Toby tersenyum pada Matthias, “Ternyata kamu.”Tepat ketika koki itu membayangkan Matthias akan mulai menyerang Toby, kata-kata Toby membuatnya tertegun. Dia langsung mencibir, “Hei, kamu pikir kamu siapa? Memangnya orang seperti kamu bisa mengenal Pak Matthias? Kamu berani menyapanya dengan cara seperti itu?”Toby melihat si koki seperti sedang melihat seorang idiot. Dia tersenyum dan berkata, “Apa hubungannya ini denganmu?”Kali ini, koki itu langsung kehilangan kata-katanya. Dia kemudian berkata dengan nada menghina, “Hehe, yang jelas Pak Matthias nggak mengenal orang sepertimu.”Matthias melirik koki itu dengan dingin dan berkata, “Apa maksudmu dengan perkataanmu itu? Apa menurutmu aku nggak pantas mengenal Pak Toby?”Koki itu langsung tercengang mendengarnya. Dia memandang Matthias dengan aneh, mengira dia salah dengar dan bertanya lagi, “Pak Matthias, apa kamu nggak salah ngomong? Kamu memanggilnya Pak Toby?”“Omong kosong. Apa aku perlu mengulangi kata-kataku?” tegur Matthias de
Toby barusan sempat bertanya-tanya mengapa ekspresi Matthias bisa berubah begitu drastis. Ketika mendengar perkataan pria itu, dia seketika jadi tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ternyata Matthias mengatakan itu untuk kebaikannya.Toby melambaikan tangannya dan berkata, “Tentu saja aku tahu itu. Jangan khawatir, dia nggak akan menyerangku."Matthias tersenyum tak berdaya. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia pikir, Toby terlalu polos. Dia tahu betapa hebatnya pemimpin Four Apocalypse itu.Terutama trik-trik licik Quella. Dia juga pernah mendengarnya.Mendengar Matthias membicarakan keburukannya, Quella langsung berkata, “Halo, aku temannya Toby. Senang berkenalan denganmu.”Matthias tercengang. Jika dia tidak mendengarnya dengan telinganya sendiri, dia tidak akan percaya. Situasi macam apa ini? Situasi ini agak berbeda dari yang dia bayangkan.Dia memandang Quella dengan aneh, tetapi tidak bisa berkata apa-apa.“Halo, halo, aku Matthias.” Matthias menjabat tangan wanita itu
Matthias tidak luluh melihat koki itu memohon belas kasihan dengan begitu tulus. Dia tahu koki itu orang seperti apa. Kalau dia melepaskan koki itu sekarang, koki itu akan terlalu diuntungkan.Matthias berkata dengan marah, “Jangan main-main denganku di sini. Kamu harus minta maaf dengan siapa? Apa kamu nggak tahu?”Koki itu tidak mengerti maksud perkataan Matthias. Kemudian, dia baru menyadari kalau dia menggunakan cara yang salah. Jadi, dia pun bergegas pergi ke hadapan Toby.Dia tidak arogan seperti sebelumnya lagi saat ini. Dia memandang Toby dengan berkecil hati. Dia hanya berharap Toby bisa melepaskannya.Toby benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi koki itu. Tapi sejujurnya, koki ini memang mencari gara-gara sendiri.Kalau koki ini tidak mencari gara-gara dengannya, dia juga tidak akan perhitungan. Namun, siapa yang benar dan siapa yang salah sudah tidak penting lagi sekarang. Semua ini sudah berlalu.“Hmph, kamu masih tahu untu
Toby masuk ke dapur lagi. Pemilik restoran itu tidak menghentikan Toby, malah membiarkan Toby menggunakan bahan-bahan makanan yang ada tanpa harus membayar sepeser pun.Ketika Matthias dan yang lainnya memakan masakan Toby, mereka semua tercengang. Mereka tidak menyangka masakan Toby akan begitu lezat.Bill tidak dapat menahan diri dan berseru kagum, “Pak Toby, aku nggak menyangka kamu juga hebat dalam memasak makanan Jepang. Hebat sekali. Kalau aku perempuan, aku pasti akan menyukaimu.”Setelah mengatakan itu, Bill langsung merasakan tatapan dingin Quella. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa Quella sedang marah.Bill buru-buru mengubah perkataannya, “Itu, tapi tentu saja, aku ini laki-laki, bukan perempuan.”Baru setelah itulah Quella mengalihkan pandangannya. Toby menyalakan sebatang rokok dan berkata dengan datar, “Bagaimana kabarmu? Apakah uangnya sudah kembali?”Matthias tanpa sadar langsung mengacungkan jempolnya pada Toby, menghela napas
Sudut bibir Toby sedikit bergerak ke atas dan diam-diam tertawa. “Aku nggak ada uang untuk membelikan kamu tiket bioskop,” ujarnya.Dirinya takut Helena akan marah melihat hal ini, sehingga yang dipikirkan oleh Toby saat ini adalah, bagaimana caranya untuk menyingkirkan perempuan ini secepat mungkin.Siapa sangka, Quella bukannya menyerah malah tertawa genit dan berkata, “Kamu nggak perlu khawatir soal ini, aku bahkan sudah membeli tiketnya.”Toby langsung terpaku melihat dua lembar tiket yang ada di tangan perempuan itu. Bagaimana ini, bahkan tiket bioskop pun sudah dibeli olehnya.Quella kembali cekikan melihat wajah Toby yang termenung seperti itu. “Sudahlah, apa lagi yang kamu pikirkan. Ayo, cepat masuk! Kalau nggak, nanti filmnya keburu habis!”Kali ini, Toby benar-benar kehabisan kata-kata. Dirinya sama sekali tidak menyangka, bahwa perempuan itu bisa begitu terpikat padanya. Hal ini membuat Toby merasa tertekan, sebenarnya kapan Toby menggoda perempuan ini?Kalau saja pria lain
Namun, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan iri. Mereka semua sangat penasaran, bagaimana Toby bisa mendekati seorang perempuan cantik tanpa ditolak.Mereka mengira, Toby pasti bukanlah orang biasa.Toby kaget melihat pandangan orang-orang di sekitarnya, ternyata mereka semua sangat menyukai gosip. Namun, hal yang lebih membuatnya kaget adalah, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan kagum.Toby tidak dapat berkata-kata lagi, entah sejak kapan dirinya mempunyai banyak penggemar.Quella lagi-lagi memohon kepada Toby, “Kamu ikut aku pergi, yah. Aku janji, aku nggak akan berbuat macam-macam denganmu.”Toby memutar kedua bola mata, dalam hatinya berpikir, mana mungkin kamu bilang tidak berbuat macam-macam, terus tidak akan terjadi macam-macam.Para pria yang berada di sana, tak kuasa menahan air liur mereka begitu mendengar kalimat ini. Dalam hatinya, mereka berkata, bersama aku saja cantik, aku rela kalau kamu yang berbuat macam-macam denganku, jangan ganggu p
Kalau hal ini terjadi pada Toby yang dulu, hatinya pasti sudah berbunga-bunga. Namun, setelah dia mempunyai Helena, dirinya pun jadi lebih menjaga jarak terhadap wanita lain. Dia tidak ingin mempunyai hubungan yang tidak jelas dengan perempuan lain selain istrinya.Sekalipun Helena tidak melihat, namun hati kecilnya tetap tidak bisa menerimanya.Sementara, Quella tidak menyangka, bahwa Toby akan begitu berhati-hati kepada dirinya. Tiba-tiba Quella duduk dan bertanya kepada Toby, “Waktu kecil dulu, apa kamu pernah menyelamatkan seorang anak perempuan?”“Anak perempuan? Hal waktu kecil dulu, aku sudah lama melupakannya,” ujar Toby sambil mengangkat kedua pundaknya. “Jangan-jangan, kamu mau bilang bahwa aku yang sudah menyelamatkanmu? Seandainya iya, kamu bagaimana bisa tahu bahwa itu aku? Apalagi diriku yang waktu kecil sangat berbeda jauh dengan aku yang sekarang.”“Huh! Kamu nggak ingat aku, tapi aku ingat kamu dengan jelas! Dulu, sebelum kamu pergi, kamu pernah memberitahukan namamu!
Setelah keluar dari Hotel, Toby merasa sedikit menyesal sekaligus kagum dengan dirinya sendiri. Dia menyesal kenapa hatinya begitu kuat, namun di sisi lain juga merasa kagum, karena bisa berhasil melewati ujian ini.Toby merasa, hal ini terlalu mendadak baginya, seolah sedang bermimpi. Begitu aneh, begitu tidak nyata, membuat orang tidak dapat menebaknya.Toby juga tidak mau berpikir terlalu banyak, semua ini terasa sangat tidak masuk akal baginya.Sekembalinya di rumah, Helena dan yang lainnya menatap Toby dengan pandangan yang berbeda-beda. Ada yang memberi pandangan bertanya-tanya, ada yang mengejek, juga ada yang berempati kepadanya.Sementara, Helena terlihat ingin marah kepada Toby. Namun ketika perempuan itu baru saja mau membuka mulutnya, dia kembali membatalkan niatnya. “Kamu dari mana saja?” tanyanya dengan lembut.“Aku kasih tahu kamu satu cerita yang sangat ajaib, dunia ini memang benar-benar sangat kecil! Ternyata, dulu aku pernah menolongnya,” ujar Toby dengan tenang.Hel