"Halo, Matthias. Aku pemilik Resto Sedap. Bagaimana rasa makanan di restoranku kemarin? Apa kamu punya waktu untuk datang ke sini hari ini? Aku bisa membuatkan satu porsi secara gratis untukmu.”“Oh, aku bisa mendapatkan keuntungan seperti itu? Apa ada hal yang akan merepotkanku?” Matthias tidak langsung menyetujuinya, malah balik bertanya.Dia juga punya banyak pengalaman, pernah melihat banyak hal di dunia ini. Koki ini tiba-tiba bilang ada makanan enak yang bisa dia cicipi sekarang. Dia merasa hal ini tidak sesederhana itu.Matthias berkata dengan nada datar, “Tunggu aku. Aku akan segera ke sana.”“Oke, Mathias. Aku akan menunggumu datang,” ujar koki itu, langsung bersemangat.Dia mencibir pada Toby dan berkata, “Kamu akan habis kali ini. Matthias akan segera datang.”Toby kira ada apa, ternyata cuma itu.Ketika semua orang memandang Toby, sorot mata mereka semua dipenuhi dengan rasa kasihan dan simpati. Mereka mengira Toby pasti akan mati. Pria itu bahkan masih tidak melarikan diri
Toby tersenyum pada Matthias, “Ternyata kamu.”Tepat ketika koki itu membayangkan Matthias akan mulai menyerang Toby, kata-kata Toby membuatnya tertegun. Dia langsung mencibir, “Hei, kamu pikir kamu siapa? Memangnya orang seperti kamu bisa mengenal Pak Matthias? Kamu berani menyapanya dengan cara seperti itu?”Toby melihat si koki seperti sedang melihat seorang idiot. Dia tersenyum dan berkata, “Apa hubungannya ini denganmu?”Kali ini, koki itu langsung kehilangan kata-katanya. Dia kemudian berkata dengan nada menghina, “Hehe, yang jelas Pak Matthias nggak mengenal orang sepertimu.”Matthias melirik koki itu dengan dingin dan berkata, “Apa maksudmu dengan perkataanmu itu? Apa menurutmu aku nggak pantas mengenal Pak Toby?”Koki itu langsung tercengang mendengarnya. Dia memandang Matthias dengan aneh, mengira dia salah dengar dan bertanya lagi, “Pak Matthias, apa kamu nggak salah ngomong? Kamu memanggilnya Pak Toby?”“Omong kosong. Apa aku perlu mengulangi kata-kataku?” tegur Matthias de
Toby barusan sempat bertanya-tanya mengapa ekspresi Matthias bisa berubah begitu drastis. Ketika mendengar perkataan pria itu, dia seketika jadi tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ternyata Matthias mengatakan itu untuk kebaikannya.Toby melambaikan tangannya dan berkata, “Tentu saja aku tahu itu. Jangan khawatir, dia nggak akan menyerangku."Matthias tersenyum tak berdaya. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia pikir, Toby terlalu polos. Dia tahu betapa hebatnya pemimpin Four Apocalypse itu.Terutama trik-trik licik Quella. Dia juga pernah mendengarnya.Mendengar Matthias membicarakan keburukannya, Quella langsung berkata, “Halo, aku temannya Toby. Senang berkenalan denganmu.”Matthias tercengang. Jika dia tidak mendengarnya dengan telinganya sendiri, dia tidak akan percaya. Situasi macam apa ini? Situasi ini agak berbeda dari yang dia bayangkan.Dia memandang Quella dengan aneh, tetapi tidak bisa berkata apa-apa.“Halo, halo, aku Matthias.” Matthias menjabat tangan wanita itu
Matthias tidak luluh melihat koki itu memohon belas kasihan dengan begitu tulus. Dia tahu koki itu orang seperti apa. Kalau dia melepaskan koki itu sekarang, koki itu akan terlalu diuntungkan.Matthias berkata dengan marah, “Jangan main-main denganku di sini. Kamu harus minta maaf dengan siapa? Apa kamu nggak tahu?”Koki itu tidak mengerti maksud perkataan Matthias. Kemudian, dia baru menyadari kalau dia menggunakan cara yang salah. Jadi, dia pun bergegas pergi ke hadapan Toby.Dia tidak arogan seperti sebelumnya lagi saat ini. Dia memandang Toby dengan berkecil hati. Dia hanya berharap Toby bisa melepaskannya.Toby benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi koki itu. Tapi sejujurnya, koki ini memang mencari gara-gara sendiri.Kalau koki ini tidak mencari gara-gara dengannya, dia juga tidak akan perhitungan. Namun, siapa yang benar dan siapa yang salah sudah tidak penting lagi sekarang. Semua ini sudah berlalu.“Hmph, kamu masih tahu untu
Toby masuk ke dapur lagi. Pemilik restoran itu tidak menghentikan Toby, malah membiarkan Toby menggunakan bahan-bahan makanan yang ada tanpa harus membayar sepeser pun.Ketika Matthias dan yang lainnya memakan masakan Toby, mereka semua tercengang. Mereka tidak menyangka masakan Toby akan begitu lezat.Bill tidak dapat menahan diri dan berseru kagum, “Pak Toby, aku nggak menyangka kamu juga hebat dalam memasak makanan Jepang. Hebat sekali. Kalau aku perempuan, aku pasti akan menyukaimu.”Setelah mengatakan itu, Bill langsung merasakan tatapan dingin Quella. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa Quella sedang marah.Bill buru-buru mengubah perkataannya, “Itu, tapi tentu saja, aku ini laki-laki, bukan perempuan.”Baru setelah itulah Quella mengalihkan pandangannya. Toby menyalakan sebatang rokok dan berkata dengan datar, “Bagaimana kabarmu? Apakah uangnya sudah kembali?”Matthias tanpa sadar langsung mengacungkan jempolnya pada Toby, menghela napas
Sudut bibir Toby sedikit bergerak ke atas dan diam-diam tertawa. “Aku nggak ada uang untuk membelikan kamu tiket bioskop,” ujarnya.Dirinya takut Helena akan marah melihat hal ini, sehingga yang dipikirkan oleh Toby saat ini adalah, bagaimana caranya untuk menyingkirkan perempuan ini secepat mungkin.Siapa sangka, Quella bukannya menyerah malah tertawa genit dan berkata, “Kamu nggak perlu khawatir soal ini, aku bahkan sudah membeli tiketnya.”Toby langsung terpaku melihat dua lembar tiket yang ada di tangan perempuan itu. Bagaimana ini, bahkan tiket bioskop pun sudah dibeli olehnya.Quella kembali cekikan melihat wajah Toby yang termenung seperti itu. “Sudahlah, apa lagi yang kamu pikirkan. Ayo, cepat masuk! Kalau nggak, nanti filmnya keburu habis!”Kali ini, Toby benar-benar kehabisan kata-kata. Dirinya sama sekali tidak menyangka, bahwa perempuan itu bisa begitu terpikat padanya. Hal ini membuat Toby merasa tertekan, sebenarnya kapan Toby menggoda perempuan ini?Kalau saja pria lain
Namun, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan iri. Mereka semua sangat penasaran, bagaimana Toby bisa mendekati seorang perempuan cantik tanpa ditolak.Mereka mengira, Toby pasti bukanlah orang biasa.Toby kaget melihat pandangan orang-orang di sekitarnya, ternyata mereka semua sangat menyukai gosip. Namun, hal yang lebih membuatnya kaget adalah, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan kagum.Toby tidak dapat berkata-kata lagi, entah sejak kapan dirinya mempunyai banyak penggemar.Quella lagi-lagi memohon kepada Toby, “Kamu ikut aku pergi, yah. Aku janji, aku nggak akan berbuat macam-macam denganmu.”Toby memutar kedua bola mata, dalam hatinya berpikir, mana mungkin kamu bilang tidak berbuat macam-macam, terus tidak akan terjadi macam-macam.Para pria yang berada di sana, tak kuasa menahan air liur mereka begitu mendengar kalimat ini. Dalam hatinya, mereka berkata, bersama aku saja cantik, aku rela kalau kamu yang berbuat macam-macam denganku, jangan ganggu p
Kalau hal ini terjadi pada Toby yang dulu, hatinya pasti sudah berbunga-bunga. Namun, setelah dia mempunyai Helena, dirinya pun jadi lebih menjaga jarak terhadap wanita lain. Dia tidak ingin mempunyai hubungan yang tidak jelas dengan perempuan lain selain istrinya.Sekalipun Helena tidak melihat, namun hati kecilnya tetap tidak bisa menerimanya.Sementara, Quella tidak menyangka, bahwa Toby akan begitu berhati-hati kepada dirinya. Tiba-tiba Quella duduk dan bertanya kepada Toby, “Waktu kecil dulu, apa kamu pernah menyelamatkan seorang anak perempuan?”“Anak perempuan? Hal waktu kecil dulu, aku sudah lama melupakannya,” ujar Toby sambil mengangkat kedua pundaknya. “Jangan-jangan, kamu mau bilang bahwa aku yang sudah menyelamatkanmu? Seandainya iya, kamu bagaimana bisa tahu bahwa itu aku? Apalagi diriku yang waktu kecil sangat berbeda jauh dengan aku yang sekarang.”“Huh! Kamu nggak ingat aku, tapi aku ingat kamu dengan jelas! Dulu, sebelum kamu pergi, kamu pernah memberitahukan namamu!
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro