"Mengapa kamu yang menampar adikku, hah?" Intan tidak tahan. Ia berdiri dan menatap Delia dengan tatapan nyalang. "Harusnya adikku yang menampar wajah busukmu itu! Manusia gila mana yang selingkuh dengan iparnya sendiri?" Intan menunjuk wajah Delia. "Tidak usah ikut campur urusanku, Kak. Apa bedanya dengan dirimu? Kau pun seorang penjilat! Menjilat keluarga ini demi keuntungan materi!!" Delia menatap Intan dengan beringas, walau air mata masih menitik di matanya. "Kita berbeda, hey pel*cur!! Ah tidak, kau lebih rendah dari itu. Pel*cur masih dibayar, tapi kau? Kau hanya di nikmati dengan gratisan! Haha!!" Intan menatap Delia tak kalah sengit. Hati Delia sangat sakit mendengar ucapan Intan. "Peselingkuh memang selalu playing victim. Merasa dirinya korban. Jika memang kau memiliki uneg-uneg, mengapa tidak kau langsung katakan padaku??" Teriak Rizal. Lava kemarahan begitu mendidih dalam dirinya. "Apa aku pernah menyakitimu? Apa aku pernah memperlakulanmu dengan buruk? Walau aku meng
Berbalik dengan keluarga Eril, Reynard kini tengah dilanda kebahagiaan yang nyata. Pria itu sedang tersenyum sendiri di dalam kamarnya. Pria tampan itu sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak, kemarin keluarganya bersilaturahmi ke kediaman Sofia, Rahman dan Hartanto menyambut baik kedatangan mereka dengan hangat. Dari acara silaturahmi itu keputusan pun dibuat. Satu minggu lagi acara lamaran Reynard dan Sofia akan dilangsungkan. "Kak?" Melisa sang adik memanggil Reynard dengan sedikit keras, membuat pria bertubuh atletis itu sedikit tersentak. "Ada apa, Mel? Kamu ngagetin Kakak tahu gak?" Gerutu Reynard pada adik bungsunya itu. "Ish! Orang jatuh cinta emang beda ya? Ngelamun terus, berkhayal terus. Sampe aku panggil-panggil gak nyaut. Hati-hati jadi gila, Kak!" Ejek Melisa dengan senyuman menggoda. Melisa adalah anak bungsu dari Dokter Ali dan Ghina. Gadis itu masih mengenyam pendidikannya di jurusan kedokteran. Melisa adalah anak ketiga setelah Reynard dan Rangga. Ia begitu baha
Masih di kediaman Bu Laksmi.... "Istrimu yang harus dienyahkan dari keluarga kita, bukan Daffa!!" Bu Laksmi kini bersuara. "Iya, dia yang menggodaku lebih dulu! Dia yang menawarkan tubuhnya padaku. Kucing tidak akan menolak diberikan ikan kan?" ucap Daffa dengan wajah yang sudah babak belur sembari menyender lemah di pelukan sang istri. "Jangan pernah melemparkan satu kesalahan yang telah dibuat bersama kepada salah satu pihak! Kalian tidak ada bedanya! Sama-sama pengkhianat, sama sama pezina!" Rizal menjawab dengan nyalang. Ia maju, ingin menghajar Daffa kembali. Akan tetapi, Dicky menahannya. "Dengarkan aku, Kak Rizal!" Di sisa-sisa tenaganya, Daffa masih mencari alasan untuk menyelamatkan dirinya dan melimpahkan semua kesalahan pada Delia. "Jangan panggil namaku dengan mulut kotormu itu!!' Desis Rizal dengan aura yang begitu menyeramkan. Delia menatap wajah suaminya dengan isak tangis. Sekian hidup bersama, ia baru melihat kemarahan nyata dari Rizal. "Aku tidak berbohong, di
Lily mulai mengupload tentang kronologi cerita perselingkuhan ipar-iparnya di aplikasi toktok. Bahkan wanita itu juga mengupload foto-foto Rizal, Mega, Daffa dan Delia, serta wajah Bu Laksmi. Buuuummmm.... Dalam jangka 24 jam, postingannya sudah dilike jutaan pengguna dan dikomentari hingga ratusan ribu akun. Apalagi perselingkuhan awak kabin tengah menjadi berita hangat setelah curhatan istri sah viral belakangan ini. "Ya ampun! Aku engga ngira bakal kaya gini! Aku bakal jadi populer!" Lily terus tersenyum-senyum setelah melihat beberapa direct messages dari admin program acara TV mengontaknya. "Mereka bertanya apa ini hoax apa engga," Lily bergumam. Kebetulan jam kantor tengah istirahat. Lily pun segera mengupload video di mana video itu berisi pembicaraan mereka mengenai kehamilan Delia. Setelah tiga jam di upload, video itu tak kalah hebohnya. "Gila, ipar memang maut!!" Komentar salah satu pengguna akun toktok. Tak hanya di toktok, tapi Lily juga mengupload aib keluar
Hartanto sedang mempersiapkan lamaran untuk cucu kesayangannya, Sofia. Hartanto akan merencanakan lamaran Sofia dan Reynard dilangsungkan di hotel mewah berbintang lima. Namun niat baiknya itu dilarang oleh Sofia, Wanita cantik itu melarang sang kakek untuk tidak terlalu menghabiskan uangnya. Sofia lebih suka acara lamarannya diadakan tertutup dan di adakan di kediaman orang tuanya saja. Beruntung Hartanto mau menerima usulan Sofia. Jika berurusan dengan Sofia, Hartanto selalu mengalah karena ingin menyenangkan sang cucu. Hartanto menghias rumah mewah yang telah diberikan untuk Rahman itu. Rumah mewah itu kini disulap dengan dekorasi yang sangat cantik dan penuh bunga. Hartanto merasa sangat bahagia dengan kehidupannya bersama keluarga kecil Rahman. Pria berwibawa itu menaiki tangga, bibirnya melengkung seperti bulan sabit saat melihat sang cucu sedang didandani oleh MUA ternama. Sofia memakai kebaya berwarna krem dengan aksen renda brukat tile di bagian bahu. Rambutnya di sanggul
Rizal menghirup udara segar dengan dalam. Ia kini sedang berdiri di depan jendela. Termenung memikirkan kemelut rumah tangganya. Saat Rizal mengingat Delia, satu tepukan di bahunya mengagetkan pria yang berprofesi sebagai dokter gigi itu. "Jangan ingat perempuan itu lagi!" Sang kakak sulung memperingatkan. Rizal memang dipaksa oleh Dicky untuk tinggal bersamanya dan Intan. Rizal sendiri waktu itu berencana untuk tinggal di hotel sebelum ia menemukan sebuah kontrakan baru. Pasalnya rumah miliknya memang disewakan oleh Bu Laksmi secara tahunan pada penyewa. Tak mungkin Rizal pulang ke sana, terlebih rumahnya sangat dekat dengan kediaman sang ibu. "Lupakan dia!" Ucap Dicky lagi sembari menepuk nepuk bahu adiknya. "Aku pasti akan melupakannya dengan cepat, Kak. Wanita seperti itu tak layak aku ingat!" Geram Rizal sembari mengepalkan tangannya. "Maafkan ibu ya! Bagaimana pun ibu adalah ibu kita," Dicky memohonkan maaf untuk sang ibu. "Aku engga tahu, Kak. Rasa sakit hati aku
Acara lamaran telah selesai, acara pagi hari dipenuhi oleh berita mengenai Sofia di layar televisi. Walaupun wartawan tak bisa merekam video lamaran Sofia dan Reynard dari jarak dekat, namun kamera mereka masih bisa merekam dengan jelas kedatangan keluarga Reynard. Detik-detik kedatangan Reynard disiarkan jelas di televisi nasional milik Hartanto. Mereka begitu penasaran dengan sosok cucu dari salah satu pengusaha terkaya di Indonesia itu. Apalagi sosok calon Sofia itu begitu terkenal. Awak media mengenali calon suami Sofia sebagai seorang dokter kandungan yang lumayan tersohor di kotanya. Begitu pun dengan berita yang berseliweran bahwa Reynard adalah penerus Dokter Ali sebagai direktur utama rumah sakit harapan ibu dan anak dan pemegang saham terbesar. Menjadikan nama Reynard begitu populer di kalangan dunia medis.Paula yang sedari tadi menonton acara lamaran Reynard dan Sofia meremas tisu yang ada di genggamannya. Spontan ia langsung melemparnya ke arah televisi. Paula mengacak
Sofia termenung di dalam kamarnya. Ia menatap ponsel miliknya dengan tatapan tak terbaca. Wanita itu kemudian melamun usai melihat layar gadgetnya. Bukan mengenai berita pertunangannya yang sudah tersebar seantero negeri, akan tetapi ada kabar mengejutkan yang membuat hatinya sedikit terganggu. Ketukan di pintu membuat lamunan janda cantik itu buyar. Tampak Sri masuk dengan wajah yang amat gusar. "Sofia, kamu sudah tahu mengenai kabar keluarga mantan suamimu?" Tanya Sri hati-hati. Ia mendudukan dirinya di kasur empuk milik putrinya. "Sudah, Bu. Sofia tidak menyangka jika Mbak Delia dan Daffa bermain api. Sepertinya selama ini gerak geriknya tidak mencurigakan," jawab Sofia sembari menerawang jauh, mencoba mengingat setiap interaksi pramugari cantik dan pilot itu. "Tidak mencurigakan karena kamu jarang sekali ada di lingkungan keluarga Bu Laksmi. Bukan begitu?" Sri menjawab. "Iya, Bu. Kasihan Mas Rizal dan Mega. Semoga mereka kuat dengan cobaan ini!" Sofia mendoakan keduanya d
Hubungan Nareswari dan Rizal semakin akrab. Mereka tak segan untuk saling menyapa jika berpapasan di area kos. Rizal juga sering sarapan bersama penghuni kost yang lain, menjadikan hubungan kekeluargaan mereka kian erat. Ada kekaguman yang Nareswari simpan pada dokter gigi itu. Apalagi rupa Rizal yang menawan, membuat wanita yang melihat mudah untuk jatuh hati. Belum lagi sikap Rizal yang dingin dan sedikit misterius membuat Nareswari seolah penasaran dengan pria itu. Pasalnya Rizal tampak menjaga jarak dengan lawan jenis. Entah apa yang salah, tapi Nareswari melihat Rizal seolah menghindari berduaan dengan lawan jenis, kecuali dengan dirinya. Mungkin hanya Nareswari yang bisa berbicara dan mengobrol dengan pria itu. Mungkin Nareswari pernah menjadi pasien dokter gigi itu kala di pulau Jawa hingga membuat Rizal tak sungkan untuk mengobrol."Bentar lagi siap nih!" Ucap Rima yang sedang berjibaku dengan kompor mini yang ada di dalam kamar.Nareswari dan Rima sedang bersiap menikmati s
Empat hari Sofia dan Reynard menghabiskan waktunya di Negara Swiss. Kini mereka meneruskan honeymoon mereka ke negara Finlandia. Sofia ingin sekali melihat aurora, pun dengan Reynard yang belum pernah melihat aurora secara langsung. Udara di Levi, Finlandia minus tujuh belas derajat menyambut kedatangan mereka. Tubuh Sofia terasa sangat dingin, namun Sofia tetap senang karena impiannya melihat Aurora di Finlandia segera terwujud. Mereka sampai di lokasi jam delapan malam. Beruntung staff masih ready dan belum pulang, karena biasanya staff di sana akan berjaga sampai jam sembilan malam. Para staff hotel segera menyambut kedatangan Reynard dan Sofia dengan membawa koper-koper mereka dengan kereta salju. Begitu pun Reynard dan Sofia yang menaiki kereta itu karena jarak hotel lumayan jauh dari titik mereka berada. "Sayang, lihat! Bulu mataku membeku!" Seru Reynard, Sofia pun memperhatikan bulu mata suaminya itu. Benar saja, bulu mata Reynard membeku. "Iya, sayang! Lihat bulu mataku jug
Perjalanan bulan madu Sofia dan Reynard di mulai. Setelah hari pertama dan kedua Reynard mengunci Sofia di dalam kamar hotel saja. Pria itu selalu meminta haknya pada sang istri hingga mereka lupa untuk sekedar pergi berjalan-jalan. Mungkin udara yang sangat dingin, menjadi alasan Reynard menahan Sofia di dalam kamar yang bernuansa krem itu. "Sayang, hari ini kita harus jalan-jalan. Aku bosan di kamar terus!" Rengek Sofia bak anak kecil. "Iya, sayang. Ayo kita ke Blausee!" Reynard mengiyakan, spontan wajah Sofia yang ditekuk mendadak riang."Kenapa tidak dari kemarin sih?" Bibir wanita cantik itu mencucu. "Aku hanya sedang mengabulkan keinginan keluarga kita," seloroh Reynard blak-blakan. "Keinginan apa?" Sofia belum ngeuh dengan maksud sang suami. "Keinginan agar kita pulang membawa cucu," "Ish, alasan!" Sofia segera memakai mantel dan syalnya yang sangat hangat.Wanita itu kemudian menunggu sang suami di dekat pintu. Takut-takut jika Reynard akan kembali mengurungnya di kamar
Lily yang sudah pergi dari kontrakan Eril kini pulang ke rumah kediaman orang tuanya. Walau sempat menolak, tapi nyatanya Tika dan Jamal pun iba melihat kondisi Lily yang sudah tak terurus dan sebatang kara.Terlebih Lily bercerita jika dirinya diusir oleh Eril karena ia tak mau mengurus dan menyusui anak mereka."Lagian kenapa engga kamu bawa anakmu ke sini, Ly?" Tanya Tika, sang ibu."Bu, memangnya kalau si Lily bawa anaknya, ibu mau ngurus tuh bayi?" Tanya Jamal dengan wajah senewen."Ya enggalah, Pak. Ibu kan kerja di desa. Mana bisa ngurus bayi," Tika menjawab dengan gugup."Nah, kenapa ibu sok-sok an suruh si Lily bawa bayinya ke sini?" Tanya Jamal lagi yang tak mengerti dengan jalan pikiran Tika."Ya, kan biar di urus sama ibunya. Lily ada kan di sini dan gak kerja," Tika menatap Lily yang tengah duduk bersandar di atas sofa."Bu, aku engga mau ngurus anak itu. Aku udah ngandung dia selama sembilan bulan. Sekarang giliran bapaknya yang ngurus itu bayi. Aku cape, Bu. Aku lelah. A
Sofia dan Reynard kini berada di bandara internasional. Mereka akan berangkat bulan madu ke beberapa negara Eropa. Tentu sofia sangat senang, karena ini adalah pertama kalinya ia pergi ke luar negeri. Semua keluarga Reynard dan Sofia mengantarkan mereka ke bandara. "Pulangnya bawa bayi untuk kakek, Fia!" Goda Hartanto, membuat pipi Sofia bersemu merah. "Ya ampun, Kek! Kami hanya ingin jalan-jalan," Sofia mengerucutkan bibirnya, merajuk pada sang kakek. Sedangkan Reynard, ia hanya tersenyum mendengar perdebatan kecil antara kakek dan cucu itu."Hamil itu bonus, Fia! Ayah sama ibu pun ingin segera menimang cucu," Rahman terkekeh melihat ekspresi sang putri yang malu-malu. 'benar itu," Sri mengamini. "Sudah-sudah, jangan di godain terus! Kasihan pipi mereka. Sudah semerah tomat dari tadi," Dokter Ali menyahut yang diikuti gelak tawa oleh yang lainnya. Akhirnya keluarga Reynard dan Sofia melepas mereka untuk berbulan madu. Mereka berpamitan dan mendoakan pasangan pengantin itu segera
Paula pulang ke kediaman barunya yang kini ia huni bersama Rangga. Mereka memang langsung tinggal di rumah baru pasca menikah agar kedua keluarganya tak melihat kehidupan pernikahan mereka yang dingin dan tak akur. Wanita itu melepas jas putih yang masih menempel pada tubuhnya. Paula amat letih. Bagaimana tidak, hari ini pasien begitu membeludak karena Reynard sudah mengambil cuti. Otomatis pasien Reynard pun memilih untuk berkonsultasi dengannya. Paula memejamkan matanya. Tak menyangka bila kini ia sudah berumah tangga dengan pria yang tak pernah ia bayangkan sama sekali. Terlebih Paula amat tidak menyukai Rangga, pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Mata Paula memicing saat mendengar suara pintu dibuka. Rupanya sang suami pun sudah pulang ke rumah. Rangga melewati dirinya begitu saja, seolah tak melihat keberadaan dokter cantik itu di sana. Paula juga terlihat tak peduli dengan sikap ketus suaminya. Ia memejamkan matanya lagi, untuk sejenak melepas lelah dan penat. Akan te
Rizal dan Nareswari berada dalam satu bangunan kost yang sama. Kebanyakan yang menghuni kost an itu adalah para perantau dari Jawa. Rizal sendiri belum akrab dengan penghuni kost lain. Akan tetapi berbeda dengan Rizal, Nareswari tampaknya sudah cukup berbaur dengan teman-teman penghuni kost yang lain. Rizal yang memang baru pindah ke kost an itu memang belum mempunyai waktu yang cukup untuk bersosialisasi. Hal itu karena waktunya lebih banyak habis di puskesmas akhir-akhir ini. Pagi ini Rizal keluar dari kamarnya. Ia melirik dapur umum yang digunakan untuk memasak. Memang jika mereka ingin memasak harus bergantian di dapur umum karena kost an per orangnya hanya menyediakan kamar dan kamar mandi saja. "Ramai sekali!" Gumam Rizal saat melihat dapur umum itu tampak penuh dengan orang. Rizal mencium aroma sambel terasi, ikan asin dan tumis kangkung yang mengingatkannya akan rumah. Perut pria itu berbunyi minta untuk di isi. Maklum Rizal memang belum sarapan. Rencananya ia akan membe
Mega menatap jendela di ruang tamu, hatinya begitu gelisah saat sang suami belum juga pulang. Malam telah larut, namun tak menyurutkan Mega untuk menunggu kepulangan Daffa. Mega tersenyum getir saat melihat foto pernikahannya terpajang di tembok ruang tamu. Nyatanya kehidupan rumah tangganya sangat berbeda dengan pose dirinya dan Daffa yang begitu mesra saat di foto itu. Kehidupan Mega seakan tak menemui titik terang, semakin hari ia semakin jauh dari Daffa. Apalagi kini Daffa memilih untuk resign dari maskapai yang telah memperkerjakannya selama lima tahun. Mega melarang keras Daffa untuk resign dari sana. Namun, Daffa tak mendengarkan saran dan penolakan dari istrinya. Pria itu mantap untuk resign dan memasukan lamaran ke maskapai yang lebih terkenal dan menjanjikan. Setelah resign Daffa sering menghabiskan waktunya di luar. Tak ada waktu untuk Mega kini. Pria yang sebentar lagi akan menjadi ayah itu seakan sibuk dengan dunia barunya. Tanpa Mega ketahui, Daffa kini sedang dimabuk
Eril mengacak rambutnya frustasi. Semenjak kepulangannya dari klinik bidan, Lily tak kunjung mau menyusui anak mereka yang diberi nama Renata Annida itu."ini bayi kamu lapar!!" Sentak Eril sekali lagi."Aku engga bisa nyusuin bayi itu, Er. Setiap kali aku netein dia, aku kaya mau ngelempar dia!!" Ucap Lily dengan wajahnya yang tanpa dosa."Gila ya kamu, Ly! Anak kamu kelaparan ini!! Kalau kamu engga mau ngurus dia, mending kamu pergi dari sini!! Dasar wanita engga guna!" Eril mengusir Lily.Eril sendiri kini sedang berusaha menenangkan bayinya yang sedang menangis kejer itu. Lily memang tidak mau menyusui bayinya dengan alasan dia terkena baby blues. "Cup cup, Nak!!" Eril memberikan susu di dalam dot yang sudah ia seduh tadi. Pria itu menyusui sang putri dengan cekatan. Eril juga sudah menghabiskan masa cutinya untuk mengurus bayinya itu. Padahal Lily hanya berkilah. Ia tidak mengalami baby blues sama sekali. Lily hanya tidak ingin p*yudaranya kendor karena menyusui Renata. Tujuan