Share

Chapter 5

Penulis: Namira
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 03:03:24

Benar apa kata Ree, baru saja menginjakkan kaki ke rumahnya, bukan sambutan hangat yang didapat Nessa, melainkan usiran. Sakit, padahal satu-satunya keluarga yang dipunya Nessa adalah ibu tirinya. 

"Kenapa pulang lagi? Tugasku sudah selesai, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Dengan menjual tubuhmu, aku tidak repot-repot bekerja berat sekarang."

Tetes air mata mengalir tanpa permisi di pipi Nessa, kejam. Padahal semasa ayahnya masih hidup, tak pernah sekali pun ibu tirinya membencinya, tapi sekarang lihatlah? Wanita itu hanya menganggap Nessa sebagai mesin uang berjalan yang digunakan untuk membiayai hidup Rianti. 

"Anda sungguh manusia?" hardik Ree. 

Meskipun dia bukan pria suci, setidaknya sampai hari ini Ree masih punya harga diri. Tentunya dia cukup punya hati melindungi Nessa dari benalu seperti ibunya. 

"Toh sekarang dia hidup dengan anda kan, Tuan? Sekarang nikmati saja tubuhnya sepuas-puasnya. Dan silakan, keluar dari rumah saya sekarang."

Seandainya memukul wanita bukan kesalahan, sudah pasti Ree tak pikir panjang untuk melakukannya. Sayangnya, otaknya masih cukup cerdas untuk memilih pergi dan meninggalkan rumah Rianti, wanita yang tak punya hati sudah memperdagangkan anak tirinya secara lelang. 

Nessa masih tidak habis pikir, kurang baik apa coba? Padahal semasa hidupnya, dulu Nessa sering membantu perekonomian, tak pernah menyusahkan ibu tirinya. 

Pelan-pelan, Ree merengkuh tubuh Nessa, membiarkan wanita itu mengeluarkan rasa sesak di dada. "Kita pulang saja."

Nessa mengangguk. Dia sudah tidak bisa percaya dengan siapa pun. Keluarga, teman, kenalan, semuanya seakan memandangnya wanita hina. Wanita yang rela hidup bahagia dengan menjual diri. 

Sakit, Nessa merasa hidup makin tak adil. 

Fokus menyetir, Ree sesekali menatap Nessa yang hanya membuang muka ke arah jendela. "Sepertinya kalian tidak dekat, tapi kamu menyayangi ibu kamu."

"Dia pernah jadi orang yang merawat ayah. Dan aku berterima kasih akan hal itu."

"Ayahmu pasti bangga karena kamu tumbuh sebaik ini, Nessa."

Entahlah, apakah Nessa akan bangga dengan dirinya sekarang? Numpang di hidup orang, kehormatannya terenggut, seakan tujuan hidup makin redup. 

Baginya, Nessa pernah punya mimpi sederhana. Hanya mewujudkan cita-cita almarhumah ibu kandungnya tentang mendirikan toko kue. 

Sesampainya di rumah mewah Ree, pria itu pamit untuk ke kantor karena ada rapat yang tidak bisa ditunda. "Are you okay? Aku harus pergi."

"Pergilah."

"Aneh, haha. Baru kali ini ada yang mengusirku dari rumah sendiri."

Nessa tersenyum kecut, membuat Ree cukup lega. Setidaknya pria itu tahu, Nessa akan baik-baik saja meskipun saat ini terluka. 

Melihat pria itu kembali memutar mobil dan pergi, barulah Nessa masuk ke rumah mewah milik Ree. Tak ada yang dilakukan di sini. Meskipun Ree kaya, rasanya tak mungkin Nessa menggantungkan hidupnya pada pria yang memang bukan siapa-siapa baginya. 

"Non, tadi dari mana?"

"Ah, baru keluar sebentar. Tapi sepertinya tuan Ree pergi lagi, Bi."

"Dia memang sesibuk itu, Non. Tapi menurut bibi, semenjak ada kamu, Tuan jadi betah di rumah. Bibi jadi yakin kalau Non Nessa ini calon istrinya Tuan."

Nessa tersenyum lagi, hanya menanggapi guyonan bibi dengan kedipan mata tulus. Tak tahu pasti karena perubahan hati siapa yang tahu? 

Hati Nessa memang sudah lama move on dari pria yang mungkin saja sudah bahagia dengan pasangannya. Dulu sekali, saat ayahnya masih hidup, Nessa pernah menjalin hubungan dengan pria yang bekerja sebagai reporter majalah, Gilang. 

Pria itu menjanjikan akan menikahinya. Tapi, begitu hidup Nessa berubah melarat, Gilang pun berubah seakan tak punya perasaan apa-apa terhadapnya. Memang benar kata pepatah, harta dan cinta kadang membuat pemiliknya tak bisa memilih di antara keduanya. 

"Non kenapa melamun?"

"Enggak, Bi. Oh ya, tuan Ree suka makanan apa ya? Aku mau membuatkan sesuatu buat dia. Biasanya dia pulang jam berapa?"

"Belum tahu pasti sih, biasanya malahan gak pulang. Kalau makanan kesukaan apa ya? Rica-rica ayam sama mangut lele, Non. Gak terlalu pedes. Tapi Non Nessa beneran mau masak buat tuan? Kan bibi juga bisa."

"Bibi libur dulu, lagian kan udah lama aku gak jelajah dapur. Kangen, Bi."

Baiklah, bibi mengalah. Ada senyum puas di wajahnya. Karena tak tahu kehidupan pribadi majikannya, kadang dia ingin Ree menikah dan berkeluarga.

Baginya, Nessa sangat mumpuni menjadi kandidat calon istri Ree Ananta. 

***

Usai rapat berakhir, Ree lega. Ia bisa beristirahat sebentar di ruangannya, sepulang dari kantor nanti, mungkin ada baiknya Ree membelikan ponsel untuk Nessa. Wanita itu sama sekali tak penasaran dengan aktivitas Ree, entahlah. Apa yang di rasakan Ree sekarang? 

Semenjak adanya Nessa, pikirannya jadi kalut. Entah rasa kasihan, atau simpati. Nyatanya, Ree jadi ingin tahu apa saja yang sedang dilakukan oleh wanita itu di rumahnya. 

Brraak! 

"Non, saya sudah bilang. Pak Ree sedang tidak bisa diganggu."

Tiba-tiba saja, pintu ruang kerjanya terbuka. Ada Grace dan wanita yang pernah tidur dengannya satu malam. Lagi dan lagi, wanita itu seakan meminta waktu Ree supaya membagi dan menanggapinya. 

"Maaf, Pak. Saya sudah berusaha kerasa agar nona ini tidak masuk."

"Tidak apa-apa, Grace. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu."

Grace menutup pintu, sekali lagi menatap wanita yang memakai dress seperti kekurangan bahan. Dada diumbar, paha dipamerkan. Jaman sekarang kok makin meresahkan ya? 

"Apa kamu juga tidur dengan sekretarismu tadi, Ree? Dia lumayan, saksi dan sepertinya tipemu. Tapi tidak ada apa-apa yang dibanding aku."

Namanya Bianca, wanita malam yang sedang pensiun dadakan. Incarannya saat ini adalah Ree, pria kaya yang belum menikah. Bahkan, seandainya Ree sudah beristri sekali pun, Bianca akan terus menempelinya seperti lintah darat. 

"Apa maumu kali ini?"

"Kamu. Aku mau kamu, Ree. Seperti malam itu, kita saling menginginkan bukan?"

Tanpa malu-malu, Bianca mengelus bahu Ree, jujur, biasanya Ree akan terangsang. Bianca bukan jalang sembarang jalang, butuh diskusi panjang agar bisa seranjang dengan Bianca. 

Dulu saja, Ree harus menunggu hingga Bianca menyanggupinya untuk menjadi bedfriend. Tapi sekarang, Ree tidak minat membalas sentuhan-sentuhan Bianca. Bahkan terkesan jijik. Ree yang dulu bukanlah Ree yang sekarang. 

Tidak mendapat respon, harga diri Bianca terluka. "Ada apa denganmu?"

"Kamu membuatku muak. Keluarlah."

"Apa? Kamu bercanda?"

"Haruskah kupanggil satpam?"

Bianca mencebik, menyambar tasnya dan lari secepat mungkin dari hadapan Ree. Tatapan kecewa jelas terpatri di wajahnya. 

Ya, Ree berubah dan hanya memikirkan seseorang saja, Nessa. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ivan Noviardi
ya lanjut Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri LELANGAN   Chapter 6

    Baru kali ini kedatangannya tak dihiraukan. Bianca murka dan langsung angkat kaki, tak biasanya Ree semarah ini. Meskipun menolak, pria itu tak pernah bersikap kasar. Apalagi media bilang, Ree makin sibuk dengan segala usahanya. Bukan seperti Ree yang ia kenal, sejak menjadi teman partnernya di ranjang, Bianca tahu bagaimana kelemahan pria itu makanya ia bisa membuat Ree menggilainya. Nyatanya sekarang kegilaan Ree menyurut. Jangankan menyentuh Bianca, melihat wanita di hadapannya saja membuatnya bosan. “Lebih baik anda keluar dari ruangan ini, Nona. Daripada Tuan makin menjadi-jadi.” Menyebalkan! Bianca berjalan dan menjauh dari ruangan Ree, lihat saja nanti, ia akan bisa menaklukkan pria itu lagi. Mungkin sekarang mood Ree sedang memburuk. Grace menunduk, memberikan ruang privasi bagi tuannya. Meskipun tahu wanita mana saja yang sering ke sini dan memuaskan nafsu atasannya, Grace sama sekali tak pernah ikut campur. Ia tahu Ree adalah pria yang kesepian. Meskipun memiliki segalanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Istri LELANGAN   Chapter 7

    Tidak terbiasa bangun kesiangan, Nessa berusaha mengerjakan sesuatu. Ia memang belum hapal benar denah lokasi rumah Ree, terlalu luas. 10 kali lipat lebih luas dari rumahnya dulu, kadang capek juga harus naik turun tangga. Kebetulan kamarnya memang berada di lantai tiga, Ree menempati kamar teratas dan tidak semua orang diperbolehkan ke sana termasuk dirinya. Ia sampai di dapur utama, lantai dasar. Melihat tidak ada bahan-bahan lain di kulkas, Nessa bingung, ia harus membuatkan apa untuk pria itu? “Pagi, Ness.” sapa Gerald. Pria yang 11-12 tampannya hampir setara dengan Ree. Tapi lebih banyak bicara, sedikit berisik dan banyak maunya. Yeah, sikapnya memang blak-blakan. Gerald baik, bisa diajak untuk jadi temannya. “Halo, Gerald. Kamu ingin menjemput Ree?” Pria itu duduk dan berhadapan dengannya, asal mengambil apel dan langsung menggigitnya tanpa dicuci terlebih dahulu. “No. Dia tidak suka dijemput atau diajak pergi pagi-pagi begini. Ree adalah makhluk yang akan memilih menghabis

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Istri LELANGAN   Chapter 8

    Hanya membuatkan sarapan ala kadarnya, Nessa berani bertaruh kalau Ree tidak akan protes. Rasa masakannya bisa diterima di lidah Ree, pria itu bahkan tak keberatan semisal nanti malam ia membuatkan makan malam untuknya. “Sebenarnya aku ada perjalanan dinas ke luar kota, Ness. Dan mungkin sampai di Jakarta lusa.” “Ah, begitu. Baiklah.” Ree menatap Nessa yang tidak keberatan ditinggal, beda dengannya yang malah risau tak karuan. “Kau juga harus ikut denganku.” “Baiklah,” jawabnya tanpa mencerna kalimat Rees barusan. Sampai akhirnya ia sadar, “Eh, apa? Aku ikut?” Matanya melotot sempurna. Ikut bersama Ree, naik pesawat dan bahkan ikut perjalanan bisnis. Nessa hanya pernah naik kereta api, itu pun hanya beberapa kali saja. Ia tak tahu harus bagaimana dan menjawab apa. Apakah ada daya menolak ajakan pria yang memberinya tumpangan hidup secara gratis. Atau mungkin Ree memberinya tumpangan karena sudah merasa bersalah sudah merampas kesucian Nessa? “Jujur, ini pertama kali aku mengiz

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09
  • Istri LELANGAN   Chapter 9

    Tidak terbiasa keluar malam, Nessa meringkuk di kursinya. Meskipun mengambil kelas VIP dan hangat, tetap saja, tempat istirahat terbaik baginya adalah ranjang tidur. Apalagi fasilitas di rumah Kai tidak perlu diragukan lagi. Ia terbangun begitu mendengar suara Grace menyebut namanya. "Syukurlah, kamu gak mabuk udara. Setelah ini kita akan ke hotel dan makan. Tapi jangan heran ya, kadang ada beberapa wanita yang terbiasa menggelayuti pak bos. Biasa, dia kan raja bisnis. Dan sepertinya, para wanita itu hanya mau uangnya saja.” Tidak masalah. Toh Nessa tidak menyimpan perasaan apa-apa terhadap pria yang sudah memberinya kemewahan secara gratis. Awalnya sungguh, saat berpapasan dengan pria itu, ia merasa takut. Bukan karena Ree jahat, bukan. Tapi melainkan ia takut dilecehkan lagi. “Tetaplah di belakangku, Nessa. Biarkan Grace berjalan lebih dulu, ada sesuatu yang harus dia urus. Kamu aman bersamaku.” celetuk Kai. Mereka sudah turun dari pesawat dan sekarang ada di Bandar udara inter

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Istri LELANGAN   Chapter 10

    Harusnya, Nessa berterima kasih pada Ree karena pria itu tidak bertindak lebih jauh lagi. Tapi, Nessa malah mendorong Ree, membuat botol yang sejak tadi berada di nakas terjatuh mengenai tangan Ree. Untung tidak parah, hanya goresan sedikit. Ia memanggil Grace untuk membawa obat merah, mungkin besok ia akan memeriksakannya. “Kenapa kamu berhenti, tampan? Aku kurang indah dan seksi ya buat kamu?” Ree menarik dagu Nessa dan mengecup bibir ranum yang masih bau alkohol itu dalam-dalam. “Aku lebih suka kita melakukannya saat sama-sama sadar, Nessa sayang. See you, beristirahatlah dan kamar akan aku kunci. Jadi, jangan berusaha kabur.” Klik! Pintu benar-benar tertutup. Hanya meninggalkan Nessa sendirian, Ree sudah meminta cleaning service membersihkan pecahan kaca tanpa sisa. Ia menggelengkan kepala berkali-kali. Wanita polos itu sangatlah berbahaya, bahkan Nessa begitu mengundang birahinya ketika Ree sedang dalam rapat besar. Baru saja bersimpangan dengan Viktor, ia tak menyadari tamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Istri LELANGAN   Chapter 11

    Sepulangnya dari Singapura, kegugupan menyelimuti mereka. Grace tidak bertanya lebih, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi, pasti lebih dari sekedar ciuman mesra. Kadang ia cekikikan dalam hati membayangkan perasaan bos mudanya. Dari dulu, Grace ingin Ree jatuh cinta dengan wanita yang bukan dari kalangan wanita penggila tahta dan harta, Nessa adalah wajah utama kenapa Grace begitu mendukung hubungan mereka. Padahal dengan tegas Ree bilang bahwa Nessa hanya seseorang yang berusaha dia tolong dari tempat jahannam. “Kalian berantem?” “Enggak, Grace. Hanya saja..” Nessa melipat bibir, malu untuk mengaku kalau ketangkap basah saat hanya telanjang bulat. “Ya begitulah. Lupakan. Oh iya, malam itu kamu ya yang mengganti gaunku? Terima kasih, maaf merepotkan.” “No problem. By the way, saat kamu mabuk malam itu, kamu gak sengaja memecahkan botolnya dan ya, kena kakinya Pak Ree.” Mata Nessa melotot, kepalanya sepenuhnya menoleh. “Terus gimana? Apakah luka?” “Kurasa tidak. Aku gak tahu y

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Istri LELANGAN   Chapter 1

    Belum kering tanah kuburan sang ayah, Nessa Prameswari harus menerima tawaran gila dari ibu tirinya. Usianya yang masih cukup muda memang sangat cocok menjadi alat pelunas hutang Rianti, ibu tiri yang sudah merawatnya selama mama kandungnya tiada."Sekarang pilih, keluar dari rumah ini tanpa membawa sepeser pun uang dari warisan ayahmu yang sudah di liang lahat atau memilih menjadi istri orang kaya? Hah! Ibu ini sudah membesarkanmu dengan susah payah, kenapa gak tahu terima kasih banget sih!"Hati Nessa seperti tercabik-cabik. Ia tak menyangka ibunya akan tega menjualnya, apalagi selama ini dirinya begitu penurut dan tak pernah neko-neko. Menikah muda bukanlah impiannya, ia masih memiliki mimpi-mimpi panjang yang ingin diwujudkan.Tapi nasib sedang tak berpihak padanya. Nessa harus memilih rela dijual ibunya demi melunasi hutang-hutang sang ayah yang merajalela sampai ke mana-mana atau pergi tanpa sepeser pun uang. Mau tinggal di mana lagi dia?

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Istri LELANGAN   Chapter 2

    Tubuh Nessa terasa lelah sekali, ia mulai meregangkan ototnya. Sepertinya sendi-sendi tulangnya terasa patah."Sudah bangun rupanya, aku sudah menyiapkan sarapan spesial untuk mengembalikan tenagamu, Nessa," sepagi ini Ree sudah rapi dengan balutan tuksedonya, ia sengaja bangun pagi demi melihat reaksi Nessa saat bangun.Dugaannya benar, perempuan yang sudah melepaskan masa keperawanannya kini tengah menatapnya heran. Mata Nessa membola dan langsung menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan pria yang sedang duduk di sofa?"Manis, tak usah kau tutupi. Aku sudah hafal bentuk dan rasanya. Tak usah malu-malu denganku."Glek. Apa tadi? Maksudnya Nessa sudah tidur dengan pria asing itu. "Kau siapa, Om?"Ree agak tersinggung mendengar Nessa memanggilnya dengan embel-embel 'Om', memangnya dia setua itu?Tapi karena semalam Nessa membuatnya bergairah, Ree akan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16

Bab terbaru

  • Istri LELANGAN   Chapter 11

    Sepulangnya dari Singapura, kegugupan menyelimuti mereka. Grace tidak bertanya lebih, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi, pasti lebih dari sekedar ciuman mesra. Kadang ia cekikikan dalam hati membayangkan perasaan bos mudanya. Dari dulu, Grace ingin Ree jatuh cinta dengan wanita yang bukan dari kalangan wanita penggila tahta dan harta, Nessa adalah wajah utama kenapa Grace begitu mendukung hubungan mereka. Padahal dengan tegas Ree bilang bahwa Nessa hanya seseorang yang berusaha dia tolong dari tempat jahannam. “Kalian berantem?” “Enggak, Grace. Hanya saja..” Nessa melipat bibir, malu untuk mengaku kalau ketangkap basah saat hanya telanjang bulat. “Ya begitulah. Lupakan. Oh iya, malam itu kamu ya yang mengganti gaunku? Terima kasih, maaf merepotkan.” “No problem. By the way, saat kamu mabuk malam itu, kamu gak sengaja memecahkan botolnya dan ya, kena kakinya Pak Ree.” Mata Nessa melotot, kepalanya sepenuhnya menoleh. “Terus gimana? Apakah luka?” “Kurasa tidak. Aku gak tahu y

  • Istri LELANGAN   Chapter 10

    Harusnya, Nessa berterima kasih pada Ree karena pria itu tidak bertindak lebih jauh lagi. Tapi, Nessa malah mendorong Ree, membuat botol yang sejak tadi berada di nakas terjatuh mengenai tangan Ree. Untung tidak parah, hanya goresan sedikit. Ia memanggil Grace untuk membawa obat merah, mungkin besok ia akan memeriksakannya. “Kenapa kamu berhenti, tampan? Aku kurang indah dan seksi ya buat kamu?” Ree menarik dagu Nessa dan mengecup bibir ranum yang masih bau alkohol itu dalam-dalam. “Aku lebih suka kita melakukannya saat sama-sama sadar, Nessa sayang. See you, beristirahatlah dan kamar akan aku kunci. Jadi, jangan berusaha kabur.” Klik! Pintu benar-benar tertutup. Hanya meninggalkan Nessa sendirian, Ree sudah meminta cleaning service membersihkan pecahan kaca tanpa sisa. Ia menggelengkan kepala berkali-kali. Wanita polos itu sangatlah berbahaya, bahkan Nessa begitu mengundang birahinya ketika Ree sedang dalam rapat besar. Baru saja bersimpangan dengan Viktor, ia tak menyadari tamu

  • Istri LELANGAN   Chapter 9

    Tidak terbiasa keluar malam, Nessa meringkuk di kursinya. Meskipun mengambil kelas VIP dan hangat, tetap saja, tempat istirahat terbaik baginya adalah ranjang tidur. Apalagi fasilitas di rumah Kai tidak perlu diragukan lagi. Ia terbangun begitu mendengar suara Grace menyebut namanya. "Syukurlah, kamu gak mabuk udara. Setelah ini kita akan ke hotel dan makan. Tapi jangan heran ya, kadang ada beberapa wanita yang terbiasa menggelayuti pak bos. Biasa, dia kan raja bisnis. Dan sepertinya, para wanita itu hanya mau uangnya saja.” Tidak masalah. Toh Nessa tidak menyimpan perasaan apa-apa terhadap pria yang sudah memberinya kemewahan secara gratis. Awalnya sungguh, saat berpapasan dengan pria itu, ia merasa takut. Bukan karena Ree jahat, bukan. Tapi melainkan ia takut dilecehkan lagi. “Tetaplah di belakangku, Nessa. Biarkan Grace berjalan lebih dulu, ada sesuatu yang harus dia urus. Kamu aman bersamaku.” celetuk Kai. Mereka sudah turun dari pesawat dan sekarang ada di Bandar udara inter

  • Istri LELANGAN   Chapter 8

    Hanya membuatkan sarapan ala kadarnya, Nessa berani bertaruh kalau Ree tidak akan protes. Rasa masakannya bisa diterima di lidah Ree, pria itu bahkan tak keberatan semisal nanti malam ia membuatkan makan malam untuknya. “Sebenarnya aku ada perjalanan dinas ke luar kota, Ness. Dan mungkin sampai di Jakarta lusa.” “Ah, begitu. Baiklah.” Ree menatap Nessa yang tidak keberatan ditinggal, beda dengannya yang malah risau tak karuan. “Kau juga harus ikut denganku.” “Baiklah,” jawabnya tanpa mencerna kalimat Rees barusan. Sampai akhirnya ia sadar, “Eh, apa? Aku ikut?” Matanya melotot sempurna. Ikut bersama Ree, naik pesawat dan bahkan ikut perjalanan bisnis. Nessa hanya pernah naik kereta api, itu pun hanya beberapa kali saja. Ia tak tahu harus bagaimana dan menjawab apa. Apakah ada daya menolak ajakan pria yang memberinya tumpangan hidup secara gratis. Atau mungkin Ree memberinya tumpangan karena sudah merasa bersalah sudah merampas kesucian Nessa? “Jujur, ini pertama kali aku mengiz

  • Istri LELANGAN   Chapter 7

    Tidak terbiasa bangun kesiangan, Nessa berusaha mengerjakan sesuatu. Ia memang belum hapal benar denah lokasi rumah Ree, terlalu luas. 10 kali lipat lebih luas dari rumahnya dulu, kadang capek juga harus naik turun tangga. Kebetulan kamarnya memang berada di lantai tiga, Ree menempati kamar teratas dan tidak semua orang diperbolehkan ke sana termasuk dirinya. Ia sampai di dapur utama, lantai dasar. Melihat tidak ada bahan-bahan lain di kulkas, Nessa bingung, ia harus membuatkan apa untuk pria itu? “Pagi, Ness.” sapa Gerald. Pria yang 11-12 tampannya hampir setara dengan Ree. Tapi lebih banyak bicara, sedikit berisik dan banyak maunya. Yeah, sikapnya memang blak-blakan. Gerald baik, bisa diajak untuk jadi temannya. “Halo, Gerald. Kamu ingin menjemput Ree?” Pria itu duduk dan berhadapan dengannya, asal mengambil apel dan langsung menggigitnya tanpa dicuci terlebih dahulu. “No. Dia tidak suka dijemput atau diajak pergi pagi-pagi begini. Ree adalah makhluk yang akan memilih menghabis

  • Istri LELANGAN   Chapter 6

    Baru kali ini kedatangannya tak dihiraukan. Bianca murka dan langsung angkat kaki, tak biasanya Ree semarah ini. Meskipun menolak, pria itu tak pernah bersikap kasar. Apalagi media bilang, Ree makin sibuk dengan segala usahanya. Bukan seperti Ree yang ia kenal, sejak menjadi teman partnernya di ranjang, Bianca tahu bagaimana kelemahan pria itu makanya ia bisa membuat Ree menggilainya. Nyatanya sekarang kegilaan Ree menyurut. Jangankan menyentuh Bianca, melihat wanita di hadapannya saja membuatnya bosan. “Lebih baik anda keluar dari ruangan ini, Nona. Daripada Tuan makin menjadi-jadi.” Menyebalkan! Bianca berjalan dan menjauh dari ruangan Ree, lihat saja nanti, ia akan bisa menaklukkan pria itu lagi. Mungkin sekarang mood Ree sedang memburuk. Grace menunduk, memberikan ruang privasi bagi tuannya. Meskipun tahu wanita mana saja yang sering ke sini dan memuaskan nafsu atasannya, Grace sama sekali tak pernah ikut campur. Ia tahu Ree adalah pria yang kesepian. Meskipun memiliki segalanya

  • Istri LELANGAN   Chapter 5

    Benar apa kata Ree, baru saja menginjakkan kaki ke rumahnya, bukan sambutan hangat yang didapat Nessa, melainkan usiran. Sakit, padahal satu-satunya keluarga yang dipunya Nessa adalah ibu tirinya."Kenapa pulang lagi? Tugasku sudah selesai, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Dengan menjual tubuhmu, aku tidak repot-repot bekerja berat sekarang."Tetes air mata mengalir tanpa permisi di pipi Nessa, kejam. Padahal semasa ayahnya masih hidup, tak pernah sekali pun ibu tirinya membencinya, tapi sekarang lihatlah? Wanita itu hanya menganggap Nessa sebagai mesin uang berjalan yang digunakan untuk membiayai hidup Rianti."Anda sungguh manusia?" hardik Ree.Meskipun dia bukan pria suci, setidaknya sampai hari ini Ree masih punya harga diri. Tentunya dia cukup punya hati melindungi Nessa dari benalu seperti ibunya."Toh sekarang dia hidup dengan anda kan, Tuan? Sekarang nikmati saja tubuhnya sepuas-puasnya. Dan silakan, keluar da

  • Istri LELANGAN   Chapter 4

    Pagi-pagi sekali, bahkan tak biasanya Nessa bangun kesiangan seperti ini. Mungkin ini adalah pengalaman pertama tidur di rumah mewah milik pria bernama Ree. Sekali lagi matanya dikucek, memastikan bahwa Nessa tidak sedang bermimpi.Rasanya seperti Cinderella yang tiba-tiba saja bertemu pangeran tampan. Harus diakui, Ree memiliki kriteria yang diidam-idamkan semua wanita termasuk dirinya. Ah tapi, pria itu terlalu misterius.Baginya, malam itu, malam di mana ia menyerahkan kehormatannya pada Ree memang bukan salah pria itu seutuhnya. Mereka sama-sama mabuk dan bahkan, Nessa tak ingat jelas bagaimana dia bisa berakhir seranjang dengan Ree."Non, boleh bibi masuk?"Nessa terburu-buru merapikan penampilannya lalu membuka pintu. "Masuk saja, Bi, nggak dikunci kok."Kebetulan Ree memang sudah bepergian dan jarang pulang, hanya beberapa kali saja dalam seminggu."Sarapannya sudah siap, tapi tadi tuan Ree menitipkan pesan."

  • Istri LELANGAN   Chapter 3

    Cukup lega rasanya bisa keluar dari tempat terkutuk itu, bahkan Nessa sudah melepas high heelsnya karena kakinya tak terbiasa memakainya.Melihat wanita itu kesusahan, Ree masih diam, mereka bahkan sudah berada di dalam mobil mewah milik Ree, menunggu akan ke mana malam ini."Pakailah ini, meskipun kebesaran setidaknya kaki kamu akan baik-baik saja."Nessa menatap sandal tidur berlogo brand mahal, orang kaya memang selalu semena-mena dengan harta mereka, beli sandal saja harganya lebih mahal dari harga sepeda.Tapi setidaknya, malam ini Nessa bisa kabur dari pekerjaan yang membuatnya jijik. Ia yakin setelah ini Rianti akan menghabisinya, ah, itu bisa dipikirkan nanti."Kita akan ke mana?" tanyanya begitu Ree melajukan mobil."Ke suatu tempat, setidaknya kamu terlihat tidak memalukan pergi denganku."Meskipun Ree mengagumi tubuh seksi Nessa, tetap saja orang-orang yang melihatnya nanti akan memandang renda

DMCA.com Protection Status