Share

Flashback

Author: Nona_lee
last update Last Updated: 2023-04-02 12:46:51

Semua berawal dari ketidaksengajaan Aretha, mendengar pembicaraan Elvan yang sedang mencari seorang istri yang bisa dikontraknya selama dua tahun.

Pada saat itu Elvan memang tidak sedang melakukan pengumuman.

Hanya saja Aretha tidak sengaja menguping pembicaraannya dengan Rangga, temannya sekaligus bos di tempat Aretha bekerja.

Mereka sedang mendiskusikan masalah Elvan yang terus dipaksa untuk menikah oleh keluarganya, padahal dia sedang tidak ingin melakukannya.

Walaupun tidak jelas apa alasannya, yang pasti saat ini Elvan sedang benar-benar membutuhkan solusi untuk mengatasi masalahnya itua, dan karena saat itu mereka tengah berbincang-bincang berdua di tengah-tengah bar milik Rangga yang tentunya pada saat itu Aretha sedang bekerja di sana.

Maka sangat besar kemungkinannya untuk Aretha bisa secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka, saat dia tengah membereskan salah satu meja yang ada di dekat mereka.

Awalnya Aretha sama sekali tidak berniat untuk mendengar percakapan mereka atau bagaimana, karena pikirannya saat itu sedang sangat kacau dan dia juga tidak sedang dalam mood yang baik.

Begitu dia mendengar seseorang mengatakan akan bersedia membayar berapapun uang yang diminta jika dia sanggup menjadi istri kontraknya, maka dengan tanpa berpikir panjang Aretha langsung berhambur ke sisi meja mereka dan menawarkan diri.

"Aku!! Aku bersedia. Jika kau sanggup membayarku dengan mahal, maka aku bersedia melakukan apa pun yang kau minta. Menjadi istrimu-pun aku bersedia." seru Aretha dengan cepat dan spontan tanpa dia pikir lagi.

Aretha tahu dia sudah gila. Bagaimana mungkin dia bisa mengajukan diri dengan gampangnya, saat dia mendengar kata uang.

Ya, untuk saat ini uang adalah segala-galanya bagi Aretha.

Jadi, tanpa memedulikan tatapan tidak percaya dan keterkejutan yang dilemparkan kedua pria yang ada di depannya itu dia langsung berkata kembali.

"Aku minta maaf jika aku menyela, tapi aku benar-benar tidak sengaja mendengar kalian sedang berbicara dan kudengar kau sedang membutuhkan seseorang wanita untuk kau nikahi secara kontrak."

"Jika kau tidak keberatan, aku rasa aku bisa membantumu."

Aretha sungguh tidak tahu setan gila mana yang saat itu tengah merasukinya, tetapi dia berani bertaruh, itu adalah hal paling gila yang pernah dia lakukan.

Tentu saja Rangga, Si Bosnya langsung saja menepuk pelan kepala Aretha sebagai tanda peringatan.

"Ya!! Apa kau bisa bersikap sopan terhadap seorang tamu? Siapa yang mengizinkanmu untuk menguping pembicaraan kami?"

"Sana kembali bekerja dan jangan mengacau!!" Seru Rangga dengan nada mengancam.

"Bos, jangan mencegahku untuk menghasilkan banyak uang. Aku jelas mendengar, tadi temanmu itu mengatakan kalau dia sedang membutuhkan seorang tenaga ahli yang akan dia bayar dengan mahal."

"Jadi di zaman globalisasi ini, tidakkah aku diizinkan untuk mengajukan informasiku yang sederhana ini padanya?" Menatap bosnya dengan wajah iba dan merajuk.

Ekspresi yang memang harus dia tunjukkan untuk meminta sejumlah perhatian.

Dia tahu bosnya itu tidak benar-benar sedang memarahinya, jadi dengan percaya dirinya Aretha langsung saja mengabaikan ancaman bosnya itu dan kembali menatap pria yang ada di sebelahnya dengan penuh harap.

"Jika Anda butuh orang yang bisa diajak kerja sama, saya bisa melakukannya. Jika Anda membutuhkan seseorang yang bisa berakting menjadi wanita Anda atau pernikahan di atas kertas seperti yang Anda katakan itu, maka saya juga bisa melakukannya."

"Anda yang bilang kalau Anda tidak peduli siapa pun wanita itu, asal dia bisa diajak bekerja sama, maka hal lainnya tidak akan jadi masalah.  Jadi bersediakah Anda menerima tawaranku?"

Baru kali ini Aretha memperhatikan raut wajah pria yang bernama Elvan itu.

Selama ini, Tuan Elvan memang sudah beberapa kali datang ke bar ini untuk sekadar minum atau berbincang dengan entah teman ataau Rangga, dan baru kali ini Aretha benar-benar memperhatikan wajah pria itu dari dekat.

Setampan inikah pria yang akan dia ajak menikah?

Selama ini Aretha memang tidak terlalu memperhatikan sikap dingin yang selalu ditampilkan Elvan di depan orang lain, tapi saat kali itu dia melihat sikap acuh-tak acuh pria itu dan sikap menilainya yang terus dia tunjukkan.

Dengan melihat Aretha dari atas hingga ke bawah dengan penuh pertimbangan, sepertinya itu cukup membuat Aretha merasa tidak nyaman.

Karena dia hanya pelayan bar-kah, maka laki-laki itu menatapnya dengan sikap mencela?

"Siapa namamu?" tanya Elvan dengan suaranya yang berat sambil menatap Aretha.

Aretha tertegun.

"Aretha. Aretha Anindia," jawabnya.

Aretha bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak dengan cepat, karena telah menunggu dengan tidak sabaran jawaban dari pria itu.

Walaupun dia tahu dia tidak dalam situasi yang menguntungkan untuk mengajukan diri, tetapi setidaknya dia tetap harus mencoba semua kemungkinan yang ada, sekalipun itu nihil.

Rangga yang melihat semua situasi menjadi sedikit riskan, segera mencoba mencairkan suasana.

"Aku benar-benar minta maaf, Bro. Aku sungguh tidak menyangka bahwa karyawanku akan begitu lancang dalam berbicara."

"Tolong kau abaikan ucapanya itu." seru Rangga berusaha untuk menjadi penengah.

Dia tahu Elvan sangat tidak suka ada orang yang menyela pembicaraannya, dan bersikap sesuka hati di depannya, tapi dia juga tidak menyangka bahwa Elvan akan penasaran dengan nama karyawannya ini.

Daripada pembicaraan ini terus berlanjut, lebih baik dia segera menghentikannya.

"Bos Rangga, kau tidak bisa menyudutkanku seperti itu. Aku hanya menawarkan jasaku padanya. Apa itu salah? Temanmu itu jelas mengatakan dia tidak peduli siapa pun orang itu."

"Selama dia bisa dipergunakan maka itu tidak jadi masalah. mengapa sekarang situasinya seolah menjadikanku yang bersalah di sini."

"Karena aku hanya seorang pelayan di sini? Karena itu kalian ingin merendahkanku?" Aretha mulai meninggikan nada suaranya karena mulai merasa kesal.

Dia sudah jengah dengan semua kesenjangan sosial yang terjadi di sekitarnya.

Mereka jelas tahu kesenjangan itu tidak bisa dia pilih sesuka hati, krena jika dia bisa memilih maka tentunya dia tidak akan memilih untuk berada di jalurnya yang sekarang.

Sementara Elvan. Dia diam bukan berarti dia sedang bersikap tidak peduli atau mengabaikan sekitarnya, tetapi dia sedang mempertimbangkan segala hal yang diucapkan Aretha padanya.

Seperti yang sudah dia katakan sebelumnya pada Rangga, Elvan memang tidak peduli dengan bagaimana bentuk dan rupa dari gadis yang akan dinikahkannya, selama dia bisa menceraikan wanita itu setelah dua tahun.

Justru jika wanita yang akan dia nikahi berada di kalangan atas seperti dirinya, maka menurut Elvan itu justru akan makin merepotkan untuknya.

Jika wanita itu berstatus, maka Elvan akan makin sulit untuk bernegosiasi dengan wanita itu dan menceraikan wanita itu jika tiba-tiba saja wanita itu berubah pikiran, dan jika wanita yang akan dinikahinya adalah wanita yang tidak berada, maka jelas itu bisa menjadi keuntungan baginya.

Jika wanita itu perlu uang seperti wanita yang ada di depannya itu, maka mudah saja bagi Elvan untuk bernegosiasi karena uang bukan hal yang masalah baginya.

Lalu jika memang hanya uang yang diinginkannya, maka tentu itu akan menjadi hubungan simbiosis mutualisme yang lebih konstan ketimbang apa pun selama wanita itu tidak menginginkan hal yang lebih dari itu, tetapi jika dia harus berhubungan dengan wanita yang materialistis, sepertinya menurut Elvan itu sedikit beresiko.

Apalagi jika wanita itu adalah tipe wanita yang tidak bisa memegang janji dan rahasia.

Itu jelas sikap yang sangat tidak kooperatif, yang tidak diharapkan Elvan dari seseorang yang akan menjadi partnernya nanti, tetapi melihat kegigihan dari wanita yang bernama Aretha itu, sedikit membuat pertimbangan dalam pikiran Elvan yang sudah sangat ingin memecahkan masalahnya itu dengan segera.

Untuk itu, dia perlu tahu lebih banyak soal wanita ini sebelum dia membuat keputusan.

"Oke," ujar Elvan akhirnya yang membuat Aretha dan Rangga tercengang.

Sama halnya dengan Rangga, Aretha juga tidak menyangka Elvan akan begitu cepat menyetujui tawarannya.

"Aku akan memberimu kesempatan," lanjut Elvan dengan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun yang bisa dibaca.

Aretha mengerutkan keningnya. Kesempatan?

"Beri aku beberapa hari untuk memikirkan ini. seperti yang kau bilang aku butuh informasi-mu segera."

"Makin cepat makin baik. Jadi segera kirimkan aku data informasi-mu itu ke emailku. Kau bisa tanyakan pada Rangga alamat emailnya. Lalu..."

"Lalu..?" Dengan reflek Aretha mengikuti ucapan Elvan dengan tidak sabaran.

"Aku akan memberikan informasi lebih lanjutannya lagi, setelah aku membuat keputusan dan bertemu denganmu kemudian."

"Jadi siapkanlah segala hal yang aku minta nanti, dan segera kembalilah bekerja dahulu. Saat ini kau masih berstatus pekerja di Bar Rangga."

"Aku tidak ingin dia sampai menegurku karena sudah menyita waktu satu karyawannya dengan seenaknya," tutur Elvan dengan panjang lebar yang langsung membuat Aretha tersenyum sumringah dengan lebar.

"OKE!!" Seru Aretha dengan bersemangat. Dia kemudian berbalik hendak pergi, etapi beberapa detik kemudian dia berhenti dan menoleh kembali pada Elvan, begitu dia memikirkan sesuatu.

"Maaf, benarkah Anda benar-benar akan memberikan berapapun yang saya minta? Bahkan jika saya meminta ratusan juta rupiah?" Tanya Aretha dengan hati-hati.

Dia tentu tidak ingin kata-katanya itu terkesan menyinggung si pemberi harapannya itu, tetapi dia juga perlu untuk memastikan sesuatu.

Jadi sebisa mungkin dia berkata dengan sopan agar tidak membuat pria itu tersinggung.

Elvan terdiam sejenak lalu mengangguk, "Ya, berapapun itu, tapi dengan syarat!" Serunya.

Mendengar dan melihat keyakinannya yang begitu besar, tentu saja membuat Aretha biasa senang luar biasa.

Pasalnya baru saja seharian ini dia pusing tujuh keliling, dengan masalah utang yang terus melilitnya, tiba-tiba saja malaikat menuntun jalannya ke lorong kebebasan.

Jadi bagaimana mungkin dia bisa tidak bahagia luar biasa, tapi mendengar kata syarat Aretha pun bertanya kembali.

"Syarat apa itu?" Tanya Aretha.

"Temui Nenekku di rumah sakit dan yakinkan dia bahwa kau adalah kekasihku, jika kau berhasil maka aku akan memberikan apa yang kau minta." Jawab Elvan dengan nada yang masih datar dan dingin.

"Baiklah." Ucap Aretha dengan penuh keyakinan.

Akhirnya penantiannya yang panjang selama ini bisa membuahkan hasil.

Dengan bersenandung pelan, Aretha berlari kecil pergi dan melanjutkan kembali pekerjaannya.

Dia sungguh tidak sabar menantikan limpahan uang yang akan mengalir dengan deras ke rekeningnya yang selama ini selalu saja kosonga, dan begitu Aretha pergi, Rangga langsung mendekatkan diri kepada Elvan untuk berbisik pelan.

"Hei, apa ucapanmu itu benar? Kau yakin akan meminta gadis itu untuk menjadi istrimu? Apa kau yakin nenekmu akan setuju?" Tanya Rangga dengan sangat ragu.

Elvan membalas dengan santai, "Itu tergantung wanitanya. Jika dia berhasil itu akan menguntungkan untukku, tetapi jika tidak aku tinggal mencari yang lain. Setidaknya aku bisa mencobanya."

Ucapannya itu lalu membuat Rangga tidak bisa berkata apa-apalagi.

Related chapters

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Flashback 2

    Semalaman penuh Aretha telah memikirkan berbagai macam cara agar Nenek Elvan bisa mengakuinya dan menyukainya, tetapi berapa banyak dan berapa kali pun dia memikirkan berbagai cara, dia tidak tahu dengan pasti pilihan mana yang tepat untuk dia pergunakan.Alasannya, Aretha tidak tahu bagaimana sifat dan watak dari Nenek Elvan.Dia tidak bisa sembarangan bersikap, karena ini adalah pertama kalinya mereka akan bertemu.Seperti kata orang, kesan pertama harus berkesan karena itu akan melekat untuk waktu yang lama.Jadi, Aretha tidak ingin membuat kesan buruk apa pun untuk pertemuan pertama mereka kali ini.Aretha sempat menyesal karena tidak sempat bertanya lebih dulu pada Elvan, soal Neneknya itu.Aretha bisa saja menghubungi Dirga untuk bertanya, tetapi dia terlalu enggan untuk melakukannya.Apalagi karena ini sudah sangat malam. Rasanya tidak akan sopan jika dia harus menghubungi orang yang tidak di kenalnya dekat, di malam yang selarut ini.Waktu telah menunjuk pukul 12 malam, tetapi

    Last Updated : 2023-04-02
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Istri Kontrak

    Aretha tidak tahu bagaimana kehidupannya nanti setelah ia menikah dengan Elvan. Walaupun dulu ia sempat berpikir baru akan menikah setelah ia menginjak usia 30, dan setelah ia telah memiliki penghasilan yang cukup, ia akan memiliki dua orang anak yang sangat lucu dan menggemaskan. Sampai saat itu, Aretha tidak pernah sekalipun berpikir bahwa pernikahannya itu akan berawal dan berakhir seperti ini. Demi melunasi semua hutangnya yang bodoh. Dan demi memberikan perekonomian yang lebih baik untuk dirinya sendiri, Aretha rela menjual dirinya sendiri hanya untuk sebuah kebahagian yang bersifat semu dan mendesak. Walau tak bisa dipungkiri, kebahagian ini juga bersifat berkepanjangan. Karena dengan hanya mewujudkannya saja, Aretha jadi tidak perlu pusing lagi memikirkan bagaimana caranya ia bisa melunasi semua hutangnya itu di sisa hidupnya. Ia kini berlenggang dengan cantik tanpa adanya beban. Apapun itu, ini adalah pilihannya. Setidaknya walaupun ia bukan sedang

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Kartu Black Card

    Untuk itu, tidak perduli jika Bibi Ani adalah wanita yang pelit bicara, tidak mau bicara., atau bagaimana pun itu. Selama ia bisa membuat semua makanan yang begitu enak ini lagi untuknya, Aretha tidak akan pernah mempermasalahkan apapun tentang wanita hebat itu kedepannya! la sudah cukup puas dengan masakannya. Dan itu lebih dari cukup. Berbeda dengan Elvan. Elvan yang telah terbiasa dengan semua masakan Bibi Ani, merasa bahwa ucapan Aretha terlalu dilebih-lebihkan. Sehingga ketika ia mendengar ucapannya yang membuatnya geli itu, ia menghentikan makannya, lalu bertopang dagu. Di tatapnya Aretha dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Aretha menatapnya balik, "Apa aku terlalu berisik?" Tanyanya polos. "Menurutmu?" Balas Elvan dengan malas. Aretha kemudian berdeham. Tanpa Elvan menjawab pun Aretha tahu pria itu merasa terganggu dengan kehadirannya. Jadi Aretha memutuskan untuk melanjutkan saja makannya lagi dengan lebih tenang. Elvan pun kembali melanjutkan makannya jug

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Ujian

    "Apa? Dua belas juta.. tu-tujuh ratus?" Aretha terbelalak tak pecaya, ketika seorang kasir menyebutkan sebuah jumlah yang sangat fantastik untuk ia bayar demi sebuah makan siang yang tidak terduga. Ia melirik kasir itu dengan ragu. "Apa kau yakin sudah menghitungnya dengan benar?" Tanya Aretha penuh harap, kasir itu salah menghitung jumlah bon tagihan miliknya. "Sudah Nyonya, totalnya 12.785.000 rupiah. Anda bisa mengeceknya kembali sebelum membayar." Kasir ramah itu menyerahkan sebuah struk pada Aretha.Aretha hanya bisa menatapnya tidak berdaya. Bagaimana ia bisa mengeceknya, jika ia saja tidak mengerti satu pun nama-nama makanan yang tertera di dalam struk itu? Ada sekitar delapan orang yang memesan makanan, dan ia tidak tahu apa saja yang mereka pesan. Jadi darimana ia bisa tahu makanan mana saja yang benar disajikan di atas meja? Ia bahkan tidak tahu harga dari masing-masing menu!! Bukankah ini adalah restoran berbintang dengan segala macam menu

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Alasan Diamnya Bibi Ani

    "..." Sofia terdiam sejenak untuk berpikir. "Aku ingin tahu, apa yang akan dilakukan cucuku nantinya, jika dia tahu istrinya mengunakan uangnya dengan sesuka hati dan melebih batas. Ya, walaupun sejujurnya hari ini aku belum menguras banyak pengeluaran di kartunya itu. Tapi aku yakin, itu cukup untuk menggelitiknya," ungkap Sofia santai dan tenang. Tanpa merasa bersalah karena telah membuat cucunya rugi beberapa juta, dan Daniar hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi kelakuan majikannya ini. Sofia kembali melanjutkan ceritanya. "Sebenarnya aku bisa saja lebih banyak menguras uangnya, tapi Aretha bersikeras tidak ingin menghambur-hamburkan uang untuk dirinya sendiri. Sehingga hari ini, kami hanya bersenang-senang untuk keperluan pribadiku saja. Dia bahkan tidak menggunakan se-sen pun uang untuk dirinya sendiri. Padahal aku sudah memaksanya. Ini membuatku takjub sekaligus merasa tidak enak. Jadi, aku hanya berbelanja untuk beberapa transaksi saja," tutur Sofi

    Last Updated : 2023-04-19
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Surat Gugatan Pelanggaran Kontrak

    "Kau baru saja habis berbelanja?" Tanya Elvan pada Aretha. Aretha langsung menjawabnya dengan bingung. "Ya, aku baru saja berbelanja sedikit tadi pagi. Tapi.. darimana kau tahu?" Tanya Aretha. Elvan yang sudah melihat beberapa tumpukan kantung belanjaan di atas sofa yang ada di ruang tamu, tak serta merta langsung mengatakan itu dengan jelas. "Kau meninggalkan sampahmu di tempatku," ujar Elvan secara membingungkan. Aretha menatapnya bingung, sampah? Di tempatnya? Tepat ketika ia ingin bertanya lagi karena tidak mengerti ucapannya, Aretha mendadak teringat sesuatu. "Oh, ya ampun! Aku lupa meletakkan semua kantung belanjaanku itu ke kamar." Teriaknya heboh, ketika ia baru ingat kalau pemilik rumahnya tidak suka sesuatu yang berantakan. Setumpuk sampah yang dimaksudkan Elvan tentu bukan benar-benar menunjuk pada sampah yang sesungguhnya. Pria itu hanya menganggap semua barang yang tidak berguna baginya sebagai 'sampah'.Jadi ketika pria itu m

    Last Updated : 2023-04-21
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Kejutan Tambahan

    Elvan Syahreza seperti yang telah dikenal oleh banyak orang, dia adalah pria yang sangat dingin dan sangat memandang rendah seorang wanita. Itu sebabnya tidak heran jika banyak orang merasa sangat takjub dengan pernikahannya yang sangat tidak terduga ini. Apalagi dengan seorang gadis yang entah muncul dari mana dan ternyata dikabarkan telah bersama dengannya untuk waktu yang cukup lama. Itu lantas membuat banyak orang merasa penasaran sekaligus menyaksikannya secara luar biasa. Tapi pada kenyataannya, jauh sebelum itu, Elvan yang dulu dikenal Dirga tidak seperti ini. Dia mungkin memang bukan pria yang hangat seperti pria-pria periang pada umumnya, tapi Elvan yang dulu bukan pria yang sedingin dan serendah ini dalam memandang seorang wanita. Mengunderestimate semua wanita dan berpikiran buruk tentang mereka, sebelum ini ia tidak pernah bertingkah seperti itu. Jangankan bersikap perhitungan soal uang terhadap wanita, Elvan yang dulu justru sangat memanjakan wa

    Last Updated : 2023-04-22
  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Makan Malam Di Rumah Nenek

    Elvan menatap Rangga. "Dia datang kemari hari ini?" Tanyanya yang langsung dibalas anggukkan oleh Rangga. "Ya, aku tidak tahu kapan tepatnya dia datang kemari karena ia datang memang bukan khusus untuk menemuiku. Tapi karena dia ingin menemui teman-teman sekerjanya di sini sambil memberikan beberapa cindera mata dan mengobrol sebentar. Aku secara tidak sengaja berpapasan dengannya saat dia akan pulang," terang Rangga. Mengingat kembali pertemuannya tadi siang dengan mantan karyawannya, Aretha, sekaligus wanita yang kini sudah menjadi istri sahabatnya. Elvan mengerutkan keningnya. "Dia memberikan cindera mata pada mantan rekan kerjanya?" Tanya Elvan terkejut, dan Rangga kembali mengiyakan. "Kau tidak tahu?" Tanya Rangga balik. Elvan tak menjawab, membuat Rangga kembali menjelaskan. "Dia datang dengan membawa beberapa bingkisan untuk dibagikannya kepada beberapa karyawanku, Aku rasa itu pasti di lakukannya sebagai bentuk rasa terima kasih dan bala

    Last Updated : 2023-04-23

Latest chapter

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Perkara Bulan Madu

    Jadi, kapan kalian akan berencana untuk berbulan madu?" Tanya Sofia menjurus tajam pada dua pasangan yang ada di depannya. Hingga membuat Aretha yang ketika itu masih mengisi mulutnya dengan makanan, hampir saja tersedak. Ia terbatuk pelan sekali dan mengambil minum. Elvan mulai memikirkan kemungkinan selanjutnya yang akan terjadi, dan Alfin yang lebih dulu memberikan respon suaranya lebih cepat daripada siapa pun. "Mereka harus pergi berbulan madu?" Tanya Alfin dengan penuh keterkejutan. Sofia menatapnya dengan yakin. "Tentu saja! Kenapa tidak?" Tanya Sofia balik dan itu cukup membuat Alfin tidak berani membalas. Ia hanya melirik Elvan dan Aretha dengan ngeri, lalu berpikir dengan pasti bahwa jika nenek sudah berkehendak dan membidik sesuatu, siapa pun itu pasti harus menunduk padanya! "Kami akan memikirkannya," jawaban Elvan yang hanya mengambil jalan aman dan tidak menunjukkan kepastian apa pun dalam ucapannya membuat Sofia tidak merasa pu

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Menyalahi Aturan

    "Aku yang seharusnya bertanya padamu! Siapa kau? Dan apa tujuanmu kemari? Aku sedang bicara dengannya dan kau sangat mengganggu!" Seru Willy sambil kemudian berbalik menatap Aretha. "Kau kenal dengannya?" Tanya Willy sambil menunjuk sengit pada Elvan, dan menuntut jawabannya dari Aretha. Aretha yang tiba-tiba menerima pertanyaan, bingung sendiri harus menjawab apa. Jika ia menjawab tidak mengenalnya tentu akan sangat kentara sekali bahwa ia berbohong karena Aretha sudah sempat menyebut nama Elvan barusan ketika ia muncul. Tapi jika ia mengatakan bahwa ia mengenalnya, Aretha harus memperkenalkannya sebagai siapa? Suaminyakah? Itu jelas tidak mungkin! Itu sama saja menghancurkan seluruh cerita penuh fiktifnya pada Willy dan pria itu akan semakin marah padanya, lantas apa yang harus di katakannya? Di saat Aretha masih berkutat dengan kebingungannya untuk menjawab, Elvan sudah mewakilinya lebih dulu dengan bertindak lebih cepat dalam memahami situasi dan mera

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Diam-diam Mengikuti

    Sang pemilik kedai mengenalinya duluan dan menyapa. "Aretha! Kau datang hari ini?" Tanya sang pemilik kedai yang bernama Alex, nama yang sesuai dengan nama kedainya. Kedai Om Alex. "Sudah lama sekali aku jarang melihatmu. Walaupun kau sudah sejak dulu jarang datang. Tapi kapan ya terakhir kalinya kamu datang kemari?" Tanya Alex lagi dengan suaranya yang berat dan bass. Membuat Aretha tersenyum terlebih dulu untuk membalasnya, sambil melihat sekeliling mencari Willy, Aretha menatap Om Alex di ujungnya. "Mungkin sekitar 4 bulan yang lalu, dan kalau aku boleh tahu apa paman melihat Willy?" Tanya Aretha menanyakan keberadaan Willy. Namun tanpa perlu dijawab, pria yang sedang ia tunggunya muncul. "Kau tidak perlu mencariku lagi karena aku sudah berada di sini. Sekarang ayo kita bicara di luar," seru Willy to the point tanpa memberi jeda untuk Aretha menjawabnya, dan pria itu sudah menghilang di balik pintu keluar tanpa bisa dicegah. Aretha mengejarnya den

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Pengagum Rahasia

    Aretha melirik kegiatan Elvan sekilas dan kemudian merasa cukup terkagum-kagum, karena jarang sekali ia bisa melihat seseorang begitu telaten dalam melakukan sebuah pekerjaan tanpa jeda. Setelah bekerja dari pagi hingga malam dan ia harusnya pulang untuk beristirahat sambil menikmati makan malamnya, Elvan justru masih tetap harus sibuk dengan segala rutinitas pekerjaannya yang dia kontrol dari ponselnya yang canggih dan multi tasking. Orang kaya dan sibuk memang berbeda level. Walaupun orang miskin seperti Aretha juga pernah sesibuk dirinya sampai-sampai hanya punya waktu untuk menyantap makanannya, satu kali dalam satu hari untuk terus bekerja dalam mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa melunasi hutangnya dengan cepat. Aretha tak bisa memungkiri bahwa ia sesungguhnya benar-benar kagum dengan etos kerja Elvan yang tak mengenal lelah, walaupun ini sudah merupakan waktu untuknya menikmati hidup. Bukankah Elvan memiliki sangat banyak uang untuk ia menikm

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Dengan Sengaja

    Martha mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu, ketika Elvan berhasil menarik Aretha menjauh dari wanita berparasit itu, Aretha dengan santainya langsung melayangkan sebuah pertanyaan untuk Elvan. "Apa dia itu pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha dengan tiba-tiba membuat Elvan menatapnya. "Bagaimana kau bisa tahu? Bukankah tadi katamu kau tidak mengenalnya?" Tanya Elvan balik dengan acuh. "Aku memang tidak mengenalnya, tapi tampaknya aku pernah melihatnya. Jadi, apa dia benar pernah menjadi model majalah dewasa?" Tanya Aretha sekali lagi dengan penasaran. Elvan memindahkan tatapannya dari Aretha, membuat Aretha kembali memaksa. "Hei! Kau belum menjawab pertanyaanku! Jadi yang aku katakan itu benar atau tidak? Soalnya aku seperti pernah melihat wajahnya entah di majalah dewasa mana yang aku lihat di rumah temanku! Em, apa itu dia?" Tanya Aretha sekali lagi. Elvan mengangkat sebelah alisnya. "Kau bermain ke tempat temanmu yang memi

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Model Sekaligus Artis

    Setelah seminggu kemudian berlalu dengan cepat, Elvan dan Aretha kini sedang berada di sebuah pesta ulang tahun Steven yang ke-30 dengan mengenakan pakaian yang sudah mereka persiapkan sebelumnya dengan sempurna. Karena sebelumnya Steven mengundang Elvan dan Aretha ke acara ulang tahunnya.Penampilan Elvan dan Aretha menyita hampir sebagian tamu yang hadir di pesta itu, dan membuat mereka tak henti-hentinya menatap ke arah mereka dengan penuh antusiasme yang tinggi dan juga terkesima. Tak hanya dikarenakan mereka tahu dengan baik siapa pria yang tengah melewati mereka dengan begitu luwesnya, tapi mereka juga cukup terpukau dengan penampilan mereka yang begitu mencolok dan keserasian yang pasangan itu tunjukkan. Hingga Aretha akhirnya mengerti satu hal. Pantas saja Elvan menyiapkan gaun yang begitu mewah untuknya sebelum acara ini. Ternyata pesta perayaan ulang tahun sekaligus keberhasilan dan kepulangannya Steven ke tanah kelahiran, juga dilakukan dengan sanga

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Mulai Bekerja

    Untuk beberapa waktu ke depan setelah Aretha mulai diberikan beberapa pekerjaan tambahan oleh Dirga atas instruksi Elvan, Aretha tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen yang ada di depan matanya itu dengan skala yang menghitung. Aretha memang pernah mengeluh soal kurangnya ata bahkan tidak adanya pekerjaan apa pun yang harus ia kerjakan, tapi semejak ia mengeluh soal pekerjaannya yang terlalu remeh, Dirga terus saja menambahkan pekerjaan tambahan untuknya sejak hari itu sampai saat ini. Sehingga dengan ekspresi yang tidak kuasa, Aretha menatap Dirga dengan penuh rasa ingin di berikan simpati. "Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Tanya Aretha dengan sepenuh hati dan sangat tidak paham dengan maksud dari pekerjaan yang terus di tambahkan, padahal ia bukan bekerja pada mereka untuk menjadi seorang pekerja kantoran. Tapi m

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Permintaan

    Elvan sudah biasa bersikap dingin pada wanita, tapi ia tidak terbiasa diperlakukan dingin oleh wanita. Itu sebabnya, melihat perlakuan Aretha yang begitu acuh padanya membuat Harry merasa cukup kesal. Elvan masih ingat bagaimana sikap Aretha, ketika dia meminta waktu dua hari kebebasan padanya untuk urusan pribadi. "Aku sudah menuruti keinginanmu untuk ikut ke kantor. Kalau begitu, apa aku boleh meminta sesuatu?" Tanya Aretha mencoba menyampaikan sesuatu, tepat ketika ia dan Elvan berada dalam perjalanan pulang ke rumah di hari pertamanya masuk ke kantor. Elvan yang saat itu sedang sangat lelah, memejamkan mata dan tidak memberikan respon, tapi Aretha tetap melanjutkan permintaannya. "Apa aku boleh meminta hari libur di sela-sela waktuku dalam satu minggu?" Tanya Aretha mencoba bernegosiasi. Entah apa tujuannya. Elvan yang saat itu sedang tidak ingin berpikir terlalu banyak karena lelah, hanya membuka sedikit matanya untuk melirik Aretha. Aretha pun

  • Istri Kontrak Ceo Dingin   Bagai Burung Dalam Sangkar

    "Jadi ini kantinnya?" Tanya Aretha hampir tidak percaya.Dirga mengangguk dan mengiyakan."Benar Nyonya, ini adalah kantin kami yang diperuntukkan khusus untuk seluruh pegawai dan pemimpin yang ada." Terang Dirga berucap dengan sopan.Aretha menatap ruangan besar itu dengan kikuk dan tidak terlalu mempedulikan panggilan Dirga yang suka berubah-ubah.Sebentar-bentar 'Nyonya', sebentar-bentar 'Nona'. Apapun itu selama sebutan itu adalah sebutan untuk seorang wanita, Aretha tidak akan mempermasalahkannya.Ia tahu Dirga akan berbicara dan memanggil Aretha s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status