Share

Bab 83 Anak Buah Terbaikku

Keduanya sama-sama terkejut saat menatap satu sama lain, ketika tak sengaja bertemu. Gina refleks berdiri tegak, dan bola mata Annie bergetar tak percaya.

Dia kira, Gina sudah pergi ke tempat yang cukup jauh untuk bisa kembali dalam waktu yang tepat. Tapi nyatanya, kini mereka justru bertemu di tempat peristirahatan Sean Wijaya.

“B-bagaimana kabarmu, Gin?” tanya Annie, terbata-bata. Sikapnya kikuk saat berhadapan dengan Gina, apalagi kondisinya yang sedang hamil.

Gina tersenyum. “Aku baik-baik saja,” jawabnya. “Terima kasih sudah mengunjungi Sean,” Senyumnya tampak tulus, seakan mereka tidak pernah bertikai.

Mendapat perlakuan yang baik itu, justru membuat Annie makin kikuk. Dia lalu meletakkan buket mawar putih di atas batu nisan Sean yang berlapiskan marmer hitam.

Kemudian Annie menunduk, mulai berdoa. Gina ikut berdiri di belakang Annie, dengan menunduk khidmat.

Setelah cukup lama sekitar sepuluh menit mendoakan Sean, mereka berdua kembali saling pandang. Annie tidak punya banyak p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status