Share

Chapter 4

Penulis: Namira
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-26 13:34:42

Pagi-pagi sekali, bahkan tak biasanya Nessa bangun kesiangan seperti ini. Mungkin ini adalah pengalaman pertama tidur di rumah mewah milik pria bernama Ree. Sekali lagi matanya dikucek, memastikan bahwa Nessa tidak sedang bermimpi. 

Rasanya seperti Cinderella yang tiba-tiba saja bertemu pangeran tampan. Harus diakui, Ree memiliki kriteria yang diidam-idamkan semua wanita termasuk dirinya. Ah tapi, pria itu terlalu misterius. 

Baginya, malam itu, malam di mana ia menyerahkan kehormatannya pada Ree memang bukan salah pria itu seutuhnya. Mereka sama-sama mabuk dan bahkan, Nessa tak ingat jelas bagaimana dia bisa berakhir seranjang dengan Ree. 

"Non, boleh bibi masuk?"

Nessa terburu-buru merapikan penampilannya lalu membuka pintu. "Masuk saja, Bi, nggak dikunci kok."

Kebetulan Ree memang sudah bepergian dan jarang pulang, hanya beberapa kali saja dalam seminggu. 

"Sarapannya sudah siap, tapi tadi tuan Ree menitipkan pesan."

"Oh ya? Apa, bi?"

"Itu.. Katanya maaf tidak bisa menemani nona sarapan."

Nessa tersipu malu, cepat-cepat menyembunyikan pipi meronanya. Stop, Nessa! Dia hanya pria asing yang kebetulan masuk kategori pangeran impianmu. 

Ia buru-buru turun ke lantai bawah, mengajak sekalian bibi untuk bergabung di meja makan. Terlalu luas, bahkan macam-macam makanan sudah tersaji lengkap. Orang kaya memang begitu, hanya memakan saat perutnya kenyang dan sudah tidak peduli lagi dengan makanan yang belum tersentuh. Mubadzir! 

Baru saja menguyah suapan ketiga, sosok pria asing menyapanya. Ia terpaksa tersenyum, Nessa bukan tipe orang yang judes, hanya saja Gerald terlalu fuckboy diajak berkenalan. 

"Seperti yang dibilang Ree, gue teman baiknya. Lu Nessa ya? Cantik juga," puji Gerald sengaja. 

Tapi Nessa hanya datar. Tidak terkecoh sama sekali dengan tabiat buruk pria model Gerald begini, pasti cuma umbar janji sana-sini tanpa ditepati. 

"Hubunganmu dengan Ree apa? Kerabat? Mustahil, gue hafal semua kerabat sampai leluhurnya. Pacar? Setahu gue, Ree terakhir jatuh cinta itu tiga tahun yang lalu, gak tahu sekarang apa masih punya sel cinta di otaknya."

"Anda berisik sekali."

Gerald tertawa, tidak merasa mengganggu Nessa yang masih ingin menikmati makanannya. Tapi demi sopan santun karena pria di hadapannya adalah teman Ree, Nessa tidak sampai mencibirnya. 

"Haha, tapi meskipun berisik gue bisa tenang kok di situasi tertentu."

Lagi-lagi ekspresi nakal Gerald membuat Nessa tidak nyaman. Meskipun ia sendiri tidak yakin apakah Ree pria yang baik, tapi setidaknya Ree masih bisa dianggap pria cool. Tidak cerewet dan menyebalkan seperti Gerald. 

"Ree ke mana? Apakah dia selalu pergi tanpa sarapan, Bi?"

"Dia memang seperti itu. Di otaknya hanya tercipta sel-sel untuk bekerja, bekerja, dan bekerja. Anywhere, anytime. So, kayaknya kamu bakalan jarang bertemu dengannya."

Yang ditanya siapa yang nyambar duluan siapa. Tapi tak masalah, itu tandanya Ree memang sedekat itu dengan Gerald. Dari tampang Ree, Nessa yakin bahwa pria itu tak sembarang bisa percaya dengan seseorang. 

Usai makan, Nessa memilih kembali ke kamar. Ia terperanjat kaget saat Gerald ikut masuk, meskipun hanya berdiri di dekat pintu tapi tetap saja tidak nyaman bukan? 

"Apa maumu?"

"Tidak ada. Hanya melihatmu saja, jujur, gue penasaran. Kenapa Ree bisa membawa wanita pulang ke rumahnya, padahal setiap dia bersenang-senang dengan para jalangnya, dia tak pernah mengingatnya. Lalu kamu?"

"Jalang?"

Nessa berpikir buruk, apakah dirinya termasuk jalang di hidup Ree? Kenapa menyesakkan sekali memikirkannya? Ah, Tuhan! Takdir yang pelik dan memilukan. 

Gerald sudah berpindah ke sofa, duduk dan sesekali melihat buku-buku yang sudah tertata rapi di dekat rak dinding yang terpasang. 

Nessa juga menyukai cara pria itu mengkombinasi tempat tidur dengan ruang santai, bisa sambil baca buku, hanya saja bacaan Ree sama sekali tak bisa masuk di akal Nessa, ketinggian. Mana paham Nessa akan dunia bisnis dan seisinya? 

"Asal kamu tahu ya, gue sama Ree bukan pria yang suci. Ya meskipun lebih buruk gue ke mana-mana sih, gue buaya dan gue mengakuinya."

"Dan kamu membanggakannya." cerca Nessa dengan gaya kesalnya. 

Gerald tertawa untuk yang ketiga kalinya. Baginya, Nessa adalah wanita pemberani yang bisa menjadi lawan bicara yang menarik. Bahkan Gerald bisa menyangka kalau Nessa juga punya kemampuan jago di ranjang. 

Tapi sayang, pria itu tak pernah terjebak cinta segitiga dengan wanita yang hadir di hidup Ree. Soal setia kawan, Gerald ahlinya. Meskipun dia sendiri tak yakin apakah Ree menyukai Nessa sebagai wanita atau hanya teman penghibur saja. 

"Intinya, satu hal yang harus kamu inget, Ness. Seandainya kamu jatuh cinta dengannya, kamu gak akan menyesal. Hanya saja, mungkin akan banyak kendala."

Gerald pergi, tak memberikan penjelasan lebih rinci dan Nessa hanya sibuk dengan pikirannya sendiri. 

***

Hanya karena ada wanita asing di rumahnya, Ree menjadi pria yang bahkan melupakan rapat juga janji makan siangnya dengan beberapa klien proyek besar. 

Bisnisnya memang maju dan terdepan. Banyak petinggi perusahaan yang tertarik dengan visi dan misi yang dijunjung tinggi Ree soal dunia bisnis. 

"Tunda saja sampai besok siang. Saya sendiri yang akan menghampiri hotel pak Yuda, Grac. Tugasmu sudah cukup sampai di sini."

Sebagai sekretaris sekaligus notulen yang siap siaga, Grace hanya mengangguk. Memilih kembali ke ruangannya. Heran, baru kali ini bosnya membatalkan janji, dan memilih pulang. Apakah pria maha sempurna itu sedang tidak enak badan? 

Grace sendiri memang mengakui kehebatan Ree setiap bekerja, rapat, juga mengemukakan pendapat. Tak pernah salah target, selalu tepat sasaran dan tepat waktu. 

Segala proyek yang digarap atau dikembangkan oleh Ree selalu mendapat pujian dari orang-orang yang juga paham tentang dunia bisnis. Meksipun begitu, Grace adalah wanita yang profesional. Bukan sekretaris yang hanya bisa berpakaian super seksi sekaligus memamerkan pesona sampai menaklukkan hati bosnya. 

Grace tidak tertarik melakukan pekerjaan sampingan seperti itu, Ree terlalu sempurna baginya. Dan Grace bersyukur karena Ree menggajinya lebih karena pekerjaannya bukan sikap murahannya. 

Kembali dengan Ree yang buru-buru mengendarai mobil untuk pulang, kecepatan menyetirnya tidak diragukan. Bahkan hanya memakan waktu 15 menit saja. 

"Den, sudah pulang? Tadi mas Gerald ke sini cari Aden."

"Iya, Bi. Dia sudah bangun?"

"Mas Geraldnya?"

Ree tertawa, "bukan, Bi. Wanita itu, ini sudah siang apakah dia sudah keluar kamar?"

Bibi mengangguk, menawari makan siang untuk tuannya tapi Ree memilih nanti. Ada urusan yang lebih penting dari sekedar urusan cacing-cacing di perutnya. 

Begitu masuk kamar, di lihatnya Nessa yang sedang duduk di halaman balkon. Balkon itu pun berdekatan dengan kamar Ree, hanya tersekat sebuah ruangan yang sampai sekarang tidak tahu fungsinya apa. 

"Kenapa melamun?"

Mendengar suara pria itu, Nessa menoleh, tersenyum manis seperti malam itu. Malam di mana Ree mengagumi kecantikan Nessa. 

"Hanya sedang berpikir."

"Tentang ibumu?"

Nessa mengangguk pasrah. "Meksipun dia sudah jahat padaku, setidaknya aku punya banyak kenangan dengannya."

"Ah, begitu."

Bagaimanapun juga, Ree belum tahu kehidupan Nessa juga ibunya. Mungkin sebentar lagi informasi tentang wanita yang dia ajak ke rumah akan terkuak. 

"Jangan cemas, ibumu baik-baik saja. Kalau ada apa-apa kamu bilang saja padaku."

"Kenapa?"

"Maksudnya?"

"Kenapa kamu baik padaku? Gerald bilang kamu sering berganti.."

Nessa tidak sampai hati mengatakannya, baginya Ree adalah Ree. Baik dan buruk pasti semua orang juga memilikinya. 

Paham apa yang dikatakan Nessa, Ree tidak menampiknya. "Yeah, aku bukan pria yang baik. Tapi, meskipun begitu, sekarang kamu tidak punya siapa-siapa. Kamu gak akan aman bersama ibu kamu, Nessa. Percayalah."

"Satu-satunya orang yang akan membuatmu tahu betapa indahnya dunia hanya aku." sambungnya. 

Bab terkait

  • Istri LELANGAN   Chapter 5

    Benar apa kata Ree, baru saja menginjakkan kaki ke rumahnya, bukan sambutan hangat yang didapat Nessa, melainkan usiran. Sakit, padahal satu-satunya keluarga yang dipunya Nessa adalah ibu tirinya."Kenapa pulang lagi? Tugasku sudah selesai, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Dengan menjual tubuhmu, aku tidak repot-repot bekerja berat sekarang."Tetes air mata mengalir tanpa permisi di pipi Nessa, kejam. Padahal semasa ayahnya masih hidup, tak pernah sekali pun ibu tirinya membencinya, tapi sekarang lihatlah? Wanita itu hanya menganggap Nessa sebagai mesin uang berjalan yang digunakan untuk membiayai hidup Rianti."Anda sungguh manusia?" hardik Ree.Meskipun dia bukan pria suci, setidaknya sampai hari ini Ree masih punya harga diri. Tentunya dia cukup punya hati melindungi Nessa dari benalu seperti ibunya."Toh sekarang dia hidup dengan anda kan, Tuan? Sekarang nikmati saja tubuhnya sepuas-puasnya. Dan silakan, keluar da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Istri LELANGAN   Chapter 6

    Baru kali ini kedatangannya tak dihiraukan. Bianca murka dan langsung angkat kaki, tak biasanya Ree semarah ini. Meskipun menolak, pria itu tak pernah bersikap kasar. Apalagi media bilang, Ree makin sibuk dengan segala usahanya. Bukan seperti Ree yang ia kenal, sejak menjadi teman partnernya di ranjang, Bianca tahu bagaimana kelemahan pria itu makanya ia bisa membuat Ree menggilainya. Nyatanya sekarang kegilaan Ree menyurut. Jangankan menyentuh Bianca, melihat wanita di hadapannya saja membuatnya bosan. “Lebih baik anda keluar dari ruangan ini, Nona. Daripada Tuan makin menjadi-jadi.” Menyebalkan! Bianca berjalan dan menjauh dari ruangan Ree, lihat saja nanti, ia akan bisa menaklukkan pria itu lagi. Mungkin sekarang mood Ree sedang memburuk. Grace menunduk, memberikan ruang privasi bagi tuannya. Meskipun tahu wanita mana saja yang sering ke sini dan memuaskan nafsu atasannya, Grace sama sekali tak pernah ikut campur. Ia tahu Ree adalah pria yang kesepian. Meskipun memiliki segalanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Istri LELANGAN   Chapter 7

    Tidak terbiasa bangun kesiangan, Nessa berusaha mengerjakan sesuatu. Ia memang belum hapal benar denah lokasi rumah Ree, terlalu luas. 10 kali lipat lebih luas dari rumahnya dulu, kadang capek juga harus naik turun tangga. Kebetulan kamarnya memang berada di lantai tiga, Ree menempati kamar teratas dan tidak semua orang diperbolehkan ke sana termasuk dirinya. Ia sampai di dapur utama, lantai dasar. Melihat tidak ada bahan-bahan lain di kulkas, Nessa bingung, ia harus membuatkan apa untuk pria itu? “Pagi, Ness.” sapa Gerald. Pria yang 11-12 tampannya hampir setara dengan Ree. Tapi lebih banyak bicara, sedikit berisik dan banyak maunya. Yeah, sikapnya memang blak-blakan. Gerald baik, bisa diajak untuk jadi temannya. “Halo, Gerald. Kamu ingin menjemput Ree?” Pria itu duduk dan berhadapan dengannya, asal mengambil apel dan langsung menggigitnya tanpa dicuci terlebih dahulu. “No. Dia tidak suka dijemput atau diajak pergi pagi-pagi begini. Ree adalah makhluk yang akan memilih menghabis

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Istri LELANGAN   Chapter 8

    Hanya membuatkan sarapan ala kadarnya, Nessa berani bertaruh kalau Ree tidak akan protes. Rasa masakannya bisa diterima di lidah Ree, pria itu bahkan tak keberatan semisal nanti malam ia membuatkan makan malam untuknya. “Sebenarnya aku ada perjalanan dinas ke luar kota, Ness. Dan mungkin sampai di Jakarta lusa.” “Ah, begitu. Baiklah.” Ree menatap Nessa yang tidak keberatan ditinggal, beda dengannya yang malah risau tak karuan. “Kau juga harus ikut denganku.” “Baiklah,” jawabnya tanpa mencerna kalimat Rees barusan. Sampai akhirnya ia sadar, “Eh, apa? Aku ikut?” Matanya melotot sempurna. Ikut bersama Ree, naik pesawat dan bahkan ikut perjalanan bisnis. Nessa hanya pernah naik kereta api, itu pun hanya beberapa kali saja. Ia tak tahu harus bagaimana dan menjawab apa. Apakah ada daya menolak ajakan pria yang memberinya tumpangan hidup secara gratis. Atau mungkin Ree memberinya tumpangan karena sudah merasa bersalah sudah merampas kesucian Nessa? “Jujur, ini pertama kali aku mengiz

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-09
  • Istri LELANGAN   Chapter 9

    Tidak terbiasa keluar malam, Nessa meringkuk di kursinya. Meskipun mengambil kelas VIP dan hangat, tetap saja, tempat istirahat terbaik baginya adalah ranjang tidur. Apalagi fasilitas di rumah Kai tidak perlu diragukan lagi. Ia terbangun begitu mendengar suara Grace menyebut namanya. "Syukurlah, kamu gak mabuk udara. Setelah ini kita akan ke hotel dan makan. Tapi jangan heran ya, kadang ada beberapa wanita yang terbiasa menggelayuti pak bos. Biasa, dia kan raja bisnis. Dan sepertinya, para wanita itu hanya mau uangnya saja.” Tidak masalah. Toh Nessa tidak menyimpan perasaan apa-apa terhadap pria yang sudah memberinya kemewahan secara gratis. Awalnya sungguh, saat berpapasan dengan pria itu, ia merasa takut. Bukan karena Ree jahat, bukan. Tapi melainkan ia takut dilecehkan lagi. “Tetaplah di belakangku, Nessa. Biarkan Grace berjalan lebih dulu, ada sesuatu yang harus dia urus. Kamu aman bersamaku.” celetuk Kai. Mereka sudah turun dari pesawat dan sekarang ada di Bandar udara inter

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Istri LELANGAN   Chapter 10

    Harusnya, Nessa berterima kasih pada Ree karena pria itu tidak bertindak lebih jauh lagi. Tapi, Nessa malah mendorong Ree, membuat botol yang sejak tadi berada di nakas terjatuh mengenai tangan Ree. Untung tidak parah, hanya goresan sedikit. Ia memanggil Grace untuk membawa obat merah, mungkin besok ia akan memeriksakannya. “Kenapa kamu berhenti, tampan? Aku kurang indah dan seksi ya buat kamu?” Ree menarik dagu Nessa dan mengecup bibir ranum yang masih bau alkohol itu dalam-dalam. “Aku lebih suka kita melakukannya saat sama-sama sadar, Nessa sayang. See you, beristirahatlah dan kamar akan aku kunci. Jadi, jangan berusaha kabur.” Klik! Pintu benar-benar tertutup. Hanya meninggalkan Nessa sendirian, Ree sudah meminta cleaning service membersihkan pecahan kaca tanpa sisa. Ia menggelengkan kepala berkali-kali. Wanita polos itu sangatlah berbahaya, bahkan Nessa begitu mengundang birahinya ketika Ree sedang dalam rapat besar. Baru saja bersimpangan dengan Viktor, ia tak menyadari tamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Istri LELANGAN   Chapter 11

    Sepulangnya dari Singapura, kegugupan menyelimuti mereka. Grace tidak bertanya lebih, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi, pasti lebih dari sekedar ciuman mesra. Kadang ia cekikikan dalam hati membayangkan perasaan bos mudanya. Dari dulu, Grace ingin Ree jatuh cinta dengan wanita yang bukan dari kalangan wanita penggila tahta dan harta, Nessa adalah wajah utama kenapa Grace begitu mendukung hubungan mereka. Padahal dengan tegas Ree bilang bahwa Nessa hanya seseorang yang berusaha dia tolong dari tempat jahannam. “Kalian berantem?” “Enggak, Grace. Hanya saja..” Nessa melipat bibir, malu untuk mengaku kalau ketangkap basah saat hanya telanjang bulat. “Ya begitulah. Lupakan. Oh iya, malam itu kamu ya yang mengganti gaunku? Terima kasih, maaf merepotkan.” “No problem. By the way, saat kamu mabuk malam itu, kamu gak sengaja memecahkan botolnya dan ya, kena kakinya Pak Ree.” Mata Nessa melotot, kepalanya sepenuhnya menoleh. “Terus gimana? Apakah luka?” “Kurasa tidak. Aku gak tahu y

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Istri LELANGAN   Chapter 1

    Belum kering tanah kuburan sang ayah, Nessa Prameswari harus menerima tawaran gila dari ibu tirinya. Usianya yang masih cukup muda memang sangat cocok menjadi alat pelunas hutang Rianti, ibu tiri yang sudah merawatnya selama mama kandungnya tiada."Sekarang pilih, keluar dari rumah ini tanpa membawa sepeser pun uang dari warisan ayahmu yang sudah di liang lahat atau memilih menjadi istri orang kaya? Hah! Ibu ini sudah membesarkanmu dengan susah payah, kenapa gak tahu terima kasih banget sih!"Hati Nessa seperti tercabik-cabik. Ia tak menyangka ibunya akan tega menjualnya, apalagi selama ini dirinya begitu penurut dan tak pernah neko-neko. Menikah muda bukanlah impiannya, ia masih memiliki mimpi-mimpi panjang yang ingin diwujudkan.Tapi nasib sedang tak berpihak padanya. Nessa harus memilih rela dijual ibunya demi melunasi hutang-hutang sang ayah yang merajalela sampai ke mana-mana atau pergi tanpa sepeser pun uang. Mau tinggal di mana lagi dia?

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16

Bab terbaru

  • Istri LELANGAN   Chapter 11

    Sepulangnya dari Singapura, kegugupan menyelimuti mereka. Grace tidak bertanya lebih, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi, pasti lebih dari sekedar ciuman mesra. Kadang ia cekikikan dalam hati membayangkan perasaan bos mudanya. Dari dulu, Grace ingin Ree jatuh cinta dengan wanita yang bukan dari kalangan wanita penggila tahta dan harta, Nessa adalah wajah utama kenapa Grace begitu mendukung hubungan mereka. Padahal dengan tegas Ree bilang bahwa Nessa hanya seseorang yang berusaha dia tolong dari tempat jahannam. “Kalian berantem?” “Enggak, Grace. Hanya saja..” Nessa melipat bibir, malu untuk mengaku kalau ketangkap basah saat hanya telanjang bulat. “Ya begitulah. Lupakan. Oh iya, malam itu kamu ya yang mengganti gaunku? Terima kasih, maaf merepotkan.” “No problem. By the way, saat kamu mabuk malam itu, kamu gak sengaja memecahkan botolnya dan ya, kena kakinya Pak Ree.” Mata Nessa melotot, kepalanya sepenuhnya menoleh. “Terus gimana? Apakah luka?” “Kurasa tidak. Aku gak tahu y

  • Istri LELANGAN   Chapter 10

    Harusnya, Nessa berterima kasih pada Ree karena pria itu tidak bertindak lebih jauh lagi. Tapi, Nessa malah mendorong Ree, membuat botol yang sejak tadi berada di nakas terjatuh mengenai tangan Ree. Untung tidak parah, hanya goresan sedikit. Ia memanggil Grace untuk membawa obat merah, mungkin besok ia akan memeriksakannya. “Kenapa kamu berhenti, tampan? Aku kurang indah dan seksi ya buat kamu?” Ree menarik dagu Nessa dan mengecup bibir ranum yang masih bau alkohol itu dalam-dalam. “Aku lebih suka kita melakukannya saat sama-sama sadar, Nessa sayang. See you, beristirahatlah dan kamar akan aku kunci. Jadi, jangan berusaha kabur.” Klik! Pintu benar-benar tertutup. Hanya meninggalkan Nessa sendirian, Ree sudah meminta cleaning service membersihkan pecahan kaca tanpa sisa. Ia menggelengkan kepala berkali-kali. Wanita polos itu sangatlah berbahaya, bahkan Nessa begitu mengundang birahinya ketika Ree sedang dalam rapat besar. Baru saja bersimpangan dengan Viktor, ia tak menyadari tamu

  • Istri LELANGAN   Chapter 9

    Tidak terbiasa keluar malam, Nessa meringkuk di kursinya. Meskipun mengambil kelas VIP dan hangat, tetap saja, tempat istirahat terbaik baginya adalah ranjang tidur. Apalagi fasilitas di rumah Kai tidak perlu diragukan lagi. Ia terbangun begitu mendengar suara Grace menyebut namanya. "Syukurlah, kamu gak mabuk udara. Setelah ini kita akan ke hotel dan makan. Tapi jangan heran ya, kadang ada beberapa wanita yang terbiasa menggelayuti pak bos. Biasa, dia kan raja bisnis. Dan sepertinya, para wanita itu hanya mau uangnya saja.” Tidak masalah. Toh Nessa tidak menyimpan perasaan apa-apa terhadap pria yang sudah memberinya kemewahan secara gratis. Awalnya sungguh, saat berpapasan dengan pria itu, ia merasa takut. Bukan karena Ree jahat, bukan. Tapi melainkan ia takut dilecehkan lagi. “Tetaplah di belakangku, Nessa. Biarkan Grace berjalan lebih dulu, ada sesuatu yang harus dia urus. Kamu aman bersamaku.” celetuk Kai. Mereka sudah turun dari pesawat dan sekarang ada di Bandar udara inter

  • Istri LELANGAN   Chapter 8

    Hanya membuatkan sarapan ala kadarnya, Nessa berani bertaruh kalau Ree tidak akan protes. Rasa masakannya bisa diterima di lidah Ree, pria itu bahkan tak keberatan semisal nanti malam ia membuatkan makan malam untuknya. “Sebenarnya aku ada perjalanan dinas ke luar kota, Ness. Dan mungkin sampai di Jakarta lusa.” “Ah, begitu. Baiklah.” Ree menatap Nessa yang tidak keberatan ditinggal, beda dengannya yang malah risau tak karuan. “Kau juga harus ikut denganku.” “Baiklah,” jawabnya tanpa mencerna kalimat Rees barusan. Sampai akhirnya ia sadar, “Eh, apa? Aku ikut?” Matanya melotot sempurna. Ikut bersama Ree, naik pesawat dan bahkan ikut perjalanan bisnis. Nessa hanya pernah naik kereta api, itu pun hanya beberapa kali saja. Ia tak tahu harus bagaimana dan menjawab apa. Apakah ada daya menolak ajakan pria yang memberinya tumpangan hidup secara gratis. Atau mungkin Ree memberinya tumpangan karena sudah merasa bersalah sudah merampas kesucian Nessa? “Jujur, ini pertama kali aku mengiz

  • Istri LELANGAN   Chapter 7

    Tidak terbiasa bangun kesiangan, Nessa berusaha mengerjakan sesuatu. Ia memang belum hapal benar denah lokasi rumah Ree, terlalu luas. 10 kali lipat lebih luas dari rumahnya dulu, kadang capek juga harus naik turun tangga. Kebetulan kamarnya memang berada di lantai tiga, Ree menempati kamar teratas dan tidak semua orang diperbolehkan ke sana termasuk dirinya. Ia sampai di dapur utama, lantai dasar. Melihat tidak ada bahan-bahan lain di kulkas, Nessa bingung, ia harus membuatkan apa untuk pria itu? “Pagi, Ness.” sapa Gerald. Pria yang 11-12 tampannya hampir setara dengan Ree. Tapi lebih banyak bicara, sedikit berisik dan banyak maunya. Yeah, sikapnya memang blak-blakan. Gerald baik, bisa diajak untuk jadi temannya. “Halo, Gerald. Kamu ingin menjemput Ree?” Pria itu duduk dan berhadapan dengannya, asal mengambil apel dan langsung menggigitnya tanpa dicuci terlebih dahulu. “No. Dia tidak suka dijemput atau diajak pergi pagi-pagi begini. Ree adalah makhluk yang akan memilih menghabis

  • Istri LELANGAN   Chapter 6

    Baru kali ini kedatangannya tak dihiraukan. Bianca murka dan langsung angkat kaki, tak biasanya Ree semarah ini. Meskipun menolak, pria itu tak pernah bersikap kasar. Apalagi media bilang, Ree makin sibuk dengan segala usahanya. Bukan seperti Ree yang ia kenal, sejak menjadi teman partnernya di ranjang, Bianca tahu bagaimana kelemahan pria itu makanya ia bisa membuat Ree menggilainya. Nyatanya sekarang kegilaan Ree menyurut. Jangankan menyentuh Bianca, melihat wanita di hadapannya saja membuatnya bosan. “Lebih baik anda keluar dari ruangan ini, Nona. Daripada Tuan makin menjadi-jadi.” Menyebalkan! Bianca berjalan dan menjauh dari ruangan Ree, lihat saja nanti, ia akan bisa menaklukkan pria itu lagi. Mungkin sekarang mood Ree sedang memburuk. Grace menunduk, memberikan ruang privasi bagi tuannya. Meskipun tahu wanita mana saja yang sering ke sini dan memuaskan nafsu atasannya, Grace sama sekali tak pernah ikut campur. Ia tahu Ree adalah pria yang kesepian. Meskipun memiliki segalanya

  • Istri LELANGAN   Chapter 5

    Benar apa kata Ree, baru saja menginjakkan kaki ke rumahnya, bukan sambutan hangat yang didapat Nessa, melainkan usiran. Sakit, padahal satu-satunya keluarga yang dipunya Nessa adalah ibu tirinya."Kenapa pulang lagi? Tugasku sudah selesai, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Dengan menjual tubuhmu, aku tidak repot-repot bekerja berat sekarang."Tetes air mata mengalir tanpa permisi di pipi Nessa, kejam. Padahal semasa ayahnya masih hidup, tak pernah sekali pun ibu tirinya membencinya, tapi sekarang lihatlah? Wanita itu hanya menganggap Nessa sebagai mesin uang berjalan yang digunakan untuk membiayai hidup Rianti."Anda sungguh manusia?" hardik Ree.Meskipun dia bukan pria suci, setidaknya sampai hari ini Ree masih punya harga diri. Tentunya dia cukup punya hati melindungi Nessa dari benalu seperti ibunya."Toh sekarang dia hidup dengan anda kan, Tuan? Sekarang nikmati saja tubuhnya sepuas-puasnya. Dan silakan, keluar da

  • Istri LELANGAN   Chapter 4

    Pagi-pagi sekali, bahkan tak biasanya Nessa bangun kesiangan seperti ini. Mungkin ini adalah pengalaman pertama tidur di rumah mewah milik pria bernama Ree. Sekali lagi matanya dikucek, memastikan bahwa Nessa tidak sedang bermimpi.Rasanya seperti Cinderella yang tiba-tiba saja bertemu pangeran tampan. Harus diakui, Ree memiliki kriteria yang diidam-idamkan semua wanita termasuk dirinya. Ah tapi, pria itu terlalu misterius.Baginya, malam itu, malam di mana ia menyerahkan kehormatannya pada Ree memang bukan salah pria itu seutuhnya. Mereka sama-sama mabuk dan bahkan, Nessa tak ingat jelas bagaimana dia bisa berakhir seranjang dengan Ree."Non, boleh bibi masuk?"Nessa terburu-buru merapikan penampilannya lalu membuka pintu. "Masuk saja, Bi, nggak dikunci kok."Kebetulan Ree memang sudah bepergian dan jarang pulang, hanya beberapa kali saja dalam seminggu."Sarapannya sudah siap, tapi tadi tuan Ree menitipkan pesan."

  • Istri LELANGAN   Chapter 3

    Cukup lega rasanya bisa keluar dari tempat terkutuk itu, bahkan Nessa sudah melepas high heelsnya karena kakinya tak terbiasa memakainya.Melihat wanita itu kesusahan, Ree masih diam, mereka bahkan sudah berada di dalam mobil mewah milik Ree, menunggu akan ke mana malam ini."Pakailah ini, meskipun kebesaran setidaknya kaki kamu akan baik-baik saja."Nessa menatap sandal tidur berlogo brand mahal, orang kaya memang selalu semena-mena dengan harta mereka, beli sandal saja harganya lebih mahal dari harga sepeda.Tapi setidaknya, malam ini Nessa bisa kabur dari pekerjaan yang membuatnya jijik. Ia yakin setelah ini Rianti akan menghabisinya, ah, itu bisa dipikirkan nanti."Kita akan ke mana?" tanyanya begitu Ree melajukan mobil."Ke suatu tempat, setidaknya kamu terlihat tidak memalukan pergi denganku."Meskipun Ree mengagumi tubuh seksi Nessa, tetap saja orang-orang yang melihatnya nanti akan memandang renda

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status