Mendengar ini, Chelsea menatap Sonia dengan dingin sembari bertanya, "Apa lagi yang kamu tahu?""Aku ingin bertanya padamu sebenarnya gimana caramu melakukannya?" Sonia mengangkat alisnya sambil memandang Chelsea dengan jijik. Dia bertanya "Apa niatmu mencoba segala cara untuk melahirkan putra Ferdy? Apa mungkin kamu benar-benar mau kembali menjadi bagian dari Keluarga Milano lagi?"Chelsea menyilangkan kedua lengan di depan dada dengan tenang. Amarahnya sudah mereda. Dia menimpali, "Aku cukup penasaran. Kamu menanyakan ini untuk Diana atau dirimu sendiri?"Sonia membalas dengan sinis, "Apa itu penting?""Kamu orang yang bahkan bisa membenci dan mengabaikan adikmu sendiri. Kamu nggak mungkin khusus menanyakan ini demi temanmu, 'kan?" Chelsea berpura-pura memikirkan sesuatu, lalu melanjutkan, "Jadi ... menurutmu aku bisa masuk ke Keluarga Milano dengan mudah karena punya anak Ferdy, sedangkan kamu nggak bisa?"Chelsea sengaja mendengus dingin dan menyindir, "Ck. Pantas saja dari tadi ak
Akhirnya, Chelsea tidak membalas pesan Sandy. Dia tahu bahwa Sandy hanya mencari alasan untuk mengajaknya bertemu. Jika Chelsea diam-diam bertemu dengan Sandy, hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman. Apalagi, Sandy punya hubungan dekat dengan Sonia. Chelsea tidak ingin terlibat masalah.Setelah selesai membicarakan masalah dana, Chelsea pulang ke rumahnya. Dari kejauhan, Chelsea langsung melihat mobil Maybach yang berhenti di depan pintu. Chelsea yang terkejut langsung menginjak gas.Ferdy baru turun dari mobil. Sebuah mobil memelesat ke arahnya dan berhenti di depannya. Kecepatan mobil sangat tinggi sehingga debu beterbangan. Chelsea yang membuka jendela mobil pun terbatuk-batuk. Kemudian dia bertanya, "Untuk apa kamu datang?"Anak perempuan yang rambutnya dikucir 2 menjulurkan kepalanya dari belakang tubuh Ferdy dan berujar, "Kami mau cari Timothy!"Maura tersenyum lebar dan lesung pipinya terlihat. Dia tampak menggemaskan! Hati Chelsea luluh sehingga dia tidak mungkin bersikap ding
Chelsea menatap Ferdy sambil mengernyit. Dia makin tidak memahami Ferdy. Sementara itu, Ferdy yang merasakan tatapan Chelsea menoleh. Dia memandang Chelsea dengan curiga.Chelsea berusaha menenangkan dirinya, lalu bertanya, "Anggota Keluarga Milano sudah tahu identitas Timothy?""Um, aku yang bilang," sahut Ferdy dengan tenang. Dia bahkan terkesan sedikit bangga.Chelsea menimpali, "Kenapa kamu membocorkan rahasia ini? Bukannya kamu sudah mau menikah dengan Diana? Apa untungnya kamu berbuat seperti ini?""Vera mendengar kabar kamu melahirkan anak ...," ujar Ferdy. Dia tidak ingin menyebutkan kata "haram", jadi dia melanjutkan, "Itulah sebabnya aku mengakui bahwa Timothy itu anakku."Chelsea tertegun sejenak. Kemudian, dia bertanya lagi, "Apa kamu pernah memikirkan perasaan Diana kalau dia tahu hal ini?"Ferdy menjawab dengan santai, "Cepat atau lambat dia pasti tahu."Diana sudah mengetahui hal ini, bahkan Chelsea yang memberitahunya. Chelsea bertanya kepada Ferdy hanya untuk menguji F
Sore harinya, Ferdy menggendong Maura yang tertidur pulas keluar dari rumah Chelsea. Maura masih memeluk boneka itu dengan erat. Ferdy berucap, "Maaf mengganggumu." Dia mengangguk kepada Chelsea, lalu naik ke mobil.Di bawah cahaya senja, Chelsea memandang mobil Maybach yang melaju pergi. Dia baru menyadari sesuatu, bisa-bisanya Ferdy membawa putrinya mencari Timothy! Bahkan, Ferdy bisa menjaga sikapnya dengan begitu baik. Rasanya tidak mungkin Ferdy bisa melakukan hal seperti ini!Bagaimanapun, untung saja Ferdy bukan datang untuk mencari Theo. Chelsea mengembuskan napas lega, lalu berjalan masuk dan menutup pintu.Timothy yang berada di dalam kamar sedang bermain laptop. Dia juga memakai earphone. Timothy tampak sangat serius.Chelsea mendekati Timothy. Sebelum sempat melihat jelas gambar di layar laptop, Timothy sudah menutup laptopnya. Timothy memandang Chelsea seraya bertanya dengan ekspresi kesal, "Mama, kenapa kamu nggak mengetuk pintu sebelum masuk?"Chelsea tersenyum canggung
Irfan menjawab panggilan telepon, lalu melapor kepada Ferdy, "Theo pergi menemui Sharren. Tapi, ada yang menjaga Theo. Jadi, Theo nggak berhasil ditangkap."Setelah tahu bahwa Theo pulang dari luar negeri, Ferdy langsung mengutus 2 kelompok bawahannya untuk mencari Theo dan mengikuti Sharren. Akhirnya, mereka berhasil menemukan Theo!Tatapan Ferdy terlihat muram. Irfan menelan ludah, lalu bertanya, "Bagaimana sekarang?"Ferdy bertanya balik, "Apa orang yang menjaga Theo itu Ardi dan anak buahnya?"Irfan mengangguk seraya menyahut, "Iya." Irfan baru teringat saat dalam perjalanan menuju ke kediaman Soraya, dia melihat sebuah mobil Volkswagen.Irfan langsung menepuk kepalanya dan berujar, "Theo bersembunyi di kediaman Soraya! Pak Ferdy, apa perlu mengutus orang ke kediaman Soraya ....""Kamu mau menakuti anak-anak?" sergah Ferdy dengan tatapan dingin. Dia terdengar marah.Irfan menggaruk kepalanya dan menimpali, "Aku memang kurang teliti.""Biarkan dulu. Kalau Theo ingin bersembunyi sela
Sharren terus terisak-isak sejak menginjakkan kaki ke dalam Kediaman Milano. Brian merangkul bahunya dan membujuk lembut, "Berhentilah menangis, masalah ini bukan ....""Gimana aku bisa nggak menangis? Ini salahku! Seharusnya aku nggak menikah denganmu. Sekarang putraku yang harus menanggung akibatnya. Dia punya rumah, tapi nggak bisa kembali. Belum lagi dia masih harus terus mengkhawatirkan keselamatannya," balas Sharren dengan pedih.Sharren melempar tatapan memelas pada Antoni dan berkata, "Pa, tolong bantu Theo, dia juga cucumu. Papa nggak tahu ... sesulit apa hidupnya di luar. Bahkan waktu Theo sakit, Ferdy tetap nggak melepaskannya. Theo sudah bersembunyi 5 tahun di luar negeri. Sudah seperti itu, Ferdy masih belum puas. Kalau begitu, sebenarnya apa yang dia inginkan?""Apa dia benar-benar ingin membunuh saudaranya sendiri?" jerit Sharren dengan histeris.Antoni menyahut dengan raut muram, "Baiklah, sekarang aku sudah mengetahui masalah ini. Aku akan bicara dengan Ferdy nanti."
Di Soraya Jewelry.Chelsea baru keluar dari departemen desain ketika dia melihat Sandy menunggunya sambil membawa sebuah buket bunga. Beberapa karyawan di kantor sekretaris memandang pria itu. Saat melihat Chelsea yang berjalan mendekat, mereka segera kembali ke meja mereka masing-masing.Chelsea melirik bunga di tangan Sandy dan bertanya, "Pak Sandy, apa maksudmu dengan bunga ini?""Karena pesanku nggak dibalas, aku hanya bisa langsung berkunjung," sahut Sandy. Dia menyodorkan buket bunga itu sambil melanjutkan, "Aku nggak mungkin datang dengan tangan kosong waktu bertemu Bu Chelsea. Semoga kamu suka."Chelsea tidak berniat menerima hadiah itu. Dia menatap Sandy dan berujar, "Terima kasih atas niat baikmu, tapi ada baiknya kamu nggak melakukan hal yang mudah disalahartikan seperti ini di masa depan."Sandy tertawa kecil dan membalas, "Ini cuma buket bunga, nggak ada maksud lain. Kita nggak perlu takut orang-orang menyebarkan rumor aneh-aneh kalau kita memang nggak bersalah."Chelsea b
Chelsea memberikan buket bunga pada asistennya. Setelah itu, dia meminta Vera masuk ke kantornya, sengaja meninggalkan Sandy sendirian di luar pintu.Vera mengikuti langkah Chelsea dengan amarah membara di dada. Tujuannya datang ke sini adalah untuk memperingatkan Chelsea menjauhi Sandy. Tak disangka, dia justru menangkap basah saat keduanya sedang bersama. Vera pun memanfaatkan kesempatan ini untuk langsung mengonfrontasi Chelsea supaya wanita itu tidak menempeli putranya lagi.Setelah bokongnya menyentuh kursi, Vera langsung membanting kuat tasnya ke meja untuk menunjukkan kemarahannya pada Chelsea.Chelsea sama sekali tidak terpengaruh. Senyum tidak pernah luntur dari wajahnya saat dia berkata, "Sekarang tinggal kita berdua di sini. Bisakah kita berunding sekarang?""Berunding? Apa yang bisa kamu rundingkan denganku? Kamu pikir siapa dirimu?" ujar Vera dengan masam."Tentu saja merundingkan Pak Sandy. Kenapa? Apa dia kurang berharga untuk menjadi bahan negosiasi di matamu?" sahut C
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me