“Hei! Apa yang kau lakukan?! Apa kau sudah gila?!”Violet yang tersadar bahwa baru saja dirinya hampir mati itu pun seketika merasa ngeri. Ia cukup syok dan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika tadi ia benar-benar jatuh dari lantai 4. Untungnya sang penyelamat yang merupakan seorang gadis tomboy itu pun menyadari situasai itu dan membawa Violet untuk duduk.Gadis itu lalu menyodorkan sebotol air minum pada Violet untuk menenangkannya. Marasa berhutang nyawa maka Violet pun sangat berterima kasih padanya.“Terima kasih kau sudah menolongku. Aku sangat berhutang nyawa apadamu,” ucap Violet.Tapi dengan tenangnya gadis itu berkaata, “I’ts okay. Lain kali jangan pernah bertingkah seperti itu jika kau ingin selamat.”Merasa bahwa gadis yang menolongnya itu adalah orang yang baik, Violet pun berusaha mencari tau siapa gadis itu sebenarnya. Ya, setidaknya bisa ia jadikan teman karna Violet sama sekali tidak punya teman wanita.“Aku Violet, siapa namamu?” tanya Violet.“Ginger.
“Hei! Kau bahkan belum membaca isi kontraknya!” ucap Violet yang terkejut dengan tindakkan Ginger.“Bukankah kau bilang kau bukan kriminal? Jadi aku percaya kau tidak akan menyakitiku.”Sebenarnya violet sangat senang karna Ginger sudah percaya padanya. Dan itu artinya mereka akan menjadi teman yang sangat baik ke depannya. Tapi tetap saja. Tidak baik jika menandatngani kontrak perjanjian tanpa membacanya terlebih dulu bukan?Setelah kontrak kerja ditandatangani oleh Ginger, Violet meminta agar Ginger segera bekerja mulai besok. Dan besok Ginger diminta untuk datang ke manison keluarga Travor untuk secara langsung mendapat arahan dari Vladimir.Benar saja. Tak menyadari bahwa ia akan bertemu dengan sang Tuan Travor, hari itu Ginger pun mengawali hari dengan penuh semangat. Bahkan ia tak akan pernah menduga jika hari ini akan membawanya untuk lebih sering bertemu dengan Jhonatan.Ginger dijemput oleh seorang sopir yang tidak lain diutus oleh Violet. Sebenarnya Vladimir melarang Violet
Setelah membubarkan anak buahnya pagi ini, Jhonatan menarik Ginger menuju garasi dengan sedikit memaksa. Ya apalagi, sudah pasti karna Ginger sulit untuk bekerjasama dengan Jhonatan. Curiga dengan keberadaan Ginger di Mansion Travor, maka Jhonatan pun mencoba untuk mengorek Ginger secara langsung.“Apa yang kau lakukan di sini? Apa rencanamu dengan melakukan semua ini?” tanya Jhonatan sembari mencengkeram lengan Ginger.Tak terima dengan apa yang dilakukan oleh Jhonatan, maka Ginger pun memutar tangannya dan melepaskan cengkeraman Jhonatan. Lalu dengan tegas ia berkata, “Kau pikir aku suka berada di sekitar orang-orang busuk macam kalian?! Jika bukan karna kesalahan maka aku pun tidak sudi menginjakkan kakiku di sini!”Meski masih tidak mengerti dengan duduk perkara dan awal kejadian sehingga Ginger bisa ada di sana, Jhonatan berusaha untuk mengabaikan itu untuk sementara. Lagipula tidak ada yang bisa ia lakukan karna bahkan Vladimir sendiri telah menyetujui keberadaan Ginger di sana.
Keesokkan harinya, Ginger dan juga Jhonatan kembali bertemu seperti sebelumnya. Dan seperti biasa Ginger juga harus mengikuti breaving pagi yang dipimpin oleh Jhonatan. Setelah breaving selesai, Ginger pun bersiap untuk tugasnya sebagai pengawal pribadi Violet.Seperti sebelumnya ia pun masih mengacuhkan Jhonatan. Tapi sebelum Ginger berhasil pergi, lebih dulu Jhonatan menghadangnya. Jangan ditanya, sudah pasti Ginger pun mulai kesal dengan tingkah Jhonatan. Tapi Jhonatan tidak peduli bahkan ia tetap bersikeras ingin bicara dengan mantan pacarnya itu.“Apa yang kau lakukan?! Minggir dari hadapanku sekarang juga!” bentak Ginger dengan kesal.“Aku tidak mengerti kalau kau yang sekarang sangat tidak bisa ditebak.”“Apa maksudmu?! Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!”“Terserah sajalah. Yang jelas, terima kasih untuk kue cokelatnya.”Akhirnya Jhonatan pun pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Ginger. Sementara Ginger, ia bahkan masih berdiri mematung di tempatnya dengan kebingun
Meski secara teknis Violet dan Vladimir tidak sengaja melihat pertengkaran Jhonatan dan Ginger, tetap saja bagi Jhonatan pasangan suami istri itu telah menguntitnya diam-diam. Semua itu tentu saja karna suara berisik Violet yang akhirnya membuat Jhonatan menyadari kehadirannya dan Vladimir.Tapi bukan Vladimir namanya jika ia tidak bisa membalik keadaan meski jelas ia dan istrinya itu tidak sopan. “Kenapa kau bertanya pada kami?! Kami bahkan sudah berada di sini sejak dua jam yang lalu! Kau ini mengganggu saja!”Sementara itu Violet hanya bisa tersenyum kecut lalu mengajak Vladimir pergi dari sana dengan cepat. Sedangkan Jhonatan yang masih sedikit kesal dengan tingkah semua orang, akhirnya mencoba untuk menenagkan dirinya.Ia pun duduk di sebuah bangku yang ada di taman itu sembari memijat kepalanya yang terasa berdenyut. Untungnya Jhonatan tidak menyadari bahwa rentetan kejadian yang terjadi antara dirinya dan juga Ginger adalah hasil dari rencana Violet.Setelah beberapa saat duduk
Beberapa jam tak sadarkan diri akhirnya Ginger pun mulai membuka matanya. Ia tau bahwa kini ia berada di kamar rumah sakit tapi tetap saja ia belum bisa mengendalikan tubuhnya yang masih terasa lemas.Violet yang saat itu sedang menjaga Ginger pun memperingatkan Ginger agar tidak banyak bergerak karna ia belum pulih. “Tetaplah beristirahat, Ginger. Aku bukan atasan kejam yang akan menyuruhmu kerja dalam kondisi sakit!”Mendengar lelucon Violet akhirnya Ginger pun tersenyum lalu berkata, “Aku tau. Lagipula bukan kau yang membuatku begini.”“Tenang saja, Ginger. Aku tidak akan mengampuni Jhonatan karna semua ini!”“Tidak. Jhonatan juga tidak melakukan apapun padaku. Hanya saja aku....”Ginger tidak mampu mengatakan pada Violet mengenai trauma yang ia derita. Selain karna merasa malu ia juga takut Violet menyalahkannya karna memiliki trauma yang seharusnya tidak boleh dimiliki oleh seorang yang bekerja sebagai pengawal.“Aku tau kondisimu dan semua yang kau alami, Ginger. Aku tidak akan
“Saat itu, aku tidak bisa menjelaskan apapun padamu. Keadaan sangat tidak terkendali dan semua itu adalah teror dari klan Delecour. Aku tidak ingin kau bernasib sama seperti ibuku. Karna itu kuputuskan untuk pergi meninggalkanmu,” ungkap Jhonatan.“Kenapa Delecour ingin menyakitimu? Apa yang kau lakukan pada mereka?” tuduh Ginger.“Bukan aku, tapi tuan muda Travor lah yang mereka incar. Aku terikat pada keluarga Travor karna itu adalah warisan dari ayahku. Nyatanya, ada banyak hal yang tidak kau ketahui. Kupikir tidak akan melibatkanmu dalam masalah ini, tapi ternyata takdir mengatakan lain,”Dari semua penjelsan yang diutarakan oleh Jhonatan, sejenak Ginger pun berusaha untuk memahami situasi yang terjadi. Hingga akhirnya Ginger pun mulai paham bahkan ia pun mulai mengerti kenapa Vladimir mempekerjakannya sebagai pengawal pribadi istrinya.Ginger lalu menatap dalam pada Jhonatan hingga kemudian ia berkata, “Jika saja kau tidak mengambil keputusan yang salah saat itu, maka semua ini t
Di tempat lain. Saat ini Violet dan Vladimir pun sedang diliputi luapan rasa cinta di antara mereka. Bahkan Vladimir kini begitu bersemangat agar Violet segera hamil dan melahirkan generasi keturunan Travor berikutnya.Berbagai metode dilakukan oleh Vladimir mulai dari lebih sering bercinta dengan Violet, sampai melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Dan tentu saja sang dokter akan memberikan resep dan juga pola menu makanan yang dianggap membantu kesburan. Tak lupa tips dan trik dalam malakukan hubungan suami istri tentunya.“Apa?! Kenapa aku harus makan daging sebanyak ini?! Kenapa kau harus menuruti saran dari dokter itu?!” protes Violet.“Ayolah, sayang. Setidaknya kita mencoba melakukan yang terbaik demi menghasilkan anak.”“Menghasilkan anak? Apa kau pikir aku ini sapi?!”Well. Meski kesal tapi pada akhirnya Violet pun menuruti Vladimir dan memakan menu makanan untuknya. Karna pada dasarnya, seperti halnya Vladimir bahkan Violet pun juga menginginkan kehadiran seorang bay
Setelah seharian bertugas Jhonatan masih menyempatkan untuk memeriksa kondisi kedai kopi miliknya. Dan seperti biasa di sanalah Jhonatan dan Ginger bisa bertemu dan menghabiskan waktu mereka berdua di tengah kesibukkan pekerjaan.Walau hanya sekedar minum kopi bersama sembari mempersiapkan jadwal pekerjaan untuk besok, tapi bagi mereka itu adalah waktu yang sangat penting untuk melanggengkan hubungan mereka. Ya, meski nyatanya mereka berdua belum juga berniat untuk menikah.“Apa kau sudah tau tentang akan datangnya senior kaum bangsawan yang sudah lama meninggalkan London?” tanya Ginger sembari menyeruput kopinya.Jhonatan pun mengangguk ringan lalu menjawab, “Ya. Tuan Wiliam Audrey. Dan kurasa kehadirannya adalah sebuah pertanyaan yang besar.”“Ha?! Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya?” tanya Ginger yang heran dengan pendapat sang kekasih.“Tidak juga. Tapi dulu, ayahku pernah bercerita bahwa William Audrey dan Tuan Besar Travor adalah sahabat. Dan ia justru pergi di saat keluarga
“Paman Wiliam? Kenapa tiba-tiba ke London?” tanya Vladimir pada Jhonatan.“Aku juga tidak tau. Yang pasti, orangku mengatakan bahwa tujuan utama Tuan Audrey adalah Travor Corp.”“Tidak masalah. Lagipula dia adalah sahabat ayahku.”“Apa kau yakin? Bahkan Delecour pun dulunya adalah sahabat Tuan Besar Travor.”Seketika Vladimir pun menatap heran pada Jhonatan. Karna ucapan Jhonatan jelas mengisyaratkan bahwa Vladimir harus berhati-hati pada sosok Wiliam Audrey. Dan seolah Jhonatan merasa tidak percaya pada Wiliam Audrey.“Apa maksudmu? Kau berpikir bahwa paman Wiliam punya niat buruk padaku?” tanya Vladimir tanpa basa-basi.“Aku tidak bisa memastikan itu, tapi kehadirannya yang begitu tiba-tiba bagiku terkesan sangat aneh.”Ya, Vladimir mengakui bahwa apa yang dipikirkan oleh Jhonatan memang masuk akal. Namun ia tidak bisa merespon apapun kali ini karna memang ia tidak bisa sembarangan menuduh seseorang tanpa adanya bukti jelas.“Ya, kau memang ada benarnya. Tapi sebaiknya kita bahas ma
Sementara itu di kantornya, Vladimir nampak sibuk dengan pekerjaannya. Ya, sejak kembalinya Violet ia memang menjadi lebih serius dalam bekerja. Bukan hanya karna perusahaan yang terancam berpindah tangan, tapi juga karna semangat hidupnya telah kembali seteleh ia bertekat untuk kembali mendapatkan keluarganya.Tak disangka, saat itu ada seseorang yang sedang mengamatinya dari balik kaca pintu ruangannya. Hingga akhirnya orang itu pun mengetuk pintu ruangan kantor Vladimir. Dan sangat mengejutkan karna ternyata dia adalah Jhonatan.Ya, Vladimir memang cukup heran dengan kehadiran sang mantan ajudannya itu. Tapi ia juga sangat senang karna setelah bertahun-tahun akhirnya Jhonatan kembali menginjakkan kakinya di ruangan sang CEO pemilik perusahaan Travor. Karna itu artinya, kini hati Jhonatan mulai luluh dan memaafkan Vladimir.“Aku senang setidaknya kau mulai kembali seperti dirimu.” Ungkap Jhonatan tanpa basa-basi.Dengan sumringah Vladimir pun berkata, “Aku juga senang kahirnya kau m
Sebanranya Violet tak ingin menerima bantuan dari Vladimir. Tapi ia juga tau ia pasti akan mati membeku jika membiarkan dirinya dalam keadaan basah semalaman. Apalagi hujan yang semakin deras dan sudah pasti mereka baru bisa bergerak setelah pagi. Maka terpaksa akhirnya Violet pun menerima jaket milik Vladimir untuk ia pakai.“Berbaliklah! Jangan mengambil kesempatan karna ruang terbatas!” ketus Violet.Meski merasa konyol tapi Vladimir pun berbalik membelakangi Violet yang sedang mengganti bajunya. Sementara itu ia sendiri pun melepas kaos yang ia pakai dan mengeringkannya di dekat perapian.Dalam hati Vladimir berkata, “Dia tetap saja konyol. Apa dia lupa kalau aku bahkan sudah melihat setiap jengkal dari tubuhnya?”Setelah nya mereka pun menghangatkan diri dengan duduk di dekat perapian. Violet terus menjulurkan tangannya di dekat api sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghilangkan dingin di tubuhnya.Sedangkan Vladimir, ia justru nampak termenung menatap h
Violet lantas benar-benar pergi meninggalkan Vladimir yang masih berdiri mematung menatap Violet. Namun dengan sangat kesal akhirnya Violet pun masuk ke dalam tendanya.“Mungkin aku memang tidak layak mendapatkan cinta dari siapapun. Tapi tidak pernah kuberikan cintaku pada siapapun selain dirimu.” Batin Vladimir.Setelah seharian semua orang disibukkan dengan semua persiapan, akhirnya mereka pun makan siang bersama. Keakraban sangat terasa di antara semua orang meski mereka berasal dari dua perusahaan yang berbeda.Tentu saja semua itu bisa terjadi berkat ide Violet yang akhirnya berhasil membuat karyawan dari kedua perusahaan menjadi satu.Setelah acara makan siang usai, akhirnya Violet pun mengumumkan dan dan memberi arahan tentang fungame yang akan dimulai besok pagi. Pada semua peserta Violet selalu mengingatkan agar mereka saling menjaga dan bekerja sama terutama dalam satu tim.Kemudian, Eric pun tampil sebagai ketua panitia pelaksana. Dengan lugas ia memberikan arahan dan pand
“Ha?! Apa maksudmu dengan amal bakti perusahaan?!” ucap Violet yang sedikit bingung dengan sepupunya yang tidak lain adalah Eric.Lalu dengan santainya Eric pun menjelaskan, “Well. Anggap saja itu seperti memberi para karyawan waktu untuk bersenang-senang. Menjamin otak mereka tetap waras adalah kewajiban perusahaan.”“Maksudmu kau ingin semua karyawan berlibur begitu?”“Kurang lebih seperti itu tapi kurasa harus lebih bermakna.”“Kenapa dari tadi kau terus saja berbelit-belit?! Jelaskan dengan rinci!”Ya. Karna sudah lama sekali Delecour Corp tidak memberikan trip untuk para pekerja, maka Eric mempunyai ide untuk melakukan amal bakti perusahaan. Pada dasarnya para karyawan memang akan melakukan trip tapi mereka juga akan melakukan fun game bersama.Bukan tanpa alasan. Eric berpendapat selain memberikan penyegaran pada mental para karyawan, dengan adanya fun game maka pemilik perusahaan juga akan mengetahui sejauh mana kekompakkan para karyawan. Dan sudah pasti semua itu akan berpenga
Dengan wajah kusut Vladimir memilih duduk di sudut kedai. Dan ketika seorang pramusaji yang tidak lain adalah pegawai Jhonatan datang menghampiri Vladimir, Vladimir pun memesan secangkir kopi expreso kental.“Apa kau punya biji kopi Mexico?” tanya Vladimir.Dengan ramah pramusaji itu pun menjawab, “Ya, tuan. Kau mau expreso dengan biji kopi Mexiko?”Vladimir lalu mengangguk hingga kemudian sang pramusaji pun mulai menulis pesanan Vladimir. Tak lama, kopi pesanan Vladimir pun datang dengan uap yang mengepul dan aroma yang sangat nikmat. Ya, sebenarnya sudah lama Vladimir tidak minum kopi. Bisa dibilang sejak Violet pergi Vladimir bahkan lebih sering minum alkohol.Hingga tengah malam Vladimir masih duduk di sana. Namun yang ia lakukan lebih banyak hanya menatap cangkir kopi miliknya di atas meja dan hanya sesekali menyeruput kopinya.Suasana kedai mulai sepi meski kedai milik Jhonatan terus buka hingga 24 jam. Ya, dan hanya beberapa orang yang bekerja malam yang biasanya singgah untuk
Violet pun kembali ke ruangannya kemudian mulai menangis di sana. Antara benci dan rasa sayang yang masih ada di dalam hati kini justru membuat Violet mulai mengalami pertarungan dalam dirinya. Namun pada akhirnya trauma akibat ulah Vladimir dulu kembali menyadarkan Violet betapa bencinya ia.Hasrat untuk membalas dendam pun kini kembali membara dalam diri Violet. “Aku membencimu, Vlad! Aku bersumpah aku tidak akan pernah melupakan semua yang terjadi padaku dan keluargaku!”Keesokkan harinya seperti biasa Eric kembali datang menemui Violet. Tapi kali ini Violet sudah boleh utnuk pulang karna kondisinya sudah pulih. Beberapa hari tidak bisa bertemu dengan Violet akhirnya kni Kevin bisa bertemu sang ibu.Bersama Eric, Kevin kecil namapak riang bertemu dengan ibunya. Ia segera menghambur memeluk Violet dan Violet pun langsung menciumi wajah sang putra yang juga sangat ia rindukan.“Ibu, apa ibu sudah tidak sakit lagi sekarang?” tanya Kevin dengan polosnya.“Tentu saja. Ibu tidak suka sak
Sejak mendengar kabar mengenai Vladimir, entah kenapa selama seharian ini Violet justru tidak bisa tenang. Bahkan malam ini ia tak kunjung bisa terlelap meski ia telah berusaha memejamkan matanya untuk tidur.“Apa benar kondisinya separah itu? Tapi...suara yang kudengar saat itu, apakah itu dia?” guman Violet.Namun akhirnya Violet segera menutup wajahnya dengan selimut dan berusaha untuk tidak peduli dengan Vladimir. Ia berusaha untuk kembali membangun benteng pertahanan dalam hatinya agar tidak mudah mengasihani orang yang ia anggap sebagai musuh keluarganya.Sayangnya, meski sekuat apapun Violet mencoba tapi tetap saja otaknya tidak bisa berhenti memikirkan Vladimir. Dan tentu saja hal itu justru membuat Violet menjadi kesal sendiri. Bahkan ia pun mulai menjadi serba salah karna hati dan juga isi kepalanya yang bertentangan.Sudah jam dua dini hari tapi Violet masih dalam keadaannya yang galau itu. Dan akhirnya ia pun tidak bisa menahan dirinya. Diam-diam akhirnya Violet pun pergi