Share

Bab 106 - Durhaka

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-03-02 08:38:23

Niko gugup.

Ini sudah semalam berselang sejak ia mengamati bunga yang ada di atas meja di dalam kamarnya. Dan pagi ini ia keluar dari mobilnya yang ia parkir tak jauh dari pintu gerbang kampus.

Ia gelisah, antara melanjutkan menunggu Bela untuk meminta maaf atas insiden yang ia lakukan di rumah sakit tempo hari, ataukah sebaiknya ia mundur saja dan melupakan semuanya.

Simalakama.

Jika ia ada di sini, bisa saja Bela bertambah marah. Tapi jika ia mundur, ia tidak tahu apakah Bela memaafkannya atau tidak.

"Kak Niko?"

Niko berbalik, tersenyum mendengar suara panggilan yang keluar dari bibir seorang perempuan. Tapi saat ia berbalik, itu bukanlah Bela. Bukan yang ia harapkan kedatangannya karena itu adalah Siska.

Niko sekilas melihat melewati pundak Siska, berharap Bela ada di belakangnya. Namun hasilnya nihil.

"Kamu sendirian? Bela mana?"

"Kak Niko menunggunya?"

"Iya."

"Dia nggak akan masuk."

"Kenapa?"

"Dia sakit."

Mata Niko bergerak tidak nyaman. Tidak mengantisipasi jawaban dari Siska ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 107 - Serangan Jantung

    "Bapak!"Bela berlari memasuki ruangan di mana Handoko terbaring di dalam sana. Bersama Sasti yang duduk di sebelahnya. Dan juga Hendro yang duduk di sofa ruang VIP. Menyambut kedatangan Bela dan juga Nial dengan tersenyum."Bapak baik-baik saja?"Bela meraih tangan Handoko yang tersenyum. Kondisinya tidak seburuk yang ia pikirkan."Baik, Bel.""Sungguh?""Iya, jangan khawatir!"Nial menunduk, menyalami Sasti, Handoko dan ayahnya sendiri bergantian. Ia memandang Handoko yang tersenyum melihat wajah paniknya setelah Hendro mengabarinya bahwa ia dilarikan ke sini."Ayah sungguh baik-baik saja? Apa yang dikatakan William?""Hanya perlu istirahat saja, Nak Nial, dan tidak perlu memikirkan hal yang berat-berat."Bela bersyukur ayahnya dalam kondisi yang baik. Ia juga bersyukur obat dari Stefani bekerja dengan cukup baik sehingga luka memar di wajahnya sudah hampir sepenuhnya pulih. Sekarang tidak tampak karena ia mengaplikasikan make up tipis.Ia ingin apa yang terjadi padanya hari itu tid

    Last Updated : 2024-03-02
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 108 - Hancurnya Sebuah Harapan

    "Ingin bicara apa, Kak Nik?"Bela bertanya sekeluarnya mereka dari ruang rawat Handoko dan Bela memutuskan untuk ikut dengannya. Setidaknya ia harus mendengarkan apa yang ingin dikatakan Niko kepadanya.Mereka ada di bawah pohon, dekat bangku tak jauh dari ruang VIP."Nggak, Bel. Tadi pagi aku datang ke kampus tapi Siska bilang kamu sedang sakit. Aku hanya ingin minta maaf."Niko menatap teduh Bela, lebih teduh ketimbang bayangan pohon besar yang saling tumpang tindih menaungi mereka dari matahari yang mulai meninggi."Iya, aku maafkan."Niko meraih tangan kanan Bela, meletakkan sebuah cincin di sana. Cincin dengan warna rose gold yang cantik dan itu membuat Bela tidak nyaman. "Apa ini?""Hadiah.""Untuk apa?""Saat kamu pergi bulan madu dengan Nial, aku terus berpikir haruskah aku menunggumu lebih lama ataukah melepasmu. Aku berniat akan menanyakannya secara langsung."Canggung.Bela tidak tahu bagaimana harus menyikapi situasi ini. Dengan Niko yang sudah jelas tahu statusnya adalah

    Last Updated : 2024-03-02
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 109 - Seberapa Menakutkan Jerry?

    Suara musik di dalam sini sedang secara berirama mengalun tanpa henti. Seorang penari tiang dengan pakaian minim dan bisa dibilang hampir tidak mengenakan, sedang meliuk-liukkan tubuhnya.DJ lelaki yang ada di depan seperti sedang memimpin gerak setiap orang agar mereka melantai di bawah gemerlapnya lampu.Seorang lelaki masuk ke dalam club malam, menjadi pusat perhatian atas wajah tampan yang ia bawa masuk dari luar ruangan.Dia seperti sengaja mempertunjukkan proporsi tingginya yang membuat orang-orang berdecak kagum padanya.Itu adalah Jerry. Dengan pakaian serba hitam layaknya malaikat maut, ia melenggang bebas di dalam sana.Matanya menangkap sosok yang ingin ia temui dan melihatnya sedang duduk di depan meja bartender dan menenggak segelas minuman beralkohol warna biru.Yang tampak terkejut karena ada laki-laki super tampan yang duduk di sebelah kirinya."Jerry?"Jerry menoleh padanya, tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya yang lebih tinggi sehingga yang timbul adalah sebua

    Last Updated : 2024-03-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 110 - Apakah Mereka Orang Yang Sama?

    "Kenapa Mas nggak bilang sama aku?"Wajah putus asa Bela membuat Nial yang baru keluar dari kamar mandi menghentikan langkahnya dengan seketika."Apa, Sayang?"Nial mendekat, menyentil hidung Bela dan masuk ke dalam ruang ganti. Diikuti Bela yang masih mengekor di belakangnya."Kalau Vida yang membuat bapak sakit."Nial yang tadinya mengeringkan rambut dengan handuk memutar tubuhnya menghadap Bela. Tatapan matanya lebih pada mengatakan, 'Dari mana kamu tahu?'"Dia baru saja mengirim pesan. Dia bilang aku mengadu padamu kalau dia yang bikin bapak serangan jantung.""Astaga ... penyihir itu!"Nial memijit keningnya sekilas. Padahal ia baru saja keramas untuk melunturkan segala pikiran yang mengikat kepalanya. Tapi sepagi ini makhluk hidup dalam wujud perempuan bernama Navida Mandala telah membuat kepala yang harusnya dingin menjadi panas."Mas nggak bilang ke kamu karena Mas nggak ingin kamu kepikiran."Bela mendengus. Nial hanya tersenyum sembari menanggalkan bathrobe yang dipakainya.

    Last Updated : 2024-03-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 111 - Reuni

    ***"Bapak sudah minum obat?"Bela bertanya pada Handoko yang duduk-duduk di ruang tamu rumah saat ia dan Nial menjenguknya. Jam sudah hampir pukul sembilan malam selagi dua orang itu masih asyik main catur."Iya, sudah, Nak."Bela hanya mengangguk. Kembali ke dapur dan membantu Sasti yang mengembalikan piring ke dalam lemari setelah selesai mereka pakai makan."Ajak suamimu istirahat! Kamu menginap di sini, 'kan?"Sasti sekilas menyentuh punggung tangan Bela."Iya, Buk. Mas Nial bilang hari ini kita akan menginap. Kita juga sudah bawa baju ganti, kok.""Iya."Bela memandang Sasti yang tersenyum. Tapi sebenarnya itu bukan nyata tersenyum karena matanya menunjukkan gurat kesedihan. Dan sebuah rasa kecewa yang dalam."Ibuk kepikiran kak Vida ya?"Sasti mendorong napasnya pelan, duduk di kursi di ruang makan dan diikuti Bela yang duduk di sampingnya."Iya, Nak. Ibuk nggak nyangka bapakmu kena serangan jantung setelah bertengkar dengannya."Mata Sasti basah."Sekarang, apa yang dikatakan

    Last Updated : 2024-03-03
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 112 - Masa Lalu Di SMA

    "Itu Jenni?"Sebuah celetukan terdengar dari salah satu meja di sisi kiri Bela. Sekarang Bela semakin yakin dengan dugaannya bahwa itu adalah Jenni.Perempuan yang sempat diceritakan Nial. Perempuan yang pada masa itu tidak menginginkan Nial karena dia menganggap Nial tidak sepadan dengannya. Perempuan yang menjadi awal perjodohannya dengan Catherine."Selamat datang."Stefani memecah keheningan sesaat di antara mereka."Anak-anak bilang kamu buka restoran? Selamat ya!"Beni menyikut sekilas lengannya.Dugaan Bela kembali benar bahwa restoran yang hari itu ia datangi bersama Siska adalah milik Jenni. Perempuan yang sekarang ada dan berdiri di hadapannya dengan sekilas mencuri pandang pada Nial dan juga Bela."Apa kabar, Nial?" tanyanya simpul. Memandang Nial juga Bela."Bisa kamu lihat sendiri. Baik kabarku."Bela merasa Nial menggenggam tangannya semakin erat."Ini istriku, Arabela."Jenni lebih dulu merebahkan tangannya dan Bela menyambutnya setelah meletakkan gelas minuman di tanga

    Last Updated : 2024-03-04
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 113 - It's Sucks!

    Nial sudah menemukan Han dan memberi tahunya kalau ia dan Bela akan menginap di sini. Agar ia pulang saja dan datang menjemputnya besok pagi.Saat itu, ia melihat Jenni yang juga ada di luar ruangan. Melihat Nial yang baru saja bicara dengan sopirnya.Nial mengabaikannya namun Jenni lebih dulu memanggilnya "Nial. Bisa kita bicara?""Nggak sekarang, Jen!"Nial meneruskan langkah. Tapi Jenni berlari dan berhenti di depannya."Sebentar saja."Mendengus kesal, Nial benar-benar tidak ingin terlibat, melihat, atau bicara apapun padanya. Tapi perempuan di depannya ini tampaknya tidak akan membiarkannya pergi begitu saja sebelum Nial mendengarkan—entah itu omong kosong atau hal serius—yang akan dia katakan."Kamu sudah menikah lagi? Kenapa nggak mengundangku?"Jenni bertanya, menatap teduh Nial tapi Nial menghindarinya."Kamu siapa yang harus kuundang? Mengundang atau nggak, itu hakku.""Maaf."Telinga Nial memanas mendengar itu."Maaf untuk apa sih?""Karena mengabaikan perasaanmu saat itu.

    Last Updated : 2024-03-04
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 114 - Sekarang? Di Sini?

    ....Siska hanya tertawa melihat wajah ditekuk Bela setelah kelas mereka usai. Mereka masuk ke kantin dan duduk di sudut tempat setelah mengambil dua kaleng minuman."Why it's sucks?"Siska membuka suara. Seperti isyarat agar Bela tidak lupa kalau ada janji cerita yang semalam mereka singgung di dalam pesan."Kamu tahu pemilik restoran yang kita datangi tempo hari?"Bela bertanya sembari membuka kaleng minumannya."Oh? Yang Cheese cake nutella?""Iya.""Nggak lihat wajahnya. Kenapa, Bel?""Dia itu teman masa kecilnya Mas Nial, sampai masa SMA. Dan semalam dia ada di sana, di reuni.""Hah? Terus?""Namanya Jenni. Dan ... dulu sebelum Mas Nial menikah dengan Catherine, Jenni menolak Mas Nial. Tapi semalam, dia bilang pada suamiku kalau dia menyesal melakukan itu."Mata Siska melebar. Ia meremas kaleng di tangan kanannya erat-erat."Dia mau jadi pelakor?"Bela mengangkat kedua pundaknya."Entahlah! Tapi aku sudah bilang dengannya kalau jangan mengganggu hidupku dan Mas Nial. Mungkin dia

    Last Updated : 2024-03-05

Latest chapter

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 229 - Akhir Sebuah Perjalanan (END)

    ***"Selamat pagi."Bariton dalam nan seksi milik Nial selalu menyambutnya setiap pagi.Dia juga tampak baru saja mandi saat melihat Bela yang bangun dari tidurnya dan memberi istrinya kecupan yang manis."Selamat pagi, Mas. Kamu sudah mandi?""Sudah, Sayang. Hm ... kenapa kamu bangun cepat-cepat? Istirahatlah lagi!""Tapi belum ada makanan untuk pagi ini."Nial tersenyum mendengarnya. Ia berlutut di depan Bela dengan sebelah kakinya dan mengusap perutnya yang bulat dan lucu."Oh? Oh!"Nial terkejut. Ia memandang Bela dengan tidak percaya."Kenapa Mas? Dia gerak ya?""Iya. Oh mungkin ingin ucapan selamat pagi juga? Hm ... kamu iri?"Nial mengecup perutnya dan memandang Bela."Bela?""Ya?""Kamu sempurna. Terima kasih untuk sudah mengandung dan mwlahirkan anak-anak kita."Bela mengangguk. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat senyum Nial juga tampak sangat manis."Kamu mandilah! Nanti jadi pergi, 'kan?"Nial lebih dulu bangkit dari posisinya. Mengusap puncak kepala Bela dan memer

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 228 - Dear Bela, Apa Kabar?

    ***"Ini kebebasan?"Terik. Matahari bersinar terik siang ini.Cerah dan juga berawan. Gugusan Cirro stratus membentang seperti karpet selamat datang yang menyaksikannya keluar dari tahanan. Pada akhirnya ....Tahun-tahun penebusannya telah berlalu. Dan ia tersenyum sekarang. Senyum yang kini tampak lega. Itu adalah Vida.Ia bebas dari tahanan setelah melewati masa yang suram. Yang tidak ingin lagi ia ulangi untuk ke dua kalinya.Dadanya lega sekaligus sebah. Ada perasaan bersalah pada Bela yang kini meluap hingga tumpah.Ia berjalan di sepanjang jalur pedestrian, menunduk dan memasuki sebuah kafe setelah keluar dari toko emas, menjual perhiasan yang dulu masih ia pakai sebelum dibawa polisi.Ponsel dan emas yang dikembalikan padanya itu ia jual dan ia gunakan setidaknya untuk bertahan hidup beberapa waktu ke depan. Sementara ponselnya masih bagus dan saat ini ada di atas meja.Ia duduk. Menghadap sebuah kertas kosong yang baru ia beli dari sebuah toko alat tulis.Netranya tergenan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 227 - Sembuh Dari Luka

    Bela tersenyum membaca pesan dari Nial yang mengatakan agar ia bicara dengan Niko lebih dulu.Kini, bagi mereka ... semua telah sembuh dari luka. Tidak ada lagi pertengkaran atau baku hantam sama seperti yang dilakukan Nial dan Niko jika dulu mereka bertemu.Kebencian mereka telah berakhir. Bela ingat Nial sempat mengatakan bahwa Niko-lah yang dulu memberi tahu Nial saat Bela pergi ke Jawa Barat dan memutuskan akan mengakhiri hidupnya sendiri.Niko jugalah yang telah menanganinya saat Bela dilukai Jenni.Semuanya telah berlalu dengan sangat cepat. Waktu membuat kebencian bermetamorfosa menjadi obat penyembuh paling mujarab."Bagaimana kabarnya Pak Nial?"Pertanyaan Niko kembali merengkuh kesadaran Bela yang sedari tadi dibelenggu oleh pemikiran panjangnya."Kabar baik juga, Kak Nik. Dia sedang menikmati hari menjadi Papa yang super sibuk dengan anak lelakinya yang berlarian tanpa henti."Niko tersenyum mendengarnya. Sudah lama ia juga tidak bertemu Nial."Kak Niko mau bertenu dengan M

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 226 - Setiap Dari Kita Berhak Bahagia

    "Baby, be careful!"Bela merendahkan tinggi tubuhnya, berlutut saat anak kecil laki-laki berumur tiga tahun itu berlari dan memeluknya."Mommy! Mrs. Kim gets some letters!"Jari kecilnya menunjuk pada pintu ruang makan. Tapi saat Bela melihatnya, Nial lah yang masuk dengan bahu merosot penuh kelegaan. Ia baru saja berlari mengikuti anak lelakinya yang berderap secepat kilat meninggalkannya di belakang."Gavin? Papa 'kan sudah bilang jangan--""Mas? Sudahlah!"Bela tersenyum, mengusap punggung tangan Nial saat mendekat."Gavin, lihat perut mama! Hm? Gavin sayang dengan mama?"Nial ikut berlutut dan mengusap puncak kepalanya."Pasti sayang. Gavin sayang mama.""Kalau begitu pelan-pelan ya kalau peluk mama? Nanti kalau adik sakit bagaimana?"Gavin mengusap perut Bela yang membesar."Dia namanya adik?"Bela tertawa mendengar pertanyaan polosnya."No, Baby! Dia belum punya nama. Masih di dalam perut Mama. Nanti kalau sudah keluar, baru bisa diberi nama."Bela meraih tangan kecilnya. Meleta

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 225 - Hadiah Terbaik Dari Tuhan

    Bela hanya menahan senyumnya saat ini. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan Siska rasakan bersama Jerry untuk pertama kalinya.'Jadi, akan ada yang segelnya dirusak malam ini.'Bela tertawa sendiri. Ia berdiri di deoan cermin setinggi pintu yang ada di dalam kamar ganti dan mengulurkan tangannya ke belakang. Meraih resleting di punggungnya, untuk melepas gaun malam yang tadi ia gunakan untuk menghadiri pernikahan Siska dan juga Jerry."Astaga! Kenapa selalu saja seperti ini. Tadi dipakai mudah tapi kalau mau dilepas sulitnya minta ampun."Bela menggerutu. Ia masih mencoba menarik resletingnya tapi rasanya tidak bisa.Sampai sebuah tangan menariknya turun dan Bela dengan cepat menoleh ke belakang. Ia menunduk teelalu lama sampai tidak sadar Nial sudah masuk dan membantunya."Terima kasih, Mas Nial.""Iya, sama-sama, Sayang."Bela melepasnya. Melemparnya ke sandaran sofa ruang ganti dengan hanya menyisakan underwear. Saat Nial juga membuka kancing jasnya dan ikut melemparnya di temp

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 224 - Our First Night

    Nial tidak bisa membendung senyumnya saat tahu isi di dalam kotak kado itu. Itu berisi figura yang membingkai sebuah foto.Foto anak kecil perempuan dengan topi bundarnya. Itu adalah foto masa kecil Bela."Mas Nial 'kan selalu bilang kalau aku adalah hadiah yang kamu sukai?""Ya. Memang benar begitu, kok.""Jadi aku memberikan foto anak kecil itu padamu. Anak kecil yang hidupnya kamu selamatkan dan meski terpisah selama lebih dari satu dekade, takdir kembali mempertemukannu dengannya.""Ya, benar. Terima kasih. Mas akan letakkan ini di atas meja kantor kalau pulang nanti. Tapi ada yang harus kamu lakukan sekarang."Nial menutup kotak kado itu dan meletakkannya di atas nakas. Ia meraih tangan Bela dan membuatnya duduk di atas pangkuannya."Apa? Apa yang harus aku lakukan?""Berperan sebagai hadiah yang baik. Hm?"Nial telah membuka kancing dress yang dipakai Bela."Mas? Kamu nggak ingin makan kuenya dulu? Itu enak loh! Aku pesan di toko kue di ujung jalan yang ramai itu."Nial menggele

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 223 - Birthday

    ***Nial membuka matanya, hari sudah pagi. Dengan keadaan dirinya yang terbaring di atas ranjang bulan madunya. Dengan keadaan tanpa pakaian.Ia sama sekali tidak turun dari ranjang sejak dengan Bela kemarin sore. Akh.Mengingatnya saja membuatnya gerah setengah mati bahkan saat pendingin udara dinyalakan di atas sana. Ingatannya kembali terpanggil di saat-saat ia dan Bela memasuki kamar kemarin."Are you sure?" ragu Bela, bertanya memastikan pada Nial bahwa ia diperbolehkan mengambil alih kontrol mulai saat ini sejak Nial tidak bisa mendominasi hubungan ranjang karena ia masih tidak diperbolehkan bergerak terlalu banyak."Yeah, Baby! Take off my clothes!"Jantung Bela berdebar mendengar permintaan Nial agar melucuti pakaiannya. Bela tidak membantahnya dan membuka kancing kemeja Nial satu demi satu. Melihat perutnya yang masih terlilit perban dan belum sepenuhnya bisa dikatakan pulih.Nial hanya tersenyum saat Bela membuka kancing di celana panjang putih yang ia kenakan dan membuatny

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 222 - I Need Your Touch

    Darah lebih kental dari Air. Jika di Swiss Leo menyerang Nial saat semua orang lengah, atau Jenni yang menyerang Bela saat itu, sekarang di sini, di Jakarta, Rafael menyerang Jerry.Tapi Jerry telah meningkatkan kewaspadaannya sepuluh kali lipat. Ia membaca pergerakan Rafael dan secepat mungkin menahan pergelangan tangannya yang membawa pisau cutter."Kamu yang brengsek!"Jerry memuntir tangannya hingga terbalik dan jatuhlah pisau itu. Rafael didorongnya hingga punggungnya terbentur dinding dengan kasar."Untuk semua yang telah kamu lakukan pada keluarga Nial, dan kali ini padaku. Bayarkan dan tebuslah semuanya, Rafael! Kamu punya kesempatan untuk menyesal."Jerry mengalihkan tangannya dari bahu Rafael ke kerah bajunya."Tapi saat kamu nggak berubah, aku pastikan kerah bajumu ini nggak lagi sama karena kamu akan mendekam di dalam penjara. Do you get it? Get lost you bastard!"Jerry memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Membuat Rafael bergidik ngeri karena dia dalam ancaman yan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 221 - Pasca Tragedi

    "Selamat malam."Jerry datang dan menunduukan kepalanya pada Nial dan juga Bela yang ada di dalam kamar rawat."Selamat malam," balas mereka hampir bersamaan."Pak Nial sudah baikan?""Ya, Jerry. Dari mana kamu seharian? Kamu nggak datang menjengukku loh."Jerry menunjukkan senyumnya yang manis. Tapi Bela dapat melihat ada gurat kemarahan yang ia pendam saat ini."Bisa kita bicara? Hanya berdua saja."Jerry memandang Bela, memohon pengertian dan maaf."Sure, aku akan keluar. Aku akan ngobrol dengan Pak Watson."Bela hanya melemparkan senyumnya lalu memberi tempat untuk Jerry."Sebentar ya, Sayang?" Nial meraih tangannya sebelum ia benar-benar pergi."Iya, Mas. Kalian bicaralah!"Bela melambaikan tangannya sekilas pada Nial sebelum menghilang di balik pintu ruangan."Kenapa, Jerry? Hari ini kamu mengunjungi anak itu?"Nial bertanya sesegera mungkin. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak karena ia ingin dengar apa yang ingin dikatakan oleh Jerry sampai membuat Bela harus pergi dari si

DMCA.com Protection Status