“Takut?” Sandy tersenyum dingin. “Sekarang sudah nggak ada yang takut lagi sama aku. Aku hanyalah orang yang nggak berguna. Aku bukanlah siapa-siapa selama Ferdy masih hidup di dunia ini.”“Sonia, apa kamu menyesal? Seharusnya kamu menikah dengan Ferdy, ‘kan? Apa gunanya kamu menikah sama aku? Kamu juga nggak akan bisa mendapatkan apa pun!”Saat berbicara, Sandy sudah membuat Sonia mundur hingga ke sisi pegangan. Sonia tidak memiliki ruang untuk mundur lagi. Dia menatap Sandy dengan tatapan tidak tenang. “Aku nggak pernah menyesal untuk menikah sama kamu. Sandy, aku percaya dengan kemampuanmu. Kamu pasti bisa mengambil kembali semua yang kamu hilangkan.”Suara deru ombak terdengar di dalam telinga. Sonia sungguh merasa takut. Dia dapat merasakan … aura membunuh dari tatapan Sandy. Saat Sonia hendak melarikan diri, semuanya pun sudah terlambat! Kedua tangan Sandy mencekik leher Sonia. Dia menindih Sonia dengan kuat ke sisi pagar.Setengah tubuh Sonia menggantung di luar pagar. Dia spon
Siang harinya, anak buah datang memberi laporan. “Pak Sandy sedang mencari istrinya di kapal. Katanya, semalam dia minum kebanyakan. Setelah kembali ke kamar, dia langsung tidur. Dia baru menyadari istrinya menghilang tadi pagi.”Usai mendengar, Chelsea melambaikan tangannya mengisyaratkan anak buah untuk meninggalkan kamar.Setelah pintu kamar ditutup, Chelsea berjalan ke belakang layar. Dia melihat Sonia yang sedang duduk di atas ranjang. “Apa sekarang kamu bisa mengerti maksud perbuatan Sandy? Dia turun tangan juga bukan karena kehilangan kesadarannya, melainkan sudah direncanakan sejak awal. Membawamu ke kapal adalah rencana awalnya.”Sambil berbicara, Chelsea melihat ke sisi jendela. “Laut adalah tempat yang paling bagus untuk menyembunyikan jasad. Dia juga akan terbebas dari segala bentuk kecurigaan.”Setelah mendengar, raut wajah Sonia semakin pucat lagi. Dia hanya menunduk dan tidak berbicara sama sekali. Meskipun sekarang dia sedang duduk di atas ranjang yang sangat empuk, dia
Setengah jam kemudian, Chelsea berjalan keluar kamar. Dia melambaikan tangan memanggil pelayan kemari. “Ambilkan gaun yang aku dry clean semalam.”Ferdy berjalan keluar lift. Kebetulan dia mendengar perintah Chelsea.Setelah pelayan berjalan pergi, Ferdy pun berjalan ke hadapan Chelsea, lalu bertanya, “Apa Sonia ada di kamarmu?”“Bagaimana kamu bisa tahu?” Chelsea merasa agak kaget. Sepertinya dia tidak pernah mengungkit rencananya kepada Ferdy?“Sekarang Sandy sedang mencari Sonia. Semua orang di kapal sedang membahas masalah ini. Dia nggak bisa ditemukan. Orang-orang menduga dia jatuh ke dalam laut.”Nada bicara Ferdy sangatlah tenang. “Aku menduga seharusnya Sandy sedang menulis skenario sendiri. Semalam dia telah turun tangan terhadap Sonia. Sepertinya kamu lagi menunggu turun tangan Sandy.”Ketika mendengar ucapan Ferdy, Chelsea pun tersenyum. “Sepertinya nggak ada yang bisa dirahasiakan dari Pak Ferdy.”“Apa kamu berhasil mendapatkan informasi dari mulut Sonia? Apa dia bersedia u
Malam harinya, bintang berkelap-kelip di atas langit. Laut masih kelihatan gelap seperti biasanya.Sandy yang mabuk itu berjalan kembali ke kamar dengan terhuyung-huyung. Pintu kamar dibuka. Saat hendak membuka lampu, tangannya tiba-tiba digenggam.Rasa syok seketika tumbuh di hati Sandy. “Siapa?”Orang itu tidak berbicara. Hanya saja, samar-samar terlihat kelap-kelip berwarna hitam di depan pandangan Sandy. Seingat Sandy, Chelsea mengenakan gaun hitam manik-manik di acara pesta malam waktu itu. Dia masih bisa mengingat pesona wanita cantik itu.Akal sehat Sandy sedang dibaluti dengan efek alkohol. Dia menggenggam pergelangan tangan si wanita, lalu menindihnya di dinding. Sandy tidak bisa melihat kelima indra orang itu dengan jelas dan langsung menciumnya.Di luar dugaan, wanita itu juga tidak menolak. Kali ini, Sandy tidak bisa menahan dirinya lagi. Dia mulai mencium leher si wanita. “Chelsea, ternyata selama ini kamu lagi pura-pura …. Buktinya kamu mengantar dirimu sendiri ke kamarku
Setelah keluar dari kamar, Chelsea menyuruh anak buah untuk mengantar Sandy ke klinik. Pada saat yang sama, mereka juga sudah mempersiapkan kapal pelesir untuk mengantar Sandy kembali ke daratan. Akan ada anggota Hope yang mengobatinya.Setelah anak buah meninggalkan tempat, Chelsea memalingkan kepala melihat ke sisi kamar sekilas. Tiba-tiba hatinya terasa lara.Tadi ketika Sonia mengusap perutnya, seolah-olah ada anak sungguhan di dalam perutnya saja. Gambaran itu sungguh mengerikan.Ketika mendengar maksud Sonia, sepertinya dia ingin membuat Sandy kehilangan kemampuannya untuk memiliki keturunan. Kemudian, Sonia bisa mengandalkan “anak satu-satunya” untuk kembali ke sisi Sandy.Sejak saat ini, kedudukan Sonia tidak seperti sebelumnya lagi. Kali ini akhirnya Chelsea mengerti kenapa Sonia bisa meminjam gaunnya. Sandy menganggap Sonia sebagai dirinya. Saat dengan bersemangat, Sandy yang merasa kaget itu ditendang. Sepertinya, setelah Sandy siuman nanti, dia pasti akan merasa trauma.Ti
Di rumah sakit.Saat Sandy siuman, langit pun sudah gelap. Dia tidak tahu sudah berapa lama dirinya jatuh pingsan. Dia sendiri mengira dirinya sedang berada di kapal.“Sudah siuman?” Sandy sungguh merasa syok ketika mendengar ucapan itu. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi ranjang. “Kamu … kenapa kamu ….”Tak lama kemudian, terlintas kembali masalah semalam di benaknya. Sandy segera membangkitkan tubuhnya hendak berdiri. Hanya saja, bagian bawah tubuhnya terasa sangat sakit. Saking sakitnya, dia pun tidak berani bergerak lagi.Baru saja Sonia hendak mengulurkan tangan untuk Sandy, tetapi tangannya langsung ditepis oleh Sandy.“Apa yang sudah kamu lakukan terhadapku?” Sandy merasa marah.Sonia terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. “Aku hanya ingin kamu mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan perbuatanmu saja. Apa kamu lupa aku hampir saja meninggal di tanganmu?”“Kamu ….” Kedua mata Sandy memerah. Dia menatap Sonia lekat-lekat. “Kamu itu manusia atau hantu? Mana mungkin kamu m
Masalah Sandy tidak bisa memiliki keturunan telah dilaporkan oleh anak buah ke telinga Chelsea.Saat mendengar kabar itu, Chelsea sedang bersandar di pegangan dekat dek, sedangkan Ferdy sedang berdiri di sampingnya.Chelsea melihat ke sisi Ferdy dengan raut polos. “Aku juga nggak menyangka Sonia akan sekejam ini. Sepertinya kakakmu nggak akan punya keturuann lagi. Tapi semua itu nggak ada hubungannya sama aku.”“Emm,” balas Ferdy. Dia melepaskan jaketnya untuk membungkus tubuh Chelsea. “Angin laut sangat dingin. Apa kamu nggak mau kembali?”Chelsea menggeleng. “Nggak mau, ah. Setelah ke dalam, aku mesti menghadapi mereka semua. Malam ini aku sudah minum terlalu banyak.”Lantaran rapat telah berakhir, ada banyak tamu sedang santai di lantai 3. Tak sedikit dari mereka yang mengundang Chelsea ke sana.Chelsea juga tidak enak hati untuk menolak. Dia terpaksa menemani mereka untuk minum beberapa gelas. Dengan tidak gampangnya Chelsea mendapat kesempatan untuk mengangkat telepon. Dia pun tid
Setelah Chelsea memasuki ruangan, dia baru teringat untuk bertanya pada wanita itu, “Siapa kamu?”Si wanita tersenyum dengan lembut. “Aku asistennya Bu Anita dari Perusahaan Farmasi Norman. Kamu bisa memanggilku Leoni. Bu Anita ingin bertemu denganmu.”Chelsea mengangguk. “Oke, kalau begitu, tolong bawakan jalan.”Ketika melihat Leoni membawakan jalan di depan, Chelsea sengaja memperlambat langkahnya. Dia menekan-nekan keningnya. Jari tangannya tidak sengaja menyentuh pipi yang memanas itu. Terlintas ciuman tadi di benaknya.Chelsea segera menggeleng. Sepertinya dia telah gila! Kenapa dia bisa berinisiatif untuk mencium Ferdy? Lain kali Chelsea mesti membatasi minumnya. Alkohol memang sangat berbahaya!Saat Chelsea sedang memikirkan gambaran tadi, langkah kaki Leoni sudah berhenti. “Bu Chelsea, ini Bu Anita.”“Salam kenal, namaku Anita Norman.” Sebuah tangan putih kurus diulurkan ke hadapan Chelsea. Chelsea menatap senyuman di wajah wanita itu. Dari penampilannya, dapat diketahui bahwa
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me