Share

Bab 72

"Woi. Buka pintunya. Siapa saja di luar. Buka pintunya!" teriak Ridwan.

Tangan kanannya terkilir, dan tangan kirinya bengkak, karena jatuh terbentur balok. Pria itu terus menggedor-gedor pintu gudang itu.

"Tolongin woi." Teriaknya sekali lagi.

Ridwan mengumpat. Memaki dan berteriak histeris. Pukulan Angkasa tadi, membuat tubuhnya lemas, tulang-tulangnya terasa remuk.

Sekarang pintu dikunci dari luar. Kesakitan, haus dan lapar, mendera tubuh Ridwan. Sudah hampir satu jam, tenaganya terkuras untuk berteriak. Dia jatuh lemas di atas lantai.

Di tengah-tengah keadaannya yang kritis, Ridwan tersenyum jahat. Hatinya sedikit merasa puas, karena bisa melukai Melisa. Sudah dipastikan, mereka tidak akan jadi menikah tiga hari lagi.

Dia juga merasa, jika Kartika, kekasihnya itu, dalam keadaan baik-baik saja. Erhan tidak mungkin melukai, wanita yang juga pernah dia cintai. Apalagi, Kartika sekarang dalam keadaan hamil.

Beberapa saat kemudian, Ridwan mendengar suara ketukan kuat dari luar. P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status