Yeny tidak tahu harus bereaksi seperti apa melihat Shawn seperti itu. Dia pun segera mengeluarkan penawar racunnya dan memberikannya pada pria itu seraya berkata, “Ini peringatan pertama. Aku harap kamu bisa menjaga sikapmu, kalau nggak, jangan salahkan aku kalau nggak sungkan-sungkan lagi.”Shawn bergidik mendengarnya, buru-buru menyatukan kedua tangannya membentuk satu kepalan, yang artinya dia mengerti. Dia tahu wanita ini hebat, jadi dia tidak berani memprovokasinya lagi.Setelah bisa berbicara kembali, Shawn berkata pada yang lainnya, “Dasar kalian semua nggak berguna.”Anggota keluarga Levy lainnya tidak bisa berkata-kata. Bagaimanapun juga, mereka juga sudah berusaha menolongnya, tapi Shawn malah tidak berterima kasih pada mereka dan memaki mereka. Ini membuat mereka merasa sangat tidak nyaman.Namun, mereka tidak perlu perhitungan pada Shawn saat ini.Shawn tidak berani mencari masalah lagi pada Yeny setelah mengetahui kemampuan wanita itu. Dia merinding dan tidak berani menata
Helena tertegun melihat jam tangan wanita itu, tapi hatinya tidak tergerak untuk memilikinya. Kalau dia menerimanya, pria ini akan punya sesuatu yang bisa mencelakainya di kemudian hari.Dia tahu betapa seriusnya hal ini. Setelah memikirkannya, dia pun menolak, “Maaf, aku paham dengan maksud baik Anda. Tetapi aku nggak bisa menerima hadiah ini.”Pengusaha paruh baya itu sangat malu. Dia terpaksa menyimpan kembali hadiah itu. Lagi pula, dia juga tidak rugi. Dia bisa mengembalikan hadiah itu ke tokonya lagi.Melihat begitu banyak orang mulai memberinya hadiah, Helena akhirnya berkata, “Semuanya, aku hanya datang untuk bekerja sama dengan kalian. Kalian sebenarnya nggak perlu memberiku hadiah.”Orang-orang tertawa, “Bu Helena, kami memberi Ibu hadiah bukan karena kerja sama, tapi karena kami ingin lebih mengenal Bu Helena.”Helena mengusap dahinya. Saling mengenal itu gampang, tapi memberi hadiah seperti ini terlalu berlebihan. Dia jadi tidak tahu harus berbuat apa.“Jangan khawatir, aku
Shawn sudah mempertimbangkan baik-baik. Dia merasa perempuan itu akan terkejut ketika melihat bunga di dalam sana. Dia pun sangat bersemangat saat memikirkan hal itu.Namun, pada detik berikutnya, Shawn tidak bisa setenang itu lagi. Karena Tella hanya melihat sebentar, lalu langsung menarik kembali pandangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Shawn seketika terlihat sangat canggung. Bagaimanapun, perempuan itu bisa saja bekerja sama sebentar dengannya. Dia berpikir sejenak, akhirnya dia mengeluarkan cincin berlian dari tumpukan bunga dan berkata, “Gadis cantik, cincin berlian ini telah jadi milikmu.”“Maaf, aku nggak suka,” kata Tella dengan nada datar.Sudut bibir Shawn spontan berkedut. Perempuan sangat tertarik dengan benda-benda yang berkilau. Namun Tella justru mengatakan kalau dia tidak suka. Bagaimana mungkin Shawn tidak menangkap maksud dalam ucapan Tella. Perempuan itu jelas-jelas menggunakan cara ini untuk menolaknya.Shawn mulai merasa kesal. Dia tidak menyangka kalau di
Raut wajah Shawn langsung menjadi muram saat mendengar ucapan Toby. Dia pun menganggap Toby tidak tahu diri, lalu dia berkata, “Kamu punya hak apa untuk berada di sini? Cepat pergi sana. Mana satpam?”Shawn tahu dia tidak bisa melawan Toby, tapi dia punya cara lain untuk mengusir Toby.Segera, beberapa satpam datang dengan berlari. Mereka menatap Shawn dengan hormat, menunggu pria itu berbicara.“Usir orang itu dari sini,” perintah Shawn.Saat ini, para satpam itu baru mengarahkan pandangan mereka ke Toby. Sementara itu, Weston yang melihat semua kejadian dari atas panggung sudah tidak bisa bersikap tenang lagi. Para satpam tersebut adalah orangnya sendiri.Kalau orangnya sendiri yang mengusir Toby dari sini, maka itu akan jadi lelucon besar. Weston gelisah bukan main. Dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Dia harus menghentikan mereka.Setelah memikirkan hal ini, Weston berhenti menjadi penonton saja. Dia berdiri dengan tegas, lalu membentak, “Hentikan. Siapa yang suruh kalian?
Semua orang tersentak saat melihat tindakan Weston menjadikan Shawn sebagai contoh akibat tidak mematuhi aturannya. Mereka pun tidak berani banyak bicara.Semua orang yang ada di sana ketakutan. Mereka takut akan diusir juga karena membuat onar.Pada saat ini, Weston menerima sebuah hadiah. Akan tetapi, raut wajahnya tiba-tiba berubah ketika melihat nama orang yang memberinya hadiah itu. Seolah-olah dia telah melihat monster.Tentu saja, perubahan ekspresi wajah Weston tidak luput dari perhatian Toby. Hal yang bisa membuat Weston begitu terkejut, kalau bukan karena hadiahnya terlalu mengejutkan, berarti orang yang memberinya hadiah memiliki status yang sangat tinggi.Orang yang memberikan hadiah tersebut hanya meninggalkan dua kata, yaitu keluarga Kingdom.Toby tidak tahu apa itu keluarga Kingdom, mengapa nama keluarga itu bisa membuat Weston begitu terkejut.Sesaat kemudian, Weston baru mulai membuka hadiah. Hadiah tersebut berisi sebuah jam tangan bermerek. Namun, di bawahnya ada sel
Weston mulai menyuruh orang ahli untuk mengidentifikasi jam tangan itu. Dalam sekejap ada beberapa orang yang datang. Mereka berlari terbirit-birit begitu mendengar Weston memanggil mereka.“Ada perintah apa untuk kami, Pak Weston?” Orang-orang itu bertanya dengan penasaran.Weston langsung menyerahkan jam tangan bermerek itu kepada mereka dan berkata, “Kalian periksa jam tangan ini asli atau palsu.”Setelah para penilai itu saling memandang satu sama lain, mereka baru mengambil jam tangan itu. Sekitar lima menit kemudian, mereka akhirnya berkata, “Jam tangan ini palsu, Pak Weston.”Ekspresi Weston seketika menjadi muram ketika dia mendengar jawaban tersebut. Sudah mengirimkan surat ancaman, mengancamnya dengan barang palsu pula. Benar-benar keterlaluan.Weston merasa masalah ini tidak sesederhana itu. Dia melirik Toby dengan rasa terima kasih dan berkata, “Mata Pak Toby sungguh jeli, bisa tahu kalau jam tangan ini palsu dengan sekali lihat. Kalau nggak, bakal repot nantinya.”Toby men
Toby merayap ke bawah mobil dan mulai memeriksa. Sedangkan sopirnya kebingungan, sama sekali tidak mengerti apa maksud Toby melakukan hal tersebut.Di bawah pencarian Toby, pria itu benar-benar menemukan sebuah alat. Wajahnya langsung muram saat dia melihat alat itu. Dia sama sekali tidak menyangka masih ada orang yang melakukan hal sekeji itu.Kejadian ini membuat Toby sangat marah. Dia tidak boleh membiarkan hal ini terjadi padanya. Dia segera kehilangan ketenangannya. Kemudian, dia berkata pada si sopir, “Sebenarnya ada apa ini?”Sopir itu juga tercengang. Dia tidak bodoh. Dia tahu kalau itu adalah alat pelacak yang digunakan untuk melacak seseorang. Dia segera mengibaskan tangannya dan berkata, “Pak Toby, aku tidak akan pernah punya nyali untuk main trik seperti itu denganmu.”“Aku tahu kalian nggak akan melakukan hal ini padaku. Tapi kalian harus selidiki sampai jelas masalah ini,” ujar Toby dengan kesal. Belum lama dia datang ke Wieland. Sekalipun dia menyinggung seseorang, keban
Setelah Tella tertegun selama beberapa detik, perempuan itu baru mengibaskan tangannya dan berkata, “Nggak ada, nggak ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”Toby tidak tahu harus berkata apa lagi saat melihat sikap Tella seperti itu. Sampai saat ini, sikap perempuan itu masih saja begitu.Namun, Toby tidak marah karena hal ini. Dia tahu apa yang Tella khawatirkan. Kelihatannya, Tella ingin mengatakan sesuatu padanya secara diam-diam. Karena itu, Toby pun tidak bertanya lagi.Setelah Helena dan yang lainnya kembali, Tella tiba-tiba menarik Toby keluar sambil berkata, “Aku dan Kak Toby ke supermarket dulu beli makanan ringan.”Toby juga ikut berlari keluar, lalu dia berkata pada Tella, “Sekarang kamu bisa katakan padaku.”Tella melihat ke kiri dan ke kanan, lalu berkata, “Kak Toby, kamu punya kunci rahasia Spectra. Memangnya kamu nggak ingin buka gudang harta karun Spectra?”Toby langsung terdiam saat mendengar hal yang ingin Tella katakan padanya berhubungan dengan kunci rahasia Spectr
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro