Home / Romansa / Istri Muda Sang Presdir / Bab 93 : Bukan Orang Jahat

Share

Bab 93 : Bukan Orang Jahat

Author: Adinasya Mahila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dira tentu saja kaget karena ada yang memanggil namanya selengkap itu. Dia semakin bingung karena tak mengenali siapa sosok pria di depannya sekarang.

"Ma-maaf!"

Dira berdiri tapi sudah tak bisa menghindar, Randy sudah mendekat dan kini dia harus berhadapan dengan dua pria, yang satu tak dikenal dan yang satu sangat ingin dia hindari.

"Kak Arra, ini benar kakak 'kan?"

Beberapa orang memandang ke arah mereka dengan tatapan heran, Dira yang tak ingin menjadi pusat perhatian memilih untuk menghindar, tapi Aldi mencekal tangannya.

"Kamu tidak akan bisa pergi, ada hal penting yang harus kamu tahu," ujar Aldi.

"Maaf saya tidak kenal siapa Anda, jangan bersikap seperti ini. Tindakan Anda sudah termasuk pelecehan." Dira melotot dan dengan cepat Aldi melepaskan tangan dari gadis berhijab itu.

"Kak Arra, apa kakak tidak merindukanku?"

Meski Dira menyangkal mengenal, tapi Randy tetap bersikeras. Ia menghadang langkah Dira dan menatap wajah gadis itu dalam-dalam.

"Kak Arra, ini aku. Kenapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Lkems Fhitria
astaghfirullah Affandi cucumu belum jadi kmu sudah buat rencana jahat
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ya ampun masa seorang bapak tega mau memikirkan untuk menggugurkan kandungan Ayuda
goodnovel comment avatar
eva nindia
oalah trnytaa hari toh yg dtg k rumah dktr thomas...ya ampun pakk tega bnerr udah ada niatan buat gugurkann .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 94 : Alasan Tak Muncul

    "Apa Raga masih tidak keluar kamar?"Ayuda bertanya ke bik Nini yang baru saja mengambil pakaian kotor miliknya. Pembantu senior di rumah Ramahadi itu mengangguk, memberi informasi bahwa pembantulah yang mengantarkan makanan dan minuman ke dalam kamar Raga. "Apa dia sering begitu? Seperti bocah TK," cibir Ayuda. "Tuan muda Raga memang kekanak-kanakan, kalau pulang dalam kondisi mabuk berat, tandanya sedang ada masalah pelik yang dia pikirkan."Ayuda yang santai duduk di atas ranjang seketika menegakkan punggung, dia penasaran dengan maksud ucapan bik Nini barusan. "Masalah pelik?" tanya Ayuda seolah tak sadar bahwa dia lah yang membuat Raga bersikap seperti ini. "Ya begitulah, Nona!""Contohnya?" Selidik Ayuda. "Patah hati, lelah dengan masalah pribadi.""Cih... Dasar, ternyata anak Linda memang aneh semua."Bik Nini tak merespon kembali ucapan Ayuda. Dia bergegas membawa baju kotor lalu pamit pergi dari kamar Ayuda. Meninggalkan gadis itu dengan rasa penasaran yang menggelayuti

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 95 : Patah Hati

    Dira masih tak percaya, dia ingat betul sesusah apa hidupnya dulu dan sang mama. Mendapati saudara kembar dan papanya hidup nyaman nan kaya raya, tentu membuat sedikit rasa benci di hati Dira. Ia berpikir sebenarnya ada masalah keluarga apa, yang membuat sang papa sampai tega tidak mencari tahu keberadaan dirinya selama ini. Dira masih diam dan tak menjawab ucapan Aldi, hingga pria itu berkata kembali-"Nona Ayuda pasti akan melindungimu. Dia memintaku mencari keberadaanmu tapi sangat sulit, barulah saat bertemu pria bernama Hanung kami mendapat jalan terang.""Mas Hanung?" Secara spontan Dira bertanya. "Ya, saat ada urusan bisnis dengan kementerian kami tanpa sengaja bertemu. Pria itu mendekati Nona Ayuda lantas bertanya apa mungkin dia punya saudara yang tinggal di Jogja," ungkap Aldi. Dira semakin bingung, dia juga tidak tahu apa pekerjaan pacarnya itu. Setahu Dira, Hanung adalah keponakan orang penting di desa itu dan bekerja di kota sebagai seorang kontraktor. "Kenapa mas

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 96 : Semua Orang Jahat

    Aldi sudah beberapa kali mencoba menghubungi Ayuda via panggilan video, tapi tidak ada jawaban dari sang atasan. Tanpa Aldi tahu, Ayuda meninggalkan ponsel di kamar dan masih sibuk bicara dengan Raga di depan kamar pria itu. "Sepertinya Nona sedang sibuk, bisa tidak berikan nomor kontakmu saja?" pinta Aldi ke Dira. "Bisa tidak berikan kontak dia saja?" Aldi tak lantas menjawab, dia pandangi wajah Dira yang masih masam karena sudah dibuatnya jatuh tadi. "Bagaimana kalau sama-sama memberikan nomor?" tawar Aldi, dia berharap Dira mau melakukannya. Saat gadis itu mengangguk dan merogoh kantung celana, Aldi tersenyum senang bahkan memukul sisi lengan Dira sedikit kencang sampai gadis itu melotot. "Astaga! Pria ini sangat aneh," gumam Dira. _ _ "Jangan kembali ke Aussie! cuma kamu temanku di sini." Ayuda merayu, meski tak ingin membalas perasaan Raga tapi dia juga tidak ingin pria itu sampai meninggalkannya. Egois. Satu kata yang tepat disematkan untuk Ayuda. Namun, jujur dia hany

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 97 : Sebuah Ide

    Hari pergi sebelum Ayuda dan Aldi sampai. Semua keputusan kini berada di tangan dokter Thomas yang sedang dirundung dilema. Sial baginya berurusan dengan orang-orang yang memiliki hubungan rumit itu. Dokter itu gundah, apa yang harus dia lakukan, dirinya bahkan hanya melakukan perintah sesuai dangan nominal uang yang ditawarkan masing-masing orang. Keserakahan membuat dokter Thomas kena batunya. Dia kini duduk termenung di ruang praktik hingga membuat beberapa orang yang hendak melakukan perbuatan keji mengaborsi janin tak berdosa menunggu dengan cemas."Kenapa pria itu meminta aku menggugurkan kandungan Ayuda jika dia benar hamil, ada masalah apa sebenarnya ini?"Dokter Thomas termenung dan terus berpikir, hingga memutuskan satu hal yang tak Hari sangka. __"Apa?"Ayuda dan Aldi tak percaya mendengar cerita dokter Thomas. Ayuda bahkan tak menyangka sang papa akan sejahat itu kepadanya. Meski dia tahu mungkin niat Affandi baik agar dia tak terjerat ke dalam rasa penyesalan di kemud

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 98 : Ayuda Celaka?

    Ayuda kini hanya perlu menyembunyikan kehamilannya dari semua orang, lantas berpura-pura terkejut dan marah ke Jiwa saat waktunya tiba. Sayang, dia masih tidak tahu Jiwa sudah mengetahui semua rencananya. Jiwa yang tak mendapatkan balasan dokter Thomas merasa cemas dan pergi ke klinik pria itu. Namun, dia tidak menemukan orang yang dicari. Hanya seorang penjaga yang menjawab bahwa hari ini dokter Thomas memilih mengakhiri pekerjaannya lebih cepat. Jiwa merasa aneh, tapi masih tak ingin berpikir yang macam-macam, meski dokter Thomas tak membalas rentetan pesannya. Ia tidak tahu kalau dokter itu sudah bersiap untuk melarikan diri sementara waktu dari negara ini. Alhasil, Jiwa tidak akan tahu apa proses bayi tabung itu berhasil sebelum Ayuda mengungkapnya sendiri. _PYARBunyi gelas yang pecah membuat penghuni rumah yang hendak makan malam kaget. Ayuda bahkan sampai menghentikan langkah dan menoleh. Ia mendapati Susi berdiri dengan gemetar karena baru saja memecahkan jus jambu yang d

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 99 : Prinsip

    Jiwa yang baru saja mengancam Linda meninggalkan wanita itu begitu saja. Linda jelas tak menyangka kalau putranya bisa berkata seperti itu hanya demi membela Ayuda. "Apa yang dilakukan Wangi? Apa dia tidak sadar kalau suaminya mulai menyukai gadis itu?" gerutu Linda. Ia berkacak pinggang sambil membuang muka. Masih tak menyangka jika putra sulungnya mulai membela Ayuda. Di kamarnya, Raga juga merasakan ada yang janggal, tapi belum tahu pasti apa itu. Kecurigaannya mengarah ke Ayuda, tapi Raga memilih menepis perasaan itu. Lagi lupa dia sudah berjanji tidak akan peduli lagi pada wanita yang secara halus menolak cintanya itu. _"Katakan Bik, apa yang kamu tahu?"Ramahadi mengulang pertanyaan karena bik Nini hanya diam tak menjawab. "Tuan, Anda jelas tahu saya bisa bertahan jauh lebih lama menjadi pembantu di rumah ini karena satu hal, sejak dulu saya tidak pernah mencampuri urusan pribadi majikan."Jawaban bik Nini cukup menampar Ramahadi. Meski dikatakan dengan kalimat yang sangat

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 100 : Tidak Akan Lolos

    Benar apa yang dicemaskan oleh Jiwa, baru saja bik Nini berlalu dari pandangannya, sang istri sudah berdiri tak jauh dan memandang curiga kepadanya. Ayuda perlahan mendekat, dia mencoba membaca ekspresi wajah Jiwa yang dia yakini belum tahu tentang keberhasilan proses bayi tabung yang dilakukan, karena Dokter Thomas lebih dulu kabur sebelum mengatakan apa yang terjadi. "Belum tidur?"Jiwa menunjukkan perhatian, tapi bukan hal ini yang Ayuda harapkan, wanita itu memalingkan wajah melihat punggung bik Nini menjauh sebelum kembali memandang Jiwa. "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Ayuda tanpa berniat menjawab pertanyaan Jiwa sebelumnya."Apa soal gelas jus pesananku yang jatuh dan pecah di tangan Susi? Kamu pasti tahu apa yang aku pikirkan sekarang," selidik Ayuda. Ia bertekad tidak akan membiarkan Jiwa pergi sebelum menjawab pertanyaannya. "Terkadang menjadi tak tahu akan jauh lebih baik."Ayuda merasa Jiwa sedang menyindir sekaligus menasihati. Namun, ini malah semakin menguatkan du

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 101 : Balasan Ayuda

    Seolah sengaja mempersiapkan diri untuk menghabisi Linda. Pagi itu Ayuda menggunakan setelan berwarna merah. Ia tiba terakhir di ruang makan lalu duduk tanpa menyapa Raga seperti biasa. Ayuda bersikap masa bodoh, dia berpikir bahwa waktunya terlalu berarti hanya untuk memikirkan Raga yang merajuk seperti anak kecil. Meskipun sebenarnya ada alasan lain, dia memang tidak bisa memberikan hatinya ke Raga. Ayuda harus fokus ke tujuannya untuk segera membuat keluarga Ramahadi berantakan. Karena memikirkan proses bayi tabung, dia sampai mengesampingkan Linda yang berniat membuatnya celaka. "Aku ingin bicara ke Mama," kata Ayuda tanpa memberi kalimat pengantar atau sekadar basa-basi. Linda yang tak menyangka Ayuda akan buka suara terlihat kaget, dia mengambil air minum dulu setelah itu membalas ucapan sang menantu. "Apa yang mau dibicarakan? kamu bisa bicara nanti, haruskah merusak suasana sarapan keluarga?" "Aku tidak berniat merusak sarapan kalian pagi ini, tapi aku butuh saksi, karen

Latest chapter

  • Istri Muda Sang Presdir   Bonchap : Ayuda Jiwa

    Pelukan, kasih sayang dan senyuman tulus kini bisa Jiwa rasakan setiap hari. Hidupnya sudah lengkap dengan kehadiran istri yang sangat dia cintai, juga putri cantik yang semakin hari semakin pintar. Jiwa berdiri sambil memegang cangkir kopi di tangan, dia memandang ke arah Nala yang sudah mulai belajar berjalan bersama bik Nini. Sementara itu, Ayuda bertelanjang kaki menemani dengan perut yang nampak membuncit. Nala, dia pasti terlihat seperti saudara kembar dengan adiknya nanti. “Nala pintarnya!” puji Ayuda, putrinya itu tertawa dan memeluk kakinya. Dia sedikit kesusahan untuk mengusap punggung sang putri karena terganjal perutnya yang sudah besar. Dengan bantuan bik Nini, Ayuda akhirnya bisa menggendong Nala. Namun, tak diduga Jiwa langsung berlari dan meminta Ayuda untuk tidak melakukan itu. “Sayang, kasihan adik Nala nanti,”ucap Jiwa. Bik Nini yang melihat tuannya sangat posesif pun tersenyum. Ia bahkan dibuat malu sendiri dengan tingkah Jiwa yang over protective. “Dari pada

  • Istri Muda Sang Presdir   Bonchap : Aldi Dira

    Aura pengantin baru terpancar jelas dari wajah Dira. Kembaran Ayuda itu nampak sedang duduk bersama mertua dan saudara-saudara Aldi di teras sambil bercanda. Ibunda Aldi menceritakan bagaimana masa kecil pria itu, sampai aibnya yang masih suka minum susu menggunakan dot meski sudah kelas 5 SD.“Besok kalau kamu hamil banyak-banyak sugesti calon bayimu, jangan sampai kayak bapaknya.”Dira tertawa, dia tak sadar Aldi sedang memandanginya. Pria yang sudah resmi mempersuntingnya itu sibuk membantu merapikan kursi yang dipinjam dari RT untuk acara pengajian.“Lha … gimana nggak kayak bapaknya, Bu? Kalau aku hamil ‘kan memang anak mas Aldi, kalau nggak mirip nanti bisa-bisa malah menimbulkan fitnah,”kata Dira.“Maksudnya sifatnya yang jelek-jelek itu lho, Ra!”“Mas Aldi nggak punya sifat jelek, Bu. Mas Aldi itu sempurna buatku.”Aldi yang mendengar pujian sang istri seketika malu. Pipinya bahkan merona merah sedangkan Dira terlihat sangat santai meski orang-orang bersorak menggoda.“Ya begi

  • Istri Muda Sang Presdir   Bonchap : Raga Sienna

    Pernikahan adalah impian setiap wanita, apalagi menikah dengan pria yang sangat dicintai. Begitu juga dengan Sienna, dia tidak pernah menyangka hatinya akan tertambat pada pria casanova seperti Raga. Meski tahu bagaimana sepak terjang pria itu, tapi Sienna yakin, suaminya itu kini sudah berubah. Ibarat panci bertemu tutupnya, mereka saling melengkapi. Membangun pernikahan yang sebenarnya mereka sendiri masih belum begitu yakin.Namun, Raga dan Sienna yakin mimpi-mimpi dan rencana akan mereka temukan seiring berjalannya waktu. Seperti saat ini. Mereka harus menunda bulan madu karena Sienna harus menghadapi ujian semester."Boleh aku bicara serius?" tanya Raga saat mereka berada di dalam salah satu kamar villa milik Ramahadi.Raga teringat akan Ayuda yang mual-mual tadi, setelah ditanya kakak iparnya itu menjawab dia memang belum datang bulan sejak melahirkan Nala. Kata Linda, kemungkinan besar Ayuda pasti hamil lagi."Bicara serius? Apa?"Sienna yang memakai paha Raga sebagai bantalan

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 223 : Adik Nala (TAMAT)

    Tiga bulan kemudianHari yang membahagiakan untuk semua orang akhirnya tiba. Ramahadi mengajak seluruh keluarganya pergi ke villanya yang dulu digunakan Ayuda untuk bersembunyi.Raga baru seminggu menikah dengan Sienna. Bulan madu mereka pun tertunda karena Sienna harus menghadapi ujian semester minggu ini. Raga tidak mau kalau sampai kuliah istrinya itu terganggu hanya karena bulan madu - yang sejatinya sudah sering mereka lakukan sebelum menikah.Affandi juga hadir, dia menerima undangan dari Ramahadi dengan penuh suka cita. Awalnya Affandi ingin mengajak Dira ke sana, tapi putrinya itu lebih dulu menerima ajakan dari sang mertua untuk berkumpul di rumah keluarga besar Aldi.Ayuda nampak memangku Nala, dia menyusui putrinya sambil menatap keluar jendela di mana papanya tengah sibuk mengobrol dengan sang mertua. Ayuda menepuk pantat Nala lembut, dia menoleh kaget kala Jiwa keluar dengan membawa buku - yang dulu selalu menjadi teman saat dirinya merasa kesepian tinggal sendiri di sana

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 222 : Sayang!

    Di saat putra putri mereka sedang berdua dan kembali meleburkan asa, Affandi dan Ramahadi duduk bersama. Ramahadi tak menyangka pria yang seumur hidup terus menganggapnya musuh kini mengajaknya bicara. Affandi bahkan mengeluarkan satu kata yang dia rasa mustahil untuk didengar. “Maaf!” Ramahadi tentu tak bisa percaya begitu saja, setelah hampir berpuluh-puluh tahun menganggapnya musuh, kini Affandi mengucap kata maaf dan terdengar begitu sangat tulus. “Aku tahu perbuatanku salah, dan selama ini aku terlalu malu untuk mengakuinya. Mungkin, pertemuan Ayuda dan Jiwa adalah takdir yang memang sudah ditetapkan, hingga akhirnya aku bisa sadar,”ungkap Affandi panjang lebar. Hening, Ramahadi tak langsung membalas permintaan maaf Affandi. Ia mencoba mencerna dulu, menimbang apakah pria itu tulus atau hanya sekadar meminta maaf agar dirinya tak lagi menaruh prasangka. “Aku sudah lelah bekerja, aku ingin menyerahkan perusahaan ke anak-anakku, dan aku ingin hidup tenang bermain bersama cucu,”

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 221 : Penuh Kasih

    Terkesan nakal, tapi begitulah naluri manusia dewasa. Mereka memiliki birahi yang butuh disalurkan. Ayuda tahu perbuatannya membuat Jiwa semakin ingin menerkamnya. Namun, bukankah itu yang mereka inginkan? Ayuda memindai manik mata Jiwa, di sana terlihat penuh cinta, berbeda dengan tatapan mata pria itu saat pertama kali menyentuhnya. Tak ada perasaan hangat seperti ini, Jiwa bahkan mencekoki dirinya obat perangsang agar nafsunya tersalurkan tanpa perlu ikatan seperti saat ini. Jiwa membelai pipi Ayuda, mencium setiap bagian wajahnya seolah setiap incinya tak ingin terlewatkan untuk dia cicipi. Pria itu menghentikan sapuan bibir di hidung bangir sang istri, sorot matanya seolah meminta izin. “Bisakah aku bisa melakukannya jauh lebih dari ini.” Ayuda tersenyum tipis, tangannya menarik tengkuk Jiwa hingga bibir mereka kembali bertaut. Mereka sama-sama memejamkan mata, menyelami setiap perasaan cinta yang membara. Perlahan tangan Ayuda melonggar dan beralih membuka kancing kemeja Jiw

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 220 : You Are Mine

    Dira masih berada di pelukan Ayuda, meski tak mau membalas pelukan saudaranya, tapi Dira menyandarkan kepala ke pundak ibunda Nala itu. Ia masih tergugu, tak menyangka satu orang datang lagi ke rumahnya dan masuk dengan wajah kebingungan. Aldi menjadi pusat perhatian semua orang, sampai Ayuda melonggarkan pelukan dan Dira memanggil dengan manja nama pria itu.“Mas Al!”“Ra, kenapa kamu menangis?” tanya Aldi bingung, dia hanya diberitahu Affandi akan datang, tapi jika tahu akan membuat calon istrinya menangis, tentu saja Aldi akan melarang. Alih-alih berada di sana tepat waktu, Aldi terjebak lampu merah beberapa kali.“Pak, ini bukan seperti yang Anda janjikan, bukankah ….”Aldi menjeda kata, Dira yang masih sesenggukan mendekat dan memberitahu Aldi kalau Affandi baru saja berkata akan menikahkannya.“Benarkah?” Aldi nampak bahagia. Ia raih tangan Affandi dan menggoyang-goyangkannya beberapa kali.Meski awalnya kesal, tapi Dira tertawa melihat kelakuan Aldi. Ayuda lega karena yakin Dir

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 219 : Kejutan Untuk Dira

    Setelah Jiwa berangkat ke kantor, Ayuda tak langsung pergi ke rumah Dira. Ia malah berdiri di depan lemari baju, bingung memilih pakaian mana yang cocok dia kenakan untuk malam spesial yang Jiwa katakan tadi. Ayuda menekuk bibir ke dalam lalu memajukannya lagi, bunyi decapan lidahnya membuat bik Nini yang baru saja masuk untuk menata baju Nala keheranan.“Non, cari apa?”Ayuda menggeleng, wanita itu sedang berpikir mana mungkin memakai gaun yang sama di depan Jiwa. Apalagi dia sama sekali tidak memiliki satu pun baju tempur selain piyama satin yang sering dia pakai karena praktis saat menyusui Nala.“Seharusnya aku pergi shopping kemarin,”ucap Ayuda.Bik Nini tentu saja semakin heran, dia sejajari Nonanya itu dan kembali bertanya,”Non cari apa?”“Linger … “ Ayuda keceplosan, matanya melotot menoleh bik Nini dan melempar senyuman canggung.Pembantunya itu pun menarik sudut bibir, tersenyum aneh sambil menaikturunkan alis mata. Bik Nini berhasil membuat Ayuda merasa malu, dia pasti tahu

  • Istri Muda Sang Presdir   Bab 218 : Apa Sudah?

    Sejak pagi, Jiwa terus saja menampakkan wajah riang. Ia memandangi sang istri yang sibuk melakukan tugas merawat putrinya seperti biasa. Jiwa membuat Ayuda salah tingkah setelah semalam wanita itu menjawab pertanyaannya dengan kata ‘ya’.“Apa sudah?”“Berhenti bertanya apa sudah – apa sudah,”amuk Ayuda. Pipinya merona merah karena Jiwa bersikap sangat agresif. “Aku mau bertemu papa dan Dira dulu, kamu cepat bersiap sana untuk pergi bekerja!”Jiwa tak menggubris ucapan Ayuda, dia malah melingkarkan tangan di pinggang wanita itu yang sedang menggendong putrinya.“Jiwa!” bentak Ayuda.“Malam ini aku akan memberi bonus ke Bik Nini untuk menjaga Nala, kita bisa pakai apartemenku untuk melakukan itu.”“Melakukan apa?” Ayuda dengan sengaja menggoyangkan pinggang untuk membuat Jiwa melepaskan tangan. Namun, pria itu terlalu kuat dan membuatnya berakhir pasrah karena Nala ada di pelukannya.“Jangan berpura-pura! aku tahu kamu tidak sepolos itu, bahkan saat tidur kamu sesekali nakal dengan meng

DMCA.com Protection Status