Share

Bab 75 Mari Menikah

Bagas menyerahkan segelas kopi dan roti lapis ke hadapan Rania yang tengah sibuk menyusun pembelajaran untuk para mahasiswanya. Rania mendongak, dan tersenyum sebagai ucapan terima kasih. Dia pun melepas kacamatanya dan menghadap Bagas yang duduk di salah satu kursi dosen di samping meja Rania.

"Tumben baik?" seloroh Rania bercanda.

Bagas tertawa lepas. Setelah hampir tiga bulan bekerja sebagai kolega sesama pegawai kampus, Rania dan Bagas memutuskan untuk bicara lebih santai mengingat usia mereka yang hampir sebaya. Bagas hanya selisih lebih tua beberapa tahun dari Rania, membuat obrolan begitu menyenangkan.

"Aku baru sadar, kenapa kamu lepas cincinmu?" tanya Bagas, yang iseng menatap ke arah jari manis Rania.

Rania sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu. Dalam hati dia berseru, tentu saja dia harus melepas cincin pemberian Tama. Setiap kali dia melihat cincin itu, hatinya akan teriris pedih akan kenangan pahit dan indah bersama Tama.

"Aku tidak ingin mencolok di depan mahasiswa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status