“Kamu juga nggak perlu setakut itu sama aku. Kita berteman sekarang. Selama kamu nggak melakukan hal yang merugikan aku, maka aku nggak akan melukaimu,” ujar Toby dengan santai.Toby ingin menarik Weston ke sisinya. Karena dia telah menampar Weston tadi, maka sekarang dia harus pria itu sedikit keuntungan.Pada saat ini, dia menambahkan satu kalimat lagi.“Kalau kamu bekerja sama dengan baik, aku jamin kamu juga akan mendapatkan posisi di Spectra.”Tentu saja, Toby bukanlah First King, juga bukan Dragon Queen. Dia tidak memiliki hak seperti itu. Akan tetapi, dia adalah Pemuda Spectra. Bagaimanapun, status ini masih ditempatkan di sini.Oleh karena itu, Toby tidak terlalu terkejut dengan hasil akhir seperti ini.Begitu Weston mendengar ucapan Toby, dia langsung mengangguk sambil berkata pada Toby, “Pak Toby, terima kasih Pak Toby.”Tidak perlu dijelaskan lagi betapa bahagianya Weston sekarang. Dia sama sekali tidak menyangka kebahagiaan akan datang padanya dengan begitu tiba-tiba. Seand
Helena sendiri tidak marah. Sebenarnya kalimat itu adalah apa yang ingin dia ucapkan, tapi tersimpan di dalam hatinya. Kalau bukan karena memberi muka, dia pasti sudah mengatakannya.“Maaf, telah membuatmu melihat hal konyol.” Helena menatap Houston sambil tersenyum. Kemudian, dia pura-pura memelototi Tella.Houston menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu mengibaskan tangannya dan berkata, “Tidak masalah, Bu Helena. Ini hal yang sangat wajar. Bu Helena, tolong jangan dimasukkan dalam hati. Aku hanya bercanda.”Helena tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia tahu apa yang dipikirkan pria itu. Oleh karena itu, dia segera berkata, “Pak Houston, aku juga nggak membicarakan hal lain lagi. Sebaiknya kita bicarakan baik-baik soal pekerjaan saja.”Houston tahu kalau dia tidak akan bisa minum dengan Helena. Dalam kondisi tak berdaya, dia mau tidak mau harus memesan sebotol minuman untuk Helena dan yang lainnya.“Bu Helena, sekretaris di sampingmu ini siapanya kamu, sih?” tanya Houston dengan penas
Houston mengira Helena dan yang lainnya baru akan menyadarinya nanti. Namun yang mengejutkannya adalah Helena dan yang lainnya telah menyadarinya sekarang.Kalau bukan karena melihat dengan matanya sendiri, dia bahkan tidak percaya benar seperti itu. Dia mengira semua yang ada di depannya ini jauh di luar imajinasinya.Houston merasa sedikit bersalah. Dia menatap Helena sambil berpura-pura kebingungan, lalu berkata, “Aku nggak begitu mengerti maksud kamu apa.”Ketika Helena melihat sampai detik ini Houston masih saja berpura-pura tidak mengerti, seketika dia menganggap pria itu terlalu munafik.Kemudian, Tella juga mulai menyadari apa yang terjadi. Dia pernah menjadi pembunuh wanita sebelumnya. Oleh karena itu, dia tahu betul apa yang menyebabkan situasi saat ini.“Ternyata kamu sekeji ini.” Tella hendak menyerang Houston, tapi dia malah mendapati tubuhnya lemas tak bertenaga, hampir tidak bisa bergerak.Begitu Houston melihat Tella tidak bisa melakukan apa-apa, pria itu langsung terta
Houston terperanjat begitu melihat pukulan Toby datang ke arahnya. Dia tidak siap, tidak tahu harus berbuat apa. Dia pun merasa semua sudah di luar imajinasinya.Seandainya bukan karena melihat dengan mata kepalanya sendiri, Houston sungguh tidak percaya kalau ini benar terjadi.Satu pukulan dari Toby membuat tubuh Houston langsung terhempas keluar. Dia bahkan hampir tidak bisa berdiri lagi. Dia pun tercengang akan hal ini, merasa akhir seperti ini benar-benar di luar apa yang dia bayangkan.“Huh, berani-beraninya kamu pukul aku. Kelihatannya kamu sudah kehilangan akal sehat,” tukas Houston dengan dingin.Toby hanya tertawa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sebaliknya, dia bersikap seolah tidak melihat apa-apa. Dia seakan-akan sedang melihat orang bodoh. Sudah sampai detik ini, Houston masih saja begitu naif.Toby curiga kalau otak pria itu rusak. Ketika Houston melihat tatapan Toby penuh dengan aura membunuh, dia pun mulai panik.Houston mengakui kalau dia bukan lawan Toby. Karena i
“Tunggu sebentar ya, Pak. Aku akan suruh satpam urus masalah ini.” Pelayan itu terlihat sangat tenang. Untuk membantu Houston menangani masalah ini, dia pun langsung memanggil satpam.Karena hanya dengan mendengar satu kata dari Houston, dia hanya tahu ada orang yang datang membuat onar.Houston justru merasa senang dengan hasil ini. Pada saat yang sama, dia juga memberi sedikit tip kepada pelayan itu.Pelayan itu merasa sangat senang, lalu dia diam-diam menyembunyikan tip dari Houston.Ketika Toby keluar dari ruangan, dia langsung melihat pemandangan di depannya itu. Houston segera menunjuk ke arah Toby dan berkata, “Itu dia orangnya. Kalian suruh orang hajar dia. Hajar sampai babak belur semakin bagus. Aku akan biaya pengobatannya.”Saat pelayan mendengar perkataan tersebut, dia masih tampak sangat ragu-ragu. Bagaimanapun, mereka juga takut harus ganti rugi. Setelah dia mendengar Houston sendiri yang akan ganti rugi, dia baru merasa lega.“Haha, serahkan saja padaku.” Pelayan itu lan
Para pria perkasa itu tahu kalau mereka bukan lawan Toby. Akan tetapi, mereka adalah orang yang sangat mementingkan harga diri. Perlakuan Toby kepada mereka sama saja tidak memberi mereka muka sama sekali.Karena itu, raut wajah mereka seketika menjadi sedingin gunung es. Mereka semua menatap Toby dengan tatapan marah.Toby bersikap seolah-olah tidak melihat apa-apa ketika melihat para pria perkasa itu menatapnya seperti itu. Bagi Toby, sekalipun mereka semua menyerangnya secara sekaligus, dia tetap yakin bisa mengalahkan mereka.“Kalian semua ayo sini,” tukas Toby sambil mengaitkan jari telunjuknya.Para pria perkasa itu seketika terdiam seribu bahasa. Sebenarnya mereka sudah sepenuhnya menerima kekalahan mereka. Karena mereka tahu jelas seperti apa kekuatan Toby.Pada titik ini, mereka mengakui mereka sama sekali bukan lawan Toby.Houston spontan mengerutkan kening ketika mendapati kalau para pria perkasa itu bukan lawan Toby. Tentu saja ini bukan hal yang baik baginya.Houston menat
Houston tiba-tiba merinding, keringat dingin membasahi punggungnya. Ini bukanlah pertanda baik baginya.“Kalau begitu kamu suruh dia datang ke sini,” kata Toby.Pelayan itu menatap Toby seolah-olah sedang melihat orang bodoh. Dia tidak tahu dari mana Toby mendapatkan kepercayaan diri sebesar itu. Bisa-bisanya Toby sama sekali tidak takut saat mendengar kalau tempat ini milik Matthias.Houston spontan melihat ke arah pelayan itu, lalu tertawa sambil berkata, “Karena dia begitu ingin cari mati, lebih baik kamu telepon Pak Matthias saja.”Pelayan itu juga tidak ragu-ragu lagi. Dia hanyalah seorang pelayan, tentu saja dia tidak berhak menelepon Matthias. Akan tetapi, dia telah melaporkan masalah ini kepada manajernya.Sesaat kemudian, manajer itu datang. Manajer itu sudah sangat akrab dengan Toby. Dia langsung tercengang saat melihat Toby di sana. Bukankah itu teman Pak Matthias? Dia pun menggosok tangannya, bersiap untuk menyapa pria itu.Akan tetapi, pelayan yang tidak tahu apa-apa itu j
Situasi apa ini? Seharusnya tidak seperti ini. Dalam persepsi Houston, Toby hanyalah seorang menantu yang hidup bergantung pada keluarga istrinya. Bagaimana orang seperti itu bisa berteman dengan Matthias?Sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas dalam benak Houston. Apakah mungkin Toby berpura-pura lemah untuk mengelabui semua orang? Houston pun tidak menyangkal pemikirannya tersebut.Dia merasa pasti ada alasan seperti itu dalam masalah ini. Meski dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia tahu kalau Toby jelas bukan orang biasa.Houston mulai merasa gelisah. Bahkan manajer saja bersikap begitu merendah dan sungkan di depan Toby.Toby menatap Houston dengan ekspresi dingin. Houston merasa segalanya berubah menjadi tidak seperti dugaannya.Toby juga menatap si pelayan dengan kesal, lalu langsung mengabaikannya begitu saja.Pelayan itu orang yang cerdas juga. Dia dengan tahu diri segera berdiri di samping, lalu mulai mengkhianati Houston dengan berkata, “Pak Toby, jangan salahkan aku.
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro