Home / CEO / Istri Masa Depan Mafia / Sayangnya, kau tidak bisa pulang.

Share

Sayangnya, kau tidak bisa pulang.

Author: Yurisha
last update Last Updated: 2023-09-15 21:08:51

"Nona ini mengalami Syok, Tuan Sergos." Jelas Dokter Edmund. 

Hector yang semula duduk menyandar pada kepala kursi yang berada di depan ranjang kini duduk tegak, kedua telapak tangannya bertaut dan menempel di bawah dagu, mengangguk mendengar penjelasan Edmund. 

"Kapan dia akan bangun?"  

"Keadaannya sudah membaik, mungkin sebentar lagi." 

Jawab Edmund sambil membereskan alat-alat miliknya. Kemudian berbalik dan berjalan ke arah Hector lalu menunduk sebagai tanda undur diri, berjalan keluar kamar dan menjauh. 

Hector kemudian memanggil Tiago yang berjaga di luar, menyuruhnya untuk masuk. Tiago menghampiri Hector dengan sebuah berkas yang ia genggam di tangannya. 

"Berikan padaku." 

Tiago segera menyerahkan berkas yang ia persiapkan sejak Hector memerintahkannya. Berkas yang berisi data diri wanita yang sedang terbaring di ranjang milik Tuannya. Ya, milik Tuannya. 

Tiago sempat kebingungan saat Tuannya langsung membawa masuk wanita dalam gendongannya ke dalam kamar pribadinya. Bagaimana mungkin Tiago tidak bisa heran melihatnya? Jelas-jelas karena Hector tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya selain Tiago. Itu pula dalam perintah dan izin Hector tentunya. 

Dalam kebingungannya, Tiago memperhatikan Hector yang sedang membuka dan membaca isi data diri wanita itu. Ia juga melihat Hector mengangguk kecil dan tersenyum miring sekilas. Bahkan sesekali mendengus kasar dan menipiskan bibirnya, terlihat sekali bahwa Hector sedang menahan kesal. 

"Ahh .., Xiana Eugene. Putri dari Hugh, si dermawan itu." 

Hector lalu menutup berkas yang sudah selesai dilihatnya. Menyerahkan kembali kepada Tiago, mengangkat tangannya sebagai tanda urusannya dengan Tiago sudah selesai. 

Tiago mengangguk dan berjalan mundur keluar meninggalkan Hector. Setelah pintu kamar tertutup dan menyisakan mereka berdua, Hector kembali menyandarkan punggungnya ke kepala kursi. Menyimpan kedua tangannya di kedua sisi kursi seraya menyilangkan satu kakinya. 

Memandang Xiana dengan tatapan datar dan dinginnya, hanya ia yang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otaknya harus terjawab, pertanyaan apakah benar wanita di depannya yang selama ini ia cari? 

Di sela-sela Hector yang sedang sibuk dengan pikirannya, ia melihat perlahan mata Xiana terbuka. Lalu bola mata yang pernah ia tatap di klub waktu itu kini sedang sibuk melihat sekeliling. 

"Bagaimana keadaanmu?"

Mendengar seseorang bersuara, Xiana langsung mengangkat kepalanya, melihat pria berkemeja hitam  yang mendominasi ruangan sedang menatapnya dingin. 

"K-kau? Kenapa aku bisa berada di sini?" Tanya Xiana kebingungan.

"Kau yang menghampiri kami," jawab Hector sambil mengangkat kedua alisnya percaya diri. 

Xiana semakin dibuat kaget karena jawaban itu, "apa maksudmu?" Tanyanya seraya duduk dan menatap galak lelaki di hadapannya. 

Hector tidak langsung menjawab, ia memberikan waktu kepada Xiana untuk memikirkan apa yang terjadi sebelum wanita itu tidak sadarkan diri. 

Tepat, beberapa detik kemudian Xiana langsung beringsut mundur, bergerak tidak jelas. Ketakutan. Mengingat kejadian yang ia lihat di basement tadi. 

"Kau 'kan, yang membunuh mereka?" Mata Xiana tiba-tiba berkaca-kaca, seiringan dengan dirinya yang merasa takut. 

"Bukan urusanmu." Tatapan Hector semakin tajam, menyipit memandang Xiana.

"Kau pantas masuk penjara!" Sentak Xiana setengah berteriak.

"Jaga bicaramu, Xiana Eugene." Suara Hector terdengar menyeramkan, lelaki itu mengeratkan rahang, menatap tajam Xiana. "Kau yang dengan berani menghampiri kami." 

Kening Xiana mengerut, "aku bukan menghampirimu, aku berniat pulang. Dan .., apa tadi? Kau tahu namaku dari mana?" Tanyanya heran. 

"Mudah bagiku mengetahui namamu. Namun sayangnya, kau harus tahu satu hal, tidak ada jalan keluar untukmu setelah mengetahui rahasia kami,  terlebih setelah kau masuk ke kawasanku."

Seketika dada Xiana naik turun mendengar itu, tidak mungkin dirinya sedang diculik, 'kan? Ia sering kali kesusahan untuk bernapas jika dalam keadaan panik. Namun entah kenapa malah Hector yang merasakan sesaknya melihat apa yang terjadi dengan Xiana. 

Wanita itu bahkan memegangi dadanya, pun tanpa sadar Hector mengangkat tangannya. Hampir saja Hector meletakkan tangan di dadanya seperti apa yang dilakukan Xiana, ia segera menahannya. Ia menyangkal lagi. Tidak mungkin itu juga benar? Tidak mungkin apa yang dirasakan belahan jiwanya ia rasakan juga.

Apa benar Xiana adalah belahan jiwanya? Hector masih tidak bisa mempercayainya.  

"Apa yang terjadi denganmu?" Hector bertanya dengan nada tergesa sambil menahan sesak di dadanya. 

"Aku ingin pulang," jawab Xiana cepat. Menatap Hector dengan tatapan memohon. 

"Tidak, aku tidak bisa menjamin kau bisa menjaga rahasia. Aku paling menghindari berurusan dengan polisi, walau sebenarnya aku bisa menyingkirkan mereka dengan mudah." Jawab Hector seraya mengatur gerak napasnya. 

"Lalu apa yang akan kau lakukan padaku? Sialan!" Xiana berteriak.

Tidak bisa, Xiana sudah tidak bisa menahan kegeramannya lagi. Pria di depannya benar-benar tidak masuk akal bagi Xiana. Apa dia tidak mengetahui siapa Xiana? Siapa orang tuanya? Jika pria ini tahu, pasti dia akan menyesal telah memperlakukannya seperti ini. 

Lagipula, orang tua Xiana pasti sudah panik mengetahui putrinya tidak pulang malam ini. Mereka pasti mengerahkan segala hal yang mereka punya untuk menemukan dirinya. Senyum tersungging kecil di bibir Xiana, akhirnya ia punya sedikit kepercayaan diri dan keberanian. 

"Aku tidak akan melakukan apa-apa, aku hanya ingin memastikan sesuatu." Kata Hector seraya berdiri, rasa sesaknya sudah hilang. Apalagi saat ia melihat keadaan Xiana juga perlahan membaik. 

Hector menatap Xiana sebentar sebelum ia hendak pergi, "aku harus pergi." Katanya sambil berlalu. Meninggalkan Xiana dalam keheningan, dalam keasingan. 

Melihat itu, Xiana langsung memegang kepalanya, mencekal rambutnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? ia benar-benar tidak tahu sedang berada di mana, ponselnya pun tidak ada di dekatnya. Ia tidak bisa menghubungi siapapun. Argh! Rasanya Xiana ingin mengacak-acak semua hal yang berada di dekatnya. 

Sedangkan di kediaman keluarga besar Joséphene, Valeria sedang dicecar dengan banyak pertanyaan. Wanita dengan keadaan berantakan karena tiba-tiba diseret oleh pengawal-pengawal yang diutus keluarga Hugh untuk dibawa ke-kediaman mereka itu sedang menangis. Antara khawatir karena tiba-tiba sahabatnya menghilang, atau karena ia merasakan ketakutan dengan Hugh Joséphene.

"Aku sungguh tidak tahu, Uncle. Maafkan aku, aku sudah lalai menjaga Xiana." Valeria menatap semua orang yang berada di sana, berusaha meyakinkan mereka. 

"Tapi Valeria," Margareth, selaku ibu Xiana bersuara dengan nada khawatir. "Apa yang kau tahu terakhir kali?" 

"Yang kuingat, Xiana berkata kepadaku dia akan merapikan diri ke kamar mandi. Setelah itu, aku tidak bertemu dengannya lagi, Aunty. Aku benar-benar tidak tahu. Kau harus percaya padaku." Valeria menggenggam tangan Margareth yang duduk di sampingnya. 

Wanita paruh baya yang masih terlihat anggun itu tersenyum lembut, ia balik menggenggam tangan Valeria. 

"Aku percaya padamu, Nak. Maafkan bawahan-bawahan kami yang membawamu dengan cara yang salah. Membuat pergelangan tanganmu membiru, kau harus diobati." Dengan lembut tatapan Margareth memandang luka itu dengan rasa bersalah. 

Ia bahkan memanggil ketua pelayan, Maia, untuk membawa Valeria. Menyuruhnya untuk mengobati sahabat putrinya itu. 

Di hadapannya, Hugh menghela napas kasar melihat betapa khawatirnya Margareth kepada Valeria. Hugh tidak bisa seperti itu, rasa khawatir pada putrinya lebih besar. Ia sudah menghubungi pihak kepolisian untuk menyelidiki hilangnya putri mereka. Sungguh, ia tidak bisa memaafkan dirinya jika Xiana sampai kenapa-kenapa.

"Habisi siapapun yang menyakiti anakku, Fredo. Jangan sampai kabar ini tercium media." Perintahnya pada kaki tangannya yang sedang berdiri di sampingnya. 

Fredo mengangguk, ia langsung pergi meninggalkan mereka untuk menjalankan tugasnya. Matanya menghunus tajam, kakinya melangkah lebar. Benar-benar seperti akan memangsa sesuatu. Pria berbadan besar dan tegap ini terkenal sangat kejam dan tidak mengenal kasih. Ia siap mati untuk Hugh, tuannya. Serta untuk Xiana, teman masa kecilnya. 

Related chapters

  • Istri Masa Depan Mafia    Fredo dan Polisi

    Kantor Ketinggian Polisi. 01.27 AM Fredo dengan fokus melihat satu-persatu kotak tayangan yang ada di dalam layar besar di depannya. Dengan kedua tangannya yang memegang meja dengan erat, wajah yang tegas dan mata yang tajam. Mengamati setiap CCTV yang memungkinkan ada Xiana di dalamnya. Perlahan, tidak ada satupun yang menunjukkan wajah Xiana, ataupun sebatas punggung kecil wanita itu. Terakhir kali, Fredo mengingat penjelasan Valeria yang mengatakan bahwa mereka berada di Klub, lalu Xiana menghilang begitu saja saat berkata ingin ke kamar mandi. “Jacob, lihat CCTV pada bagian kamar mandi Klub yang didatangi Xiana.” Perintah Fredo. Jacob, pria tua yang sudah beruban itu mengangguk. Dengan sedikit menahan kantuknya, ia memerintahkan bawahannya untuk memunculkan CCTV-F. Tepat menampilkan aktivitas apa saja yang ada di depan Klub. Hanya di depan Klub.Fredo mengerutkan kening, ia hampir marah. Ia dengan jelas memerintahkan untuk mengakses CCTV yang ada di dalam Klub. Bukan hanya di

    Last Updated : 2024-04-01
  • Istri Masa Depan Mafia    Jangan Mengganggu Kami

    ‘’Ada yang melaporkan seorang wanita menghilang di klub ini, kami akan segera memeriksanya.‘’ Tutur Jacob memberi tahu maksud dan tujuan mereka datang.Pria di depannya, yang baru Jacob sadari memiliki nama di dadanya dengan nama Tiago, sedikit mengangkat sebelah alisnya. ‘’Banyak yang hilang di klub ini. Tapi ternyata mereka ditemukan di apartemen atau di rumah kekasih-kekasihnya,’’jawab Tiago serius.Jacob tercengang sesaat mendengar jawaban dari pria di depannya, tapi dengan cepat berusaha menyamarkan sikapnya itu. Menegakkan lagi bahunya dan dengan tegas berusaha untuk kembali menjelaskan, berupaya agar usaha mereka untuk menggeledah seisi klub bisa berhasil.‘’Pernyataan itu tidak bisa dipungkiri, tapi urusan kali ini berbeda.’’ Jacob sedikit berbalik untuk mengambil sesuatu dari bawahannya. Lembaran foto dengan ukuran sedang, seorang wanita yang tidak lain adalah Xiana. Satu persatu lembaran itu memperlihatkan dari awal Xiana keluar dari sebuah mobil putih miliknya, berjalan, da

    Last Updated : 2024-06-03
  • Istri Masa Depan Mafia    Berani Berurusan Denganku?

    Perkataan Hector membuat Jacob tersentak. Pertanyaannya memang menyangkut apa yang sudah terjadi baru saja. Walau rekan-rekannya terlibat perkelahian dengan orang-orang Hector, tetapi itu bukan hanya kesalahan mereka semua. Orang-orang Hector sudah membuat Jacob dan yang lainnya menahan kesabaran dari awal, sampai akhirnya tidak terbendung lagi dan menyebabkan kejadian yang tidak seharusnya.‘’Tentu saja bukan itu maksud tujuan kami datang ke klub milikmu, Tuan Hector. Kami sedang melakukan penyelidikan atas kasus menghilangnya wanita bernama Xiana Eugene. Putri dari Hugh Josephene.’’ Jelasnya dengan hati-hati.“Lalu? Apa hubungannya denganku?’’ tanya hector yang membenahi posisinya, mengedepankan tubuhnya dan manyautkan kedua telapak tangannya seraya menaruhnya di atas meja. Tatapannya semakin tajam dan serius‘’Aku tidak yakin ada hubungannya denganmu. Tapi menurut beberapa saksi, terutama sahabatnya mengatakan posisi Xiana terakhir kali berada di klub ini. ‘’‘’Begitu ceritanya? ‘’

    Last Updated : 2024-06-03
  • Istri Masa Depan Mafia     Butuh Tenaga untuk Melawanku

    Paginya, Xiana dibangunkan oleh beberapa pelayan wanita yang bekerja di kediaman Hector. Mereka tidak berbicara apa-apa, bahkan ketika Xiana bertanya maksud dan tujuan mereka mendandani Xiana, mereka tidak memberi jawaban. Semuanya tutup mulut, seakan memang tidak mengetahui apa-apa atau memang diperintahkan untuk tidak boleh memberitahunya.Xiana menghela nafas kasar, cermin yang besar di depannya benar-benar menunjukkan rasa lelah di wajahnya. Tahap terakhir yang mereka lakukan adalah menata rambut Xiana. Ia melihat di cermin salah satu di antara mereka tersenyum kecil. Xiana mengangkat alisnya, apa yang membuat dia tersenyum seperti itu ketika sedang menata rambutnya?‘’Rambut nona benar-benar bagus sekali, ini kali pertama bagi saya menemukan rambut yang panjang dan begitu indah. ‘’ pelayan itu tersenyum lagi, kali ini senyumannya lebih kentara sembari menatap Xiana yang juga menatapnya dari cermin.‘’Apa rambut Nona pernah Nona warnai?‘’Xiana menggelang, ‘’aku tidak pernah mewa

    Last Updated : 2024-06-04
  • Istri Masa Depan Mafia    Merenggut Ciuman Pertama

    Sialan! Apa yang baru Xiana rasakan? Sebuah benda lembut menyentuh bibirnya tanpa sengaja? Dengan sekuat tenaga agar bisa tersadar dalam keadaan mabuknya Xiana membuka mata, seorang pria berdiri dengan angkuh di hadapannya. Memandangnya dengan mata melotot. Menandakan pria itu kaget dibuatnya. Memangnya apa yang sudah Xiana lakukan? Tidak mungkin ia yang mencium pria itu lebih dulu. Tidak, jelas tidak. Bagaimana bisa begitu? Sedangkan selama hidupnya, ia tidak pernah mencium bibir siapapun! Baru saja Xiana akan murka karena merasa ciuman pertamanya telah direnggut, ia merasa sebuah tangan melingkari pinggangnya dan menarik tubuhnya secara tiba-tiba. Pria itu mencium bibirnya lagi. Dengan lembut, bahkan perlahan kelembutan itu menjadi sebuah emosi yang melingkupi. Pria ini seperti sedang memastikan sesuatu. Bisa-bisanya Xiana kecolongan. Tidak bisa dibiarkan, Xiana langsung mendorong dada pria itu kasar. "Tuan! Apa yang sudah kau lakukan?" Bentakan Xiana terdengar keras. Nafasnya n

    Last Updated : 2023-09-14

Latest chapter

  • Istri Masa Depan Mafia     Butuh Tenaga untuk Melawanku

    Paginya, Xiana dibangunkan oleh beberapa pelayan wanita yang bekerja di kediaman Hector. Mereka tidak berbicara apa-apa, bahkan ketika Xiana bertanya maksud dan tujuan mereka mendandani Xiana, mereka tidak memberi jawaban. Semuanya tutup mulut, seakan memang tidak mengetahui apa-apa atau memang diperintahkan untuk tidak boleh memberitahunya.Xiana menghela nafas kasar, cermin yang besar di depannya benar-benar menunjukkan rasa lelah di wajahnya. Tahap terakhir yang mereka lakukan adalah menata rambut Xiana. Ia melihat di cermin salah satu di antara mereka tersenyum kecil. Xiana mengangkat alisnya, apa yang membuat dia tersenyum seperti itu ketika sedang menata rambutnya?‘’Rambut nona benar-benar bagus sekali, ini kali pertama bagi saya menemukan rambut yang panjang dan begitu indah. ‘’ pelayan itu tersenyum lagi, kali ini senyumannya lebih kentara sembari menatap Xiana yang juga menatapnya dari cermin.‘’Apa rambut Nona pernah Nona warnai?‘’Xiana menggelang, ‘’aku tidak pernah mewa

  • Istri Masa Depan Mafia    Berani Berurusan Denganku?

    Perkataan Hector membuat Jacob tersentak. Pertanyaannya memang menyangkut apa yang sudah terjadi baru saja. Walau rekan-rekannya terlibat perkelahian dengan orang-orang Hector, tetapi itu bukan hanya kesalahan mereka semua. Orang-orang Hector sudah membuat Jacob dan yang lainnya menahan kesabaran dari awal, sampai akhirnya tidak terbendung lagi dan menyebabkan kejadian yang tidak seharusnya.‘’Tentu saja bukan itu maksud tujuan kami datang ke klub milikmu, Tuan Hector. Kami sedang melakukan penyelidikan atas kasus menghilangnya wanita bernama Xiana Eugene. Putri dari Hugh Josephene.’’ Jelasnya dengan hati-hati.“Lalu? Apa hubungannya denganku?’’ tanya hector yang membenahi posisinya, mengedepankan tubuhnya dan manyautkan kedua telapak tangannya seraya menaruhnya di atas meja. Tatapannya semakin tajam dan serius‘’Aku tidak yakin ada hubungannya denganmu. Tapi menurut beberapa saksi, terutama sahabatnya mengatakan posisi Xiana terakhir kali berada di klub ini. ‘’‘’Begitu ceritanya? ‘’

  • Istri Masa Depan Mafia    Jangan Mengganggu Kami

    ‘’Ada yang melaporkan seorang wanita menghilang di klub ini, kami akan segera memeriksanya.‘’ Tutur Jacob memberi tahu maksud dan tujuan mereka datang.Pria di depannya, yang baru Jacob sadari memiliki nama di dadanya dengan nama Tiago, sedikit mengangkat sebelah alisnya. ‘’Banyak yang hilang di klub ini. Tapi ternyata mereka ditemukan di apartemen atau di rumah kekasih-kekasihnya,’’jawab Tiago serius.Jacob tercengang sesaat mendengar jawaban dari pria di depannya, tapi dengan cepat berusaha menyamarkan sikapnya itu. Menegakkan lagi bahunya dan dengan tegas berusaha untuk kembali menjelaskan, berupaya agar usaha mereka untuk menggeledah seisi klub bisa berhasil.‘’Pernyataan itu tidak bisa dipungkiri, tapi urusan kali ini berbeda.’’ Jacob sedikit berbalik untuk mengambil sesuatu dari bawahannya. Lembaran foto dengan ukuran sedang, seorang wanita yang tidak lain adalah Xiana. Satu persatu lembaran itu memperlihatkan dari awal Xiana keluar dari sebuah mobil putih miliknya, berjalan, da

  • Istri Masa Depan Mafia    Fredo dan Polisi

    Kantor Ketinggian Polisi. 01.27 AM Fredo dengan fokus melihat satu-persatu kotak tayangan yang ada di dalam layar besar di depannya. Dengan kedua tangannya yang memegang meja dengan erat, wajah yang tegas dan mata yang tajam. Mengamati setiap CCTV yang memungkinkan ada Xiana di dalamnya. Perlahan, tidak ada satupun yang menunjukkan wajah Xiana, ataupun sebatas punggung kecil wanita itu. Terakhir kali, Fredo mengingat penjelasan Valeria yang mengatakan bahwa mereka berada di Klub, lalu Xiana menghilang begitu saja saat berkata ingin ke kamar mandi. “Jacob, lihat CCTV pada bagian kamar mandi Klub yang didatangi Xiana.” Perintah Fredo. Jacob, pria tua yang sudah beruban itu mengangguk. Dengan sedikit menahan kantuknya, ia memerintahkan bawahannya untuk memunculkan CCTV-F. Tepat menampilkan aktivitas apa saja yang ada di depan Klub. Hanya di depan Klub.Fredo mengerutkan kening, ia hampir marah. Ia dengan jelas memerintahkan untuk mengakses CCTV yang ada di dalam Klub. Bukan hanya di

  • Istri Masa Depan Mafia    Sayangnya, kau tidak bisa pulang.

    "Nona ini mengalami Syok, Tuan Sergos." Jelas Dokter Edmund. Hector yang semula duduk menyandar pada kepala kursi yang berada di depan ranjang kini duduk tegak, kedua telapak tangannya bertaut dan menempel di bawah dagu, mengangguk mendengar penjelasan Edmund. "Kapan dia akan bangun?" "Keadaannya sudah membaik, mungkin sebentar lagi." Jawab Edmund sambil membereskan alat-alat miliknya. Kemudian berbalik dan berjalan ke arah Hector lalu menunduk sebagai tanda undur diri, berjalan keluar kamar dan menjauh. Hector kemudian memanggil Tiago yang berjaga di luar, menyuruhnya untuk masuk. Tiago menghampiri Hector dengan sebuah berkas yang ia genggam di tangannya. "Berikan padaku." Tiago segera menyerahkan berkas yang ia persiapkan sejak Hector memerintahkannya. Berkas yang berisi data diri wanita yang sedang terbaring di ranjang milik Tuannya. Ya, milik Tuannya. Tiago sempat kebingungan saat Tuannya langsung membawa masuk wanita dalam gendongannya ke dalam kamar pribadinya. Bagaiman

  • Istri Masa Depan Mafia    Merenggut Ciuman Pertama

    Sialan! Apa yang baru Xiana rasakan? Sebuah benda lembut menyentuh bibirnya tanpa sengaja? Dengan sekuat tenaga agar bisa tersadar dalam keadaan mabuknya Xiana membuka mata, seorang pria berdiri dengan angkuh di hadapannya. Memandangnya dengan mata melotot. Menandakan pria itu kaget dibuatnya. Memangnya apa yang sudah Xiana lakukan? Tidak mungkin ia yang mencium pria itu lebih dulu. Tidak, jelas tidak. Bagaimana bisa begitu? Sedangkan selama hidupnya, ia tidak pernah mencium bibir siapapun! Baru saja Xiana akan murka karena merasa ciuman pertamanya telah direnggut, ia merasa sebuah tangan melingkari pinggangnya dan menarik tubuhnya secara tiba-tiba. Pria itu mencium bibirnya lagi. Dengan lembut, bahkan perlahan kelembutan itu menjadi sebuah emosi yang melingkupi. Pria ini seperti sedang memastikan sesuatu. Bisa-bisanya Xiana kecolongan. Tidak bisa dibiarkan, Xiana langsung mendorong dada pria itu kasar. "Tuan! Apa yang sudah kau lakukan?" Bentakan Xiana terdengar keras. Nafasnya n

DMCA.com Protection Status