“Apa kamu menyerahkan saham itu demi Chelsea?” Raut wajah Antoni tampak serius. “Ferdy, aku nggak akan ikut campur dengan masalah pernikahanmu, tapi … kalau kamu melakukan hal yang merugikan perusahaan hanya demi Chelsea, jangan salahkan Kakek bersikap kejam terhadapmu.”Ferdy terdiam beberapa saat. Dia memahami makna tersirat di dalam ucapan kakeknya. Hanya saja, meski masalah telah berkembang sampai tahap seperti ini, Antoni masih saja memercayainya.Jika tidak, Antoni tidak mungkin hanya memperingatinya saja. Dia bahkan tidak menyuruh Ferdy untuk menarik saham itu kembali.Ferdy melirik ke sisi Antoni dengan tatapan penuh hormat. “Kakek, aku nggak akan mengecewakanmu.”Antoni tertawa dengan tidak berdaya. “Jangan hanya janji manis saja. Aku berharap kamu jangan memancing emosiku lagi.”Di sisi lain, Sandy mengendarai mobil meninggalkan kediaman. Saat di perjalanan, dia pun menelepon Malcolm.“Aku dijebak oleh Ferdy. Sekarang Kakek sudah mengetahui semuanya.” Sandy menatap ke depan d
Hujan tak berhenti turun selama 2 hari ini. Setelah melakukan pencarian besar-besaran, masih tidak ditemukan keberadaan Maura. Dari jam tangan pintar yang dia gunakan, lokasi terakhir berada di gang belakang sekolah.Anak buah Ferdy sudah mencari ke sana. Namun, hanya ditemukan jam tangan yang dibuang ke dalam tong sampah. Mereka bahkan tidak bisa menemukan sidik jari apa pun di atasnya. Maura seolah-olah menghilang dari peredaran saja.Ketika Lindsey mengetahui kabar itu, dia pun jatuh pingsan di dalam pelukan Ferdy. Sewaktu Lindsey menyadarkan diri, dia langsung meraih tangan Ferdy, berkata sembari meneteskan air mata, “Kak, kamu mesti bantu aku untuk menemukan Maura. Nggak boleh terjadi apa-apa sama dia …. Semua ini pasti ulah Hans. Pasti dia pelakunya ….”Sekujur tubuh Lindsey gemetar. Dia bagai telah bertemu dengan hantu saja. “Apa kataku, dia nggak bakal melepaskanku begitu saja …. Apa dia tahu Maura itu anaknya? Kak, menurutmu, apa dia lagi balas dendam sama aku? Apa dia bakal
Si pria melepaskan masker, lalu melengkungkan ujung bibirnya. “Bu Chelsea, lama nggak berjumpa.”Tatapan Chelsea menjadi serius. Bukankah dia adalah pria yang mengusik Lindsey?Waktu itu, pria ini masih berpakaian jas dan kelihatan sangat rapi. Namun sekarang, dia malah kelihatan sangat berantakan?“Kamu datang untuk berobat?” tanya Chelsea dengan nada ketus.“Aku nggak sakit. Aku hanya ingin ngobrol dengan Bu Chelsea.” Hans menatap Chelsea, lalu menambahkan, “Belakangan ini nama Bu Chelsea sangat viral di internet. Aku juga sudah membacanya. Sepertinya Pak Ferdy benar-benar ingin menikah lagi sama kamu.”“Jadi, aku sengaja datang untuk beri selamat kepada Bu Chelsea. Setelah kamu menjadi anggota Keluarga Milano, kamu juga nggak usah khawatir dengan hidupmu lagi.” Chelsea dapat merasakan ada yang aneh dengan nada bicara Ferdy. Dia pun mengerutkan keningnya. “Apa yang ingin kamu katakan?”Hans tersenyum. “Bukan apa-apa, aku hanya ingin beri tahu Bu Chelsea saja. Semua orang di luar san
Saat Chelsea sedang melamun, wajah Olivia tampak semakin mendekatinya. Chelsea merasa kaget, spontan membelalaki Olivia. “Kenapa kamu nggak bersuara? Kagetin aku saja!”Olivia sungguh kehabisan kata-kata. “Aku sudah ketuk pintu sebelum masuk tadi. Kamu sendiri yang melamun nggak sadar dengan kedatanganku. Sekarang kamu malah salahin aku? Tapi, apa yang lagi kamu pikirkan? Fokus banget.” Saat ini, Olivia menarik kursi, lalu duduk di samping Chelsea. Dia menatap Chelsea dengan penuh penasaran.“Aku nggak lagi pikirin apa-apa. Hari ini aku kedatangan banyak pasien. Aku capek banget, jadi melamun bentar.” Chelsea menjawab secara asal-asalan, kemudian bertanya, “Ngapain kamu ke rumah sakit? Kurang kerjaan?”“Kata siapa aku kurang kerjaan?” Olivia tersenyum, lalu mengedipkan mata ke sisi Chelsea. Sepertinya dia sedang menunggu Chelsea untuk menebaknya.Chelsea pun mendekat. “Kenapa? Matamu bermasalah? Gimana kalau aku bantu lihatin?”Usai berbicara, Chelsea mengeluarkan senter kecilnya. Nam
Setelah keluar restoran, Chelsea langsung menelepon Ferdy. “Sekarang kamu lagi di mana?”Ferdy dapat mendengar suara panik Chelsea. Dia pun mengerutkan keningnya. “Ada masalah apa?”“Aku tahu keberadaan Maura.” Chelsea memasuki mobil. “Tadi Hans cari aku. Aku tebak, seharusnya Maura ada di tangannya.”“Ngapain Hans cari kamu?” tanya Ferdy dengan suara dingin.“Dia ….” Saat Chelsea hendak berbicara, dia berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Dia nggak berani ngomong langsung sama kamu, makanya dia cari aku. Dia ingin aku beri dia uang untuk meninggalkan Kota Mahara.”Ferdy juga sudah menebaknya. “Di mana dia sekarang?”“Dia sudah meninggalkan rumah sakit sekitar setengah jam lalu. Sekarang kamu bisa suruh anak buahmu untuk minta rekaman CCTV di sekitar rumah sakit, lalu cari orang berpakaian hitam dengan topi abu-abu. Oh ya, dia juga pakai masker.”Chelsea menyalakan mesin mobil, melaju meninggalkan rumah sakit. Dia kembali berpesan, “Aku orang terakhir yang bertemu Hans. Seharusnya dia b
Hans sedang bersembunyi di sebuah gedung bobrok di pinggiran kota.Selama beberapa saat ini, anak buah Ferdy hanya fokus dalam mencari di hotel dan rumah sewaan, itulah sebabnya mereka melupakan tempat seperti ini. Alhasil, Hans pun berhasil bersembunyi lama di sini.Untung saja ada Chelsea yang memberi petunjuk. Melalui pemeriksaan rekaman CCTV, pada akhirnya ditemukan tempat tinggal Hans selama beberapa waktu ini.Sebelum berangkat, Ferdy berpesan kepada Irfan untuk berhati-hati dan jangan sampai menarik perhatian massa. Dia sungguh khawatir nantinya Hans akan melukai Maura.Boleh dikatakan bahwa Irfan cukup bisa diandalkan. Setelah menerima perintah, dia segera memberi instruksi kepada anak buahnya untuk mengepung gedung itu, lalu menggeledah isi gedung. Saat ini, Hans masih belum merespons. Dia pun sudah ditindih oleh 2 pria berpakaian hitam.Maura sedang meringkuk di ujung ruangan. Dia tak berhenti menangis. “Huhuhu … Papa … Maura takut ….”Irfan segera melangkah maju, lalu membun
Saat Hans ditangkap, nasibnya sudah ditakdirkan berakhir miris.Ferdy menggendong Maura meninggalkan tempat. Dia membiarkan anak buahnya untuk memberi pelajaran kepada Hans.Tak lama kemudian, terdengar suara jerit histeris dari dalam gedung.Irfan mengikuti langkah Ferdy. Dia otomatis menjadi sopir, membiarkan Ferdy menemani Maura di bangku baris belakang.Selama beberapa hari ini, Maura tidak makan dan tidur dengan baik. Bahkan, pakaiannya juga sangat kotor. Setelah kembali ke pelukan yang familier baginya, Maura pun tertidur dengan lelap.Saat sedang bermimpi, Maura meremas kemeja Ferdy dengan erat. Dia tak berhenti bergumam, “Papa … Maura takut ….”Ferdy sungguh kasihan dengan semua yang menimpa anak kecil ini. Dia mengamati wajah kecil Maura. Tiba-tiba dia merasa Maura semakin kurus saja. Hans memang pantas mati!Tatapan Ferdy menjadi dingin. Dia memerintah Irfan, “Siksa Hans dengan perlahan. Aku ingin dia hidup lebih miris daripada binatang.”Seluruh bulu kuduk Irfan berdiri. Dia
Lindsey duduk, lalu menatap Chelsea dengan tatapan penuh rasa terima kasih. “Kak, aku sudah mendengar dari Kak Ferdy. Katanya, berkat petunjuk darimu, makanya kami bisa menemukan Maura dengan cepat.”“Kamu sudah banyak membantuku.” Nada bicara Lindsey terdengar terisak-isak. “Aku nggak bisa membayangkan … kalau benar Maura diculik oleh Hans, aku …. Semua ini salahku. Kalau bukan karena aku, Maura juga nggak bakal menerima semua penderitaan itu.”Ketika menyadari mata Lindsey memerah, kening Chelsea tampak berkerut. “Bukannya sekarang Maura baik-baik saja?”“Iya, untung saja dia nggak kenapa-napa. Kalau nggak, seumur hidupku aku pasti nggak akan maafin diriku sendiri ….” Lindsey menunduk. “Aku sudah berpikir banyak selama beberapa hari ini. Aku sudah melakukan banyak kesalahan di waktu muda dulu …. Maura pun adalah salah satunya. Kak, mungkin kamu nggak tahu betapa pentingnya Maura bagiku.”Sebelum datang ke rumah sakit, Lindsey sudah kepikiran semua yang ingin dia katakan. Namun ketika