Hujan tak berhenti turun selama 2 hari ini. Setelah melakukan pencarian besar-besaran, masih tidak ditemukan keberadaan Maura. Dari jam tangan pintar yang dia gunakan, lokasi terakhir berada di gang belakang sekolah.Anak buah Ferdy sudah mencari ke sana. Namun, hanya ditemukan jam tangan yang dibuang ke dalam tong sampah. Mereka bahkan tidak bisa menemukan sidik jari apa pun di atasnya. Maura seolah-olah menghilang dari peredaran saja.Ketika Lindsey mengetahui kabar itu, dia pun jatuh pingsan di dalam pelukan Ferdy. Sewaktu Lindsey menyadarkan diri, dia langsung meraih tangan Ferdy, berkata sembari meneteskan air mata, “Kak, kamu mesti bantu aku untuk menemukan Maura. Nggak boleh terjadi apa-apa sama dia …. Semua ini pasti ulah Hans. Pasti dia pelakunya ….”Sekujur tubuh Lindsey gemetar. Dia bagai telah bertemu dengan hantu saja. “Apa kataku, dia nggak bakal melepaskanku begitu saja …. Apa dia tahu Maura itu anaknya? Kak, menurutmu, apa dia lagi balas dendam sama aku? Apa dia bakal
Si pria melepaskan masker, lalu melengkungkan ujung bibirnya. “Bu Chelsea, lama nggak berjumpa.”Tatapan Chelsea menjadi serius. Bukankah dia adalah pria yang mengusik Lindsey?Waktu itu, pria ini masih berpakaian jas dan kelihatan sangat rapi. Namun sekarang, dia malah kelihatan sangat berantakan?“Kamu datang untuk berobat?” tanya Chelsea dengan nada ketus.“Aku nggak sakit. Aku hanya ingin ngobrol dengan Bu Chelsea.” Hans menatap Chelsea, lalu menambahkan, “Belakangan ini nama Bu Chelsea sangat viral di internet. Aku juga sudah membacanya. Sepertinya Pak Ferdy benar-benar ingin menikah lagi sama kamu.”“Jadi, aku sengaja datang untuk beri selamat kepada Bu Chelsea. Setelah kamu menjadi anggota Keluarga Milano, kamu juga nggak usah khawatir dengan hidupmu lagi.” Chelsea dapat merasakan ada yang aneh dengan nada bicara Ferdy. Dia pun mengerutkan keningnya. “Apa yang ingin kamu katakan?”Hans tersenyum. “Bukan apa-apa, aku hanya ingin beri tahu Bu Chelsea saja. Semua orang di luar san
Saat Chelsea sedang melamun, wajah Olivia tampak semakin mendekatinya. Chelsea merasa kaget, spontan membelalaki Olivia. “Kenapa kamu nggak bersuara? Kagetin aku saja!”Olivia sungguh kehabisan kata-kata. “Aku sudah ketuk pintu sebelum masuk tadi. Kamu sendiri yang melamun nggak sadar dengan kedatanganku. Sekarang kamu malah salahin aku? Tapi, apa yang lagi kamu pikirkan? Fokus banget.” Saat ini, Olivia menarik kursi, lalu duduk di samping Chelsea. Dia menatap Chelsea dengan penuh penasaran.“Aku nggak lagi pikirin apa-apa. Hari ini aku kedatangan banyak pasien. Aku capek banget, jadi melamun bentar.” Chelsea menjawab secara asal-asalan, kemudian bertanya, “Ngapain kamu ke rumah sakit? Kurang kerjaan?”“Kata siapa aku kurang kerjaan?” Olivia tersenyum, lalu mengedipkan mata ke sisi Chelsea. Sepertinya dia sedang menunggu Chelsea untuk menebaknya.Chelsea pun mendekat. “Kenapa? Matamu bermasalah? Gimana kalau aku bantu lihatin?”Usai berbicara, Chelsea mengeluarkan senter kecilnya. Nam
Setelah keluar restoran, Chelsea langsung menelepon Ferdy. “Sekarang kamu lagi di mana?”Ferdy dapat mendengar suara panik Chelsea. Dia pun mengerutkan keningnya. “Ada masalah apa?”“Aku tahu keberadaan Maura.” Chelsea memasuki mobil. “Tadi Hans cari aku. Aku tebak, seharusnya Maura ada di tangannya.”“Ngapain Hans cari kamu?” tanya Ferdy dengan suara dingin.“Dia ….” Saat Chelsea hendak berbicara, dia berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Dia nggak berani ngomong langsung sama kamu, makanya dia cari aku. Dia ingin aku beri dia uang untuk meninggalkan Kota Mahara.”Ferdy juga sudah menebaknya. “Di mana dia sekarang?”“Dia sudah meninggalkan rumah sakit sekitar setengah jam lalu. Sekarang kamu bisa suruh anak buahmu untuk minta rekaman CCTV di sekitar rumah sakit, lalu cari orang berpakaian hitam dengan topi abu-abu. Oh ya, dia juga pakai masker.”Chelsea menyalakan mesin mobil, melaju meninggalkan rumah sakit. Dia kembali berpesan, “Aku orang terakhir yang bertemu Hans. Seharusnya dia b
Hans sedang bersembunyi di sebuah gedung bobrok di pinggiran kota.Selama beberapa saat ini, anak buah Ferdy hanya fokus dalam mencari di hotel dan rumah sewaan, itulah sebabnya mereka melupakan tempat seperti ini. Alhasil, Hans pun berhasil bersembunyi lama di sini.Untung saja ada Chelsea yang memberi petunjuk. Melalui pemeriksaan rekaman CCTV, pada akhirnya ditemukan tempat tinggal Hans selama beberapa waktu ini.Sebelum berangkat, Ferdy berpesan kepada Irfan untuk berhati-hati dan jangan sampai menarik perhatian massa. Dia sungguh khawatir nantinya Hans akan melukai Maura.Boleh dikatakan bahwa Irfan cukup bisa diandalkan. Setelah menerima perintah, dia segera memberi instruksi kepada anak buahnya untuk mengepung gedung itu, lalu menggeledah isi gedung. Saat ini, Hans masih belum merespons. Dia pun sudah ditindih oleh 2 pria berpakaian hitam.Maura sedang meringkuk di ujung ruangan. Dia tak berhenti menangis. “Huhuhu … Papa … Maura takut ….”Irfan segera melangkah maju, lalu membun
Saat Hans ditangkap, nasibnya sudah ditakdirkan berakhir miris.Ferdy menggendong Maura meninggalkan tempat. Dia membiarkan anak buahnya untuk memberi pelajaran kepada Hans.Tak lama kemudian, terdengar suara jerit histeris dari dalam gedung.Irfan mengikuti langkah Ferdy. Dia otomatis menjadi sopir, membiarkan Ferdy menemani Maura di bangku baris belakang.Selama beberapa hari ini, Maura tidak makan dan tidur dengan baik. Bahkan, pakaiannya juga sangat kotor. Setelah kembali ke pelukan yang familier baginya, Maura pun tertidur dengan lelap.Saat sedang bermimpi, Maura meremas kemeja Ferdy dengan erat. Dia tak berhenti bergumam, “Papa … Maura takut ….”Ferdy sungguh kasihan dengan semua yang menimpa anak kecil ini. Dia mengamati wajah kecil Maura. Tiba-tiba dia merasa Maura semakin kurus saja. Hans memang pantas mati!Tatapan Ferdy menjadi dingin. Dia memerintah Irfan, “Siksa Hans dengan perlahan. Aku ingin dia hidup lebih miris daripada binatang.”Seluruh bulu kuduk Irfan berdiri. Dia
Lindsey duduk, lalu menatap Chelsea dengan tatapan penuh rasa terima kasih. “Kak, aku sudah mendengar dari Kak Ferdy. Katanya, berkat petunjuk darimu, makanya kami bisa menemukan Maura dengan cepat.”“Kamu sudah banyak membantuku.” Nada bicara Lindsey terdengar terisak-isak. “Aku nggak bisa membayangkan … kalau benar Maura diculik oleh Hans, aku …. Semua ini salahku. Kalau bukan karena aku, Maura juga nggak bakal menerima semua penderitaan itu.”Ketika menyadari mata Lindsey memerah, kening Chelsea tampak berkerut. “Bukannya sekarang Maura baik-baik saja?”“Iya, untung saja dia nggak kenapa-napa. Kalau nggak, seumur hidupku aku pasti nggak akan maafin diriku sendiri ….” Lindsey menunduk. “Aku sudah berpikir banyak selama beberapa hari ini. Aku sudah melakukan banyak kesalahan di waktu muda dulu …. Maura pun adalah salah satunya. Kak, mungkin kamu nggak tahu betapa pentingnya Maura bagiku.”Sebelum datang ke rumah sakit, Lindsey sudah kepikiran semua yang ingin dia katakan. Namun ketika
Tak lama kemudian, manajer HR datang ke ruangan Chelsea. Sepertinya dia sudah menduga bahwa Chelsea akan mencarinya. Begitu duduk, dia langsung menunjukkan senyuman bersalahnya.“Bu Chelsea, apa kamu sudah melihat daftar pengunduran diri karyawan minggu ini?”Chelsea menatapnya. “Sepertinya kamu tahu kenapa aku bisa mencarimu?”“Iya.” Manajer mengangguk, kemudian dia menyerahkan dokumen ke hadapan Chelsea.“Karyawan kita semua direkrut oleh Niady Jewelry, sebuah studio perhiasan yang baru dibuka. Sekarang mereka hanya berbisnis batu permata, tapi mereka berencana untuk membuat perhiasan. Jadi, akhir-akhir ini mereka gencar merekrut orang di industri ini. Apalagi bos dari Niady Jewelry sudah buka suara. Semua yang pernah bekerja di Soraya Jewelry akan dibayar 20% lebih banyak.”Manajer tersenyum. “Karyawan lama kita masih nggak goyah. Hanya saja, karyawan yang baru masuk pada akhir tahun ini sudah pada mengundurkan diri. Aku juga nggak bisa mempertahankan mereka.”Usai mendengar, kening
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me