Malam itu, berita tentang Chelsea dan Kendrian yang masuk ke hotel tersebar di internet. Artikelnya tertulis bahwa mereka berdua meninggalkan hotel setelah satu jam lebih di dalam. Keduanya masuk dan keluar bersama. Tampaknya hubungan mereka sangat dekat. Artikel itu juga terlampir sembilan foto berkualitas tinggi. Wajah mereka berdua terlihat sangat jelas di foto.Netizen langsung ramai di kolom komentar.[ Apa kalian ingat Twitter resmi Tanjaya Tech dinonaktifkan saat video Chelsea viral? ][ Tentu saja! Ternyata semuanya bisa dilacak! Apa mungkin Pak Kendrian mengungkapkan cintanya dengan cara ini? ][ Chelsea benar-benar hebat. Kendrian bukan orang biasa. Prospek Tanjaya Tech sangat bagus. Apalagi, Kendrian juga pria yang sangat potensial! ][ Mohon Chelsea menerbitkan buku. Judulnya sudah aku pikirkan, yaitu "Menaklukkan Pria Berkelas Keluarga Konglomerat" ]Chelsea awalnya tidak mengetahui kehebohan rumor konyol ini. Dia baru mengetahuinya setelah Kendrian meneruskan artikel ters
Setelah mendengar kabar buruknya, Ferdy memerintahkan untuk menyelidiki keberadaan Theo. Di sisi lain, Theo sudah tinggal di rumah Chelsea. Selain daftar penyewa hotel, Theo bisa dikatakan sudah menghilang dari Kota Mahara.Di dalam kamar, Theo duduk di depan meja belajar. Dia masih menatap platform "Hope Cloud" yang terpampang di layar laptopnya. Ini adalah platform medis yang sudah dia buat selama dua tahun. Sekarang, hanya tersisa tahap optimasi. Setelah itu, dia sudah bisa menggalang dana dan mempromosikan platform ini secara nasional. Bagaimana mungkin dia menyerah begitu saja?Theo memandang laptopnya untuk waktu yang lama. Matanya berbinar seolah-olah ada api semangat yang membara. Itu adalah ambisi dan harapannya akan kebebasan.....Chelsea mengira semuanya akan baik-baik saja setelah dirinya membujuk dan mengawasi Theo. Kala ini, dia menghadiri acara minum teh sore yang diadakan oleh Agnes dengan tenang. Hampir semua orang yang hadir adalah wanita tangguh di dalam kalangan.C
Mendengar ini, Chelsea menatap Sonia dengan dingin sembari bertanya, "Apa lagi yang kamu tahu?""Aku ingin bertanya padamu sebenarnya gimana caramu melakukannya?" Sonia mengangkat alisnya sambil memandang Chelsea dengan jijik. Dia bertanya "Apa niatmu mencoba segala cara untuk melahirkan putra Ferdy? Apa mungkin kamu benar-benar mau kembali menjadi bagian dari Keluarga Milano lagi?"Chelsea menyilangkan kedua lengan di depan dada dengan tenang. Amarahnya sudah mereda. Dia menimpali, "Aku cukup penasaran. Kamu menanyakan ini untuk Diana atau dirimu sendiri?"Sonia membalas dengan sinis, "Apa itu penting?""Kamu orang yang bahkan bisa membenci dan mengabaikan adikmu sendiri. Kamu nggak mungkin khusus menanyakan ini demi temanmu, 'kan?" Chelsea berpura-pura memikirkan sesuatu, lalu melanjutkan, "Jadi ... menurutmu aku bisa masuk ke Keluarga Milano dengan mudah karena punya anak Ferdy, sedangkan kamu nggak bisa?"Chelsea sengaja mendengus dingin dan menyindir, "Ck. Pantas saja dari tadi ak
Akhirnya, Chelsea tidak membalas pesan Sandy. Dia tahu bahwa Sandy hanya mencari alasan untuk mengajaknya bertemu. Jika Chelsea diam-diam bertemu dengan Sandy, hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman. Apalagi, Sandy punya hubungan dekat dengan Sonia. Chelsea tidak ingin terlibat masalah.Setelah selesai membicarakan masalah dana, Chelsea pulang ke rumahnya. Dari kejauhan, Chelsea langsung melihat mobil Maybach yang berhenti di depan pintu. Chelsea yang terkejut langsung menginjak gas.Ferdy baru turun dari mobil. Sebuah mobil memelesat ke arahnya dan berhenti di depannya. Kecepatan mobil sangat tinggi sehingga debu beterbangan. Chelsea yang membuka jendela mobil pun terbatuk-batuk. Kemudian dia bertanya, "Untuk apa kamu datang?"Anak perempuan yang rambutnya dikucir 2 menjulurkan kepalanya dari belakang tubuh Ferdy dan berujar, "Kami mau cari Timothy!"Maura tersenyum lebar dan lesung pipinya terlihat. Dia tampak menggemaskan! Hati Chelsea luluh sehingga dia tidak mungkin bersikap ding
Chelsea menatap Ferdy sambil mengernyit. Dia makin tidak memahami Ferdy. Sementara itu, Ferdy yang merasakan tatapan Chelsea menoleh. Dia memandang Chelsea dengan curiga.Chelsea berusaha menenangkan dirinya, lalu bertanya, "Anggota Keluarga Milano sudah tahu identitas Timothy?""Um, aku yang bilang," sahut Ferdy dengan tenang. Dia bahkan terkesan sedikit bangga.Chelsea menimpali, "Kenapa kamu membocorkan rahasia ini? Bukannya kamu sudah mau menikah dengan Diana? Apa untungnya kamu berbuat seperti ini?""Vera mendengar kabar kamu melahirkan anak ...," ujar Ferdy. Dia tidak ingin menyebutkan kata "haram", jadi dia melanjutkan, "Itulah sebabnya aku mengakui bahwa Timothy itu anakku."Chelsea tertegun sejenak. Kemudian, dia bertanya lagi, "Apa kamu pernah memikirkan perasaan Diana kalau dia tahu hal ini?"Ferdy menjawab dengan santai, "Cepat atau lambat dia pasti tahu."Diana sudah mengetahui hal ini, bahkan Chelsea yang memberitahunya. Chelsea bertanya kepada Ferdy hanya untuk menguji F
Sore harinya, Ferdy menggendong Maura yang tertidur pulas keluar dari rumah Chelsea. Maura masih memeluk boneka itu dengan erat. Ferdy berucap, "Maaf mengganggumu." Dia mengangguk kepada Chelsea, lalu naik ke mobil.Di bawah cahaya senja, Chelsea memandang mobil Maybach yang melaju pergi. Dia baru menyadari sesuatu, bisa-bisanya Ferdy membawa putrinya mencari Timothy! Bahkan, Ferdy bisa menjaga sikapnya dengan begitu baik. Rasanya tidak mungkin Ferdy bisa melakukan hal seperti ini!Bagaimanapun, untung saja Ferdy bukan datang untuk mencari Theo. Chelsea mengembuskan napas lega, lalu berjalan masuk dan menutup pintu.Timothy yang berada di dalam kamar sedang bermain laptop. Dia juga memakai earphone. Timothy tampak sangat serius.Chelsea mendekati Timothy. Sebelum sempat melihat jelas gambar di layar laptop, Timothy sudah menutup laptopnya. Timothy memandang Chelsea seraya bertanya dengan ekspresi kesal, "Mama, kenapa kamu nggak mengetuk pintu sebelum masuk?"Chelsea tersenyum canggung
Irfan menjawab panggilan telepon, lalu melapor kepada Ferdy, "Theo pergi menemui Sharren. Tapi, ada yang menjaga Theo. Jadi, Theo nggak berhasil ditangkap."Setelah tahu bahwa Theo pulang dari luar negeri, Ferdy langsung mengutus 2 kelompok bawahannya untuk mencari Theo dan mengikuti Sharren. Akhirnya, mereka berhasil menemukan Theo!Tatapan Ferdy terlihat muram. Irfan menelan ludah, lalu bertanya, "Bagaimana sekarang?"Ferdy bertanya balik, "Apa orang yang menjaga Theo itu Ardi dan anak buahnya?"Irfan mengangguk seraya menyahut, "Iya." Irfan baru teringat saat dalam perjalanan menuju ke kediaman Soraya, dia melihat sebuah mobil Volkswagen.Irfan langsung menepuk kepalanya dan berujar, "Theo bersembunyi di kediaman Soraya! Pak Ferdy, apa perlu mengutus orang ke kediaman Soraya ....""Kamu mau menakuti anak-anak?" sergah Ferdy dengan tatapan dingin. Dia terdengar marah.Irfan menggaruk kepalanya dan menimpali, "Aku memang kurang teliti.""Biarkan dulu. Kalau Theo ingin bersembunyi sela
Sharren terus terisak-isak sejak menginjakkan kaki ke dalam Kediaman Milano. Brian merangkul bahunya dan membujuk lembut, "Berhentilah menangis, masalah ini bukan ....""Gimana aku bisa nggak menangis? Ini salahku! Seharusnya aku nggak menikah denganmu. Sekarang putraku yang harus menanggung akibatnya. Dia punya rumah, tapi nggak bisa kembali. Belum lagi dia masih harus terus mengkhawatirkan keselamatannya," balas Sharren dengan pedih.Sharren melempar tatapan memelas pada Antoni dan berkata, "Pa, tolong bantu Theo, dia juga cucumu. Papa nggak tahu ... sesulit apa hidupnya di luar. Bahkan waktu Theo sakit, Ferdy tetap nggak melepaskannya. Theo sudah bersembunyi 5 tahun di luar negeri. Sudah seperti itu, Ferdy masih belum puas. Kalau begitu, sebenarnya apa yang dia inginkan?""Apa dia benar-benar ingin membunuh saudaranya sendiri?" jerit Sharren dengan histeris.Antoni menyahut dengan raut muram, "Baiklah, sekarang aku sudah mengetahui masalah ini. Aku akan bicara dengan Ferdy nanti."