Home / Romansa / Istri Muda sang Mafia / Bab 7. Perubahan Meresahkan

Share

Bab 7. Perubahan Meresahkan

last update Last Updated: 2023-08-21 10:16:17

Pagi itu sangat berbeda. Tidak ada yang mengedor pintu kamar Lana, apa lagi berteriak padanya. Keluarga suaminya bersantap dengan wajah tegang, melirik ke arah Pascal yang tampak tenang menghabiskan sarapan.

Lana tidak turut duduk di sana, bahkan ketika Pascal mengajaknya, ia menolak. Pria itu masih bisa menahan diri, memantau semua dan mempelajari satu persatu kejadian. Dia tidak habis pikir, Isac membiarkan istrinya tersiksa di sangkar emas yang ayahnya ciptakan untuk Lana.

“Tinggalkan semua itu, Nyonya!” seru Pascal, ketika melihat Lana membereskan meja makan. 

“Kenapa?” tanya gadis itu, tak paham larangan yang dicetuskan.

“Bukannya ada pegawai yang sudah dibayar untuk mengerjakan?” Menatap dengan tajam, Pascal tidak menyukai tindakan Lana yang menempatkan dirinya sebagai pembantu.

“Dia terbiasa melakukan itu! Kenapa harus mengubah kalo Lana suka?!” sambar Esther, dengan muka sinis.

Pascal berpaling pada wanita tua dengan raut dingin. “Bagaimana jika kamu yang menggantikan dia, Nyonya Antares? Bagus untuk kesehatan tulang tuamu, supaya tidak kegemukan!”

Esther mendelik, bibirnya yang terpoles gincu merah bergerak penuh emosi. 

“Kau …,” desisnya. 

“Ada masalah dengan saranku tadi?” tanya Pascal, sementara tak mengalihkan tatapannya. 

Johan tampak tak peduli, karena sibuk memikirkan nasib uangnya di bank. Mona pun tidak nampak, si kembar entah ada di mana. Melihat dirinya tak ada yang membela, Esther membanting lap dan meninggalkan ruangan dengan langkah kesal.

Lana menggelengkan kepala, menatap Pascal yang kembali meneguk kopi dengan santai. Satu persatu taring keluarga suaminya dicopot. Tak ada yang berani membantah Pascal ….

[-]

“Aku akan mengantarmu dan menjemput sendiri sore nanti,” tegas Pascal, ketika Lana berpamitan untuk pergi ke rumah orang tuanya.

Gadis itu hanya mengiyakan dalam diam. Tak ada bantahan apa pun, hanya menuruti semua peraturan yang Pascal terapkan. 

Kunjungan hari ini adalah wajib dan sudah Isac sepakati dengan ibu dan paman Lana, untuk istrinya pulang dua minggu sekali. Sebetulnya bukan untuk melepas rindu, sebab Lana tidak pernah memiliki ikatan batin apa pun dengan ibu juga pamannya. 

Satu-satunya hal yang diharapkan oleh dua manusia itu adalah jatah uang dari Lana.

“Ini ponsel baru untuk menggantikan milikmu yang lama.” Pascal menaruh paperbag di samping tempat duduk Lana, sementara mobil melaju. “Sudah siap pakai dan nomor yang tersimpan adalah milikku dan punya tuan Morino.”

Lana menatap kotak yang ada di dalam, semakin tidak memahami perubahan demi perubahan yang terjadi saat ini. 

“Biasakan diri untuk menjadi nyonya dan nasibmu tidak lagi seperti kemarin.” Entah peringatan atau saran, Lana sama sekali tak peduli. Ia menoleh ke sebelah, di mana Pascal berada.

“Kapan Isac pulang?” tanyanya pelan. Dia lebih memilih suaminyalah yang berada di rumah, daripada pria muda ketus dan kasar seperti Pascal.

Meski secara garis besar perlakuannya adalah meringankan beban Lana, tapi dia tidak menyukai cara bicara dan sikap angkuh juga dingin lelaki itu.

“Cukup lama.”

Jawaban singkat itu kurang menyenangkan. Lana malas melanjutkan, mengalihkan muka ke depan dan berusaha mengabaikan keberadaan Pascal.

[-]

“Cuman segini aja? Kenapa makin lama suamimu semakin pelit? Nggak ada peningkatan dan ngasihnya selalu ngepas!” kecam ibunya, merenggut amplop yang Lana sodorkan. 

Anaknya sudah terbiasa, menerima perlakuan sinis dari wanita yang dia panggil ibu. Sudah sejak pagi paman dan ibunya terlihat gelisah, berkali-kali keluar masuk kamar. Lana menebak ada masalah yang muncul dan tidak dia ketahui. Kepulan asap dari ruang tengah memenuhi udara. Ibunya seakan berlomba dengan pamannya mengisap rokok, sementara berembuk.

Lana masih mencuci piring dan membereskan dapur lepas makan malam. Dia tidak peduli akan dengung keresahan yang saat ini terlontar. Pulang ke rumah ini, dia tidak juga mendapat kelonggaran untuk bersantai. Tetap membersihkan rumah dan merapikan semuanya. 

“Mati kita, Ndra, kalo sampe nggak bisa bayar. Kamu mikir dong, cara dapetin duit cepat.” Ibunya tampak mulai melontarkan kalimat bernada kesal.

“Untuk sementara aman, Mir. Orang itu udah kubungkam tiga ratus juta.” Pamannya mencoba menenangkan.

“Dia minta satu miliar, Indra! Tiga ratus juta itu jauh dari kata semiliar!” Mirah mulai jengkel.

“Buntu otakku, jangan neken teruslah! Lama-lama bisa meledak kepala ini!” Indra pun perlahan turut emosi.

Obrolan dua orang yang memuakkan hati Lana terus berlangsung. 

Mirah Satiningrum adalah perempuan cantik yang memiliki tubuh rupawan, tapi sangat ambisius. Menikahi ayah Lana, Johan Bastin, harapannya untuk menjadi kaya raya harus pupus. Johan yang bekerja di bea cukai menolak untuk korupsi, bekerja jujur adalah prinsipnya sedari dulu.

Sementara teman sejawat mulai menanjak kehidupannya, Johan merangkak pelan. Lama-lama Mirah pun gerah. Kehadiran Indra, adik kandung Johan, mulai mengguncang rumah tangga mereka.

Saat mengetahui perselingkuhan keduanya, Johan berniat menceraikan Mirah. Lana masih berusia tujuh tahun waktu itu. Akan tetapi, sebelum ketok palu, Johan ditemukan terbunuh di pelabuhan. Tubuhnya mengalami luka tembakan lima kali, diduga aksi dari gembong mafia yang tidak suka Johan menolak uang suap mereka.

Belum sampai sebulan, Indra tinggal di rumah dan dia bertingkah seolah-olah menjadi paman yang baik dan bertanggung jawab. Hanya Lana yang tahu, bagaimana lelaki itu setiap malam menunggangi ibunya yang merintih dan menjerit penuh nikmat.

“Mungkin kita harus nyoba utang sama koh Lim, Mir.” Indra mencetuskan ide yang menurutnya brilian tersebut. “Paling dia ngajuin syarat minta kamu tidurin.”

Mirah tidak pernah keberatan melakukan itu. “Kalo dia mau? Kalo enggak?”

“Pasti mau, siapa yang bisa menolak keseksianmu?” Indra menarik Mirah agar mendekat. Kursi itu tergeser, seiring tangan Indra mendarat di payudara Mirah yang tidak terlindungi bra.

Mengenakan daster bertali satu, perempuan berusia tiga puluh sembilan tahun ini memang benar-benar memiliki lekuk badan yang sintal dan menggairahkan untuk para lelaki. Menikahi Johan pada usia muda, terkadang semua mengira Mirah dan Lana adalah kakak adik.

“Ooh, kamu bikin aku basah, Ndra …,” rintih perempuan itu, saat mulut adik iparnya mengulum payudara bergantian. Benda kenyal itu sudah dipenuhi liur, lumatan Indra benar-benar tampak beringas.

Jemarinya meremas rambut Indra, sementara kedua mata terpejam. Mulut itu terus mendesis, sesekali lidahnya terjulur. Indra tidak akan pernah puas menggarap tubuh Mirah. Setiap saat dia akan menuntaskan hasrat, tak peduli ada di mana. 

Tangan Indra mulai menyelusup ke pangkal paha, menemukan lembah basah yang siap untuk menghangatkan dirinya. Pinggul Mirah meliuk tak tentu, dada itu kian membusung.

“Sini, aku udah sabar nih!” Indra menjauh, menurunkan celana pendeknya dan duduk di sofa. 

Mirah segera mendekat dengan napas memburu. Birahinya sudah memuncak, terlebih lagi ketika melihat benda tumpul sudah mencuat gagah. 

Untuk masalah kejantanan, ukuran milik si Indra memang tidak tertandingi di mata Mirah. Stamina lelaki yang sanggup bercinta dalam durasi lama itu juga membuat Mirah selalu ketagihan.

Ia naik ke atas pangkuan, melesakkan pedang mengkilap yang kini amblas ke dalam rahimnya.

“Oooh!” 

Mengerang bersamaan penuh ekspresi nikmat, di ruang tengah tersebut dua insan mengejar puncak. Lana mendadak mendengar rintihan dari ibunya, berikut kata-kata kotor yang diucapkan keras-keras. Dia seketika memejamkan mata, menahan rasa nyeri yang mendera dada.

Ibunya mirip pelacur, yang bersedia digarap di mana saja. Indra sendiri tidak lebih dari pria menjijikkan, yang Lana tidak pernah harapkan akan hadir dalam hidup mereka. Beruntungnya, Indra tidak pernah berniat menggagahi dia. Lana paham, jika pria sakit itu hanya tertarik pada wanita yang lebih tua. 

“Goyang lebih cepat, Mirah! Teruss, aaah!”

Dengan kepala tertunduk, Lana melewati ruang tengah untuk menuju kamarnya di atas. Kedua orang tersebut sama sekali tidak peduli, seakan mengabaikan keberadaan dia.

Begitu sampai di kamar, Lana menangis sejadi-jadinya. Satu persatu perubahan memang terjadi, tapi dia tak mengharapkan seperti ini. Pascal adalah pilihan buruk sebagai penjaganya, sementara situasi Mirah membuat Lana kian merasa muak.

‘Sampai kapan aku menjalani hidup kayak gini?’

Related chapters

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan

    Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!” Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,

    Last Updated : 2023-08-21
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 9. King Seven

    Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya. Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.“Pagi, Bos.”“Pagi. Ada kabar terbaru?”Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas. “Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.

    Last Updated : 2023-08-22
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 10. Dia Pria Kasar Menyebalkan!

    Tak ada lagi yang memerintah dia seenaknya seperti dulu. Lana agak canggung, menerima perubahan saat ini. Semua keluarga suaminya tampak mulai mempertimbangkan ancaman Pascal.Sebenarnya Lana tidak keberatan, sebab apa yang dia kerjakan adalah pekerjaan rumah. Membersihkan kediaman milik Isac sama saja merawat dan menjaga agar dalam keadaan baik. Sementara dia sedang membersihkan daun kering dan rumput pada rumpun bunga mawar-mawarnya, seseorang memperhatikan dari balik pembatas taman pada lorong sambung dua bangunan. Dinding kayu yang memiliki celah kecil-kecil berbentuk diagonal itu memang tempat mengintai terbaik. Lana bagaikan peri bunga di antara berbagai keindahan taman. Mengenakan gaun terusan polos berwarna hijau tua, kakinya yang telanjang tampak menawan. Pascal tak mampu mengenyahkan pikiran tentang gadis tersebut. Mengetahui fakta, jika Lana tidak pernah disentuh Isac, menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Bisa saja Isac hanya melindungi belaka dan tak berminat pada

    Last Updated : 2023-08-22
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 11. Di Balik Wajah Dinginnya

    Membiasakan diri dengan tanggung jawab menjaga Lana memang tidak begitu menyenangkan. Jika saja Pascal punya pilihan, dia memilih untuk tidak menjadi putra dari Isac Morino. Tapi entah kenapa, setiap yang ayahnya katakan tidak pernah bisa ia bantah sedikit pun. Rasa hormat mungkin alasan yang mendasari Pascal melakukan perintah Isac selama ini. Namun, di lubuk hati terdalam, ada selipan tidak nyaman, ketika Pascal menyadari ia begitu rentan sejak mengenal istri muda ayahnya tersebut. Tanpa Pascal bisa jelaskan, ia memikirkan Lana terus menerus. Meski sedemikian rapat menutupi, tapi gejolak yang terjadi dalam batinnya sulit untuk ia singkirkan. Dia tahu, apa yang saat ini ia rasakan adalah salah …. Akan tetapi, tak peduli seberapa kuat Pascal mencoba mengabaikan, Lana selalu menyita waktu dan pikirannya. ‘Aku bahkan mulai berfantasi menikmati tubuhnya!’ Pascal mencemooh diri sendiri. Ia mencoba mengenyahkan, tapi Lana selalu hadir dalam lintasan. Gadis itu mencuri fokus juga meng

    Last Updated : 2023-09-09
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 12. Istri Muda Ayahku

    Ia melarang siapa pun membawa Lana masuk ke dalam. Pascal membopong sendiri wanita muda tersebut ke kamar. Membaringkan dengan hati-hati, aroma alkohol tercium dan itu membuat dia sangat jengkel. “Apa yang bikin kamu tertarik sama dia, Pas?” Melan muncul di pintu kamar Lana, kehadirannya cukup mengejutkan walau wanita itu terbiasa datang ke rumah tersebut. Pertanyaan itu tidak segera dijawab. Dia membetulkan gaun yang tersingkap, lalu menyelimuti penuh kehati-hatian, seolah-olah tubuh itu terbuat dari porselen. “Begitu banyak perempuan di luar sana yang sama menariknya dengan gadis kecilmu itu. Mau perawan atau pengalaman, tinggal pilih.” Lelaki itu masih mengabaikan, dia justru menyingkirkan rambut yang ada di dahi Lana. Jarinya mengelus wajah yang didandani, pria itu tidak menyukainya. Pascal lebih menyukai raut muka polos yang selama ini dia gilai. “Hapus riasan itu, Mel. Aku ganti baju dulu.” Dia menegakkan tubuh, lalu melenggang dari kamar yang sangat mewah dengan interior p

    Last Updated : 2023-09-15
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 13. Lengah

    Menghindar dari Pascal adalah langkah pertama yang Lana lakukan. Dia berusaha menyibukkan diri di kamar dan tidak keluar sejak pagi. Sayang, itu tak menghentikan pria muda itu untuk mendatangi dirinya.Ketukan keras di pintu membuat Lana memucat. Ia menoleh ke arah akses masuk dengan gugup. Lana ingin mengabaikan, tapi ketukan itu terus terdengar. Bayangan akan murka Pascal menyangkut kecerobohannya mabuk semalam, terbayang jelas di benaknya. ‘Selamatkan aku dari manusia itu, ya, Tuhan ….’ Lana membasahi bibirnya yang kering. Saat mengayun kaki, detak jantungnya tak bisa ia hentikan. Tangan itu bahkan gemetar, menarik gagang pintu keemasan dengan untaian doa mengalir.Ceklek!Pascal dengan tampilan rapi dan aroma parfum khasnya, berdiri di depan kamar Lana. Pandangannya memang tajam, tapi ekspresi wajah itu tak menunjukkan kemarahan. “Kamu nggak keluar buat sarapan. Semua baik-baik aja?”Selama sekian detik Lana terpana, tidak menduga jika Pascal akan bersikap seperti biasa. Kekhaw

    Last Updated : 2023-09-15
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 14. Aku Tidak Dendam

    BUK!BUK!“Biar mampus sekalian! Dasar perempuan nggak tahu diriiii! Mata duitan, pelacur menjijikkan!!” Mona begitu brutal menghajar Lana yang terkapar di lantai, tak berdaya menangkis tendangan dan injakan di tubuhnya.‘Papa … Papa, tolong aku ….’ Lana berharap dia tidak mati, tapi hantaman demi hantaman itu terus menimpa.Ia menjerit lemah, memohon ampun yang terus diabaikan oleh Mona. Wanita itu seperti sudah kerasukan setan, kalap dan lepas kendali. Di ruangan yang sama, Johan juga Esther menyaksikan dengan wajah puas, sakit hati mereka telah dibalaskan.Dari sudut pandang manusia-manusia di rumah ini, kesialan yang dialami sekarang adalah akibat pengaduan Lana. Gadis itulah yang menyebabkan semua orang mengalami kesulitan dalam segala hal.Dari jatah royalti yang tak lagi mereka terima, sampai uang hasil menipu Isac dengan berbagai cara juga dibekukan. Akses ke beberapa fasilitas mewah pun ditutup. Mereka dibatasi untuk melakukan segala sesuatu, termasuk harta kekayaan pribadi j

    Last Updated : 2023-09-16
  • Istri Muda sang Mafia   Bab 15. Jika Aku Mati, Jangan Peduli!

    Meminta Asmi menjaga Lana selama di rumah sakit, Pascal juga menempatkan penjagaan ketat. Peringatan keras pada pihak pengelola juga ia tegaskan, bahwa Lana tidak boleh diliput oleh wartawan mana pun. Ia kembali ke rumah malam itu, untuk menuntaskan urusan yang harus dia selesaikan. Permintaan Isac agar mengendalikan dirinya sempat ingin Pascal tentang, tapi … untuk saat ini dia tidak memiliki kekuatan membantah.Ayahnya menekankan jika Pascal boleh memberikan pelajaran asalkan tidak melebihi batas. Jujur, Pascal tidak tahu sama sekali, jika Isac ternyata masih peduli terhadap kekuarganya walau mereka telah melakukan tindakan anarkis kepada Lana, istrinya. Apa yang Mona dan seluruh keluarganya lakukan bukan hanya melebihi batas, tapi nyaris membunuh Lana seandainya dia terlambat datang. Biarpun pernikahan antara mereka hanya sekedar berdasarkan keterpaksaan belaka, tapi setidaknya Isac bertindak atas nama nuraninya sebagai sorang suami. Laki-laki seperti apa pun sepatutnya mengamb

    Last Updated : 2023-09-19

Latest chapter

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 15. Jika Aku Mati, Jangan Peduli!

    Meminta Asmi menjaga Lana selama di rumah sakit, Pascal juga menempatkan penjagaan ketat. Peringatan keras pada pihak pengelola juga ia tegaskan, bahwa Lana tidak boleh diliput oleh wartawan mana pun. Ia kembali ke rumah malam itu, untuk menuntaskan urusan yang harus dia selesaikan. Permintaan Isac agar mengendalikan dirinya sempat ingin Pascal tentang, tapi … untuk saat ini dia tidak memiliki kekuatan membantah.Ayahnya menekankan jika Pascal boleh memberikan pelajaran asalkan tidak melebihi batas. Jujur, Pascal tidak tahu sama sekali, jika Isac ternyata masih peduli terhadap kekuarganya walau mereka telah melakukan tindakan anarkis kepada Lana, istrinya. Apa yang Mona dan seluruh keluarganya lakukan bukan hanya melebihi batas, tapi nyaris membunuh Lana seandainya dia terlambat datang. Biarpun pernikahan antara mereka hanya sekedar berdasarkan keterpaksaan belaka, tapi setidaknya Isac bertindak atas nama nuraninya sebagai sorang suami. Laki-laki seperti apa pun sepatutnya mengamb

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 14. Aku Tidak Dendam

    BUK!BUK!“Biar mampus sekalian! Dasar perempuan nggak tahu diriiii! Mata duitan, pelacur menjijikkan!!” Mona begitu brutal menghajar Lana yang terkapar di lantai, tak berdaya menangkis tendangan dan injakan di tubuhnya.‘Papa … Papa, tolong aku ….’ Lana berharap dia tidak mati, tapi hantaman demi hantaman itu terus menimpa.Ia menjerit lemah, memohon ampun yang terus diabaikan oleh Mona. Wanita itu seperti sudah kerasukan setan, kalap dan lepas kendali. Di ruangan yang sama, Johan juga Esther menyaksikan dengan wajah puas, sakit hati mereka telah dibalaskan.Dari sudut pandang manusia-manusia di rumah ini, kesialan yang dialami sekarang adalah akibat pengaduan Lana. Gadis itulah yang menyebabkan semua orang mengalami kesulitan dalam segala hal.Dari jatah royalti yang tak lagi mereka terima, sampai uang hasil menipu Isac dengan berbagai cara juga dibekukan. Akses ke beberapa fasilitas mewah pun ditutup. Mereka dibatasi untuk melakukan segala sesuatu, termasuk harta kekayaan pribadi j

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 13. Lengah

    Menghindar dari Pascal adalah langkah pertama yang Lana lakukan. Dia berusaha menyibukkan diri di kamar dan tidak keluar sejak pagi. Sayang, itu tak menghentikan pria muda itu untuk mendatangi dirinya.Ketukan keras di pintu membuat Lana memucat. Ia menoleh ke arah akses masuk dengan gugup. Lana ingin mengabaikan, tapi ketukan itu terus terdengar. Bayangan akan murka Pascal menyangkut kecerobohannya mabuk semalam, terbayang jelas di benaknya. ‘Selamatkan aku dari manusia itu, ya, Tuhan ….’ Lana membasahi bibirnya yang kering. Saat mengayun kaki, detak jantungnya tak bisa ia hentikan. Tangan itu bahkan gemetar, menarik gagang pintu keemasan dengan untaian doa mengalir.Ceklek!Pascal dengan tampilan rapi dan aroma parfum khasnya, berdiri di depan kamar Lana. Pandangannya memang tajam, tapi ekspresi wajah itu tak menunjukkan kemarahan. “Kamu nggak keluar buat sarapan. Semua baik-baik aja?”Selama sekian detik Lana terpana, tidak menduga jika Pascal akan bersikap seperti biasa. Kekhaw

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 12. Istri Muda Ayahku

    Ia melarang siapa pun membawa Lana masuk ke dalam. Pascal membopong sendiri wanita muda tersebut ke kamar. Membaringkan dengan hati-hati, aroma alkohol tercium dan itu membuat dia sangat jengkel. “Apa yang bikin kamu tertarik sama dia, Pas?” Melan muncul di pintu kamar Lana, kehadirannya cukup mengejutkan walau wanita itu terbiasa datang ke rumah tersebut. Pertanyaan itu tidak segera dijawab. Dia membetulkan gaun yang tersingkap, lalu menyelimuti penuh kehati-hatian, seolah-olah tubuh itu terbuat dari porselen. “Begitu banyak perempuan di luar sana yang sama menariknya dengan gadis kecilmu itu. Mau perawan atau pengalaman, tinggal pilih.” Lelaki itu masih mengabaikan, dia justru menyingkirkan rambut yang ada di dahi Lana. Jarinya mengelus wajah yang didandani, pria itu tidak menyukainya. Pascal lebih menyukai raut muka polos yang selama ini dia gilai. “Hapus riasan itu, Mel. Aku ganti baju dulu.” Dia menegakkan tubuh, lalu melenggang dari kamar yang sangat mewah dengan interior p

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 11. Di Balik Wajah Dinginnya

    Membiasakan diri dengan tanggung jawab menjaga Lana memang tidak begitu menyenangkan. Jika saja Pascal punya pilihan, dia memilih untuk tidak menjadi putra dari Isac Morino. Tapi entah kenapa, setiap yang ayahnya katakan tidak pernah bisa ia bantah sedikit pun. Rasa hormat mungkin alasan yang mendasari Pascal melakukan perintah Isac selama ini. Namun, di lubuk hati terdalam, ada selipan tidak nyaman, ketika Pascal menyadari ia begitu rentan sejak mengenal istri muda ayahnya tersebut. Tanpa Pascal bisa jelaskan, ia memikirkan Lana terus menerus. Meski sedemikian rapat menutupi, tapi gejolak yang terjadi dalam batinnya sulit untuk ia singkirkan. Dia tahu, apa yang saat ini ia rasakan adalah salah …. Akan tetapi, tak peduli seberapa kuat Pascal mencoba mengabaikan, Lana selalu menyita waktu dan pikirannya. ‘Aku bahkan mulai berfantasi menikmati tubuhnya!’ Pascal mencemooh diri sendiri. Ia mencoba mengenyahkan, tapi Lana selalu hadir dalam lintasan. Gadis itu mencuri fokus juga meng

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 10. Dia Pria Kasar Menyebalkan!

    Tak ada lagi yang memerintah dia seenaknya seperti dulu. Lana agak canggung, menerima perubahan saat ini. Semua keluarga suaminya tampak mulai mempertimbangkan ancaman Pascal.Sebenarnya Lana tidak keberatan, sebab apa yang dia kerjakan adalah pekerjaan rumah. Membersihkan kediaman milik Isac sama saja merawat dan menjaga agar dalam keadaan baik. Sementara dia sedang membersihkan daun kering dan rumput pada rumpun bunga mawar-mawarnya, seseorang memperhatikan dari balik pembatas taman pada lorong sambung dua bangunan. Dinding kayu yang memiliki celah kecil-kecil berbentuk diagonal itu memang tempat mengintai terbaik. Lana bagaikan peri bunga di antara berbagai keindahan taman. Mengenakan gaun terusan polos berwarna hijau tua, kakinya yang telanjang tampak menawan. Pascal tak mampu mengenyahkan pikiran tentang gadis tersebut. Mengetahui fakta, jika Lana tidak pernah disentuh Isac, menimbulkan rasa penasaran dalam dirinya. Bisa saja Isac hanya melindungi belaka dan tak berminat pada

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 9. King Seven

    Ruangan kotak yang dikepung dinding kaca di lantai tujuh itu tampak lenggang. Isac berdiri menghadap ke luar sambil menatap gedung pencakar langit yang ada di sekelilingnya. Dia masih belum menemukan bukti jelas dari penyelewengan uang bisnisnya hingga detik ini. Entah, sampai kapan si ular pengkhinat itu akan menampilkan diri, rasanya sudah tidak sabar untuk merampungkan semua.Mengisap cerutu kecil havana nomor lima, Isac tak menoleh sedikit pun saat seseorang menyeruak masuk ke dalam.“Pagi, Bos.”“Pagi. Ada kabar terbaru?”Pria berjas rapi tersebut mengambil kartu undangan kecil dengan pita bernuansa emas dari kantong, lalu meletakkan di meja.“Benda itu dibawa ke pelelangan malam ini.”Isac akhirnya menoleh, melangkah dua ayunan untuk membaca undangan yang ditujukan untuk kaum terbatas. “Siapkan uang tiga belas miliar, cash. Pastikan aku pemenangnya.”“Siap, Bos. Aku udah ngomong juga sama Linda.”Pemimpin dunia hitam yang saat ini paling ditakuti itu tampak mengeraskan rahang.

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 8. Manusia-Manusia Menyedihkan

    Wajah bengap Lukman tampak menyedihkan, ternaring di ranjang pasien dengan beberapa plester di muka dan lengan. Mona menatap suaminya sementara melakukan panggilan ke pengacara.“Aku mau menuntut Pascal Maximus, Ren! Kamu tuh tuli atau apa?! Kok dari tadi nanya Pascal siapa sih!” Suaranya mulai meradang, Mona berjalan menuju dinding kaca ruang opname.[Astaga, Mbak! Serius mau nuntut dia? Masalahnya apa?]“Dia udah nonjokin Lukman tanpa sebab! Cuman gara-gara salah paham, si anjing Lana, bininya kakakku, ngaku-ngaku kalo mau diperkosa sama Lukman! Otaknya udah gila atau gimana? Tampang pembantu aja ngarep bisa menarik suamiku!”Lukman tersenyum dengan seringai licik. Betapa mudah memanipulasi Mona, yang terlalu memujanya dalam segala hal.[Duh, tunggu dulu deh! Aku liat jadwal, ntar kukabarin secepatnya]“A-apa? Jadwal apa lagi? Aku butuh pengacara sekarang, bukan …. halo! Halo! Rendi! Sial!” Panggilannya sudah dimatikan dan Mona memekik kesal. Sudah empat pengacara yang dia hubungi,

  • Istri Muda sang Mafia   Bab 7. Perubahan Meresahkan

    Pagi itu sangat berbeda. Tidak ada yang mengedor pintu kamar Lana, apa lagi berteriak padanya. Keluarga suaminya bersantap dengan wajah tegang, melirik ke arah Pascal yang tampak tenang menghabiskan sarapan.Lana tidak turut duduk di sana, bahkan ketika Pascal mengajaknya, ia menolak. Pria itu masih bisa menahan diri, memantau semua dan mempelajari satu persatu kejadian. Dia tidak habis pikir, Isac membiarkan istrinya tersiksa di sangkar emas yang ayahnya ciptakan untuk Lana.“Tinggalkan semua itu, Nyonya!” seru Pascal, ketika melihat Lana membereskan meja makan. “Kenapa?” tanya gadis itu, tak paham larangan yang dicetuskan.“Bukannya ada pegawai yang sudah dibayar untuk mengerjakan?” Menatap dengan tajam, Pascal tidak menyukai tindakan Lana yang menempatkan dirinya sebagai pembantu.“Dia terbiasa melakukan itu! Kenapa harus mengubah kalo Lana suka?!” sambar Esther, dengan muka sinis.Pascal berpaling pada wanita tua dengan raut dingin. “Bagaimana jika kamu yang menggantikan dia, Nyo

DMCA.com Protection Status