Home / Romansa / Istri Muda sang Mafia / Bab 5. Mangsa Para Predator

Share

Bab 5. Mangsa Para Predator

last update Last Updated: 2023-08-03 12:29:24

Pagi hari Lana terbangun dengan kelelahan mendera. Dia baru tertidur selama dua jam dan alarm sudah menjerit di telinga. Tertatih berjalan ke kamar mandi, Lana membasuh badan untuk menyegarkan diri.

Ia kembali mengerjakan hal yang hampir jadi rutinitasnya. Sejauh yang Lana ingat, dirinya jarang sekali libur dalam sebulan terakhir sebab Isac nyaris tidak pernah berada di rumah. Perlakukan Mona dan segenap keluarga ini kian menjadi, seakan Lana harus mengerjakan semua tugas sendiri.

Kehadiran puluhan pekerja seperti tak lagi diperlukan, mereka lebih menyukai memerintah Lana sebagai wujud dari menunjukkan kekuasaan masing-masing.

Hari ini suasana rumah cukup lenggang. Lana tidak tahu di mana Mona dan anak-anaknya berada, termasuk Esther serta Johan. Ia telah merampungkan tugas beres-beres dan baru selesai mencuci lantai di depan garasi.

Meski apa yang dia kerjakan menyerupai tugas Cinderella, tapi Lana tidak pernah keberatan. Selama dia melakukan tanpa ada kalimat intimidasi dan caci maki, Lana menjalani dengan hati ringan.

Hanya satu hal yang paling dia takutkan, yaitu berada di rumah bersama Lukman atau Johan saja. Dua pria biadab itu sudah berulang kali berbuat tak senonoh padanya. Terakhir kali Lukman nyaris membekap Lana di gudang makanan, dia diselamatkan oleh teknisi yang hendak memeriksa exhaust di ruangan tersebut.

Meski akhirnya teknisi yang membantu Lana itu dipecat, tapi Lukman gagal mengagahi dirinya. Predator munafik yang tak pernah berhenti mencaci dengan kata-kata kotor tersebut selalu bersikap lain jika di hadapan Mona.

Bertindak seolah-olah istri yang memiliki bodi tak lagi menarik di mata Lukman itu tetap menjadi utama, sementara di belakang dia melakukan perselingkuhan licik. Lana terkadang ingin mengadukan pria itu kepada Isac. Tetapi, ancaman Lukman yang bersumpah akan menyakiti ibunya, membuat Lana harus melupakan niat tersebut.

Jam sudah bergerak ke angka sebelas siang, Lana mengusap peluh sementara berjalan menuju ke ruang laundry. Sementara memisahkan pakaian, Asmi–pelayan yang dekat dengan Lana, masuk sambil membawa keranjang berisi baju kering.

“Tinggalin aja, Bu. Biar nanti saya yang beresin.” Asmi selalu merasa tidak enak, setiap Lana melakukan pekerjaan seperti mereka. 

“Udah nggak apa-apa. Nyantai aja, Mbak As.” Lana tersenyum manis, menyadari kesungkanan Asmi dengan posisinya. 

“Bukan gitu, Bu. Mana pantas nyonya besar di rumah ini, melakukan pekerjaan seperti Ibu sekarang?” Asmi adalah wanita yang paling memberikan perhatian khusus pada Lana. 

Kebaikan yang dia berikan sangat tulus dan benar-benar peduli. Wanita berperawakan kurus itu sebenarnya masih muda, mungkin awal tiga puluhan. Namun, terlalu bekerja keras seumur hidup, Asmi tampak jauh lebih tua dari umurnya.

“Titel nyonya besar yang kuperoleh ini cuman kebetulan, Mbak As. Statusku sama aja seperti kalian di mata keluarga Morino,” sahut Lana pelan.

Ingin membantah kalimat tersebut, tapi Asmi tidak melihat itu akan berpengaruh pada Lana. Gadis yang sepantaran adiknya ini terlalu naif dan polos, bahkan nyali untuk menghadapi keluarga Morino saja tidak ada.

“Bu, saya bawa baju ke atas dulu sebelum nyonya Mona balik,” pamit Asmi.

Lana mengangguk, meneruskan memisahkan baju penghuni rumah. Saking fokusnya pada pekerjaan saat ini, Lana tidak sadar jika Lukman menatap dia penuh itikad tidak baik di pintu.

Lelaki yang masih mengenakan pakaian rapi itu seperti mendapatkan peluang emas, untuk menuntaskan niat yang tidak pernah kesampaian. Berjalan tanpa suara, Lukman mengendap pelan, ke arah Lana berada. 

Pria bejat itu bahkan tidak menutup pintu lebih dulu, seketika menyergap dari belakang!

“Hei!” Lana menjerit, saat Lukman memeluk secara tiba-tiba. “Le-lepaskan! Lukman!”

Ia mencoba berteriak sekaligus menepis tangan yang mencoba meraba area buah dada. Sayang, Lukman memiliki tenaga sangat kuat, dia membekuk Lana dengan mudah. 

Tersengal oleh napas birahi, Lukman mengecup leher bagian belakang sambil berusaha menurunkan celana selutut si gadis malang.

Pria yang sudah dipenuhi nafsu syahwat memang bisa sangat beringas. Tangan Lukman sangat lincah sampai berhasil mengunci mangsanya. Ia mencoba mencekal lengan kurus Lana agar menyingkir dari dadanya dan mulai tidak sabar. 

Sret!

Bret!

Kaos pun terkoyak dan membuat situasi kian mencekam untuk pihak Lana.

“Jangaaan! Lepasiiiin!” Gadis itu menangis histeris, berteriak sejadi-jadinya. 

Namun, seperti biasa, tak ada satu pun pembantu di rumah ini yang berani mendekat dan ikut campur. Mereka tahu perangai Lukman, menolong Lana sama saja menjebloskan diri ke dalam masalah besar.

“Tolooong! Jangan, Lukmaaan!” Rontaan membuat tubuhnya hilang keseimbangan, Lana pun jatuh terhempas dalam kondisi telungkup di atas meja setrika. 

Lukman semakin senang, sebab dia bisa menggerayang bokong bulat sekal milik Lana. Tangisan yang terlontar tak lagi pelan, tapi penuh jerit ketakutan. Tubuh gempal Lukman menindih, perut yang agak buncit menekan pinggul Lana hingga gadis tersebut kian tak bisa berkutik.

Tangan menjijikkan Lukman mulai menarik celana ke bawah, walau kaki Lana terus menjejak. Terbelenggu nafsu yang menguasai, Lukman tidak lagi memperhatikan sekelilingnya.

Saat langkah cepat terdengar dari belakang, Lukman tak sempat menyadari dan tahu-tahu seseorang menarik kerah kemejanya lalu melayangkan pukulan.

BUK BUK BUK!

Tak ayal, Lukman terjengkang dengan celana sudah melorot. Wajah juga dadanya jadi sasaran kepalan tangan bertubi-tubi.

“Ampun! Ampuuun!” Lukman berusaha menutupi mukanya, tapi itu tak bisa menghalangi jotosan yang membuat bibir juga pelipis pecah.

Jejakan kaki dengan sepatu bot juga turut menghajar perut dan pinggang tanpa jeda. Pria menyedihkan tersebut berakhir terkapar, dalam kondisi mengerang kesakitan dan tak sanggup bergerak lagi. 

Terengah sambil mengatur napas, sosok yang berhenti menghajar Lukman kembali menegakkan tubuh lalu meludah dengan ekspresi muak.

“Sekali lagi kamu ngelakuin ini, selanjutnya bukan rumah sakit yang nampung tapi liang kubur!” desisnya bengis.

Lana berdiri merapat ke dinding dengan tubuh menggigil, memandang Pascal penuh ketakutan. 

Ya, lelaki muda yang Isac minta untuk menjaga dia, datang hari ini dan menyelamatkan dari menjadi mangsa predator.

Pascal menarik salah satu handuk, menutupi tubuh Lana yang pakaiannya sudah tercabik tak karuan. “Kamu nggak apa-apa?”

Masih terguncang dalam isak tangis gugup, Lana hanya bisa mengangguk. 

“Mana kamarmu? Aku antar sampe ke sana,” tanya Pascal.

Belum sempat mereka beranjak, suara hak tinggi mendekat terdengar dan lima detik kemudian muncul Mona. Ia menatap Pascal dengan wajah kebingungan, lalu menurunkan pandangan ke lantai dan menemukan Lukman sedang babak belur.

“Sayang!!” Mona seketika panik, menghampiri suami biadabnya yang tak bisa bangkit lagi. “Aduh, kamu kenapa?! Tolongin suamiku dong! Slamet, Unang, Pardiiii!!” 

Semua pekerja laki-laki dipanggil, sementara Mona kalang kabut–tak tahu harus melakukan apa. Ia berpaling pada Pascal dan Lana, spontan darahnya mendidih.

“Bajingan!” Berdiri sambil memasang tampang mirip setan betina, Mona mengacungkan jari pada Lana. “Kamu pasti godain suamiku lagi dan sekarang minta tolong sama kacungnya Isac buat bantuin! Dasar, Perempuan Binal!”

“Jaga mulutmu!” Pascal mendorong kasar Mona yang hendak merenggut rambut Lana untuk membalas dendam. “Jangan macem-macem!”

Perempuan yang dipenuhi kebencian itu kian berkobar amarahnya. Anak buah Isac yang jarang Mona lihat telah berlaku lancang sekali.

“Wah! Berani ngelawan aku?!” Mata bermaskara tebal milik Mona mendelik, seolah hendak keluar dari rongganya. “Pangkat kacung aja mau sok jagoan?! Udah bosen kerja, ya?!”

Pascal tersenyum sinis, mencemooh sikap Mona yang sangat tidak berkelas.

“Aku menerima perintah dari Tuan Isac Morino untuk menjaga Nyonya Lana selama dia nggak ada di rumah! Jadi ….” Pascal menoleh juga ke arah Sola dan Sona yang terpaku sambil berdiri di pintu ruang Laundry. “Tolong dengar baik-baik!”

Dua gadis muda yang baru lepas usia remaja itu terlalu terpana pada raut tampan makhluk di depannya. Konsentrasi mereka tertuju penuh pada Pascal, bahkan kondisi Lukman saja diabaikan.

“Mulai hari ini, siapa pun yang mencoba memperlakukan Nyonya Lana dengan kurang ajar, tidak hormat apalagi berusaha menyakiti dia melalui sikap atau kata-kata, akan berurusan denganku!” Pascal memberikan pandangan meremehkan pada Mona, sampai adik dari Isac tersebut nyaris meledak.

“Satu hal paling penting, jangan pernah nyoba nguji kesabaranku,” sambung Pascal pelan, tapi setiap kata mendapat tekanan. “Aku terbiasa menggunakan kekerasan untuk menuntaskan tugas dari Tuan Morino, kuharap kalian paham risiko pelanggaran dari peringatan yang tadi.”

Pascal melirik Lukman yang akhirnya digotong keluar oleh dua pegawai. Ia tertawa kecil, seolah sedang meledek kemalangan suami Mona yang tak berdaya.

“Kalo kalian nggak seneng, silakan telpon bosku. Aku cuman kacung yang ngejalanin perintah.” Setengah menyindir telak, pria itu memberikan kalimat pungkasan terepik. “Tapi, kalo sampe Tuan Morino tahu perbuatan Lukman terhadap Nyonya Lana, siapkan baju berkabung sekaligus kerudungnya, Mona. Oke?”

Pascal menuntun Lana, yang sudah gemetar tak karuan melihat drama saat ini, untuk segera pergi. Mengeraskan rahang dalam emosi membludak, Mona tak bisa membantah lagi. Di rumah ini tidak ada yang bisa mengubah keputusan Isac, jadi dirinya harus menerima. 

Namun, di luar itu semua, jika Isac tahu perbuatan tak senonoh yang Pascal tuduhkan pada Lukman, suaminya sudah pasti akan menjadi almarhum dalam hitungan detik!

Pernyataan Pascal menjadi alarm bagi penghuni mansion. Mendapat tugas dari Isac secara langsung, Pascal akan melindungi Lana dari rengkuhan para predator di rumah ini.

Related chapters

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 6. Bencana Keluarga Bejat

    Diselamatkan oleh seseorang tidak pernah terbayang dalam benak Lana sebelumnya. Ia pikir semua itu hanya ada di dalam cerita dan mustahil terjadi di kehidupan nyata. Selama ini ia tidak pernah merasa cukup layak untuk mendapat nasib baik, Lana berakhir mengukur segala sesuatu dengan hal yang pasti-pasti dan jauh dari kata muluk-muluk. Akan tetapi, hari ini dia mengalami perubahan drastis dalam hidupnya. Ditolong oleh Pascal dalam kondisi terjepit merupakan pengalaman paling mengharukan. Pemuda itu bahkan membantunya kembali ke kamar dan mengambilkan pakaian ganti untuk Lana.Ia ingin mengatakan sejuta kata terima kasih kepada Pascal, tapi yang keluar hanyalah tangis tersedu. Lana tidak berharap hidupnya sesial ini. Bahkan selama bekerja di kasino saja tidak pernah ada yang sekurang ajar Lukman. Pria biadab itu benar-benar binatang dan jika Lana sanggup, ingin rasanya mencabik tubuh Lukman sampai lumat.“Nyonya, kamu mau menelepon tuan Morino?” tawar Pascal, menatap dengan pandangan i

    Last Updated : 2023-08-21
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 7. Perubahan Meresahkan

    Pagi itu sangat berbeda. Tidak ada yang mengedor pintu kamar Lana, apa lagi berteriak padanya. Keluarga suaminya bersantap dengan wajah tegang, melirik ke arah Pascal yang tampak tenang menghabiskan sarapan.Lana tidak turut duduk di sana, bahkan ketika Pascal mengajaknya, ia menolak. Pria itu masih bisa menahan diri, memantau semua dan mempelajari satu persatu kejadian. Dia tidak habis pikir, Isac membiarkan istrinya tersiksa di sangkar emas yang ayahnya ciptakan untuk Lana.“Tinggalkan semua itu, Nyonya!” seru Pascal, ketika melihat Lana membereskan meja makan. “Kenapa?” tanya gadis itu, tak paham larangan yang dicetuskan.“Bukannya ada pegawai yang sudah dibayar untuk mengerjakan?” Menatap dengan tajam, Pascal tidak menyukai tindakan Lana yang menempatkan dirinya sebagai pembantu.“Dia terbiasa melakukan itu! Kenapa harus mengubah kalo Lana suka?!” sambar Esther, dengan muka sinis.Pascal berpaling pada wanita tua dengan raut dingin. “Bagaimana jika kamu yang menggantikan dia, Nyo

    Last Updated : 2023-08-21
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan

    Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!” Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,

    Last Updated : 2023-08-21
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 9. King Seven

    Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya. Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.“Pagi, Bos.”“Pagi. Ada kabar terbaru?”Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas. “Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.

    Last Updated : 2023-08-22
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 10. Dia Pria Kasar Menyebalkan!

    Tak ada lagi yang memerintah dia seenaknya seperti dulu. Lana agak canggung, menerima perubahan saat ini. Semua keluarga suaminya tampak mulai mempertimbangkan ancaman Pascal.Sebenarnya Lana tidak keberatan, sebab apa yang dia kerjakan adalah pekerjaan rumah. Membersihkan kediaman milik Isac sama saja merawat dan menjaga agar dalam keadaan baik. Sementara dia sedang membersihkan daun kering dan rumput pada rumpun bunga mawar-mawarnya, seseorang memperhatikan dari balik pembatas taman pada lorong sambung dua bangunan. Dinding kayu yang memiliki celah kecil-kecil berbentuk diagonal itu memang tempat mengintai terbaik. Lana bagaikan peri bunga di antara berbagai keindahan taman. Mengenakan gaun terusan polos berwarna hijau tua, kakinya yang telanjang tampak menawan. Pascal tak mampu mengenyahkan pikiran tentang gadis tersebut. Mengetahui fakta, jika Lana tidak pernah disentuh Isac, menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Bisa saja Isac hanya melindungi belaka dan tak berminat pada

    Last Updated : 2023-08-22
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 11. Di Balik Wajah Dinginnya

    Membiasakan diri dengan tanggung jawab menjaga Lana memang tidak begitu menyenangkan. Jika saja Pascal punya pilihan, dia memilih untuk tidak menjadi putra dari Isac Morino. Tapi entah kenapa, setiap yang ayahnya katakan tidak pernah bisa ia bantah sedikit pun. Rasa hormat mungkin alasan yang mendasari Pascal melakukan perintah Isac selama ini. Namun, di lubuk hati terdalam, ada selipan tidak nyaman, ketika Pascal menyadari ia begitu rentan sejak mengenal istri muda ayahnya tersebut. Tanpa Pascal bisa jelaskan, ia memikirkan Lana terus menerus. Meski sedemikian rapat menutupi, tapi gejolak yang terjadi dalam batinnya sulit untuk ia singkirkan. Dia tahu, apa yang saat ini ia rasakan adalah salah …. Akan tetapi, tak peduli seberapa kuat Pascal mencoba mengabaikan, Lana selalu menyita waktu dan pikirannya. ‘Aku bahkan mulai berfantasi menikmati tubuhnya!’ Pascal mencemooh diri sendiri. Ia mencoba mengenyahkan, tapi Lana selalu hadir dalam lintasan. Gadis itu mencuri fokus juga meng

    Last Updated : 2023-09-09
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 12. Istri Muda Ayahku

    Ia melarang siapa pun membawa Lana masuk ke dalam. Pascal membopong sendiri wanita muda tersebut ke kamar. Membaringkan dengan hati-hati, aroma alkohol tercium dan itu membuat dia sangat jengkel. “Apa yang bikin kamu tertarik sama dia, Pas?” Melan muncul di pintu kamar Lana, kehadirannya cukup mengejutkan walau wanita itu terbiasa datang ke rumah tersebut. Pertanyaan itu tidak segera dijawab. Dia membetulkan gaun yang tersingkap, lalu menyelimuti penuh kehati-hatian, seolah-olah tubuh itu terbuat dari porselen. “Begitu banyak perempuan di luar sana yang sama menariknya dengan gadis kecilmu itu. Mau perawan atau pengalaman, tinggal pilih.” Lelaki itu masih mengabaikan, dia justru menyingkirkan rambut yang ada di dahi Lana. Jarinya mengelus wajah yang didandani, pria itu tidak menyukainya. Pascal lebih menyukai raut muka polos yang selama ini dia gilai. “Hapus riasan itu, Mel. Aku ganti baju dulu.” Dia menegakkan tubuh, lalu melenggang dari kamar yang sangat mewah dengan interior p

    Last Updated : 2023-09-15
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 13. Lengah

    Menghindar dari Pascal adalah langkah pertama yang Lana lakukan. Dia berusaha menyibukkan diri di kamar dan tidak keluar sejak pagi. Sayang, itu tak menghentikan pria muda itu untuk mendatangi dirinya.Ketukan keras di pintu membuat Lana memucat. Ia menoleh ke arah akses masuk dengan gugup. Lana ingin mengabaikan, tapi ketukan itu terus terdengar. Bayangan akan murka Pascal menyangkut kecerobohannya mabuk semalam, terbayang jelas di benaknya. ‘Selamatkan aku dari manusia itu, ya, Tuhan ….’ Lana membasahi bibirnya yang kering. Saat mengayun kaki, detak jantungnya tak bisa ia hentikan. Tangan itu bahkan gemetar, menarik gagang pintu keemasan dengan untaian doa mengalir.Ceklek!Pascal dengan tampilan rapi dan aroma parfum khasnya, berdiri di depan kamar Lana. Pandangannya memang tajam, tapi ekspresi wajah itu tak menunjukkan kemarahan. “Kamu nggak keluar buat sarapan. Semua baik-baik aja?”Selama sekian detik Lana terpana, tidak menduga jika Pascal akan bersikap seperti biasa. Kekhaw

    Last Updated : 2023-09-15

Latest chapter

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 15. Jika Aku Mati, Jangan Peduli!

    Meminta Asmi menjaga Lana selama di rumah sakit, Pascal juga menempatkan penjagaan ketat. Peringatan keras pada pihak pengelola juga ia tegaskan, bahwa Lana tidak boleh diliput oleh wartawan mana pun. Ia kembali ke rumah malam itu, untuk menuntaskan urusan yang harus dia selesaikan. Permintaan Isac agar mengendalikan dirinya sempat ingin Pascal tentang, tapi … untuk saat ini dia tidak memiliki kekuatan membantah.Ayahnya menekankan jika Pascal boleh memberikan pelajaran asalkan tidak melebihi batas. Jujur, Pascal tidak tahu sama sekali, jika Isac ternyata masih peduli terhadap kekuarganya walau mereka telah melakukan tindakan anarkis kepada Lana, istrinya. Apa yang Mona dan seluruh keluarganya lakukan bukan hanya melebihi batas, tapi nyaris membunuh Lana seandainya dia terlambat datang. Biarpun pernikahan antara mereka hanya sekedar berdasarkan keterpaksaan belaka, tapi setidaknya Isac bertindak atas nama nuraninya sebagai sorang suami. Laki-laki seperti apa pun sepatutnya mengamb

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 14. Aku Tidak Dendam

    BUK!BUK!“Biar mampus sekalian! Dasar perempuan nggak tahu diriiii! Mata duitan, pelacur menjijikkan!!” Mona begitu brutal menghajar Lana yang terkapar di lantai, tak berdaya menangkis tendangan dan injakan di tubuhnya.‘Papa … Papa, tolong aku ….’ Lana berharap dia tidak mati, tapi hantaman demi hantaman itu terus menimpa.Ia menjerit lemah, memohon ampun yang terus diabaikan oleh Mona. Wanita itu seperti sudah kerasukan setan, kalap dan lepas kendali. Di ruangan yang sama, Johan juga Esther menyaksikan dengan wajah puas, sakit hati mereka telah dibalaskan.Dari sudut pandang manusia-manusia di rumah ini, kesialan yang dialami sekarang adalah akibat pengaduan Lana. Gadis itulah yang menyebabkan semua orang mengalami kesulitan dalam segala hal.Dari jatah royalti yang tak lagi mereka terima, sampai uang hasil menipu Isac dengan berbagai cara juga dibekukan. Akses ke beberapa fasilitas mewah pun ditutup. Mereka dibatasi untuk melakukan segala sesuatu, termasuk harta kekayaan pribadi j

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 13. Lengah

    Menghindar dari Pascal adalah langkah pertama yang Lana lakukan. Dia berusaha menyibukkan diri di kamar dan tidak keluar sejak pagi. Sayang, itu tak menghentikan pria muda itu untuk mendatangi dirinya.Ketukan keras di pintu membuat Lana memucat. Ia menoleh ke arah akses masuk dengan gugup. Lana ingin mengabaikan, tapi ketukan itu terus terdengar. Bayangan akan murka Pascal menyangkut kecerobohannya mabuk semalam, terbayang jelas di benaknya. ‘Selamatkan aku dari manusia itu, ya, Tuhan ….’ Lana membasahi bibirnya yang kering. Saat mengayun kaki, detak jantungnya tak bisa ia hentikan. Tangan itu bahkan gemetar, menarik gagang pintu keemasan dengan untaian doa mengalir.Ceklek!Pascal dengan tampilan rapi dan aroma parfum khasnya, berdiri di depan kamar Lana. Pandangannya memang tajam, tapi ekspresi wajah itu tak menunjukkan kemarahan. “Kamu nggak keluar buat sarapan. Semua baik-baik aja?”Selama sekian detik Lana terpana, tidak menduga jika Pascal akan bersikap seperti biasa. Kekhaw

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 12. Istri Muda Ayahku

    Ia melarang siapa pun membawa Lana masuk ke dalam. Pascal membopong sendiri wanita muda tersebut ke kamar. Membaringkan dengan hati-hati, aroma alkohol tercium dan itu membuat dia sangat jengkel. “Apa yang bikin kamu tertarik sama dia, Pas?” Melan muncul di pintu kamar Lana, kehadirannya cukup mengejutkan walau wanita itu terbiasa datang ke rumah tersebut. Pertanyaan itu tidak segera dijawab. Dia membetulkan gaun yang tersingkap, lalu menyelimuti penuh kehati-hatian, seolah-olah tubuh itu terbuat dari porselen. “Begitu banyak perempuan di luar sana yang sama menariknya dengan gadis kecilmu itu. Mau perawan atau pengalaman, tinggal pilih.” Lelaki itu masih mengabaikan, dia justru menyingkirkan rambut yang ada di dahi Lana. Jarinya mengelus wajah yang didandani, pria itu tidak menyukainya. Pascal lebih menyukai raut muka polos yang selama ini dia gilai. “Hapus riasan itu, Mel. Aku ganti baju dulu.” Dia menegakkan tubuh, lalu melenggang dari kamar yang sangat mewah dengan interior p

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 11. Di Balik Wajah Dinginnya

    Membiasakan diri dengan tanggung jawab menjaga Lana memang tidak begitu menyenangkan. Jika saja Pascal punya pilihan, dia memilih untuk tidak menjadi putra dari Isac Morino. Tapi entah kenapa, setiap yang ayahnya katakan tidak pernah bisa ia bantah sedikit pun. Rasa hormat mungkin alasan yang mendasari Pascal melakukan perintah Isac selama ini. Namun, di lubuk hati terdalam, ada selipan tidak nyaman, ketika Pascal menyadari ia begitu rentan sejak mengenal istri muda ayahnya tersebut. Tanpa Pascal bisa jelaskan, ia memikirkan Lana terus menerus. Meski sedemikian rapat menutupi, tapi gejolak yang terjadi dalam batinnya sulit untuk ia singkirkan. Dia tahu, apa yang saat ini ia rasakan adalah salah …. Akan tetapi, tak peduli seberapa kuat Pascal mencoba mengabaikan, Lana selalu menyita waktu dan pikirannya. ‘Aku bahkan mulai berfantasi menikmati tubuhnya!’ Pascal mencemooh diri sendiri. Ia mencoba mengenyahkan, tapi Lana selalu hadir dalam lintasan. Gadis itu mencuri fokus juga meng

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 10. Dia Pria Kasar Menyebalkan!

    Tak ada lagi yang memerintah dia seenaknya seperti dulu. Lana agak canggung, menerima perubahan saat ini. Semua keluarga suaminya tampak mulai mempertimbangkan ancaman Pascal.Sebenarnya Lana tidak keberatan, sebab apa yang dia kerjakan adalah pekerjaan rumah. Membersihkan kediaman milik Isac sama saja merawat dan menjaga agar dalam keadaan baik. Sementara dia sedang membersihkan daun kering dan rumput pada rumpun bunga mawar-mawarnya, seseorang memperhatikan dari balik pembatas taman pada lorong sambung dua bangunan. Dinding kayu yang memiliki celah kecil-kecil berbentuk diagonal itu memang tempat mengintai terbaik. Lana bagaikan peri bunga di antara berbagai keindahan taman. Mengenakan gaun terusan polos berwarna hijau tua, kakinya yang telanjang tampak menawan. Pascal tak mampu mengenyahkan pikiran tentang gadis tersebut. Mengetahui fakta, jika Lana tidak pernah disentuh Isac, menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Bisa saja Isac hanya melindungi belaka dan tak berminat pada

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 9. King Seven

    Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya. Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.“Pagi, Bos.”“Pagi. Ada kabar terbaru?”Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas. “Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan

    Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!” Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 7. Perubahan Meresahkan

    Pagi itu sangat berbeda. Tidak ada yang mengedor pintu kamar Lana, apa lagi berteriak padanya. Keluarga suaminya bersantap dengan wajah tegang, melirik ke arah Pascal yang tampak tenang menghabiskan sarapan.Lana tidak turut duduk di sana, bahkan ketika Pascal mengajaknya, ia menolak. Pria itu masih bisa menahan diri, memantau semua dan mempelajari satu persatu kejadian. Dia tidak habis pikir, Isac membiarkan istrinya tersiksa di sangkar emas yang ayahnya ciptakan untuk Lana.“Tinggalkan semua itu, Nyonya!” seru Pascal, ketika melihat Lana membereskan meja makan. “Kenapa?” tanya gadis itu, tak paham larangan yang dicetuskan.“Bukannya ada pegawai yang sudah dibayar untuk mengerjakan?” Menatap dengan tajam, Pascal tidak menyukai tindakan Lana yang menempatkan dirinya sebagai pembantu.“Dia terbiasa melakukan itu! Kenapa harus mengubah kalo Lana suka?!” sambar Esther, dengan muka sinis.Pascal berpaling pada wanita tua dengan raut dingin. “Bagaimana jika kamu yang menggantikan dia, Nyo

DMCA.com Protection Status