Toby langsung memutar kedua bola matanya, dia tidak menjawab apa pun atas pujian Tella ini. Sebaliknya, dia merasa sangat canggung.Akhirnya api kemarahan Helena pun padam. Perempuan itu tahu, bahwa suaminya tidak akan pernah berbohong kepadanya.“Maaf, aku sudah salah paham,” ujar Helena meminta maaf kepada suaminya.Toby menggelengkan kepalanya, “Nggak apa-apa. Aku tahu kamu sangat baik padaku, kamu tenang saja, aku pasti nggak akan pernah mengecewakanmu!”Helena tersenyum manis, kali ini dia sudah tidak lagi mencurigai suaminya.“Baiklah, aku juga nggak akan bertanya macam-macam lagi sama kamu. Tapi sekarang, aku harus mengingatkan kamu, lain kali hal seperti ini nggak boleh sampai terjadi lagi! Kamu harus bisa mencegahnya,” ucap Helena.Walaupun Toby tidak menanggapi permintaan Quella, namun sedikit banyak, hati Helena tetap merasa cemburu. Perempuan mana pun, pasti tidak akan ada yang suka melihat pria yang dicintainya bersama orang lain.Toby langsung membelai rambut Helena deng
“Pak Lindsey, sekarang ini kita belum mempunyai cara yang lain, bagaimana kalau kita coba dulu saja?” ucap Weston berusaha meyakinkan Lindsey. “Lagi pula pasti akan ada cara agar Toby mau duduk di sana.”Lindsey terdiam selama beberapa saat. Lalu tiba-tiba, menepuk kedua tangannya sambil berkata, “Cepat, panggil Toby ke sini. Katakan saja, aku ingin mengundangnya datang untuk berdamai. Ingat, sikapmu harus lebih baik!”Mendengar hal ini, sekretarisnya Lindsey langsung memberikan tatapan yang aneh kepada majikannya itu.Lindsey yang menyadari bahwa sekretarisnya masih belum pergi menjalankan misi, langsung berkata dengan ketus, “Aku menyuruhmu pergi untuk menjalankan misi, kenapa masih di sini? Apa mau aku yang langsung turun tangan sendiri?”Barulah sekretaris Lindsey ini tersadar kembali dengan hal yang harus dilakukannya. Dia pun buru-buru pergi untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Lindsey.Lindsey hanya bisa menggelengkan kepala, dirinya benar-benar tidak habis berpikir mel
Toby tertegun mendengar ucapan sang sekretaris. Kalau bukan dia mendengarnya secara langsung, dirinya tidak akan percaya bahwa Lindsey telah berinisiatif untuk berdamai.Pria itu menggosok-gosokkan telinganya, untuk memastikan bahwa semua ini nyata dan telinganya itu tidak salah dengar. Namun ketika dia melihat tatapan mata yang licik milik sekretaris, Toby langsung mengerti akan semua hal ini.Sepertinya mereka mempunyai maksud yang tersembunyi, kalau tidak, mana mungkin Lindsey bisa mengatakan hal yang begitu tidak masuk akal.Toby menyipitkan matanya, seolah ingin melihat isi pikiran lawan bicaranya ini.Sang sekretaris yang menyadari tatapan Toby ini, buru-buru mengalihkan pandangannya. Bulu kuduknya terasa berdiri seketika, entah bagaimana dirinya mempunyai suatu firasat yang buruk.Toby yang merasakan adanya kepalsuan di balik gerak-gerik sekretaris Lindsey ini, langsung tersenyum kecil dan berkata, “Oke, sekarang kita jalan.”Sang sekretaris sempat terpaku selama beberapa saat.
“Pak Toby, apa kabar.” Begitu melihat Toby, mereka berdua langsung maju dan menjulurkan tangan untuk bersalaman.“Kita sudah begitu lama saling kenal, untuk apa lagi menanyakan kabar? Bisa dikatakan hubungan kita nggak bertengkar maka kita nggak akan saling kenal.”Raut wajah Lindsey langsung terlihat sangat canggung. Kalimat Toby barusan benar-benar tepat mengena di hatinya, membuatnya ingin membunuh Toby secepat mungkin.Ucapan ini seperti menjadi pengingat bagi Lindsey untuk segera membalaskan dendamnya dengan Toby, karena ucapan Toby yang barusan seolah sedang mengingatkan Lindsey kembali dengan setiap kekalahannya.Namun Lindsey berusaha untuk menahan amarahnya. Bagaimanapun juga, Toby pasti tidak akan bisa lolos dari jebakannya kali ini. Pria itu menggertakkan giginya dan menoleh ke arah Toby, seolah ingin memakan Toby hidup-hidup.Toby hanya tertawa melihat sikap Lindsey ini. Sudah seperti ini, dia masih saja terus bermimpi di siang bolong.“Ayo, silakan,” ujar Toby sambil terta
Toby memberikan tatapan yang aneh kepada Lindsey. Separuh hatinya, mempercayai ucapan Lindsey ini, namun dia juga tidak menyangka bahwa Lindsey dapat berpikir seperti itu.Lindsey menggosok-gosok kedua tangannya dan bertanya, “Pak Toby, bagaimana menurutmu?”Pertanyaan Lindsey ini membuat Toby harus berpikir dengan saksama.Ketika Toby sedang lengah, Lindsey diam-diam mengeluarkan sebuah tombol merah dan langsung menekan tombol itu.Toby yang menyadari gerak-gerik Lindsey, langsung berdiri dari kursinya.Tiba-tiba saja, lantai keras di bawah kaki Toby berubah menjadi udara kosong, dan benda-benda di sekitarnya menghilang.Secepat apa pun reaksi Toby, tetap tidak bisa menahan dirinya untuk jatuh ke bawah.Setelah melihat Toby menghilang, Weston dan Lindsey langsung tersenyum dengan puas.“HAHAHA! Mampus sudah anak ini!” Tidak bisa dibayangkan betapa senangnya Lindsey setelah berhasil menyingkirkan batu besar ini. Dia sama sekali tidak menyangka, bahwa rencananya akan berjalan begitu mul
Jantung Lindsey seperti mencelus ke bawah perutnya. Kalau sampai Toby masih belum mati, maka ini akan menjadi bencana baginya.Dia mendelik ke arah sekretarisnya, menyuruh sekretaris mengecek kondisi Toby.Sang sekretaris hanya bisa menelan air liurnya, dia lalu mengumpulkan keberanian dan pergi ke dasar lubang. Sesampainya di dasar lubang yang gelap, sang sekretaris mencoba untuk menyalakan lampu senter di tangannya. Namun belum sempat lampu senter itu menyala, tiba-tiba sebuah tangan yang kuat sudah meraih dirinya.Sementara di atas, Lindsey melihat punggung Toby keluar dari dalam lubang, sambil menyeret sekretarisnya. Kedua kaki Lindsey pun langsung bergetar hebat, seribu pertanyaan mengapa terus keluar di dalam benaknya.Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Pada dasarnya, semua orang yang jatuh dari sini pasti akan langsung mati. Apalagi ketinggian tempat ini sampai dasar lubang ada sekitar 30 meter lebih! Tetapi, kenapa Toby bahkan tidak terluka sedikit pun?“Kenapa kamu nggak ke
Toby berangsur-angsur kehilangan kesabaran untuk menghadapi Lindsey. Sudah di saat-saat seperti ini, orang itu masih saja berpikir dengan begitu polos.Tadi Lindsey ingin membunuhnya. Sekarang kalau dia bersikap lembut pada Lindsey, itu sama saja Toby kejam terhadap dirinya sendiri.Toby harus bersikap kejam dalam berurusan dengan orang yang berubah-ubah seperti Lindsey.Lindsey mengira ada gunanya dia memohon belas kasihan. Akan tetapi, sorot mata Toby membuatnya semakin merasa tidak percaya diri. Lindsey buru-buru mulai mengeluarkan kartu terakhir yang dia miliki. “Toby, kalau kamu bunuh aku, ayahku, Seventh King Dragon, pasti nggak akan melepaskan kamu begitu saja.”“Memangnya kenapa kalau ayahmu Seventh King Dragon? Eight King Dragon sekalipun juga tetap mati di tanganku.” Toby tersenyum tipis. Bisa-bisanya Lindsey menggunakan kalimat itu untuk menakut-nakuti dirinya. Cara berpikir Lindsey cukup sederhana.Lindsey menelan ludah. Di dalam hatinya dia sudah sangat ketakutan, tidak ta
“Kamu juga nggak perlu setakut itu sama aku. Kita berteman sekarang. Selama kamu nggak melakukan hal yang merugikan aku, maka aku nggak akan melukaimu,” ujar Toby dengan santai.Toby ingin menarik Weston ke sisinya. Karena dia telah menampar Weston tadi, maka sekarang dia harus pria itu sedikit keuntungan.Pada saat ini, dia menambahkan satu kalimat lagi.“Kalau kamu bekerja sama dengan baik, aku jamin kamu juga akan mendapatkan posisi di Spectra.”Tentu saja, Toby bukanlah First King, juga bukan Dragon Queen. Dia tidak memiliki hak seperti itu. Akan tetapi, dia adalah Pemuda Spectra. Bagaimanapun, status ini masih ditempatkan di sini.Oleh karena itu, Toby tidak terlalu terkejut dengan hasil akhir seperti ini.Begitu Weston mendengar ucapan Toby, dia langsung mengangguk sambil berkata pada Toby, “Pak Toby, terima kasih Pak Toby.”Tidak perlu dijelaskan lagi betapa bahagianya Weston sekarang. Dia sama sekali tidak menyangka kebahagiaan akan datang padanya dengan begitu tiba-tiba. Seand