Chelsea membuka pintu kamar dengan tidak senang. Dia bersandar di daun pintu, kemudian kakinya menindih ke sisi kerangka pintu. Kelihatan sekali dia tidak bermaksud mengundang Ferdy memasuki kamarnya. Chelsea bertanya dengan acuh tak acuh, “Ada urusan?”“Tadi siang, aku lupa nanya kamu.” Ferdy menatap mata Chelsea, lalu bertanya dengan perlahan, “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di perbatasan?”“Aku sempat ketemu sama Sandy. Omong kosongnya lumayan banyak. Aku nggak sengaja dapat ilham dari dia.” Chelsea juga malas mengatakannya dengan detail. Dia langsung menunjukkan wajah dinginnya. “Aku sudah kenal Malcolm selama bertahun-tahun. Aku lebih memahami dia daripada kamu. Kalau kamu melakukan transaksi sama dia, kamu nggak mungkin akan untung sama sekali.”“Sekarang kamu juga sudah lihat sendiri. Malcolm minta saham dari kamu, tapi dia nggak benar-benar ingin bekerja sama denganmu. Yang dia inginkan itu seluruh Milano Group, ditambah sebuah kambing hitam. Sandy pun adalah kandidat yang tepat
Punggung Ferdy tertancap pisau. Untung saja, tusukan itu tidak mengenai organ dalam tubuhnya. Jadi, kondisinya tidaklah berbahaya.Bunyi sirene di hotel hanyalah sebuah kesalahpahaman saja. Tidak terjadi kebakaran sama sekali, melainkan ada orang yang sengaja menghidupkan sirene kebakaran.Mengenai orang itu … kamera CCTV hotel tidak berhasil merekamnya. Orang itu merusak sirene di area yang tidak tertangkap kamera.Setelah Chelsea mengetahui apa yang terjadi di hotel tadi, dia pun menyampaikan kepada Ferdy yang sedang berbaring di atas ranjang. “Sekarang aku juga nggak tahu orang yang merusak sirene tanda kebakaran itu sama nggak dengan orang yang menusukmu.”“Nggak peduli sama atau bukan, bukannya tetap sulit untuk menyelidikinya?” tanya Ferdy dengan acuh tak acuh.Chelsea menatap perban yang membaluti pinggang Ferdy. Terlintas aura membunuh di dalam tatapannya. “Belum tentu.”Siang hari tadi, Chelsea baru saja menusuk si Gemuk. Malam harinya, malah ada yang menusuk Ferdy. Bisa jadi
“Aku juga dihasut orang ….” Si Gemuk menelan air liurnya, lalu menjelaskan dengan waswas, “Setelah kalian pergi semalam, ada seorang pria datang dengan membawa banyak uang. Dia suruh aku utus salah seorang anak buahku untuk ke hotel ….”“Waktu itu aku lagi emosi tinggi. Ketika mendengar orang itu ingin memberi pelajaran kepada kalian, ditambah lagi uang yang dia berikan cukup banyak, aku pun tergiur. Dia pun meminjamkan anak buahku kepadanya.”Si Gemuk mengintip Chelsea dengan diam-diam, lalu bertanya dengan suara kecil, “Apa yang terjadi?”Saking marahnya, Chelsea mengangkat tangannya untuk menepuk-nepuk kepala si Gemuk. “Kamu nggak tahu apa-apa, tapi kamu malah menyerahkan anak buahmu kepadanya?”Si Gemuk memeluk kepala dengan kedua tangannya. “Namanya aku lagi emosi. Sekarang anak buahku juga masih belum kembali. Anggotaku juga nggak berhasil menghubunginya. Coba kamu lihat, aku rugi 1 anak buah sekarang. Mohon ampuni aku kali ini.”Dari tadi si Gemuk terus memeluk kepalanya dan tid
Demi menekan perasaan di hati Chelsea, dia sengaja tidak menanyakan kabar Ferdy.Selama beberapa hari ini, Chelsea mendengar kabar dari Niko bahwa si Gemuk membawa banyak hadiah untuk menjenguk Ferdy. Dia juga sudah tanda tangan kontrak di tempat, lalu mengakui Ferdy sebagai majikannya.Meski hanya membayangkannya saja, Chelsea pun bisa merasakan betapa serunya gambaran itu. Akhirnya si Gemuk cukup tahu diri juga!Setelah meninggalkan kontainer waktu itu, Chelsea yang berpikir keras itu akhirnya dapat menebak seluruh rencana orang di balik si Gemuk.Orang itu sengaja memicu konflik di antara si Gemuk dan Ferdy. Dia menghasut si Gemuk untuk menyerahkan seorang anak buahnya, lalu mengutus anak buahnya untuk menghabisi Ferdy.Tak peduli aksi penusukan itu berhasil atau tidak, si Gemuk pun akan menjadi kambing hitamnya.Tetiba Chelsea kepikiran dengan Malcolm. Pria itu memang paling suka main belakang! Sesuai dugaan, sejak Ferdy setuju untuk datang ke pertahanan, dia pun sudah masuk ke dal
Belum sempat Chelsea merespons, para paparazi mengarahkan mic dan kamera ke sisi mereka.“Pak Ferdy, Bu Chelsea, apa kalian baru pulang dari luar negeri? Kalian naik pesawat pribadi?”“Apa perjalanan kalian kali ini untuk mempererat hubungan kalian? Kapan kami akan menerima kabar bahagia dari kalian?”Serentetan pertanyaan membuat kepala Chelsea terasa sakit. Berbeda dengan Ferdy, dia malah kelihatan tenang. Dia melirik sekeliling dengan tatapan datar. “Kami bukan public figure. Kalian malah menanyakan masalah pribadiku di tempat umum. Aku merasa kalian sudah mengganggu kehidupanku. Aku berhak untuk menuntut kalian.”“Kalau kalian nggak pergi lagi, yang kalian dapatkan bukan hanya peringatan saja, melainkan surat gugatan dari Milano Group.”Usai berbicara, Ferdy menggandeng tangan Chelsea dengan natural, lalu membawa dirinya berjalan meninggalkan tempat.Chelsea baru merespons setelah dia memasuki mobil. Dia segera menepis tangan Ferdy. “Kenapa bisa ada paparazi? Gimana mereka bisa tah
Sandy terbengong sejenak. Kemudian, dia pun tersenyum. “Kenapa kamu masuk kerja sepagi ini?”Saat perjalanan ke Milano Group, Sandy telah membaca gosip yang menerpa Ferdy dan juga Chelsea. Tak disangka, begitu memasuki ruangannya, dia malah menemukan sosok Ferdy.Sandy berjalan mendekatinya, lalu berlagak berkata dengan nada perhatian, “Kamu baru tiba di Kota Mahara subuh pagi tadi, kenapa kamu nggak istirahat di rumah dulu?”“Kalau aku istirahat, sepertinya semua orang di Milano Group nggak akan dengar ucapanku lagi.” Ferdy berbicara dengan dingin, “Aku sudah menunjukkan sikapku atas proyek di Kota Wirma pada rapat waktu itu. Kamu malah berani untuk menjalankannya. Apa kamu berhak mengambil keputusan di Milano Group?”“Tapi semua itu bukan keputusanku seorang diri saja. Aku menjalankannya juga setelah mengambil suara. Kalau kamu keberatan, kamu bisa panggil para pemegang saham untuk membahas masalah ini.” Sandy menunjukkan senyuman sinis. “Kamu itu presdir Milano Group. Kamu malah ngg
Di Kediaman Keluarga Milano.Terdengar suara keras pecahan keramik dari dalam ruang tamu. Setelah Antoni mendengar rekaman itu, dia langsung emosi tinggi, membanting vas keramik untuk melampiaskan amarahnya. Kemudian, dia mengambil pajangan yang lain, menghantamnya ke sisi Sandy.Sandy juga tidak menghindar sama sekali. Dia menerima hantaman itu. Lantaran merasa sakit, keningnya tampak berkerut.Anton sungguh marah. “Sandy, kamu itu seorang kakak. Aku kira kamu itu anak baik-baik. Tak disangka, kamu malah mencelakai adikmu sendiri! Aku sungguh kecewa padamu!”“Aku sudah bilang berapa kali? Kalian itu saudara. Kalau sampai kabar kalian berebut kekuasaan tersebar di luar sana, Keluarga Milano pasti akan bahan lelucon orang-orang, ‘kan?”Antoni memaki sembari menunjuk ke sisi Sandy. Saking marahnya, suaranya terdengar gemetar.Selama ini, Antoni menyadari Sandy juga tertarik dengan posisi presdir Milano Group. Hanya saja, Sandy tidak menunjukkan ambisinya saja. Jadi, Antoni tidak pernah m
“Apa kamu menyerahkan saham itu demi Chelsea?” Raut wajah Antoni tampak serius. “Ferdy, aku nggak akan ikut campur dengan masalah pernikahanmu, tapi … kalau kamu melakukan hal yang merugikan perusahaan hanya demi Chelsea, jangan salahkan Kakek bersikap kejam terhadapmu.”Ferdy terdiam beberapa saat. Dia memahami makna tersirat di dalam ucapan kakeknya. Hanya saja, meski masalah telah berkembang sampai tahap seperti ini, Antoni masih saja memercayainya.Jika tidak, Antoni tidak mungkin hanya memperingatinya saja. Dia bahkan tidak menyuruh Ferdy untuk menarik saham itu kembali.Ferdy melirik ke sisi Antoni dengan tatapan penuh hormat. “Kakek, aku nggak akan mengecewakanmu.”Antoni tertawa dengan tidak berdaya. “Jangan hanya janji manis saja. Aku berharap kamu jangan memancing emosiku lagi.”Di sisi lain, Sandy mengendarai mobil meninggalkan kediaman. Saat di perjalanan, dia pun menelepon Malcolm.“Aku dijebak oleh Ferdy. Sekarang Kakek sudah mengetahui semuanya.” Sandy menatap ke depan d