Share

Bab 108 - Hancurnya Sebuah Harapan

"Ingin bicara apa, Kak Nik?"

Bela bertanya sekeluarnya mereka dari ruang rawat Handoko dan Bela memutuskan untuk ikut dengannya. Setidaknya ia harus mendengarkan apa yang ingin dikatakan Niko kepadanya.

Mereka ada di bawah pohon, dekat bangku tak jauh dari ruang VIP.

"Nggak, Bel. Tadi pagi aku datang ke kampus tapi Siska bilang kamu sedang sakit. Aku hanya ingin minta maaf."

Niko menatap teduh Bela, lebih teduh ketimbang bayangan pohon besar yang saling tumpang tindih menaungi mereka dari matahari yang mulai meninggi.

"Iya, aku maafkan."

Niko meraih tangan kanan Bela, meletakkan sebuah cincin di sana. Cincin dengan warna rose gold yang cantik dan itu membuat Bela tidak nyaman.

"Apa ini?"

"Hadiah."

"Untuk apa?"

"Saat kamu pergi bulan madu dengan Nial, aku terus berpikir haruskah aku menunggumu lebih lama ataukah melepasmu. Aku berniat akan menanyakannya secara langsung."

Canggung.

Bela tidak tahu bagaimana harus menyikapi situasi ini. Dengan Niko yang sudah jelas tahu statusnya adalah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status