Si pria melepaskan masker, lalu melengkungkan ujung bibirnya. “Bu Chelsea, lama nggak berjumpa.”Tatapan Chelsea menjadi serius. Bukankah dia adalah pria yang mengusik Lindsey?Waktu itu, pria ini masih berpakaian jas dan kelihatan sangat rapi. Namun sekarang, dia malah kelihatan sangat berantakan?“Kamu datang untuk berobat?” tanya Chelsea dengan nada ketus.“Aku nggak sakit. Aku hanya ingin ngobrol dengan Bu Chelsea.” Hans menatap Chelsea, lalu menambahkan, “Belakangan ini nama Bu Chelsea sangat viral di internet. Aku juga sudah membacanya. Sepertinya Pak Ferdy benar-benar ingin menikah lagi sama kamu.”“Jadi, aku sengaja datang untuk beri selamat kepada Bu Chelsea. Setelah kamu menjadi anggota Keluarga Milano, kamu juga nggak usah khawatir dengan hidupmu lagi.” Chelsea dapat merasakan ada yang aneh dengan nada bicara Ferdy. Dia pun mengerutkan keningnya. “Apa yang ingin kamu katakan?”Hans tersenyum. “Bukan apa-apa, aku hanya ingin beri tahu Bu Chelsea saja. Semua orang di luar san
Saat Chelsea sedang melamun, wajah Olivia tampak semakin mendekatinya. Chelsea merasa kaget, spontan membelalaki Olivia. “Kenapa kamu nggak bersuara? Kagetin aku saja!”Olivia sungguh kehabisan kata-kata. “Aku sudah ketuk pintu sebelum masuk tadi. Kamu sendiri yang melamun nggak sadar dengan kedatanganku. Sekarang kamu malah salahin aku? Tapi, apa yang lagi kamu pikirkan? Fokus banget.” Saat ini, Olivia menarik kursi, lalu duduk di samping Chelsea. Dia menatap Chelsea dengan penuh penasaran.“Aku nggak lagi pikirin apa-apa. Hari ini aku kedatangan banyak pasien. Aku capek banget, jadi melamun bentar.” Chelsea menjawab secara asal-asalan, kemudian bertanya, “Ngapain kamu ke rumah sakit? Kurang kerjaan?”“Kata siapa aku kurang kerjaan?” Olivia tersenyum, lalu mengedipkan mata ke sisi Chelsea. Sepertinya dia sedang menunggu Chelsea untuk menebaknya.Chelsea pun mendekat. “Kenapa? Matamu bermasalah? Gimana kalau aku bantu lihatin?”Usai berbicara, Chelsea mengeluarkan senter kecilnya. Nam
Setelah keluar restoran, Chelsea langsung menelepon Ferdy. “Sekarang kamu lagi di mana?”Ferdy dapat mendengar suara panik Chelsea. Dia pun mengerutkan keningnya. “Ada masalah apa?”“Aku tahu keberadaan Maura.” Chelsea memasuki mobil. “Tadi Hans cari aku. Aku tebak, seharusnya Maura ada di tangannya.”“Ngapain Hans cari kamu?” tanya Ferdy dengan suara dingin.“Dia ….” Saat Chelsea hendak berbicara, dia berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Dia nggak berani ngomong langsung sama kamu, makanya dia cari aku. Dia ingin aku beri dia uang untuk meninggalkan Kota Mahara.”Ferdy juga sudah menebaknya. “Di mana dia sekarang?”“Dia sudah meninggalkan rumah sakit sekitar setengah jam lalu. Sekarang kamu bisa suruh anak buahmu untuk minta rekaman CCTV di sekitar rumah sakit, lalu cari orang berpakaian hitam dengan topi abu-abu. Oh ya, dia juga pakai masker.”Chelsea menyalakan mesin mobil, melaju meninggalkan rumah sakit. Dia kembali berpesan, “Aku orang terakhir yang bertemu Hans. Seharusnya dia b
Hans sedang bersembunyi di sebuah gedung bobrok di pinggiran kota.Selama beberapa saat ini, anak buah Ferdy hanya fokus dalam mencari di hotel dan rumah sewaan, itulah sebabnya mereka melupakan tempat seperti ini. Alhasil, Hans pun berhasil bersembunyi lama di sini.Untung saja ada Chelsea yang memberi petunjuk. Melalui pemeriksaan rekaman CCTV, pada akhirnya ditemukan tempat tinggal Hans selama beberapa waktu ini.Sebelum berangkat, Ferdy berpesan kepada Irfan untuk berhati-hati dan jangan sampai menarik perhatian massa. Dia sungguh khawatir nantinya Hans akan melukai Maura.Boleh dikatakan bahwa Irfan cukup bisa diandalkan. Setelah menerima perintah, dia segera memberi instruksi kepada anak buahnya untuk mengepung gedung itu, lalu menggeledah isi gedung. Saat ini, Hans masih belum merespons. Dia pun sudah ditindih oleh 2 pria berpakaian hitam.Maura sedang meringkuk di ujung ruangan. Dia tak berhenti menangis. “Huhuhu … Papa … Maura takut ….”Irfan segera melangkah maju, lalu membun
Saat Hans ditangkap, nasibnya sudah ditakdirkan berakhir miris.Ferdy menggendong Maura meninggalkan tempat. Dia membiarkan anak buahnya untuk memberi pelajaran kepada Hans.Tak lama kemudian, terdengar suara jerit histeris dari dalam gedung.Irfan mengikuti langkah Ferdy. Dia otomatis menjadi sopir, membiarkan Ferdy menemani Maura di bangku baris belakang.Selama beberapa hari ini, Maura tidak makan dan tidur dengan baik. Bahkan, pakaiannya juga sangat kotor. Setelah kembali ke pelukan yang familier baginya, Maura pun tertidur dengan lelap.Saat sedang bermimpi, Maura meremas kemeja Ferdy dengan erat. Dia tak berhenti bergumam, “Papa … Maura takut ….”Ferdy sungguh kasihan dengan semua yang menimpa anak kecil ini. Dia mengamati wajah kecil Maura. Tiba-tiba dia merasa Maura semakin kurus saja. Hans memang pantas mati!Tatapan Ferdy menjadi dingin. Dia memerintah Irfan, “Siksa Hans dengan perlahan. Aku ingin dia hidup lebih miris daripada binatang.”Seluruh bulu kuduk Irfan berdiri. Dia
Lindsey duduk, lalu menatap Chelsea dengan tatapan penuh rasa terima kasih. “Kak, aku sudah mendengar dari Kak Ferdy. Katanya, berkat petunjuk darimu, makanya kami bisa menemukan Maura dengan cepat.”“Kamu sudah banyak membantuku.” Nada bicara Lindsey terdengar terisak-isak. “Aku nggak bisa membayangkan … kalau benar Maura diculik oleh Hans, aku …. Semua ini salahku. Kalau bukan karena aku, Maura juga nggak bakal menerima semua penderitaan itu.”Ketika menyadari mata Lindsey memerah, kening Chelsea tampak berkerut. “Bukannya sekarang Maura baik-baik saja?”“Iya, untung saja dia nggak kenapa-napa. Kalau nggak, seumur hidupku aku pasti nggak akan maafin diriku sendiri ….” Lindsey menunduk. “Aku sudah berpikir banyak selama beberapa hari ini. Aku sudah melakukan banyak kesalahan di waktu muda dulu …. Maura pun adalah salah satunya. Kak, mungkin kamu nggak tahu betapa pentingnya Maura bagiku.”Sebelum datang ke rumah sakit, Lindsey sudah kepikiran semua yang ingin dia katakan. Namun ketika
Tak lama kemudian, manajer HR datang ke ruangan Chelsea. Sepertinya dia sudah menduga bahwa Chelsea akan mencarinya. Begitu duduk, dia langsung menunjukkan senyuman bersalahnya.“Bu Chelsea, apa kamu sudah melihat daftar pengunduran diri karyawan minggu ini?”Chelsea menatapnya. “Sepertinya kamu tahu kenapa aku bisa mencarimu?”“Iya.” Manajer mengangguk, kemudian dia menyerahkan dokumen ke hadapan Chelsea.“Karyawan kita semua direkrut oleh Niady Jewelry, sebuah studio perhiasan yang baru dibuka. Sekarang mereka hanya berbisnis batu permata, tapi mereka berencana untuk membuat perhiasan. Jadi, akhir-akhir ini mereka gencar merekrut orang di industri ini. Apalagi bos dari Niady Jewelry sudah buka suara. Semua yang pernah bekerja di Soraya Jewelry akan dibayar 20% lebih banyak.”Manajer tersenyum. “Karyawan lama kita masih nggak goyah. Hanya saja, karyawan yang baru masuk pada akhir tahun ini sudah pada mengundurkan diri. Aku juga nggak bisa mempertahankan mereka.”Usai mendengar, kening
“Bukannya si Tua Bangka itu punya vila sendiri? Sebelum Tahun Baru, cari cara buat dia pulang ke rumahnya. Mengenai sisanya, aku akan bantu kamu untuk menanganinya.” Suara Malcolm terdengar malas. “Kalau kamu sudah melakukan pilihan ini, aku sarankan kamu untuk jangan menyesal nantinya. Kamu sendiri yang menginginkan nyawa si Tua Bangka, jangan sampai kamu membawakan masalah buatku.”“Kamu tenang saja. Aku nggak akan persulit kamu. Semuanya dijalankan sesuai dengan rencanamu saja.” Panggilan diakhiri. Sandy menengadah kepalanya menatap langit di atas sana. Tatapannya seketika menjadi muram. Semuanya gara-gara Antoni. Jadi, jangan salahkan Sandy bersikap kejam.Di sisi lain, Sonia menatap bayangan punggung Sandy dari kaca pintu. Entah kenapa dia dapat merasakan aura dingin dari diri Sandy. Firasatnya mengatakan bahwa panggilan itu sangatlah penting.Malam harinya, Sandy menginap di rumah.Sonia dapat merasakan Sandy sangat gembira setelah menerima panggilan tersebut. Setelah bermain hi