Toby tidak mau perhitungan dengan orang yang orang yang suka mencari masalah seperti ini. Dia segera menarik Helena dan yang lainnya pergi.Melihat hal ini, pria itu mengira Toby takut, makanya Toby mengajak orang-orang pergi. Memikirkan hal ini, dia jadi semakin menjadi-jadi.Dia menyimpulkan bahwa Toby pasti takut. Dia tertawa dengan lancang dan berkata, “Haha, tampaknya kamu takut. Aku tahu kamu nggak punya nyali.”Toby menoleh ke belakang, seolah-olah dia sedang melihat seorang idiot. Pria itu jadi memiliki firasat buruk, sorot mata Toby membuat hatinya gelisah untuk beberapa waktu. “Orang ini bukan orang biasa.” Pria itu berpikir seperti itu di dalam hati. Namun, begitu pikiran itu muncul, dia langsung menggelengkan kepalanya dan mengabaikannya. Mungkin pria itu hanya hebat berkelahi.Pria berbadan besar itu menghalangi jalan Toby dan berkata, “Hei, kalau kamu ingin melarikan diri, jangan harap bisa. Kamu sudah memukulku, jadi kamu harus meminta maaf padaku. Kamu harus berlutut d
Dia pikir dia pergi ke pasar malam saja dulu, setelah itu baru pergi ke Jalan 73, agar sejalan. Selain itu, dia juga bisa menyelesaikan masalah adiknya terlebih dahulu.Weston tiba-tiba memanggil kakak dari pria berbadan besar itu dan berkata dengan nada datar, “Nanti kalau sudah bertemu dengan Pak Toby, bersikaplah yang sopan sedikit. Dia biasanya sangat rendah hati.”Dia takut bawahannya juga akan memiliki masalah yang sama. Jadi, untuk mencegah anak buahnya membawa masalah baginya, dia tidak lupa untuk mengingatkan, dengan harapan hal itu bisa dihindari.“Oke.” Kakak dari pria berbadan besar itu mengangguk, kemudian berangkat ke pasar malam.Mendengar kakaknya akan datang, pria berbadan besar itu langsung tampak sangat arogan. Dia duduk di kursi, menyilangkan kakinya, lalu mencibir pada Toby, “Aku sarankan kamu sebaiknya cepat meminta maaf padaku. Kalau nggak, nanti ketika kakakku datang, kamu mau minta maaf pun sudah terlambat.”Toby bersikap seolah dia tidak mendengar apa-apa. Dia
Ketika melawan Toby, kakak dari pria berbadan besar itu baru sadar bahwa identitas Toby tidak sesederhana itu. Dia punya firasat bahwa Toby bukan orang biasa. Dia menarik napas dalam-dalam dan mulai menanggapi hal ini dengan serius.Dia pikir, dia pasti sudah bertindak ceroboh barusan. Kalau dia tidak bertindak ceroboh kali ini, dia pasti akan baik-baik saja.Memikirkan hal ini, kakak dari pria berbadan besar itu mulai menyerang Toby.Toby merasa seperti sedang melihat lelucon ketika melihat pria itu menyerangnya. Dia sama sekali tidak terkejut melihat situasi seperti ini.Dia menahan lengan kakak dari pria berbadan besar itu dan berkata, “Kalau ini berlanjut terus, nggak akan ada baiknya untukmu.”Kakak dari pria berbadan besar itu langsung marah mendengarnya. Apa maksudnya? Apa itu berarti Toby meremehkannya?“Kak, hati-hati,” ujar pria berbadan besar itu.Kakak dari pria berbadan besar itu mendengus dingin dan berkata, “Tenang saja. Aku, Wade, sudah lama hidup di dunia ini. Aku belu
“Pak Toby, aku benar-benar nggak tahu akan terjadi seperti ini. Aku akan memperingatkan mereka.”Weston bisa merasakan kemarahan Toby meskipun pria itu berada di seberang telepon. Kalau dia salah bertindak, takutnya Toby malah akan semakin kesal. Dia tahu berapa seriusnya hal ini.Toby menggelengkan kepalanya, tidak tahu bagaimana harus menilainya. Dia saat seperti ini saja, pria itu masih bisa bermulut manis alih-alih memperbaiki sikapnya. Hal ini membuatnya kecewa.Namun pada saat ini, dia juga sedang tidak ingin banyak bicara dengan Weston.“Sudahlah, aku paham maksudmu. Lain kali lebih berhati-hati saja,” ujar Toby dengan kesal.Wade tercengang. Apa yang sedang terjadi? Kalau dilihat dari nada bicaranya, Toby sepertinya sama sekali tidak segan pada Weston. Dia jadi tidak mengerti.Dia pikir, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Saking bingungnya, kepalanya sampai penuh dengan keringat dingin.“Ini ponselmu. Ada sesuatu yang ingin Weston katakan padamu,” ujar Toby sambil tersenyum.M
Setelah kesalahpahamannya selesai, Toby sama sekali tidak perhitungan. Dia kembali ke hotel bersama Helena dan yang lainnya.Setelah beristirahat satu malam, Toby bangun, mandi dan hendak pergi lari pagi. Tapi, dia mendapati ada dua orang di depan pintu.“Siapa kalian?” tanya Toby penasaran.Kedua orang itu berkata dengan hormat, “Halo Pak Toby, kami adalah orang yang dikirim Weston untuk melindungi Bapak.”“Melindungiku?” Toby terdiam. Apa dia masih membutuhkan perlindungan? Dia curiga apa jangan-jangan Weston sedang memata-matainya.Salah satu dari mereka menjelaskan, “Weston bilang ada yang mengganggu Bapak semalam, jadi dia menyuruh kami untuk datang, supaya nggak ada yang akan mencari masalah dengan Bapak lagi.”Toby percaya dengan penjelasan itu.Ketika Toby selesai lari pagi, kedua pria itu masing-masing mengambil porsi sarapan untuk empat orang.“Pak Toby, silakan sarapan," kata keduanya serempak.Toby tercengang. Layanan Weston bagus juga.Dia mengambil sarapannya dan memakann
Semua orang kaya dan penguasa yang hadir di tempat itu langsung heboh. Mereka semua berdecak kagum, langsung tertarik pada kecantikan Helena dan yang lainnya.Helena dan yang lainnya tersenyum kecil mendengar pujian orang-orang itu. Bagaimanapun juga, mereka sudah sering mendengar pujian seperti itu, jadi mereka sama sekali tidak terkejut.Mereka sangat paham apa yang terjadi saat ini.Toby menguap, tidak terkejut melihat reaksi orang-orang.Tentu saja, ada banyak orang yang juga melihat Toby. Mereka tidak senang melihatnya berdiri di tengah-tengah tiga wanita cantik. Mereka menganggap Toby tidak pantas berjalan bersama ketiga wanita cantik itu.Toby memilih untuk tidak menonjolkan diri dan berkata, "Kalian naik ke atas panggung saja. Aku akan mencari tempat untuk duduk.”“Aku juga mau temani kamu,” ujar Tella dan Yeny bersamaan.Mereka tidak ingin dilihat begitu banyak orang. Selain itu, mereka orangnya introvert, jadi mereka tidak tahu harus berbuat apa di acara seperti ini.Toby men
Orang-orang di bawah panggung mulai bertepuk tangan.Helena tidak demam panggung. Dia sudah berpengalaman, jadi sama sekali tidak merasa canggung. Dia berkata, “Saya sangat senang bertemu dengan kalian semua di sini. Mohon bantuannya selama kerja sama kita ke depannya.”“Bu Helena terlalu sungkan. Bu Helena nggak hanya cantik, tapi juga sopan,” ujar sekelompok penjilat.Weston mengangguk puas. Dia sengaja menugasi orang-orang untuk mencairkan suasana, supaya tidak canggung.Di sisi lain di tempat Toby, setelah dibuat berlutut oleh Toby, pria tadi sangat tidak terima. Dia menggertakkan gigi sambil melihat Toby.Dia tidak menyangka akan diperlakukan seperti ini. Dia mulai menggunakan cara lain. Dia mengeluarkan segepok uang dan berkata pada Toby, “Hei, uang ini untukmu. Minggir.”Toby melirik uang itu dan mengalihkan pandangannya dengan jijik.Pria itu tidak senang. Dia tidak menyangka Toby akan bersikap seperti itu. Ini sangat mengejutkannya.Dia mau tidak mau menggunakan cara yang kera
Pria tadi juga tercengang melihatnya. Dia tidak menyangka Toby begitu kuat. Dia mundur beberapa langkah, panik karena tidak bisa berbuat apa-apa.Dia menggertakkan gigi, buru-buru berbalik badan dan pergi. Bagaimanapun juga, dia sangat malu apabila kalah melawan Toby.Namun ketika dia melangkah mundur, dia menabrak seseorang. Dia sangat marah karena dibuat berlutut oleh Toby tadi. Dia hendak marah, tetapi ketika melihat orang yang datang, dia langsung terdiam.Orang yang datang juga seorang pria yang masih muda, tetapi pria ini bahkan lebih tampan. Pria itu mengenakan setelan jas dengan senyum jahat tersungging di sudut mulutnya. Ada sebuah cincin di jarinya dengan kata 'Levy' terukir di atasnya.“Pak Shawn.” Pria tadi langsung takut dan tidak berani memandang Shawn Levy.Shawn mendengus, “Dasar sampah, kalah dengan sampah yang lain. Nggak aneh lagi.”Pria tadi rasanya ingin meledak mendengar perkataan Shawn, tetapi dia tidak berani membalas. Dia hanya tersenyum canggung dan ingin seka