last Updated : 2023-03-11
  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Awal Kerjasama

    Beberapa saat sebelum kematian Danis.Saat itu Danis sedang membantu untuk mempersiapkan pertemuan resmi pertamaku dengan Revanov setelah pesta kedewasaan. Yah, meskipun pertemuan kali ini hanya akal-akalan yangkubuat bersama Revanov untuk menipunya."Anda terlihat sangat cantik hari ini Nona, Yang mulia Duke pasti akan menyukai anda," ujar Danis dengan tangan yang masih sibuk menata rambutku. "Benarkah? Tapi, aku tidak ingin menikah dengannya, Danis." Wajah lesuku terpantul jelas di dalam cermin hingga membuatnya Danis yang awalnya ceria jadi memasang wajah bingung, aku memang tidak ingin menikah dengan Revanov kalau bukan karena ingin memanfaatkannya. Kupegang tangannya dengan lembut dan mendongak untuk melihat wajahnya. "Apa kau tahu cara untuk memutuskan pertunangan ini?" Dia terperanjat. "Itu tidak mungkin Nona." "Kenapa, Danis? Apa kalian tega memberikanku kepada Duke gila seperti dia?" Danis menurunkan melepaskan genggaman tanganku dengan pelan dan berbalik untuk mengambi

    Last Updated : 2023-03-12

Latest chapter

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Kembalinya Cecilia

    Seperti yang di rencanakan, Revanov melepaskan satu kuda yang terluka ke arah sekumpulan monster yang ada dan mereka dengan cepat mengejar kuda tersebut hingga menyisakan beberapa monster saja, setidaknya mereka masih bisa menangani monster-monster itu sebelum sisanya kembali.Pertarungan berlangsung cukup lama hingga hampir seluruh pakaian yang di kenakan oleh Revanov berlumuran darah, tak sedikit dari pasukannya yang terluka. Dipegangnya pedang itu semakin erat, sebisa mungkin dia membereskan para monster itu dan mengambil Cecilia kembali."Yang mulia! Saya menemukannya!" Frederick datang dari arah yang berlawanan bersama dengan pasukannya. Dia mengisyaratkan pada salah satu pasukannya untuk mendekati Revanov ketika beberapa monster menyerang. "Tunjukkan jalannya." Prajurit tersebut mengangguk dan menunjukkan arah dimana jalan tersembunyi itu di temukan sedangkan Frederick mengambil alih posisi untuk memimpin pasukan. Seperti yang dikatakan oleh Bian, di dekat wilayah Kinsey ada

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Penyergapan

    Sehari sebelumnya."Apa kau yakin Kinsey bekerja sama dengan Gabriel? Bukankah tidak ada alasan untuk Kinsey bekerjasama dengan orang seperti itu?" Tanya Bian sembari menandai beberapa ttitik di peta yang dia temukan.Kemungkinana untuk keluarga Kinsey bekerjasama dengan Gabriel sangatlah kecil terlebih mereka adalah keluarga yang selalu mencoba menghindari sekandal. Itulah sebabnya Amelia tidak terlalu memperlihatkan kedekatan dirinya dengan mereka karena resikonya begitu besar."Tidak ada satupun kemungkinan untuk mereka bekerjasama dengan Gabriel, Rev." Tambah Bian.Sedangkan pria itu memilih tidak menjawab pertanyaan temannya dan mempelajari peta untuk mengingat beberapa titik yang mungkin bisa mereka gunakan untuk menyelamatkan Cecilia. Dia bersandar pada meja dan mulai menjelaskan sedikit kemungkinan yang tengah dia pikirkan."Bukankah kita tahu bahwa Amelia bekerja sama dengan Kinsey, adikmu itu juga bekerja sama dengan Gabriel," jelas Revanov."Lalu apa hubungannya? kau pikir

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Penyelamatan

    Sudah berapa lama aku ada disini, semua yang kulihat hanyalah kegelapan dan secercah cahaya dari lilin yang di bawa oleh Marquis. Apa aku benar-benar sudah di campakan oleh Revanov. Kenapa berisik sekali di luar? "Kau sudah bangun rupanya," ujar seseorang yang suaranya terdengar tidak asing, dia berdiri di hadapanku dengan jubah yang menutupi wajahnya namun tidak bisa menyembunyikan betapa kuatnya aura keberadaan manusia satu ini."Gabri ... el?""Oh, kau mengenaliku." Dia menyingkap tudung yang menyembunyikan wajahnya. "Sudah kuduga Revanov memilih wanita yang tepat untuk kujadikan umpan. Lihatlah dia dengan bodohnya melawan para monster itu. Heh, dia tidak pernah berubah karena itulah dia akan tetap kalah," jelas Gabriel dengan senyum sinis di wajahnya."Monster?" "Kau baru bertanya sekarang?" Ujarnya dengan tawa yang menggema.Apa itu berarti selama ini aku sedang ada di hutan selatan? Tapi bagaimana bisa itu terjadi?! Sial, pikiranku menjadi semakin sulit mencerna apa yang terja

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Titik Terang

    Pandangan yang buram, suara tetesan air yang jatuh adalah satu-satunya hal yang menemaniku disini dan membuatku tetap tersadar bahwa aku masih hidup. Sudah berapa hari aku ada disini aku tidak tahu, yang pasti adalah orang-orang itu sesekali datang menemui untuk melampiaskan amarah mereka seperti saat ini."Kau sudah gila? Bagaimana jika Tuan Gabriel tahu tentang hal ini?" tanya seorang pria dengan suara seraknya pada Marques."Gabriel? Ha! Apa maksudmu? Dia anakku jadi aku bebas melakukan apapun," jawab Marquis dengan nada mengejek.Akupun tidak tahu pasti apa yang sedang mereka bicarakan ataupun rencanakan, tapi Gabriel? Bukankah dia kakak Revanov, kenapa mereka tiba-tiba membawa nama itu. "Ack!" rintihku saat Marquis lagi-lagi menendangku dan menjambak rambutku."Lihatlah! Anak pembawa petaka ini! Dia yang membuat bisnis kita bangkrut!" ujar Marquis dengan nada geram sebelum kembali menjatuhkan tubuhku.Sudah berapa lama aku seperti ini, semuanya membuatku kembali mengingat kenang

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Hilangnya Cecilia

    Tidak ada satupun yang berhasil kuingat saat tak sadarkan diri setelah acara minum teh bersama Putri Amelia dan sekarang aku sudah berada di sebuah tempat yang sangat asing. Tanpa ada seorang pun di sampingku, kedua tanganku terikat termasuk kakiku dan saat itu aku baru sadar bahwa semua ini mungkin adalah rencana dari Amelia. Bagaimana bisa dia menculikku bahkan saat aku ada di kediamanku sendiri. "Revanov? Apa itu kau?" Sialnya suaraku juga seolah hilang, tak butuh waktu lama karena setelah aku terbangun sebuah bayangan menghampiriku di dalam ruangan yang gelap ini, dia membawa sebuah lentera di tangannya. "Kau sudah bangun? Putriku?" Deg! Jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat mendengar suara yang begitu familiar. Dan apa yang kulihat sekarang benar-benar di luar perkiraanku, aku lengah ketika berfikir sudah berhasil menghancurkannya. Pria tua itu sudah berdiri di hdapanku dengan sebuah benda pisau di tangan yang satunya. "Marquis?" "Apa kau merindukan Ayahmu ini?" t

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Kunjungan dari Amelia

    Entah Seperti yang di katakan melalui surat bahwa Putri Amelia akan datang berkunjung. Ternyata dia langsung datang hari ini dengan membawa beberapa pengawal dan pelayannya."Salam untuk matahari Avalon," sapaku bersamaan dengan Revanov yang juga menyambutnya."Terima kasih atas sambutan hangat kalian, tapi kudengar Duches sedang sakit. Apa tidak masalah jika anda pergi keluar seperti ini?" tanya Amelia.Dia memberikan isyarat pada salah satu pelayannya untuk memberikan sebuah mantel padaku."Anda harus menjaga suhu tubuh saat berada di Arcelio, tempat ini lebih dingin dari daerah-daerah lainnya," jelas Amelia begitu menempatkan mantel tadi padaku."Terima kasih Yang mulia," ucapku.Apa ini perasaanku saja atau memang ada sesuatu yang salah disini? Dia berkata seolah dirinya yang paling tahu tempat ini bahkan dia juga memberikan beberapa mantel kepada pelayan yang ikut menyambutnya."Kuharap kalian juga bisa bekerja lebih nyaman disini," ucap Amelia begitu memberikan mantel-mantel tad

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Surat Alfonso

    Pada akhirnya aku tidak bisa menemui Alfonso sampai aku tiba di Arcelio. Orang-orang di kediaman itu membuat keributan setelah melihat luka yang ada pada tubuhku.Padahal aku sudah mencoba menyembunyikannya sebisa mungkin tapi ternyata bekasnya lebih parah dari yang kukira."Fred, aku menunggu penjelasanmu nanti," ujar Revanov pada Frederick begitu melihatku kembali dengan badan penuh lebam.Frederick hanya mengangguk hormat dan dengan cepat memanggil tabib untuk mengobatiku. Sedangkan Revanov kini menatap tajam padaku, lebih tepatnya pada luka lebam yang ada di pipiku."Kenapa?" tanyaku karena dia tak kunjung bicara namun malah mengepalkan tangannya."Tidak apa-apa, masuklah kau harus segera di obati," ucapnya."Iya, tapi kau mau kemana?"Kupikir dia akan mengantarku masuk untuk diobati tapi ternyata malah meminta seorang pelayan untuk menyiapkan kudanya. Dia nampak terburu-buru, apa mungkin urusan dengan orang yang mengaku sebagai kakaknya itu belum selesai?"Aku akan segera kembali

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Peringatan!

    Setelah tubuhku di pontang pantingkan oleh Marquis sebagian baju yang kupakai akhirnya robek dan ada banyak bekas goresan di sekujur tubuhku. Meskipun aku tahu bahwa dia sangat marah tapi apa memang harus sampai seperti ini? Tidak ada yang bisa kulakukan selain menerima semua serangannya."Kau hanya anak bodoh yang tak berguna!" serunya tiap kali menjambak rambutku."Tapi kenapa kau menggunakan aku sebagai jaminan perjanjian itu?"Plak!!Bekas tangannya pasti sangat kentara di wajahku. "Harusnya kubiarkan saja kau di jalanan saat itu. Dasar putri tidak tahu diri. Kau sudah kubiarkan hidup harusnya kau berterima kasih bukannya malah mengkhianati ayahmu seperti ini!""Lihat siapa yang berbicara sekarang, anda mengatakan saya berkhianat? Lalu anda sebut apa perlakuan yang anda lakukan pada ibu saya?!""Berhentilah mengelak! Itu karena ibumu saja yang tak mau mengerti keinginan suaminya. Harusnya dia tahu bahwa menuruti perkataan suami itu hal yang harus dilakukan.""Haha..."Tanganku y

  • Istri Pengganti sang Duke Arogan   Kebenaran

    Malam telah larut ketika aku dan Revanov kembali ke kediaman Arcelio. Kami membahas tentang pengembangan wilayah sebentar sebelum tidur.Kali ini sudah kupikirkan dengan matang bahwa besok aku akan memenuhi panggilan Marquis, apalagi pria tua itu sudah mulai mengancamku melalui surat-suratnya. "Kurasa kau menyukai hadiahku ya, Ayah," gumamku pada langit-langit kamar.Kamar ini sengaja di buat sedikit redup karena aku yang memintanya, kupikir cahaya bukanlah hal yang cocok untukku. Dan kegelapan akan membuatku terus tersadar tentang apa tujuanku sebenarnya.Tidak ada cahaya yang benar-benar hadis di hidup ini, sekarang yang bisa kulakukan hanyalah berfokus pada pembalasan dendam.******Suara telapak kaki kuda mengiringi perjalananku menuju Magrita, tak kusangka akan secepat ini kembali ke tempat itu.Revanov tidak membiarkanku pergi sendirian karena dia mengirimkan Frederick untuk pergi bersamaku."Dia pasti sangat mempercayaimu sampai memberikan tugas seperti ini," ujarku pada Frede

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status