Beruntung setelah kekacauan di jalanan, akhirnya Vladimir pun menemukan Violet. Di tepi sungai Themes, Violet berdiri mematung menatap sungai yang sedang ramai dilalui oleh kapal-kapal yang terus hilir mudik. Tak menyadari bahwa saat ini Vladimir berjalan menuju ke arahnya, Violet terus memandang dengan sedih.Sedangkan Vladimir yang merasa lega karna Violet baik- baik saja dan tidak pergi bersama Jhonatan, tanpa basa basi ia pun segera menarik tangan Violet dan membawa Violet ke dalam dekapannya. Awalnya Violet yang cukup terkejut dengan kehadiran Vladimir itu pun berusaha untuk melepaskan diri dari Vladimir.Tapi entah kenapa setelah mendengar degup jantung Vladimir yang beitu kencang, akhirnya Violet pun membiarkan dirinya berada dalam pelukkan Vladimir. Perlahan, rasa hangat pun mulai menyelimuti Violet. Dan ia pun membiarkan dirinya berada dalam pelukkan hangat Vladimir.“Terimakasih. Terimakasih kau bersedia tinggal untukku,” ucap Vladimir yang masih terus mendekap tubuh Violet.
“Kita akan pergi ke Paris besok. Jadi cepatlah berkemas sekarang!”“Apa? Kenapa tiba-tiba pergi ke Paris? Dan kenapa aku juga ikut pergi?”Pertanyaan Violet itu memang sungguh menjengkelkan. Bagaimana tidak? Ketika Vladimir berniat akan mengajaknya untuk menghabiskan waktu berdua atau kata lainnya bulan madu, ia justru sangat tidak peka dan mempertanyakan hal yang tidak penting.“Lalu apakah aku harus bulan madu sendirian begitu?!”Lalu dengan wajah bingung Violet kembali bertanya, “Ha?! Bu-bulan madu? Tapi...kita sudah menikah selama dua bulan.”“Ya, aku tau memang terlambat. Tapi apa salahnya jika aku berusaha mebahagiakan wanitaku?!”“Wanitaku? Istilah apa itu?!” batin Violet.Untungnya Violet adalah wanita kesayangan Vladimir. Jadi meski menyebalkan tapi tetap saja Vladimir hanya akan bereaksi ringan.“Baiklah, istriku sayang. Ayo bersiap karna kita akan pergi ke Paris besok.”Tapi bukannya segera berkemas, Violet justru dengan santainya duduk sembari menyalakan televisi. Jangan
Malam ini untuk pertama kalinya Vladimir dan Violet menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri yang sesungguhnya. Meski secara teknis bagi mereka berdua itu bukanlah pertama kalinya mereka melakukan hubungan di atas ranjang.Ya, tanpa sungkan Vladimir bahkan meluapkan seluruh hasratnya pada Violet. Malam yang begitu indah dan mereka tak akan pernah melupakan kisah pertama mereka malam ini.Lelah dengan semua kegiatan ranjang, tak ayal Vladimir dan juga Violet yang kelelahan itu pun tertidur. Dengan lelapnya Violet tertidur dalam pelukkan Vladimir. Bahkan Vladimir pun tak melepaskan Violet dari dirinya barang sedetikpun.Keesokkan paginya, Violet mulai menggeliat di bawah selimutnya. Seperti sebelumnya ia masih berusaha membiasakan diri dengan kehadiran Vladimir yang selalu mendekapnya ketika ia bangun tidur di pagi hari.Namun setelah apa yang mereka lakukan semalaman, entah kenapa pagi ini Violet merasa bahwa suaminya itu begitu mempesona. Ia pun terus memandangi wajah sang sua
Seketika suasana pun berubah menjadi canggung dan kaku. Jangan ditanya, sudah pasti Vladimir yang punya sifat gengsi yang sangat besar itu pun tidak akan mau meminta maaf terlebih dulu. Apalagi sampai saat ini pun ia masih merasa bahwa ia tidak bersalah.Tak punya pilihan maka lagi-lagi Violet yang harus bertindak agar kedua sahabat itu kembali berdamai. Setidaknya bagi Violet itu adalah suatu bentuk untuk membayar rasa bersalahnya pada Jhonatan.“Um...apakah ini rumahmu, Jhonatan? Kurasa kami sangat beruntung bertemu denganmu di saat darurat begini,” ucap Violet berusaha mencairkan suasana.Tapi ternyata Jhonatan hanya menanggapi semua itu dengan datar. Bahkan ia hanya tersenyum ringan dengan wajah yang terlihat tidak nyaman. Bayangkan saja. Dengan susah payah ia pergi karna tak sanggup melihat Violet bersama Vladimir. Tapi ternyata mereka berdua justru hadir di hadapannya begitu saja.“Oh ya, apa kalian mau teh panas? Kurasa udara akan semakin dingin karna hujan,” ucap Jhonatan yang
Keesokkan harinya Vladimir dan juga Violet memutuskan untuk kembali ke London. Ya, sebenarnya Violet yang memaksa untuk kembali. Selain karna tujuannya datang ke Bilbury sudah terlaksana, pekerjaan Vladimir pun sudah sangat menumpuk.Apalagi kepergian Jhonatan yang tentu saja membuat banyak hal juga ikut berantakkan. Dari Bilbury, mereka tidak langsung pulang ke rumah. Karna Vladimir bersikeras membawa Violet ke sebuah tempat yang bagi Vladimir adalah tempat yang sangat penting.“Memangnya kita mau ke mana?” tanya Violet dengan bingung.“Ke suatu tempat yang sangat penting dalam hidupku. Dan aku ingin kau juga menjadi bagian penting di sana,” jawab Vladimir seraya menggenggam tangan Violet.Tak lama akhirnya mobil yang mereka naiki berhenti di tempat yang Vladimir maksud. Tapi Violet masih tidak mengerti karna ternyata itu adalah sebuah kompleks pemakaman. Dan terpampang sebuah tulisan dengan cat emas yang berbunyi, “Kompleks Pemakaman Keluarga Travor.”Entah apa yang ada dalam kepala
Tuan Robert kemudian mencoba kembali memeriksa artikel yang dibawa oleh Jhonatan. Melihat inisial nama dari reporter yang menulis artikel itu, seketika Tuan Robert pun memerintahkan sekertarisnya untuk memanggil reporter itu ke ruangan Tuan Robert.Ya, apalagi kalau bukan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bagaimanapun juga, Tuan Robert tidak kalau sampai perusahaannya harus dalam masalah karna seorang reporter baru yang membuat ulah dengan Travor group.Jhonatan masih duduk di hadapan Tuan Robert hingga ketika seorang masuk ke ruangan itu. Jangan tanya. Tanpa basa basi Tuan Robert langsung menghardik orang itu habis-habisan.“Apa yang kau lakukan, Ginger?! Kau mau membuat perusahaanku gulung tikar hah?!”Tapi dengan santainya orang yang dipanggil Ginger itu pun berkata, “Apa yang kulakukan, Pak? Bukankah kau bilang tugasku adalah mencari berita yang sensasional?”Mendengar suara dari sosok yang kini berdiri di belakangnya itu, seketika membuat Jhonatan tersentak. Bukan tanpa
Pada akhirnya Jhonatan pun mengetuk pintu unit nomor 70 itu. Tak hanya sekali, Jhonatan harus beberapa kali mengetuk pintu itu agar sang penghuni segera membuka pintu. Tapi bukan karna tidak mendengar ketukkan pintu Jhonatan, penghuni unit 70 yang tidak lain adalah Ginger Morent itu sebenarnya sudah tau jika ia kedatangan tamu.Bahkan saat ini ia pun telah berdiri di balik pintu. Namun seperti yang tadi terjadi pada Jhonatan, Ginger pun seolah merasa hatinya begitu berat sehingga ia tidak kunjung membukakan pintu. Tapi karna Jhonatan terus mengetuk pintu bahkan semakin keras, maka mau tidak mau Ginger harus membukannya atau ia akan dimaki oleh para tetangga.“Apa maumu?! Kenapa kau datang?!” ketus Ginger.“Kita harus bicara.” Ucap Jhonatan singkat.“Lain kali saja. Aku sangat lelah dan tidak ingin bicara dengan siapapun!”Tak hanya ucapan ketus, Ginger bahkan mengusir Jhonatan dengan menutup pintu begitu saja. Tapi sebelum ia berhasil menutup pintu, Jhonatan lebih dulu menahan pintu i
“Hei! Apa yang kau lakukan?! Apa kau sudah gila?!”Violet yang tersadar bahwa baru saja dirinya hampir mati itu pun seketika merasa ngeri. Ia cukup syok dan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika tadi ia benar-benar jatuh dari lantai 4. Untungnya sang penyelamat yang merupakan seorang gadis tomboy itu pun menyadari situasai itu dan membawa Violet untuk duduk.Gadis itu lalu menyodorkan sebotol air minum pada Violet untuk menenangkannya. Marasa berhutang nyawa maka Violet pun sangat berterima kasih padanya.“Terima kasih kau sudah menolongku. Aku sangat berhutang nyawa apadamu,” ucap Violet.Tapi dengan tenangnya gadis itu berkaata, “I’ts okay. Lain kali jangan pernah bertingkah seperti itu jika kau ingin selamat.”Merasa bahwa gadis yang menolongnya itu adalah orang yang baik, Violet pun berusaha mencari tau siapa gadis itu sebenarnya. Ya, setidaknya bisa ia jadikan teman karna Violet sama sekali tidak punya teman wanita.“Aku Violet, siapa namamu?” tanya Violet.“Ginger.