Share

Bab 76 Menyesal

Beberapa jam sebelumnya …

Arif ragu untuk melangkah, karena melihat tuannya tengah memijat kening tanda sedang dalam kondisi frustasi berat. Tama tidak pernah begitu keras memikirkan sesuatu, karena dia selalu punya seribu cara licik saat menghadapi lawan bisnisnya. Tapi semenjak kepergian Rania, Tama berubah sangat berbeda. Dia menjadi lebih kejam, berhati dingin dan sesekali memegangi keningnya sambil mengaduh pelan. Sebagai orang yang tak pernah lepas dari Tama, Arif tentu cemas melihat perubahan itu.

"Rif? Masuk!" Tama menyadari kehadiran Arif, yang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. "Apa yang kamu temukan?"

Arif menggeleng. "Saya belum menemukan jejak Rania, Tuan,"

"Kalau anak itu? Apa dia sudah menikah?"

Sekali lagi Arif menggeleng. "Dia sama sekali tidak keluar rumah, bahkan tidak pergi ke kampus," jawab Arif.

Tama mendongak. "Anak itu? Apa dia kira dengan bersikap kekanakan, Rania akan kembali?" Tama mengomel sambil memandang Arif. Padahal omelan itu dia tujukan pada Vink
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status