Rizal dan Mega terkejut melihat ibu mereka pingsan. Spontan Rizal segera menggendong Bu Laksmi dan menidurkannya di Sofa. Rizal kini tengah kalut dengan foto yang ia lihat tadi. Ternyata firasatnya selama ini benar. Ternyata Delia mempunyai pria idaman lain di luar sana. Akan tetapi, ia tidak menyangka jika pria lain itu adalah Daffa, adik iparnya sendiri.Mega berjalan setengah berlari ke dalam kamar. Dia membawa minyak kayu putih dan membalurkannya di telapak tangan dan kaki Bu Laksmi yang dingin. Rizal pun memijat kaki sang ibu dengan lembut. Semua anak Bu Laksmi memang patuh dan sangat sayang sekali pada ibunya. Doktrin yang diajarkan Bu Laksmi ternyata sukses. Ya, sedari kecil semua anak Bu Laksmi selalu di doktrin untuk menurut dan menyayangi ibu dengan sepenuh hati, karena ibulah yang melahirkan dan merawat anak-anaknya. Jika ada anak Bu Laksmi yang tak patuh padanya, Bu Laksmi akan mengungkit jasanya yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak-anaknya dan mengcap m
Intan yang setelah melakukan keributan di rumah Bu Laksmi pun pulang ke rumahnya. Ia tampak tak bersemangat. Dalam hati, Intan memaki dirinya sendiri karena tak bisa mengontrol emosi yang membuat ia harus melemparkan foto perselingkuhan Delia dan Daffa. Intan keluar dari dalam mobilnya dengan wajah ditekuk. Ia pun berjalan gontai ke rumahnya yang lumayan mewah dan terdapat kolam ikan itu. "Mama pulang!" Intan berkata dengan lemas, tampak Dicky sudah pulang terlebih dahulu. Pria tampan itu terlihat menggandeng kedua anaknya. "Mama!" Sapa Arsha dan Arshy ceria. Mereka begitu bahagia sang ibu sudah pulang. Kedua anaknya itu memeluk sang ibu, intan membalas pelukan kedua buah hatinya walaupun hatinya tengah berkecamuk. "Sayang, maaf mama pulang terlambat. Ini boneka kalian," Intan menyerahkan boneka kesayangan kedua anaknya, walaupun boneka itu sangat kotor dan Kumal. "Terima kasih, Ma," Arsha dan Arshy berucap dengan riang. "Nanti mama cuci ya bonekanya?" Intan menghibur kedua a
Daffa dan Delia tidak benar-benar pergi bekerja. Pria itu membawa sang kekasih gelapnya ke luar kota. Daffa terus mengamuk di dalam mobil. Sedangkan Delia kini sedang menangis karena melihat sikap Daffa yang sesungguhnya. Keduanya memang pergi dengan tergesa dari rumah Bu Laksmi setelah sesuatu terjadi. "Kenapa kamu bisa hamil, hah?" Tanya Daffa dengan suara yang menggelegar. Delia memang sudah memberitahukan mengenai hasil tespack nya kemarin pagi. Ya, Delia yang curiga dirinya hamil segera melakukan tespack. Delia senang melihat hasil tespack yang positif. Ia menyangka Daffa akan melepaskan Mega dan kemudian menikahinya. Seenteng itu pikirannya. Wanita itu mulai berharap mimpinya jadi nyata untuk memiliki Daffa untuk dirinya sendiri. Istri dari Rizal itu langsung memfotokan tespacknya dan mengirimkannya pada Daffa. Daffa yang tengah melepas rindu bersama Mega pun langsung memutuskan untuk membawa Delia pergi dari rumah Bu Laksmi dengan alasan pekerjaan dadakan. "Kamu lupa? Seti
Reynard menaruh ponsel di jas putihnya. Ia kemudian tersenyum sendiri. Ya, sore ini Reynard ada janji untuk jalan-jalan sore bersama Sofia. Sofia mengajak Reynard untuk makan es krim bersama di sebuah restoran ternama, kebetulan restoran itu buka sampai malam hari. Reynard tak sabar menunggu jam prakteknya habis, ia ingin segera pulang dan bertemu dengan kekasih tercinta. Seperti biasa Reynard membuka poliklinik, antrian pasien sangat banyak sekali. Dokter tampan itu sangat terkenal di kalangan wanita hamil. Dokter Reynard dikenal sebagai dokter yang cekatan, nyaman berkonsultasi, dan tentunya banyak feedback positif saat dia melakukan tindakan operasi. Banyaknya antrian pasien tak menyurutkan semangat Reynard. Dokter muda itu tak terlihat lelah walau dari pagi harus melakukan visit ke ruangan pasien disambung siang sampai sore yang membuka poliklinik. Ketika istirahat shalat ashar, Reynard membuka ponselnya. Ia tersenyum saat membaca pesan dari Sofia. "Rey, aku sudah di restoran.
"Kamu ini kenapa bengong?" Ketus Lily yang melihat suaminya membisu. Eril tak menjawab ocehan dari istrinya itu. "Liat apa sih?" Lily kemudian berusaha untuk melihat ke arah rumah Sofia. Ia melihat mantan istri suaminya sedang bersama dengan dokter Reynard. "Ngapain sih liat-liat dia? Masih ada rasa kamu?" Lily menatap dengan penuh penasaran. "Punya rasa atau engga bukan urusan kamu!" Jawab Eril dengan dingin kemudian duduk di kursi yang ada di teras rumah adiknya. "Kayanya Mega ke rumah ibu. Rumah ini kosong!" Beri tahu Lily sekaligus mengalihkan topik karena enggan bertengkar dengan Eril. Mereka belum tahu prahara apa yang tengah melanda keluarga besarnya. "Asisten rumah tangganya engga ada?" Tanya Eril memastikan. "Engga ada." "Ya udah hayu kita pulang!" Eril bangkit dari duduknya setelah melihat mobil Reynard meninggalkan kediaman rumah Sofia. Suami istri itu kemudian masuk ke dalam mobil untuk pulang ke rumah Bu Laksmi. Sofia yang melihat Eril dan Lily masuk ke dal
Hartanto, Rahman, dan Sri yang baru saja pulang dari luar kota tersenyum saat melihat Sofia yang sudah memasak untuk menyambut kepulangan mereka. Ada rasa kebahagiaan yang menyeruak dalam dada Hartanto. Bertahun-tahun ia hidup sendiri karena ditinggal oleh sang istri untuk selamanya. Kini dirinya tak kesepian lagi sejak dirinya menerima keadaan dengan berdamai bersama sang putra. Kebahagiaan mulai dirasakan kala Rahman membawa istri dan anaknya. Apalagi Sofia, cucu Hartanto itu seakan terus memberikan kebahagiaan untuknya. Sofia adalah wanita yang manis dan baik hati, bahkan Sofia selalu memperhatikan dirinya ketika lupa meminum vitamin atau melewatkan sarapan. Hartanto yang baru saja membersihkan diri itu duduk di kursi meja makan, disusul dengan Sri dan Rahman. Beberapa hari ini mereka bertiga begitu sibuk terbang keluar kota untuk mengurus beberapa tender dan bertemu dengan investor. "Kakek, ayah, ibu? Cicipi masakanku ya! Kalau ada yang tidak pas, tolong beritahu! Biar nanti
Bu Laksmi pun menatap nanar ke arah televisi. Ia merutuki kebodohannya di masa lalu. Andai saja dirinya memperlakukan Sofia dengan baik pasti saat ini putranya menjadi cucu seorang konglomerat. Lily pun menatap Bu Laksmi dengan tatapan tidak suka. Ia benci kala keluarga suaminya seperti menyayangkan perpisahan Eril dan Sofia. "Jadi, sekarang rencana kalian apa?" Lily berusaha mengalihkan topik agar Sofia tidak menjadi pusat perhatian lagi. Lily menatap satu persatu orang-orang yang ada di ruang keluarga. Mega terduduk dengan tatapan kosong. Mata wanita itu terlihat sangat bengkak. Air mata masih terjatuh di matanya. Tak ada yang menyahuti pertanyaan dari Lily. Eril dan Bu Laksmi pun terlihat diam dan sibuk dengan pikirannya. Semuanya tampak bungkam. Eril masih syok dengan kabar buruk yang diberikan oleh Bu Laksmi. Rizal pun belum pulang setelah kepergiannya tadi. Bu Laksmi tidak tahu ke mana putra keduanya itu pergi. Ia cukup khawatir mengingat keadaan Rizal yang tengah kalut dan ka
Daffa membawa Delia untuk pulang ke rumah Bu Laksmi. Pria itu mengabari istrinya jika ia salah melihat jadwal terbangnya dan akan pulang bersama Delia yang kebetulan menjadi crew di pesawatnya. Mega sempat mengirimkan pesan bahwa semua keluarga Bu Laksmi berkumpul di rumahnya untuk menyambut kepulangan mereka. Daffa pun senang. Dalam hati ia berjanji akan lebih memperhatikan Mega.Daffa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Tubuhnya terasa lelah karena perjalanan yang menguras tenaganya. Sedangkan Delia, wanita itu duduk di samping Daffa dengan wajah yang masih berderai air mata. Wanita cantik itu begitu menyesali mengapa ia menjadi wanita bodoh yang terbuai oleh kata-kata manis pria buaya yang ada disampingnya kini."Hentikan tangisanmu! Aku muak melihat air matamu itu!" Desis Daffa dengan tatapan tajam. Sesekali ia melirik Delia yang sedang duduk di sampingnya. Setelah mereguk manisnya madu Delia, Daffa membuangnya begitu saja bak sampah tak berguna. "Kamu keterlaluan,