Namun, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan iri. Mereka semua sangat penasaran, bagaimana Toby bisa mendekati seorang perempuan cantik tanpa ditolak.Mereka mengira, Toby pasti bukanlah orang biasa.Toby kaget melihat pandangan orang-orang di sekitarnya, ternyata mereka semua sangat menyukai gosip. Namun, hal yang lebih membuatnya kaget adalah, kebanyakan dari mereka menatap Toby dengan pandangan kagum.Toby tidak dapat berkata-kata lagi, entah sejak kapan dirinya mempunyai banyak penggemar.Quella lagi-lagi memohon kepada Toby, “Kamu ikut aku pergi, yah. Aku janji, aku nggak akan berbuat macam-macam denganmu.”Toby memutar kedua bola mata, dalam hatinya berpikir, mana mungkin kamu bilang tidak berbuat macam-macam, terus tidak akan terjadi macam-macam.Para pria yang berada di sana, tak kuasa menahan air liur mereka begitu mendengar kalimat ini. Dalam hatinya, mereka berkata, bersama aku saja cantik, aku rela kalau kamu yang berbuat macam-macam denganku, jangan ganggu p
Kalau hal ini terjadi pada Toby yang dulu, hatinya pasti sudah berbunga-bunga. Namun, setelah dia mempunyai Helena, dirinya pun jadi lebih menjaga jarak terhadap wanita lain. Dia tidak ingin mempunyai hubungan yang tidak jelas dengan perempuan lain selain istrinya.Sekalipun Helena tidak melihat, namun hati kecilnya tetap tidak bisa menerimanya.Sementara, Quella tidak menyangka, bahwa Toby akan begitu berhati-hati kepada dirinya. Tiba-tiba Quella duduk dan bertanya kepada Toby, “Waktu kecil dulu, apa kamu pernah menyelamatkan seorang anak perempuan?”“Anak perempuan? Hal waktu kecil dulu, aku sudah lama melupakannya,” ujar Toby sambil mengangkat kedua pundaknya. “Jangan-jangan, kamu mau bilang bahwa aku yang sudah menyelamatkanmu? Seandainya iya, kamu bagaimana bisa tahu bahwa itu aku? Apalagi diriku yang waktu kecil sangat berbeda jauh dengan aku yang sekarang.”“Huh! Kamu nggak ingat aku, tapi aku ingat kamu dengan jelas! Dulu, sebelum kamu pergi, kamu pernah memberitahukan namamu!
Setelah keluar dari Hotel, Toby merasa sedikit menyesal sekaligus kagum dengan dirinya sendiri. Dia menyesal kenapa hatinya begitu kuat, namun di sisi lain juga merasa kagum, karena bisa berhasil melewati ujian ini.Toby merasa, hal ini terlalu mendadak baginya, seolah sedang bermimpi. Begitu aneh, begitu tidak nyata, membuat orang tidak dapat menebaknya.Toby juga tidak mau berpikir terlalu banyak, semua ini terasa sangat tidak masuk akal baginya.Sekembalinya di rumah, Helena dan yang lainnya menatap Toby dengan pandangan yang berbeda-beda. Ada yang memberi pandangan bertanya-tanya, ada yang mengejek, juga ada yang berempati kepadanya.Sementara, Helena terlihat ingin marah kepada Toby. Namun ketika perempuan itu baru saja mau membuka mulutnya, dia kembali membatalkan niatnya. “Kamu dari mana saja?” tanyanya dengan lembut.“Aku kasih tahu kamu satu cerita yang sangat ajaib, dunia ini memang benar-benar sangat kecil! Ternyata, dulu aku pernah menolongnya,” ujar Toby dengan tenang.Hel
Toby langsung memutar kedua bola matanya, dia tidak menjawab apa pun atas pujian Tella ini. Sebaliknya, dia merasa sangat canggung.Akhirnya api kemarahan Helena pun padam. Perempuan itu tahu, bahwa suaminya tidak akan pernah berbohong kepadanya.“Maaf, aku sudah salah paham,” ujar Helena meminta maaf kepada suaminya.Toby menggelengkan kepalanya, “Nggak apa-apa. Aku tahu kamu sangat baik padaku, kamu tenang saja, aku pasti nggak akan pernah mengecewakanmu!”Helena tersenyum manis, kali ini dia sudah tidak lagi mencurigai suaminya.“Baiklah, aku juga nggak akan bertanya macam-macam lagi sama kamu. Tapi sekarang, aku harus mengingatkan kamu, lain kali hal seperti ini nggak boleh sampai terjadi lagi! Kamu harus bisa mencegahnya,” ucap Helena.Walaupun Toby tidak menanggapi permintaan Quella, namun sedikit banyak, hati Helena tetap merasa cemburu. Perempuan mana pun, pasti tidak akan ada yang suka melihat pria yang dicintainya bersama orang lain.Toby langsung membelai rambut Helena deng
“Pak Lindsey, sekarang ini kita belum mempunyai cara yang lain, bagaimana kalau kita coba dulu saja?” ucap Weston berusaha meyakinkan Lindsey. “Lagi pula pasti akan ada cara agar Toby mau duduk di sana.”Lindsey terdiam selama beberapa saat. Lalu tiba-tiba, menepuk kedua tangannya sambil berkata, “Cepat, panggil Toby ke sini. Katakan saja, aku ingin mengundangnya datang untuk berdamai. Ingat, sikapmu harus lebih baik!”Mendengar hal ini, sekretarisnya Lindsey langsung memberikan tatapan yang aneh kepada majikannya itu.Lindsey yang menyadari bahwa sekretarisnya masih belum pergi menjalankan misi, langsung berkata dengan ketus, “Aku menyuruhmu pergi untuk menjalankan misi, kenapa masih di sini? Apa mau aku yang langsung turun tangan sendiri?”Barulah sekretaris Lindsey ini tersadar kembali dengan hal yang harus dilakukannya. Dia pun buru-buru pergi untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Lindsey.Lindsey hanya bisa menggelengkan kepala, dirinya benar-benar tidak habis berpikir mel
Toby tertegun mendengar ucapan sang sekretaris. Kalau bukan dia mendengarnya secara langsung, dirinya tidak akan percaya bahwa Lindsey telah berinisiatif untuk berdamai.Pria itu menggosok-gosokkan telinganya, untuk memastikan bahwa semua ini nyata dan telinganya itu tidak salah dengar. Namun ketika dia melihat tatapan mata yang licik milik sekretaris, Toby langsung mengerti akan semua hal ini.Sepertinya mereka mempunyai maksud yang tersembunyi, kalau tidak, mana mungkin Lindsey bisa mengatakan hal yang begitu tidak masuk akal.Toby menyipitkan matanya, seolah ingin melihat isi pikiran lawan bicaranya ini.Sang sekretaris yang menyadari tatapan Toby ini, buru-buru mengalihkan pandangannya. Bulu kuduknya terasa berdiri seketika, entah bagaimana dirinya mempunyai suatu firasat yang buruk.Toby yang merasakan adanya kepalsuan di balik gerak-gerik sekretaris Lindsey ini, langsung tersenyum kecil dan berkata, “Oke, sekarang kita jalan.”Sang sekretaris sempat terpaku selama beberapa saat.
“Pak Toby, apa kabar.” Begitu melihat Toby, mereka berdua langsung maju dan menjulurkan tangan untuk bersalaman.“Kita sudah begitu lama saling kenal, untuk apa lagi menanyakan kabar? Bisa dikatakan hubungan kita nggak bertengkar maka kita nggak akan saling kenal.”Raut wajah Lindsey langsung terlihat sangat canggung. Kalimat Toby barusan benar-benar tepat mengena di hatinya, membuatnya ingin membunuh Toby secepat mungkin.Ucapan ini seperti menjadi pengingat bagi Lindsey untuk segera membalaskan dendamnya dengan Toby, karena ucapan Toby yang barusan seolah sedang mengingatkan Lindsey kembali dengan setiap kekalahannya.Namun Lindsey berusaha untuk menahan amarahnya. Bagaimanapun juga, Toby pasti tidak akan bisa lolos dari jebakannya kali ini. Pria itu menggertakkan giginya dan menoleh ke arah Toby, seolah ingin memakan Toby hidup-hidup.Toby hanya tertawa melihat sikap Lindsey ini. Sudah seperti ini, dia masih saja terus bermimpi di siang bolong.“Ayo, silakan,” ujar Toby sambil terta
Toby memberikan tatapan yang aneh kepada Lindsey. Separuh hatinya, mempercayai ucapan Lindsey ini, namun dia juga tidak menyangka bahwa Lindsey dapat berpikir seperti itu.Lindsey menggosok-gosok kedua tangannya dan bertanya, “Pak Toby, bagaimana menurutmu?”Pertanyaan Lindsey ini membuat Toby harus berpikir dengan saksama.Ketika Toby sedang lengah, Lindsey diam-diam mengeluarkan sebuah tombol merah dan langsung menekan tombol itu.Toby yang menyadari gerak-gerik Lindsey, langsung berdiri dari kursinya.Tiba-tiba saja, lantai keras di bawah kaki Toby berubah menjadi udara kosong, dan benda-benda di sekitarnya menghilang.Secepat apa pun reaksi Toby, tetap tidak bisa menahan dirinya untuk jatuh ke bawah.Setelah melihat Toby menghilang, Weston dan Lindsey langsung tersenyum dengan puas.“HAHAHA! Mampus sudah anak ini!” Tidak bisa dibayangkan betapa senangnya Lindsey setelah berhasil menyingkirkan batu besar ini. Dia sama sekali tidak menyangka, bahwa rencananya akan berjalan begitu mul