Share

Bab 16

Author: helendeil
last update Last Updated: 2023-08-15 10:55:28

Sepintas lalu, ingin rasanya aku membalas atas apa yang sudah di lakukan pria itu kepadaku.

Aku menangis di dalam mobil. Menyetir dengan pelan, sambil menikmati luka lama yang tergores lagi.

Kedua telingaku berdenging, mengingat kembali teriakan pria itu. Sampai kalimat penyangkalan yang dia teriakan dengan lantang. Di bawah kolong langit, dan di saksikan Allah, Tuhan yang menganugerahkan kami untuknya. Sebagai keturunannya.

Air mataku terus berderai. Ternyata, aku belum sepenuhnya sembuh, ya Allah. Sakitku masih mengikutiku hingga sekarang.

Aku usap dadaku yang sesak. Sembuh Aluna. Sembuh. Lepaskan. Ikhlaskan. Biarkan berlalu. Kuat. Kalahkan sakit itu dengan tulus hatimu, menerima semua yang terjadi dalam hidupmu, meyakininya, sebagai keputusan Tuhan yang paling adil.

Kuusap wajahku yang bersimbah air mata. Berhenti di lampu merah, aku mengambil tissu basah. Membersihkan wajahku. Dan memoles dengan bedak.

Sebentar lagi aku sampai di rumah. Jangan sampai bunda lihat wajahku. Apal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 17

    Talita POVSatu hal yang selalu aku syukuri. Allah memberikanku fisik yang sempurna. Tinggi, langsing, kulit putih, hidung bangir, rambut hitam legam dan lebat. Wajahku sempurna. Cantik dan menawan. Sedari sekolah menengah pertama, sudah banyak teman-teman pria yang menyukaiku. Mereka bilang aku seperti boneka barbie. Yah. Aku akui itu. Setelah kuliah, aku bertemu dengan seorang pria yang lumayan ganteng menurutku. Dia begitu antusias saat aku menerima pernyataan cintanya. Keadaan ekonomi keluarganya, yang hanya kelas menengah, membuat aku tidak bisa melanjutkan hubungan lebih serius dengannya. Wajar kan? Dengan modal wajah seperti ini, aku harus dapat crazy rich di negara ini. Dan, tentu saja aku berhasil.Seorang pria kaya raya, menyatakan cinta kepadaku. Pacaran kami melebihi batas. Bahkan menginap di hotel dan tidur bareng adalah kegiatan kami menghabiskan libur weekend. Aku difasilitasi dengan lengkap. Mobil, perhiasan, kartu kredit dan tentu saja liburan mewah. Hidupku sem

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 18

    Waktu untuk temu fans itu tiba. Aku membujuk Melisa supaya mau ikut denganku. Sebenarnya dia enggan. Dia mau bertemu Anatasya secara pribadi saja katanya. Nanti bisa ambil foto, dan diupload di akun instagramnya. Sebegitu sukanya dia, sama adiknya itu. Sayangnya, Anatasya, terlalu sombong, hingga harus membuat jadwal dulu, untuk bertemu Melisa.Akhirnya setelah lama aku bujuk, saat ini, dia sudah duduk denganku di mobil. Aku menyetir dengan pelan dan hati-hati. Aula perusahaan sudah full dengan anak muda. Laki-laki dan perempuan. Memenuhi seluruh kursi. Bahkan ada yang belum kebagian kursi. Sebanyak ini, fansnya Anatasya. Di depan sana, dibuat seperti panggung rendah. Ada kursi sofa berderet. Dengan dekorasi kekinian. Balon serta bunga-bunga. "Hai semuanya. Pasti udah pada kangen sama Acha yah. Bentar lagi. Anaknya lagi maem. Gak sempet sarapan tadi katanya. Kakaknya, ngabisin ikan tongkol buatan Bunda Naya, jadi dia ngambek. Minta dibikinin lagi. Eh. Bunda malah udah berangkat k

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 19

    Aku mengutarakan keinginanku untuk membuka bisnis kuliner, kepada Talita. Jawabannya sungguh di luar dugaanku. "Bisnis yang ini aja, kamu udah mau koit, mau buka bisnis kuliner. Udah gak usah macem-macem Mas."Huh. Salahku juga minta pendapat Talita. Dia tau apa tentang bisnis. Apalagi kuliner. Dia kan hanya tau menghabiskan uangku. Seminggu kemudian, ibuku datang ke rumah kami. Dengan koper besar, plus muka cemberut. Akhir-akhir ini, semua orang hobi sekali membebaniku dengan uang nafkah.Tidak taukah mereka, aku sudah tidak seperti dulu. Uangku habis, demi membiayai gaya mereka. Ibuku ini juga. Usia sudah uzur, bukannya berhijab dan berusaha hidup baik, ini malah berpakaian seperti artis-artis korea. Dengan rok payung mini, dan blous ketat. Tubuhnya yang keriput sana sini, sungguh sangat tidak enak di pandang mata. "Ibu mau tinggal bareng kamu Surya Anggara. Jangan jadi anak durhaka. Kau pikir, uang dua juta sebulan cukup untuk Ibu? Ibu tinggal di sini, kamu kasih makan Ibu, tap

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 20

    Aku pulang ke rumah dengan hati yang amat sangat kecewa. Dan selama satu minggu ini, aku uring-uringan. Tidak ada satupun pekerjaanku yang beres. Proyek aku minta ditangani Jonathan dan Joshua. Aku membawa ibu ke rumah sakit. Setelah tau ibu menderita alzaimer, aku memulangkan beliau ke rumah tua kami, Sari yang akan menjaga ibu. Bagaimana bisa ibu tinggal denganku? Talita tidak pernah ikhlas dengan ibuku. Aku maklumi sikap Talita. Dia tidak ikhlas melayani ibu, karena ibu selalu memanggil dia, Anaya. Sering ibu membentak Talita, seperti dulu membentak Anaya. Masakan kurang garam lah, kurang manis lah, kurang bumbu lah. Rumah belom bersih ini. Sapu lagi, pel lagi. Pakaian kurang harum ini. Kusut lagi. Tau strikaan gak? Anaya ... Talita yang terbiasa kumanja, yang tidak terbiasa dibentak. Mau bangun jam berapa pun, aku biarkan. Kadang sarapan di kantor. Makan siang di restoran, makan malam, pesan online. Dan setelah kami pindah, dia mulai masak, mulai bisa cuci dan setrika pakaia

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 21

    POV ArgaMalam pertemuan para pebisnis, teman bunda, diadakan di rumah kami. Orang kaya lama mah begitu. Sederhana. Bukan hotel berbintang tapi rumah salah satu rekannya. Kek arisan emak-emak aja. Pak Surya, seorang pengusaha yang bekerja sama dengan kami, meneleponku. Dia ada di depan pagar rumah. Katanya ingin bertamu. Kupersilahkan saja dia masuk. Aku pergi memanggil bunda. Yang kemudian membuat aku terkejut adalah, dia berkata kepada bunda, Kak Aluna adalah anaknya dengan bunda. Berarti, aku juga anaknya? Bunda memang sudah menceritakan kepadaku tentang ayah kami. Bagaimana bunda menyembunyikan kehamilannya, dan kemudian, melahirkan aku di kampung nenek. Dulu, aku pikir, jika aku bertemu ayahku, akan kusumpal mulutnya dengan uang. Bila perlu aku tendang, aku gebukin. Aku akan marah semarah-marahnya, dan aku akan pelintir tangannya, sambil menyuruh dia minta ampun sama bunda.Aku meracuni pikiranku, bahwa pria itu harus menerima perlakuan yang tidak baik dariku. Aku merespon se

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 22

    Peganganku mengendur dari daun pintu. Aku masih sempat mendengar suara orang menjerit, memanggil namaku. Semuanya gelap. Aku pingsan. Samar terdengar suara berisik di sekitarku. Aku terbangun karena mendengar teriakan Talita. Ada apa dengannya? Bau obat menyeruak masuk indera penciumanku. Mataku yang baru saja terbuka, melihat ruangan yang di dominasi warna putih. Ini pasti rumah sakit. "Mas, kamu udah sadar," Talita menghentikan celotehannya, lalu mengalihkan perhatian kepadaku. "Kamu bawa aku ke rumah sakit?" lirihku. "Aku ditelepon sama Hilda. Kamu katanya pingsan di depan pintu, ada polisi juga di sana. Ada apa Mas?" Oh. Jadi jeritan tadi, dari Hilda? Aku menarik nafasku. Sesak kembali membuatku susah bernafas. Tenggorokanku tercekat. Pusing kembali mendera. "Mas," panggil Talita. "Kamu bisa ke kantor polisi sekarang Talita? Biar aku di sini, sendirian aja. Virgo asa di kantor polisi. Dia ditahan karena diduga, ikut mengedarkan narkoba," suaraku pelan, menjelaskan kepada

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 23

    Mobil kami meluncur dengan mulus di jalan. Seandainya, jalan hidupku bisa semulus ini. Kami pulang ke rumah, setelah, menjanjikan kebebasan fiktif kepada Virgo. Mau bagaimana lagi? Jika tidak begitu, dia akan terus berteriak dan mengamuk, kepadaku. Caci maki, dengan gamblang keluar dari mulutnya. Umpatan dan kata-kata kasar, begitu licin di lidahnya. Saat Virgo masih kecil, aku menganggap umpatannya adalah hal yang lucu. Dia terlihat menggemaskan saat mengumpat orang lain. Petugas kepolisian, hanya geleng-geleng kepala, melihat kami yang tidak berkutik, di depan Virgo. Melisa dan Radit sudah menunggu kami dengan pertanyaan, saat pintu rumah terbuka. "Bagaimana Pa? Apa Virgo terlibat?" tanya Radit."Polisi punya buktinya. Dia terlibat. Papa mau istirahat dulu. Capek Nak." Aku menepuk punggung Radit pelan. "Tunggu Pa. Bagaimana dengan pendonor aku?" tanyanya lagi. Aku berbalik. Terpaksa, berdiri di samping Radit lagi. Memaksa tubuh yang belum sepenuhnya sehat ini, untuk menunda i

    Last Updated : 2023-08-15
  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 24

    Ting. Ting. Ting. Bunyi pesan beruntun masuk ke ponselku. Melisa yang mengirimnya. Meski kepalaku masih terasa berat, namun, pesannya tetap aku buka juga. Foto? Mendownload. Loading. Foto Talita yang dipeluk dan dicium seorang pria, di lobi hotel. Aku langsung menelpon Melisa. "Kamu dapet dari mana foto ini, Sayang?"Suara isak tangis, menyambut ucapanku. "Pa. Aku sendiri yang ngambil fotonya. Aku ada di parkiran hotel sekarang,""Udah. Kamu tenang yah. Papa jemput sekarang. Jangan kemana-mana."Aku segera menutup penggilan. Menyambar jaket. Di ruang tamu, aku lihat Radit yamg sedang duduk melamun di samping jendela. "Dit, mau ikut Papa gak? Papa mau jemput Melisa,""Gak Pa. Nanti aku ngerepotin lagi. Aku mau di rumah aja." Dia menjawab, tanpa melihat kepadaku. "Kalo ada apa-apa, langsung telepon Papa yah."Dia mengangguk malas. Aku harus lebih gencar lagi mencari pendonor untuk Radit. Kasihan dia. Tidak lagi kulihat kebahagiaan di wajahnya. Mobil aku keluarkan dari garasi, lal

    Last Updated : 2023-08-15

Latest chapter

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 146

    "Saya sudah ngomong sama Bunda, Papi, Kak Luna sama minta ijin Kak Acha. Mereka semua udah setuju, Cit. Kapan kamu siap saya lamar?" tanya Arga dengan sungguh-sungguh. Gadis yang ditanya hanya tertunduk dalam, tanpa mampu menatap wajah pria yang diseganinya ini. "Saya tanya Bunda Nilam dulu yah, Tuan. Jika Bunda mengijinkan, insya Allah saya siap," ucap Citra dengan yakin. Arga menarik nafas lega. Taman depan panti asuhan tempat Citra dan kawan-kawannya dibesarkan oleh Nilam, telah menjadi saksi bisu, dua hati yang sedang dipenuhi kebahagiaan. Satu bulan yang lalu, Arga sudah minta ijin Acha, untuk melangkahinya. Dan Acha tidak leberatan sama sekali. "Nikah aja duluan Dek. Mau nunggu Kakak? Gak mungkin. Bayang-bayang jodoh juga belom ada. Kasihan kamunya. Entar Citra diembat orang lain, kamu yang rugi," Arga tersenyum, saat mengingat kembali percakapannya dengan Acha. "Kakak mau apa buat syarat melangkahi Kakak?" "Emang dilangkahi harus pake pemberian syarat yah?

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 145

    Aluna terkejut melihat kondisi Melisa. Terakhir kali bertemu, tubuh Melisa tidak sekurus sekarang. Dia nampak pucat dengan berat badan yang turun drastis. Wajahnya tidak terpoles make up sama sekali. Rambut hitam panjangnya, hanya tergelung asal. Walaupun keadaannya yang seperti tidak terurus, kecantikan Melisa tetap saja menonjol. Ponsel dipegang oleh Erhan, karena istrinya itu, sudah tidak punya tenaga, meski hanya untuk memegang ponsel. "Baiklah. Ok. Kamu tenang dulu yah, Mel. Tenang dulu," Melisa mengangkat wajahnya menatap layar ponsel, saat mendengar perkataan Aluna. Dengan perlahan, dia bisa mengendalikan diri. "Mbak minta maaf yah. Maafin Mbak yang egois. Maaf," Aluna menjeda perkataannya. Wanita itu menundukkan wajahnya. Dia menunggu bagaimana reaksi Melisa. Melisa nampak terkejut. Suara isakannya pun langsung berhenti seketika, saat mendengar pernyataan Aluna. "Kamu mungkin gak pernah ngalamin apa yang Mbak alami. Tapi, memang sesakit itu kalo gak pernah

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 135

    "Keadaan Papa sudah semakin parah, Mas. Aku gak tau harus gimana lagi. Semua yang udah kita usahakan, seperti gak ada artinya. Ini udah berbulan-bulan lamanya. Kamu sama Mas Edward, udah ngeluarin uang yang banyak," sedu sedan Melisa, disertai dengan kalimat-kalimat putus asa. Bagaimana tidak, Surya sudah mendapatkan perawatan dari dokter yang terbaik di Jerman. Jangankan sembuh, membaik sedikit pun, tidak terlihat sama sekali. Yang ada, keadaan Surya semakin parah. Erangan kesakitannya, sudah berubah menjadi rintihan kecil yang memilukan. Bahkan sejak seminggu yang lalu, Surya sudah koma. "Kami sudah mengusahakan yang terbaik untuk Tuan Surya. Tapi, sepertinya, tubuh beliau menolak semua obat yang masuk. Kesembuhan Tuan Surya, hanya bisa terjadi karena mujizat," Tubuh Melisa luruh ke lantai rumah sakit. Sambil membekap mulut dengan kedua tangannya, Melisa menangis dengan histeris. Harapannya, cintanya, kehidupannya, seperti akan mati dan lenyap. Surya adalah api semangat y

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   143

    "Kalian gak apa-apa kan?" Tanya Acha, pada kedua anak yang duduk dengan gelisah di sampingnya. "Gak apa-apa Kak. Kami sudah biasa dikasarin Bapak. Kami cuma takut aja, kalo sampe ketemu lagi sama Bapak, kami bisa dihukum lebih berat, karena udah berani melawan." "Gak usah takut. Mulai hari ini, kalian tinggal di rumah Kakak. Gak akan ada orang yang berani nyakitin kalian lagi," jawab Acha pasti. Dengan cekatan Acha membuka tutup botol air mineral, lalu memberikannya kepada kedua anak itu. Dibukanya juga bungkus roti, lalu memberikan dengan senyum. Kedua anak itu terlihat sangat kelaparan. Buktinya, anak yg paling kecil, meneguk ludah melihat roti di tangan Acha. Mereka berdua makan roti itu, dengan lahap. Mengunyah beberapa kali saja, lalu menelan dengan cepat. Acha menatap kedua anak itu dengan perasaan iba. Kasihan mereka. "Nama saya Acha. Kalian siapa?" "Saya Marco Kak. Ini adik saya Mario," jawab anak yang paling besar, dengan mulut penuh makanan. "Bapak-bapa

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 142

    Bapak-bapak itu kaget, demikian juga dengan Nugi. Pemuda itu memang sudah sangat sering mendengar cerita Rissa tentang betapa beraninya anak-anak Anaya. Namun, untuk melihatnya secara langsung sungguh sangat berbeda rasanya. "Woi ... Anjir Lo. Siapa sih?" Teriak si bapak, sambil meringis kesakitan memegang sikutnya yang terbentur tembok lorong. Wajah bengisnya menatap Acha dengan pandangan membunuh. Refleks kedua anak yang ditindas itu, berlari berlindung di balik tubuh Acha. "Jangan kasar sama anak kecil, Pak. Nanti anda bisa kualat lho," jawab Acha santai. Tangan kanannnya mendorong lembut tubuh gemetar dua anal kecil itu, untuk berlindung dengan baik di balik tubuhnya yang ramping. "Wuahaha ... Gua ini Bapak mereka. Bagaimana bisa Gua kualat? Malah mereka yang gak berbakti dengan bener yang bakalan kualat. Lagian, siapa sih Lo? Ikut campur aja urusan orang. Siniin gak anaknya?" Tariak pria itu sambil menunjuk-nunjuk wajah Acha. Kelakuan Acha yang santai menghadapinya, membuat

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 140

    "Hah? Kembar?" teriakan Acha juga tidak kalah kencang. Mereka semua saling berpelukan erat. Entah apa yang sedang terjadi? Semua ini di luar prediksi mereka. Namun yang terpenting sekarang, Aluna dan bayinya selamat, dan kebahagiaan memenuhi seantero rumah sakit. Beberapa lama kemudian, Rissa dan Mira tiba di rumah sakit. Mereka turut bergabung dengan Anaya, merasakan sukacita yang luar biasa. "Cha. Kita bertiga mau borong donat kentang yang lagi viral itu. Tempatnya agak jauh dari sini. Kamu gak kemana-mana kan? Kita pake mobil yah?" ijin Mirna. "Borong donat? Buat apaan?" tanya Acha. "Buat traktir semua pegawai rumah sakit ini lah. Tanda sukacita," jawab Mirna dengan gayanya yang lucu. "Wiih. Pegawai di sini banyak Mirna. Ada ribuan malah. Tokonya punya gak stok sebanyak itu? Entar yang laen gak kebagian, trus ngambek, kan kasihan," "Cabangnya banyak Cha. Tak borong semua. Pasti cukuplah. Soal harga, tenang aja, ada gadis sultan rasa emak-emak, yang punya banyak

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 140

    "Sayang. Mas tau kamu kuatir sama Acha. Ngenalin anak temen itu juga gak salah. Tapi, kalo Acha udah bilang gak mau dijodohin, berarti, emang dia gak suka. Hargai keputusan dia yah," Anaya menarik nafas panjang, sambil mengangguk dalam dekapan tangan Hendrawan. "Aku janji, Mas. Acha emang sekeras itu yah? Aku kuatir, saat liat Arga jatuh cinta sama Cita. Aku bisa liat dari sorot matanya saat menatap gadis itu. Kalo Arga udah jatuh cinta, lalu Acha kapan? Mas tau kan. Arga itu. gerakannya sat, set, gak mau lama-lama. Bentar lagi, pasti minta ijin buat melamar," Hendrawan cekikan, lalu mencium kening istrinya dengan sayang. Wanitanya ini, sangat teliti, saat memperhatikan anak-anaknya. "Gak apa-apa sayang. Acha pasti akan segera bertemu dengan pujaan hatinya. Tapi, mari kita doain, supaya, laki-laki itu punya mental yang kuat. Tau kan gimana anak kita yang satu itu?" Hendrawan melepaskan pelukannya, saat dering ponsel Anaya memekik dari atas nakas. "Angkat dulu Sayang," Ta

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   Bab 139

    Panti asuhan Cinta Bunda sedang mengadakan syukuran. Tenda berjejer di pekarangan bangunan yang luas dan rapi. Setelah pembacaan doa dan pengajian, hampir sebagian besar warga yang diundang, terlihat sedang mencicipi hidangan, sambil bercengkrama dengan gembira. Mereka bersukacita merayakan kepulangan Rustam, suami dari pemilik panti yakni Bunda Nilam. Kabar yang sedikit mengejutkan dan membuat beberapa orang usil bertanya. "Emang, hilang ke mana si Kakek?" Namun, tidak ada satupun yang berprasangka buruk. Semuanya gembira dan bahagia. Karena Panti asuhan yang luar biasa ini, akan memiliki penopang yang luar biasa. Rustam dan Nilam juga bahagia. Di masa tua mereka, Allah memberikan ijin untuk bersatu kembali. Sungguh kisah cinta mereka adalah kisah cinta yang penuh kesedihan, perjuangan, pengorbanan darah dan air mata. Kesetiaan yang diberikan Nilam pada berlian dalam perhiasan cinta mereka. Wanita itu mampu bertahan, karena percaya pada kekuatan cinta yang mengikat dirinya d

  • Istri Lusuhku Jadi CEO, Setelah Aku Ceraikan   138

    Seolah tau diri, Mirna dan Bulan beranjak meninggalkan Gilang dan Acha, yang masih tetap bergeming, dengan kaku dan sunyi. Situasi macam apa ini? Mereka seperti sepasang kekasih yang terpisah lama, tanpa ada kejelasan hubungan di antara mereka. Tidak ada kata putus, atau berlanjut. Semuanya mengambang. Gerakan langkah Bulan dan Mirna, seketika menyadarkan Acha dengan situasinya sekarang. Dengan cepat dia menguasai dirinya. Jemari putih dan lentik itu, mengusap bulir beling yang masih betah berjatuhan, tanpa ada yang bisa melarang. Memang benar. Jika hati memerintah, maka seluruh anggota tubuh yang lain akan ikut perintah itu. "Maaf. Saya terbawa suasana. Selamat datang. Bagaimana kabar kamu?" suara serak Acha, terpaksa keluar dari mulutnya, karena situasi yang memaksa. Jika ingin mengikuti keinginannya, lebih baik, dia tidak bersuara sama sekali. Pun, jika dia diminta memilih, dia akan pergi dari hadapan pria ini, masuk ke dalam kamar, lalu menangis hingga puas. Lho? Seorang A

DMCA.com Protection Status