Beranda / Romansa / Istri Muda Tuan Sadis / Bab 75 Mari Menikah

Share

Bab 75 Mari Menikah

Penulis: Dama Mei
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-07 13:03:14

Bagas menyerahkan segelas kopi dan roti lapis ke hadapan Rania yang tengah sibuk menyusun pembelajaran untuk para mahasiswanya. Rania mendongak, dan tersenyum sebagai ucapan terima kasih. Dia pun melepas kacamatanya dan menghadap Bagas yang duduk di salah satu kursi dosen di samping meja Rania.

"Tumben baik?" seloroh Rania bercanda.

Bagas tertawa lepas. Setelah hampir tiga bulan bekerja sebagai kolega sesama pegawai kampus, Rania dan Bagas memutuskan untuk bicara lebih santai mengingat usia mereka yang hampir sebaya. Bagas hanya selisih lebih tua beberapa tahun dari Rania, membuat obrolan begitu menyenangkan.

"Aku baru sadar, kenapa kamu lepas cincinmu?" tanya Bagas, yang iseng menatap ke arah jari manis Rania.

Rania sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu. Dalam hati dia berseru, tentu saja dia harus melepas cincin pemberian Tama. Setiap kali dia melihat cincin itu, hatinya akan teriris pedih akan kenangan pahit dan indah bersama Tama.

"Aku tidak ingin mencolok di depan mahasiswa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 76 Menyesal

    Beberapa jam sebelumnya …Arif ragu untuk melangkah, karena melihat tuannya tengah memijat kening tanda sedang dalam kondisi frustasi berat. Tama tidak pernah begitu keras memikirkan sesuatu, karena dia selalu punya seribu cara licik saat menghadapi lawan bisnisnya. Tapi semenjak kepergian Rania, Tama berubah sangat berbeda. Dia menjadi lebih kejam, berhati dingin dan sesekali memegangi keningnya sambil mengaduh pelan. Sebagai orang yang tak pernah lepas dari Tama, Arif tentu cemas melihat perubahan itu."Rif? Masuk!" Tama menyadari kehadiran Arif, yang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya. "Apa yang kamu temukan?"Arif menggeleng. "Saya belum menemukan jejak Rania, Tuan,""Kalau anak itu? Apa dia sudah menikah?"Sekali lagi Arif menggeleng. "Dia sama sekali tidak keluar rumah, bahkan tidak pergi ke kampus," jawab Arif.Tama mendongak. "Anak itu? Apa dia kira dengan bersikap kekanakan, Rania akan kembali?" Tama mengomel sambil memandang Arif. Padahal omelan itu dia tujukan pada Vink

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 77 Tidak Ada yang Datang

    "Ran? Rania?" Bagas berteriak memanggil Rania dari ambang pintu depan. Dia tidak mungkin menerobos masuk rumah Rania begitu saja, apalagi Rania tinggal sendirian.Di dalam kamar mandi Rania bisa mendengar suara Bagas dengan jelas. Tapi dia masih bergumul dengan perasaannya sendiri, ketakutan akan hamil. Dia terus mengelus perutnya, dengan banyak harapan bahwa tubuhnya hanya masuk angin."Maaf, ya," ucap Rania setelah berhasil keluar dari kamar mandi dan menemui Bagas. Wajahnya tampak sangat pucat."Kamu baik-baik saja? Perlu kubelikan obat?" tawar Bagas dengan wajah cemas.Rania menolak dengan senyuman. "Aku baik-baik saja, Gas. Sepertinya aku hanya butuh istirahat," Tanpa perlu diusir secara terang-terangan, Bagas tahu jika dia harus segera pamit. Meskipun dia begitu mencemaskan Rania, tapi Bagas sangat menjaga privasi Rania. Dia benar-benar mencerminkan seorang pria yang baik."Apa kamu perlu kubelikan sesuatu dulu?" tawar Bagas.Rania sekali lagi menggeleng. Dia berusaha untuk tet

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 78 Satu Permintaan Lagi

    Rania terbangun dengan perasaan lebih baik daripada kemarin. Ketika dia membuka mata, seorang perawat masuk dan izin untuk memeriksa tekanan darahnya. Tak lama, sarapan datang untuknya. Rania memandangi sarapan di depannya dengan pandangan nanar. Lalu matanya menatap sekeliling ruangan, dimana ruangan luas itu begitu dingin dan sepi. Hanya ada Rania seorang diri.Bagas tidak menemaninya semalam, karena Rania pun juga lebih nyaman jika Bagas tidak ada didekatnya di saat-saat seperti ini. Apalagi penyebab dia ada di rumah sakit adalah karena kehamilannya. Rania tidak punya banyak nyali untuk menghadapi Bagas.Pintu kamarnya tiba-tiba diketuk. Rania yang tak punya firasat apapun mempersilahkan orang dibalik pintu untuk masuk. Dan terkejutlah dia, ketika sosok Tuan Hadi melangkah maju, mendekatinya yang tengah duduk menikmati sarapan di atas ranjang."T-Tuan?" Tangan Rania hingga gemetar tak percaya. Dia tidak menyangka mantan mertuanya itu akan datang.Tuan Hadi memandang Rania dari ujun

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 79 Orang yang Berkuasa

    "Vin, tersenyumlah!" tukas Nita, tampak cemas ketika melihat wajah Vinko yang terus muram meski kini dia tengah memakai setelan jas terbaik yang pernah ada.Tapi Vinko tidak peduli. Dia terus saja diam dengan pandangan nanar, membiarkan para perias itu mulai melakukan pekerjaan mereka untuk memperindah sang mempelai pria. Vinko hanya terus memikirkan segala keputusannya. Keputusan menikahi Regina yang tiba-tiba menyerang otaknya. Dia tahu, jika dia ingin segera menemukan Rania, dia harus menjadi orang yang berkuasa. Dan cara yang mudah adalah dengan menikahi Regina.Vinko sadar, dia sudah kelewatan pada Regina. Tapi dia sudah tidak bisa mundur. Wanita itu sudah terlanjur senang karena mereka berdua bisa menikah. Regina pasti tidak akan mau mendengarkan apapun alasan Vinko.Ketika Nita sibuk mempersiapkan segalanya akan berjalan lancar, tampak Dewi masuk perlahan ke dalam ruang ganti mengamati para perias yang berlalu lalang. Nita yang sadar akan kehadiran Dewi, segera membaur mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 80 Seharusnya Kita

    "Ran … " panggil Laura pelan dengan wajah khawatir. Kini dia menggenggam erat ponselnya.Rania yang tidak mengerti, hanya mengerutkan kening bingung. Dia tidak paham dengan lemparan isyarat dari Laura. "Kenapa tidak diangkat?" tanya Rania heran. Dia tetap tidak paham jika Tamalah yang tengah membuat ponsel Laura berdering.Di sisi lain Laura juga tidak bisa berucap. Ada Bagas di depannya, dan dia tidak ingin pria baik itu tahu bahwa Rania pernah memiliki suami. Seorang suami yang menjadi bos gembong rentenir terbesar di seluruh negeri."Aku harus ke depan untuk mengangkat telepon ini," pamit Laura. Dia tidak punya banyak waktu karena Tama pasti akan murka jika dia tidak mengangkat telepon itu."Halo," jawab Laura dengan suara sepelan mungkin."Dimana kamu?" sambar Tama. "Apa kamu lupa ini pernikahan adikmu?"Laura menutupi ponselnya dengan tangan agar tidak banyak suara bising orang-orang terekam di telinga Tama. "Aku sibuk. Sampaikan salamku untuk Vinko, semoga dia bahagia,""Aku je

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 81 Menyesakkan Dada

    "Argh!" pekik Tama, memegangi kepalanya yang kesakitan.Dia membenci dirinya sendiri. Karena tidak berdaya hanya karena kehilangan satu sosok wanita, yang seharusnya bisa dia ganti dengan mudah. Kehilangan Rania benar-benar menyesakkan dadanya, membuat Tama kesulitan untuk sekedar menghirup udara."Tama!" Dewi berhamburan menolong Tama yang kini bersimpuh terus kesakitan.Seluruh hadirin mulai berkasak-kusuk, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tentu mengenali sosok Tama Hadi yang menawan dan disegani, tapi mereka tidak menyangka Tama bisa begitu terpuruk yang mereka tahu tanpa sebab."Apa yang terjadi?" gumam Regina dengan pandangan prihatin ke arah Tama.Sementara Vinko, kini dipenuhi dengan pemikirannya sendiri. Dia tahu Tama frustasi karena kehilangan Rania, tapi tidak pernah menyangka jika kehilangan itu amat mendalam bagi Tama. Pandangan Vinko tampak serius, dengan tubuh tegak menegang. Dia tidak prihatin pada Tama, tapi justru iri. Dia kira, dialah yang paling ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 82 Menemukanmu

    4 tahun kemudian …Vinko menatap pias puluhan pekerja yang tengah fokus mengamplas kayu-kayu jati itu untuk dijadikan furnitur bernilai tinggi yang siap didistribusikan kepada para konglomerat di seluruh negeri. Dia merasa sangat bangga. Di usianya yang menginjak 23 tahun, dia sudah berhasil mengembangkan bisnis raksasa furnitur berbahan dasar kayu jati yang kualitasnya sudah dikenal oleh banyak orang kaya.Vinko memang cerdas. Setelah menikah dengan Regina, dia enggan mengembangkan bisnis kotor keluarga Hadi dan malah menyulapnya menjadi sebuah bisnis furnitur berdasarkan dukungan dari mertuanya, Atmaja. Tentu saja Atmaja senang bukan main, sebagai pemilik bisnis mebel yang hanya memiliki seorang putri sebagai pewaris. Ketika Vinko menunjukkan minatnya di dunia mebel, dengan senang hati Atmaja membantu semampunya.Dan kini Vinko menikmati jerih payahnya itu di usia yang masih sangat muda. Dia memilih untuk berhenti kuliah dan fokus berbisnis, sementara Regina tetap melanjutkan kuliah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 83 Bicara Tentang Kita

    Seperti setiap Sabtu pagi yang cerah, Rania selalu menyambut hari dengan penuh semangat. Hari Sabtu adalah hari dimana dia tidak harus pergi ke kampus dan hanya menghabiskan waktu seharian bermalas-malasan di rumah. Rania juga menerapkan peraturan untuk tidak memasak di hari Sabtu dan Minggu karena dua hari inilah dia bisa bersantai sejenak. Tentu saja tidak seorang diri, tapi berdua bersama sang buah hati yang kini sudah menginjak usia 3 tahun.Anak kecil yang lucu dan pintar itu diberi nama Abiathar Hadi, yang biasa dipanggil Athar. Anak yang menyayangi Rania sepenuh jiwanya meski usianya masih terlalu kecil untuk mengerti semua hal."Athar hari ini mau sarapan apa?" tanya Rania ketika Athar baru saja bangun dan menghampirinya yang tengah membaca di teras depan."Hmm … nggak tahu," jawab Athar sungguh fasih.Rania terkikik. Dia meletakkan bukunya dan mulai menaikkan Athar ke dalam pangkuannya. "Mama mau makan bubur ayam. Gimana?"Tapi bukannya mendengarkan Rania, Athar justru sibuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13

Bab terbaru

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 132 Terlahir Kembali

    Mendengar teriakan minta tolong dari Rania, Tama merasa adrenalinnya langsung melonjak. Tanpa ragu-ragu, dia segera menghubungi para anak buahnya yang masih tersisa dan memberi tahu mereka tentang keadaan darurat yang sedang dihadapi oleh Rania. Tama memberikan semua informasi yang dia miliki, termasuk nomor ponsel Rania agar bisa dilacak. Tama mencoba untuk tetap tenang dan fokus, meskipun kecemasannya yang tak terhindarkan. Dia bersumpah untuk melindungi Rania dan membawanya pulang dengan selamat, tidak peduli apapun resikonya.Arif tiba di kantor Tama dengan langkah cepat dan wajah yang tegang setelah mendapatkan informasi tentang kondisi Rania. Dia telah mengutus anak buahnya untuk segera melacak keberadaan taksi yang diduga menculik Rania.Ketika Arif memasuki kantor, dia melihat Tama yang sibuk berbicara dengan petugas polisi dan segera mendekatinya dengan langkah tergesa-gesa.“Tuan, bagaimana kondisi Rania?” tanya Arif cemas.“Apa kamu sudah menghubungi anak buahmu?”Arif meng

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 131 Tolong Aku!

    Dewi berlari kecil berusaha mencari keberadaan Rania pagi ini di dalam rumah besarnya. Kabar tentang Rania yang akan kembali bersama Tama, sudah tentu terdengar sampai telinganya. Arif sendirilah yang memberitahu Dewi, karena sejak semalam pria itu sibuk mengemasi barang Rania dan Athar–dengan bantuan Laura.“Rania!” Akhirnya Dewi menemukan Rania sedang memasak di dapur.Rania memutar badan, dan tersenyum begitu cerah. Dia mengisyaratkan pelayan rumah untuk pergi memberi ruang bagi Dewi dan Rania. Setelah mereka tinggal berdua, Dewi berjalan mendekat. Dia memang ingin mendengar langsung dari mulut Rania tentang rencana itu.“Apa benar kamu akan kembali ke rumah Tama?” tanya Dewi cemas.Rania hanya mengulaskan senyum. “Semoga ini keputusan tepat untuk saya dan Athar,” timpalnya.Wajah Dewi masih menyiratkan kekhawatiran. Perlahan dia menggenggam tangan Rania. “Jika boleh jujur, aku tentu senang mendengarnya. Tapi … kebahagiaanmu yang terpenting,” tegas Dewi. “Aku sangat senang menerima

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 130 Kembali Pulang

    Rania memimpin langkah Athar melewati pintu gerbang kantor yang kini telah berubah wajah menjadi sebuah restoran keluarga yang luas dan ramai. Cahaya lampu yang lembut memperlihatkan suasana hangat di dalamnya, di mana aroma makanan yang menggugah selera menguar di udara. Dalam cahaya lembut yang memancar dari lampu-lampu gantung di restoran keluarga itu, Rania memasuki ruangan dengan perasaan antara terkejut dan haru. Di sana, di tempat yang dahulu menjadi kantor Tama sebagai seorang peminjaman ilegal dengan banyak preman berwajah bengis, kini telah berubah menjadi sebuah tempat yang hangat dan penuh cinta, mengundang keluarga untuk berkumpul.“Ayah!” seru Athar, menunjuk ke arah Tama.Rania melihat Tama sibuk di dekat meja kasir, dengan senyuman hangat yang menyapanya begitu dia memasuki restoran. Mata Rania tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap perubahan besar yang dilakukan Tama setelah melalui masa lalu yang gelap. Dalam hati, ia merasa tersentuh oleh usaha keras Tama

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 129 Dianggap Lemah

    Dona duduk menyandarkan punggung, dengan kedua tangan dilipat. Tatapannya tajam ke arah Mada yang terus menyeringai seakan tengah menggoda Dona, mengingat kehidupannya di penjara yang membosankan. Mada tiba-tiba maju, mencondongkan tubuhnya hingga membuat Dona jengah dan spontan mundur.“Ayolah, Don. Kita bisa melakukannya di sini, secepat mungkin. Ada ruangan khusus agar kamu merasa nyaman,” goda Mada, berusaha menggapai Dona.Dona menepis tangan Mada yang hampir mengenai tubuhnya. “Menjauh dariku, biadab!” umpatnya kasar.Mada masih menyeringai. Namun dia memilih mundur. “Lalu apa maumu datang ke sini?” tanyanya.“Aku ingin membatalkan kerjasama kita!” sentak Dona. “Jangan pernah lagi mengganggu atau menghubungiku!”“Batal?” ulang Mada. Dia sejenak diam untuk mencerna ucapan Dona. Kemudian menyeringai seperti yang sudah-sudah. “Siapa bilang kamu bisa membatalkannya?”Dona mendengus kesal. Dia merasa bodoh karena hampir saja tertipu oleh tipu daya si gila Mada. Dengan satu kaki dihen

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 128 Menolak Kerjasama

    Dona melepas kacamata hitamnya, kemudian pandangannya melihat sekeliling bangunan restoran itu. Senyumnya terus terulas, namun bagi Arif tidak ada aura cerah di wajah Dona. Yang ada justru maksud licik tersembunyi yang bisa saja merugikan restoran dan Tama. Arif masih teringat akan peringatan Vinko mengenak rencana Mada, yang bisa saja kali ini menggunakan Dona sebagai alat.“Apa maumu?” ulang Arif, karena Dona tidak menjawab.“Restoran ini sudah buka, kan? Tentu saja aku datang sebagai pelanggan,” jawab Dona angkuh. Lantas berjalan dengan tubuhnya yang semampai, memasuki pelataran restoran itu.Arif tidak bisa berkutik karena restoran itu memang terbuka untuk umum, dan jika Dona datang sebagai pelanggan itu artinya Arif tidak bisa menolak. Namun bukan berarti Arif bisa mengendorkan kewaspadaannya, karena dari balik dapur restoran, matanya terus awas ke arah Dona.“Bos, kenapa dia ada di sini?” tanya salah seorang karyawan yang matanya mengikuti arah tatapan Arif. Dia tentu saja menge

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 127 Tidak Diundang

    Tuan Hadi sempat membeku setelah mendengar ucapan Vinko. Jika bisa, dia pasti mencegah Vinko untuk sekali lagi membuat kegaduhan, namun Tuan Hadi bukanlah tipe orang yang bisa berterus-terang dengan perasaannya. Dia memilih diam dan canggung, tidak menimpali ucapan Vinko. Namun Vinko tetaplah pria pintar, salah satu anak kandung Tuan Hadi yang berharga. Dia sadar jika sang ayah tidak menyukai tema pembicaraan mereka.“Ayah tahu kenapa aku dan Regina bercerai?” ujar Vinko, mengganti topik.Tuan Hadi menyesap rokoknya dalam-dalam. “Yang kutahu, Regina bukanlah wanita bodoh,”“Benar. Benar sekali,” Tatapan Vinko lurus memperhatikan Athar yang fokus bermain. “Dia sangatlah pintar. Satu-satunya wanita terpintar yang pernah kukenal,” Dia lalu menoleh ke arah Tuan Hadi. “Kenapa ini semua harus terjadi?” Dia justru bertanya.“Kuharap dugaanku salah, Vin,” timpal Tuan Hadi singkat.“Dia yang menggugat cerai pertama kali,” lanjut Vinko. Dia sempat tersendat saat bicara, tampak sangat menahan ra

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 126 Senyum Penuh Maksud

    Rania semakin bahagia saat dia terbangun di pagi yang terik, Tama masih tertidur di sebelahnya. Pria itu memejamkan mata, namun bibirnya tersenyum tipis seakan tengah mengalami mimpi indah. Tanpa sadar Rania juga ikut tersenyum. Dia pandangi Tama dengan jemarinya yang memainkan anak rambut Tama. Kemudian Rania mengecup kening Tama tipis, berusaha agar Tama tidak terbangun.Sambil mengendap-endap Rania keluar dari kamar, mulai menuruni tangga menuju dapur besar yang ada di lantai bawah. Di sana Rania sudah disambut oleh salah satu pelayannya yang tampak bahagia karena akhirnya Rania kembali. Keduanya melepas rindu, lantas Rania mengajak pelayannya itu untuk membantunya menyiapkan sarapan untuk Tama.“Kamu sedang apa?” tegur Tama, dengan wajah bangun tidur menghampiri Rania yang sibuk menata meja makan.“Aku menyiapkan sarapan kesukaanmu. Nasi goreng,” jawabnya.Tama mengulaskan senyum tipis. Kemudian dia menarik kursi dan duduk sembari menunggu Rania selesai menyiapkan hidangan.“Aku b

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 125 Menikmati Sentuhan

    Tama mendorong kepala Rania untuk bersandar di atas lengannya, sambil pria itu mengelus lembut kepala Rania demi menenangkan tangisan istrinya itu. Sesekali Tama mengecup kening Rania yang masih terus menangis. Udara yang semua terasa begitu dingin, perlahan sedikit hangat bersamaan dengan dua tubuh mereka yang perlahan mulai menyatu.“Malam ini kamu tinggal di sini bersamaku,” tandas Tama. “Biar Arif yang menjaga Athar,”Mata Rania yang sembab sempat berkedip dua kali untuk berpikir. Namun Tama buru-buru membungkam bibir Rania dengan telunjuknya, seakan mengerti bahwa wanita itu sebentar lagi akan mengelak.“Turuti aku untuk kali ini,” pinta Tama lembut.Tama mulai bangkit berdiri untuk mengambil ponsel. Namun gerakannya harus berhenti ketika Rania menarik ujung kemejanya.“Apakah aku bisa mempercayaimu lagi?” tanya Rania bimbang.Tama berkedip pelan satu kali. “Aku tidak memintamu mempercayaiku. Hukumlah aku, Ran,” jawab Tama.“Bukankah empat tahun berpisah itu sudah cukup menghukum

  • Istri Muda Tuan Sadis   Bab 124 Hukum Aku

    Tama terus mendorong dan mengulum bibir Rania seakan tidak memberi kesempatan wanita itu untuk sedikit mengambil nafas. Seperti sebuah hasrat yang telah dipendam bertahun-tahun, dan kini Tama bisa mengeluarkannya dengan begitu dahsyat hingga sulit dibendung. Rania hampir saja kewalahan dan tidak menyadari tangannya mendorong kencang sebuah vas yang tergeletak di sisi ruangan. Suara vas yang pecah berkeping-keping membuyarkan suasana diantara keduanya, membuat Tama menjauh dari tubuh Rania untuk mengecek keadaan. Nafas keduanya tersengal, gugup luar biasa hingga wajah mereka memerah. Sesekali Tama melirik ke arah Rania yang juga begitu gugup dan mencoba untuk menguasai diri.“Bukankah ini vas langka favoritmu?” Rania mencoba membersihkan sisa vas yang ada. Dia membungkuk, mengambil pecahan yang paling besar. “Argh!” Tanpa sadar tangan Rania tergores ujung runcing pecahan vas itu.Tama seketika melonjak dan menarik tangan Rania yang terluka. Dia kecup tangan itu, dengan niat ingin meng

DMCA.com Protection Status