Share

Gosip

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aduh, Nin. Gimana ini?” Ayesha jadi bingung karena Hanin menelponnya untuk mengkonfirmasi bahwa temannya yang EO itu sudah menyetujui Ayesha yang akan menjadi singer di acara yang di handle.

Waktu itu, dia sedang kesal dan resah hingga tidak sengaja mengiyakan. Setelah berpikir jernih, Ayesha tentu saja tidak bisa melakukan hal itu tanpa seizin suaminya.

“Gimana apanya? Kan kamu sendiri yang menyanggupinya waktu itu?” Hanin jadi keheranan dengan sikap Ayesha.

“Ini sudah mepet, lho, Sha? Jangan macam-macam deh!” Hanin yang malah tegang sendiri.

“O-oke, aku akan coba ngomong baik-baik ke Mas Bram, barangkali dibolehin! Aku enggak mungkin Nin bisa keluar tanpa izin Mas Bram. Kamu kan tahu sendiri kemana-mana kita dikawal!” Ayesha meminta pengertian temannya itu. Dia pasti tahulah keadaan Ayesha.

“Hhg, buruan, aku tunggu ya, jangan lama-lama, biar kalau kamunya enggak jadi temanku itu bisa cari gantinya!”

“Oke, Sayangku! Kau memang yang paling pengertian. Aku mencintaimu!” ujar Ayesha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Hampir Dilecehkan

    Hilbram diberitahu bahwa Ayesha mendatangi lantainya saat masih ada tamu di ruangannya. Lalu dia bergegas menghubungi istrinya itu.“Ada apa tadi ke ruanganku?” tanya Hilbram. Saat itu Ayesha sudah di daycare mengunjungi Adam putranya.“Hanya ada perlu sedikit, tapi tidak apa nanti saja di rumah aku sampaikan.”“Sudah makan siang kamu?” tanya Hilbram mengingatkan Ayesha.“Sudah, Mas. Mas sudah belum?”“Ini baru mau makan siang. Nanti pulangnya dijemput supir saja, ya. Aku harus ninjau proyek bersama Taher.”“Baik, Mas!”“Adam tidak rewel ‘kan?”“Tidaklah, Papa. Adam habis makan siang sama Sus Nur, ya, Nak?” Ayesha memangku anaknya agar bisa ikut mengobrol dengan sang papa.“Papapapa...” celoteh anak itu. Membuat sang papa di seberang sana terdengar tertawa kecil.“Ya sudah, makan siang papa sudah siap. Sampai ketemu di rumah ya?”“Daah, Papa!” Ayesha memungkasi panggilan. Adam yang sudah tidak bisa lama-lama dipangku itu merosot maunya belajar merangkak.“Sebentar dong, Nak. Mama

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Curiga

    Semalam Hilbram pulang larut saat Ayesha sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi mereka belum membicarakan tentang apa yang ingin Ayesha sampaikan. Pagi ini kelihatannya pun suaminya tidak bisa diganggu karena Taher sudah membuatnya sibuk di ruang kerjanya dengan beberapa dokumen yang membutuhkan tanda tangannya. “Adam sudah halum?” Ayesha menimang putranya yang sudah rapi itu. “Bentar, tunggu papa dulu ya, kita berangkat bareng papa!” “Papapapap!” Adam seolah sudah tidak sabar. Melihat mamanya sudah rapi, dia tahu bahwa akan segera berangkat ke tempat bermainnya di daycare. Sedikit siang mereka baru berangkat karena Hilbram masih ada yang harus dikerjakan. Dia juga tidak mengizinkan Ayesha berangkat duluan. Jadi Ayesha harus bersabar menunggu sang suami. “Aku pikir kau sudah tidak mau ke kantor karena kejadian kemarin?” ujar Hilbram yang duduk di belakang, membiarkan Taher menyupirinya. Karena setelah ini mereka akan ke luar kota untuk sedikit urusan. “Oh, jadi Mas sudah tahu hal it

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Selingkuh

    “Astaghfirullah!” Ayesha yang baru masuk benar-benar terkejut melihat beberapa orang duduk dengan serius mendengar arahan suaminya, lalu kompak menatap ke arahnya dengan tatapan yang mengerikan sekali baginya. “Maaf, aku—aku sudah salah masuk!” ujar Ayesha yang kemudian menyadari kebodohannya. Mana mungkin dia bisa salah masuk ke ruangan big bos. Mata-mata itu semakin menelanjangi dirinya. Dia benar-benar sudah gegabah. Sudah sukses membuat orang di sana menjadi semakin terheran-heran penuh hal buruk tentangnya. “Ya sudah, kalian bisa keluar dan lanjutkan pekerjaan. Aku akan mengurus karyawan yang nakal yang sudah salah masuk ruangan ini!” ucap Hilbram menahan senyum. Sementara justru membuat pikiran di kepala pegawainya itu sudah kemana-mana. Hanya bisa saling menatap dan tanpa banyak bicara bangkit keluar. Curi-curi lirik pada wanita berhijab yang berdiri canggung itu. “Jadi gosip di kantor ini benar, kalau Tuan kita memang ada affair dengan salah satu karyawan di sini?” tuka

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Sang Penyanyi

    “Bangun, Sayang. Bukankah ini masih jam kerja?” Ayesha membelai wajah suaminya yang begitu lelap dalam tidurnya itu. Perlahan mata itupun terbuka lalu menatap wanita yang sudah habis-habisan memuaskannya itu. Dia merasa mulai nampak familiar dengan semuanya. “Terima kasih, Sayang” ucapnya mengecup kening Ayesha penuh sayang. “Ini tidak gratis, lho!” Ayesha mencebik manja dan mengingatkan kesepakatan mereka. Hilbram terkekeh, Ayesha benar-benar menyelami perannya sebagai seorang selingkuhan. Apa yang sebenarnya dia mau? Toh dia sudah pasti mendapatkan semua yang Hilbram miliki. “Waktu itu aku sudah tanpa sengaja mengiyakan tawaran Hanin untuk bernyanyi di acara pernikahan yang dihandle temannya. Boleh ya?” Hilbram menatap Ayesha dengan terkejut. Bagaimana mungkin dia akan mengizinkan istrinya menjadi penyanyi di sebuah acara pernikahan? “Ingat, sudah janji lho tadi?” Ayesha menandaskan, sebenarnya sudah was-was saja pria ini tidak akan mengizinkannya. “Kali ini saja, bol

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Sakit Hati Fatma

    Diantara tamu undangan yang lainnya terdapat beberapa orang yang mengenal Ayesha sebagai teman di kantornya. Ada Maya dan Cibel. Verni juga terlihat bergabung bersama dua wanita itu. “Bukankah itu wanita yang tiba-tiba datang ke ruang kerja big bosmu?” tanya Cibel menatap ke arah panggung tempat Ayesha melantunkan lagu-lagu. “Yess, Miss. Tidak salah. Itu memang dia.” Verni antusias karena itu memang anak di devisinya. Baru tahu kalau dia penyanyi. “Ternyata penyanyi dia?” Maya menyahut. “Mungkin sebelum ini nyanyi di kafe atau malah jadi purel di karaoke?” Verni malah menduga-duga saja. Ketiganya tersenyum sinis menatap Ayesha yang tampak anggun dan cantik itu. Namun siapa sangka, dia adalah wanita simpanan big bos. benar-benar seperti dua gambar yang berbeda di satu koin. “Barangkali saja ada masalah dengan rambutnya makanya ditutupi hijab. Dan kalau berhijab otomatis bajunya juga menyesuaikan ‘kan?” sahut Vernie tidak percaya kalau Ayesha wanita yang alim. Dia segera ing

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Kejutan

    Thalita akhirnya menyadari bahwa selama ini dia terlalu kejam pada Rahman. Padahal pria itu sudah berbaik-baik pada keluarganya. Membantu papanya yang hampir stres dan frustasi karena kondisi ekonominya yang bangkrut di masa pandemi ini, sementara sepupunya yang sombong itu malah membuat mamanya terhina. Sebenarnya sudah sejak malam itu, dia mulai merubah penilaiannya terhadap Rahman. Rahman juga bukanlah pria yang buruk untuk disukainya. Meski usia mereka terpaut sangat jauh, sikap Rahman yang sabar atas semua perangainya, membuat Thalita merasa dilindungi. Thalita merasa memberikannya kejutan malam ini adalah hal yang pantas diterimanya. Sebagai permintaan maaf atas sikap-sikapnya selama ini yang selalu mengujinya. Dan kenyataan bahwa Rahman adalah papa dari putrinya tidak akan pernah bisa dihapus dalam hidupnya. Selain terikat pernikahan, di antara mereka juga sudah ada seorang putri, yang selamanya akan menghubungkan keduanya. “Aku sudah menunggumu sejak tadi?” ujar Thalita men

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Lagu Romantis

    Sebagai orang yang sudah mengalami jatuh bangun dalam hidup, Ayesha pasti sudah memiliki insting bahwa Verni dan kawannya berusaha mempermalukan dirinya di depan Hilbram dengan harus menyanyi. Ketiga wanita yang merasa kelasnya lebih tinggi dari yang lainnya itu berpikir, bahwa big bos perusahaan ini akan datang bersama keluarganya agar bisa membuatnya cemburu dan tersisih. Sayangnya, hal itu tidak akan bisa mereka dapatkan dikarenakan istri dari sang big bos yang mereka tunggu--adalah yang bernyanyi di panggung untuk menghibur. Tidak masalah. Ayesha juga belum pernah bernyanyi langsung di depan suaminya itu. Anggap saja dia ingin mempersembahkan perasaannya pada pria di sana yang sudah duduk dan masih bercengkrama dengan kolega bisnisnya. Ketika master ceremonial memberitahu bahwa Ayesha harus segera bersiap untuk tampil, dia pun berkomunikasi sejenak dengan grup musik dan meminta untuk memainkan sendiri piano pengiring lagunya. Di layar besar yang menjadi latar belakang panggung

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Hadiah

    “Dasar wanita tidak tahu diri! Bisa-bisanya dia mau ke depan!” Cibel dengan geram melihat Ayesha yang sudah berdiri di samping Hilbram sambil tersenyum seolah tidak ada yang salah. “Yang tahu tentang affair itu kan cuma segelintir kita, itu para cecunguk di sana mana tahu tentang kebusukan wanita itu!” Maya juga ikutan sebal. Apalagi Verni yang rasanya ingin menghancurkan panggung itu. “Kenapa kalian?” tiba-tiba suara Praja mengagetkan mereka. Mereka lupa bahwa ada orang lain yang duduk tidak jauh dari sana. Dan itu pria yang juga dekat dengan Ayesha. “Oh, bukan apa-apa, Pak!” Verni yang merupakan pegawai biasa tidak selevel Maya dan Praja sedikit segan menanggapi pria itu. “Kenapa sejak tadi sepertinya kalian membicarakan wanita yang di depan sana?” Ketiganya diam. Rasanya tidak ingin membahas hal itu dengan pria ini. Bagaimanapun Praja adalah orang yang dekat dengan Ayesha. Sudah tentu akan menganggap Ayesha selalu baik. “Lebih baik jangan bicara macam-macam kalau tidak tahu

Bab terbaru

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Hadiah Spesial

    “Selamat ulang tahun, Sayang!” bisik Hilbram di telinga Ayesha yang semalaman terlelap manja dalam dekapannya itu. Mata itu terbuka perlahan. Melihat suaminya sudah nampak berseri dia hanya menunduk malu. Rona pipinya jadi kemerahan. “Kenapa? Kau tidak suka hadiahku semalam?” Hilbram mengelus pipi yang kemerahan itu. “Hadiah yang mana?” Otak Ayesha sudah blank saja sepagi ini. “Hmm?” Hilbram menatapnya heran, apa sudah lupa hadiah yang diberikannya? Apa maksud Ayesha menanyakan hadiah yang mana? Hilbram jadi menahan senyumnya. “O-oh, suka, kok, Mas. Terima kasih!” dengan cepat Ayesha menjawab. Dia akan bertambah malu kalau saja sampai ketahuan memikirkan hadiah satunya lagi. Mudah-mudahan Hilbram tidak memahami maksudnya. “Terima kasihnya untuk hadiah yang mana?” Hilbram malah menggodanya. Ayesha mencebik sebal dan membuat Hilbram terkekeh. Apa pria ini benar-benar ingin membuatnya malu habis? “Benar ‘kan kata orang, setelah mengalami pertengkaran dan masalah, membuat hubung

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Memohon Pengertian

    Saat Hilbram meraih jemari itu dan menciuminya, Ayesha baru tersadar seharusnya menarik tangannya dari suaminya itu. Dia masih bingung dengan dirinya sendiri, sementara Hilbram terus berusaha memepetnya.“Sebelum meninggal, Kakek benar-benar memohon padaku agar menjaga dan menyelamatkan anak-anaknya. Aku terlibat janji yang tidak bisa aku ingkari—pada pria yang sudah memberikan hidup dan segalanya padaku. Aku harap kau bisa memakluminya, Sha. Setelah ini aku janji hidup dan matiku hanya tentangmu dan anak-anak kita,” ucap Hilbram berharap Ayesha memberinya sedikit pengertiannya.Kata-kata yang ditandaskan Hilbram semakin membuat Ayesha merasa begitu egois. Dia gelisah namun tidak lagi bisa berkutik dengan banyak alasan lagi untuk menghindar.“Kau sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku, Sayang. Aku harap kau mengingatnya dengan baik.”Hilbram sungguh tidak sabar dengan keadaan yang bertele-tele ini. Dia mereng

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Deep Talk

    “Aku baru tahu kalau sering berhubungan bisa membuat persalinan lancar.” Hilbram sepertinya sengaja mengulas perkataan dokter tadi saat mereka sudah di jalan pulang. Ayesha memang pernah membaca hal seperti itu, tapi tidak menyangka kalau dokter tadi menyarankannya begitu. Mana belum-belum dia sudah bilang janji, lagi, akan melakukan saran dokternya. “Itu kalau tidak sungsang, kalau sungsang percuma juga melakukannya!” Ayesha sedikit sebal karena pria ini seolah tampak bersemangat setelah mendengar hal itu. Pasti di kepalanya yang mesum itu sudah membayangkan tidur bersamanya. “Sepertinya kau keberatan kalau lahiran normal? Tidak apa juga sih, kita bisa pindah ke kota untuk proses persalinanmu.” “Enggak begitu, aku justru mau lahiran normal. Adam dulu lahir normal, kalau bisa adiknya juga harusnya lahir normal. Lagian, lahir dengan alami akan baik juga bagi kesehatan bayinya.” Sebenarnya Ayesha menyembunyikan kenyataan kalau dirinya takut jika membayangkan tubuhnya dibedah. Tidak

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Saran Dokter

    Kata-kata Ayesha seperti panah yang menancap tepat di jantung Hilbram. Pria ini sudah dikubangi perasaan yang bersalah sepanjang waktu. Terisak tanpa suara dan menangis tanpa air mata. Menyesap luka-luka batinnya seorang diri. Dan kini, mendengar langsung kekecewaan sang istri, perasaanya laksana kertas yang diremas-remas hingga meski di luruskan lagi bekas itu tetaplah sulit dilenyapkan.Matanya memerah dan dia hanya bisa menunduk sedih. Ingin sekali dia bersimpuh di kaki Ayesha dan bersujud padanya agar wanita itu tahu, dia sungguh merasa bersalah. Hatinya remuk mendengarnya mengalami semua ini.Namun wanita itu sudah bangkit dan terburu meninggalkannya. Sepertinya, Ayesha masih sangat terluka. Hilbram jadi sedih dan cemas menatap pintu kamar itu. Apakah istrinya di dalam sana sedang menangis?Dia jadi merasa kehadirannya sangat tidak ada gunanya.Ayesha berusaha mengontrol dirinya. Dihelanya napas panjang kemudian dia mulai se

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Jadi Gugup

    Mbok Sri masuk untuk mengambilkan minyak dengan aroma eucaliptus. Dia mengatakan Ayesha menyukai aroma itu karena membuatnya merasa tenang dan nyaman.Hilbram mengambil botol minyak itu dan bergegas hendak ke kamar Ayesha. Namun Mbok Sri yang suka bertutur itu merasa harus memberitahunya dulu. “Habis mijit di kaki, biasanya Mbak Ayesha minta diolesi di perutnya. Soalnya kadang suka terasa gatal kalau tidak diolesi minyak,” Mbok Sri memberitahu apa adanya. Mereka suami istri, jadi sekalian agar Hilbram tahu kebiasaan istrinya itu.“Oh, baik, Mbok!”“Tapi ingat, Mas. Tidak boleh dipijit perutnya, hanya di olesi dengan lembut.” Perempuan itu mengingatkan, siapa tahu Hilbram tidak paham bahwa wanita hamil tidak boleh dipijit di bagian perutnya.“Iya, terima kasih atas penjelasannya, Mbok.”“Kalau begitu saya suapi Den Adam dulu ya, Mas. Sekalian mau bilang, ha

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Minta Dipijit

    Adam terlihat senang sekali melihat kambing yang diikat di halaman samping rumah. Anak kecil itu menyodorkan rumput pada moncong kambing itu, yang kemudian segera dilahap kambingnya.Hal seperti itu saja sudah membuat Adam tertawa senang dan heboh sekali. Dia terlihat sangat bahagia apalagi sang papa sudah ada di dekatnya.“Papa, mana Pus?” Adam tiba-tiba menghampiri Hilbram karena teringat kucingnya.Saat pergi bersama kakeknya naik kereta mengelilingi kota Zermatt waktu itu, Adam membawa serta kucingnya. Sayangnya, dia harus meninggalkannya di stasiun Kota Visp ketika terjadi pengejaran. Tidak di sangka, Adam mengingat kucingnya itu lagi. “Oh, nanti kita cari pus lagi, ya?” jawab Hilbram lembut.Hilbram mengangkat Adam dan mendudukannya di pangkuan. Dia rindu sekali dengan putranya itu. diciuminya Adam dan sedikit bercanda dengannya.Bocah itu sudah banyak bicara sekarang. Padahal baru 4 bulan mer

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Tawa Ayesha

    Elyas sudah bersiap di depan rumah untuk di antar Miko ke stasiun kereta terdekat, mengingat sudah memutuskan akan berangkat sendiri dengan kereta api. Dia tidak ingin Miko meninggalkan Ayesha meski sudah ada anak buahnya yang lain berjaga.Adam merajuk pengen ikut, tapi entah apa yang disampikan Miko hingga anak kecil itu tidak lagi merajuk. Kini kembali ke sang mama yang masih berdiri di teras untuk melepas sang ayah.Sayang sekali, tiba-tiba ada tamu tidak di undang yang membuat Elyas tidak bisa segera masuk ke dalam mobil Miko.“Lho, Pak Carik? Ada apa?” sapa Elyas melihat pria yang waktu itu memberitahu ada surat untuknya, kini datang pagi-pagi padanya.“Saya bukan Pak Carik lagi, Pak. Pak Cariknya sudah tidak cuti. Jadi sudah tidak gantin tugas lagi.”Miko yang awalnya tampak awas mulai menatap pria itu sedikit santai. Sepertinya bukan pria yang berbahaya.“Ehem, okelah, Pak Tono mau apa?&rdquo

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Bawaan Orok

    “Anak pintar makan yang banyak, ya!” tutur Ayesha pada Adam agar mau makan dengan lahap.“Ya, Mama...” sahut bocah lucu itu sambil terus mengunyah makanan yang sudah disuapkan ke dalam mulutnya.“Adik makan?” Adam menunjuk-nunjuk perut Ayesha yang membuncit itu, di dalam sana Adam sudah paham bahwa ada mahluk yang akan dipanggilnya adik.“Iya, Adik nanti makan sama Mama. Adam harus makan banyak biar kuat, biar besok bisa jagain adiknya.” Ayesha memberi pengertian pada anaknya yang tidak tahu apa sudah bisa memahaminya atau belum? Usianya baru 2 tahun lebih beberapa bulan. Masih sangat dini seharusnya memiliki seorang adik. Apalagi mengingat rumah tangganya kini mulai retak. Ayesha terkadang sempat berpikir, apakah keputusannya meminta cerai adalah hal yang tepat?Suara mobil terdengar di halaman rumah membuat Adam yang sedang disuapi Ayesha bangkit dan berlari keluar. Ayesha jadi ikut pen

  • Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris   Membagi Tanggung Jawab

    “Om Bobby, aku pasrahkan perusahaan di Indonesia saat ini atas nama Farin. Itu haknya sebagai cucu keluarga Al Faruq. Tolong jaga untuk keponakan dan tanteku. Aku yakin, Om bisa melakukannya dengan baik," tutur Hilbram di depan para anak dan menantu keluarganya itu.Saat ini, dia akan melepas seluruh tanggung jawab untuk melindungi mereka dengan memberikan kekuasaan sehingga mereka bisa mengatur dan melindungi diri mereka masing-masing.Hilbram harus mengambil langkah ini meski akan keluar dari wasiat kakek neneknya yang menyerahkan sepenuhnya perusahaan Al Faruq atas namanya. Hilbram tidak ingin lagi mengabaikan keluarga kecilnya hanya untuk memenuhi tanggung jawabnya yang lain.“Tentu, Bram. Aku akan berusaha mengelolanya dengan baik.” Bobby menampakan kesanggupannya menerima tanggung jawab yang besar itu dari Hilbram—yang seharusnya semua ini adalah miliknya.“Terima kasih, Bram!” Hamida ber

DMCA.com Protection Status