Share

Bab 41 Bagaikan Bom

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2023-03-08 20:17:21

Emma menelan ludah terpaksa. Dia tentu tidak bisa menghadapi keluarga Duran karena kedua orang tua Gina itu tidak diberitahu apapun tentang rencana penyamaran Gina–bahkan Emma sebagai mata-mata Gina.

Sebagai cara menghindar, Emma pura-pura menyalakan walkie talkie untuk bicara dengan anak buahnya.

“Tuan, saya harus masuk untuk mengawasi Annie,” izin Emma.

Meskipun sedikit keberatan, Wijaya nyatanya mengizinkan Emma pergi. Dan kini dia hanya sendirian menghadapi kedua orang tua Gina yang datang menghampirinya dengan wajah tegap selayaknya mengajak berperang.

“Maafkan kami karena baru datang sekarang,” ucap Leo Duran, mengulurkan jabatan tangan pada Wijaya.

Sadar akan tatapan orang-orang padanya, Wijaya membalas jabat tangan itu dengan raut sedih. Dia bahkan menarik Leo ke dalam pelukannya.

“Terima kasih karena sudah berkunjung, Tuan Leo, dan Nyonya Eli,” ucap Wijaya.

Eli menggigit bibir, menahan diri sendiri untuk tidak m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 42 Berada Terlalu Dekat

    “Kamu mau makan dimana?” tanya Damian, sesekali melirik Gina yang duduk di sampingnya.Demi menghibur Gina yang sedih–meski Damian tidak tahu alasannya maka mereka pun memutuskan untuk makan siang di luar. Ini adalah kali pertama bagi mereka, menghabiskan waktu makan siang berdua di luar rumah.Damian sengaja memilih lokasi yang cukup jauh dari rumah, supaya tidak bertemu dengan orang-orang yang sekiranya kenal dengan mereka. Meskipun Gina telah bekerja lama di rumah Damian, dia untungnya tidak pernah terlibat dalam perkumpulan para pembantu di komplek. Hal ini dilakukan Gina dengan sengaja, karena dia tidak ingin penyamarannya ketahuan.“Bagaimana kalau di sini?” tanya Damian ketika dia telah memarkirkan mobilnya di sebuah restoran outdoor.Bukannya terhibur, yang ada Gina tambah sedih. Restoran yang mengusung tema fast food dengan konsep outdoor itu bukanlah restoran baru baginya. Dia dan Sean sering datang ke sana, karena re

    Last Updated : 2023-03-09
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 43 Rasa Cinta yang Hilang

    “Hentikan, Andrea … “ Annie memejamkan mata demi menahan emosinya. Dia berusaha berbicara lebih pelan pada Andrea.“Aku tidak bohong! Dia benar-benar Gina!” Andrea tetap kukuh dengan pendapatnya.Annie tidak mau berdebat. Dia sengaja memutus sambungan secara sepihak, tak mau lagi mendengarkan omong kosong Andrea lebih lama.Kini tatapannya nanar memandang testpack yang dia genggam erat di tangan kiri. Dua garis itu berwarna merah marun, sangat jelas namun cukup membuat banyak tekanan di hati Annie.“Bagaimana jika ini anak Steve?” Annie mulai berbincang dengan dirinya sendiri.“An! Sampai kapan mau di dalam toilet?!!” Suara Jeslyn berteriak sangat kencang dari luar toilet.“Kenapa, Jes?” sahut Annie.“Ada klien, nih! Dia nungguin di luar ruanganmu,” jawab Jeslyn.Annie buru-buru merapikan pakaian dan mematut diri sebentar di depan cermin. Dia berusaha memasang wajah senormal dan seramah mungkin, seakan tidak terjadi apapun. Setelah menyimpan testpack itu di dalam dompet, Annie bergega

    Last Updated : 2023-03-09
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 44 Bersatu Kembali

    “Damian,” Annie berbicara lirih sambil menggenggam tangan Damian. Tubuhnya lemas, mual dan nyeri pada bagian punggung belakang. Annie yakin ini semua adalah efek dari kehamilannya.“Istirahatlah, An. Biar Fiona buatkan teh hangat untukmu. Nanti aku juga akan nyuruh dia beli obat,” Damian berusaha menenangkan, dengan menyuruh Annie tiduran di atas sofa besar.“Mama jangan sakit, Ma,” Tasya ikut duduk bertopang dagu, demi menemani Annie.Annie tersenyum dan mengelus rambut Tasya. “Ganti baju dulu, dong. Biar Mama seneng,” Annie meminta Tasya untuk mengganti pakaian sekolahnya.Gadis kecil itu berlari masuk ke dalam kamar, untuk berganti pakaian rumah yang lebih santai. Dan kini hanya ada Damian dan Annie di ruang TV, saling berhadapan namun hening.“Maafkan aku,” ujar Annie tiba-tiba.“Maaf atas apa?”“Semuanya,” Annie hendak menangis. Dia tidak punya banyak waktu, sebelum kehamilannya makin membesar. Dia harus b

    Last Updated : 2023-03-10
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 45 Tak Akan Melepasmu

    “A-apa maksud Nyonya Andrea?” Tercekat tenggorokan Emma ketika Andrea dengan lantang menyebut Fiona sebagai Gina.Entah apa yang terjadi, namun Emma perlu lebih waspada terhadap Andrea.“Coba amati lebih jelas,” suruh Andrea. “Dia benar-benar Gina!”Emma berpura-pura mengamati foto itu lebih detil. Padahal dalam otaknya kini tengah merangkai berbagai alasan yang bisa dia gunakan untuk mencegah Andrea makin curiga.“Saya meragukannya, Nyonya … ““APA?!” pekik Andrea, hampir saja menjadi pusat perhatian. “Bagaimana bisa kamu menyimpulkan begitu? Dia jelas-jelas Gina!”Emma lalu mengeluarkan ponselnya sendiri, dan memperlihatkan sebuah foto. Foto dimana Gina tengah berada di bandara. Gina yang masih berambut panjang gelombang, dengan baju mahal dan tampilan sangat berkelas.“Anak buah saya menemukan Nyonya Gina dalam perjalanan menuju Jepang,” aku Emma.Andrea merampas ponsel itu, melotot demi mempercayai penglihat

    Last Updated : 2023-03-10
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 46 Malapetaka

    Saat terbangun dari tidurnya, Emma menyadari bahwa dia sama sekali tidak memakai pakaian. Hanya terbungkus selimut, di atas ranjangnya sendiri.Emma memekik pelan, ketika Steve tiba-tiba sudah menyeringai, berbaring di sebelahnya.“Selamat pagi, Emma,” sapanya.Emma buru-buru duduk dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.Ternyata semalam bukanlah mimpi. Dia mengingat jelas apa yang terjadi pada mereka, namun Emma berharap segalanya hanya mimpi. Bisa-bisanya dia terbujuk rayuan Steve untuk menghabiskan malam bersama, di dalam apartemennya sendiri.Kini, tidak ada lagi hal yang bisa dia sembunyikan mengingat Steve bahkan tahu tempatnya tinggal.“Tadi jam 3 pagi Nyonya Gina menelepon,” celetuk Steve.“Hah?!” Emma memekik keras, melompat dari ranjang–tak peduli meski tak berbusana.Steve terus tersenyum lebar, mengamati lekukan tubuh Emma yang indah.Emma buru-buru mengecek ponsel. Satu kesalahan fatal, dia tidak mengganti nama Gina menjadi nama yang lain. Namun siapa sangka jika a

    Last Updated : 2023-03-11
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 47 Membalaskan Dendam

    “Fiona!!!” Annie menjerit, hingga kedua bola matanya seperti hendak keluar. Dia berlari, menaiki tangga demi bisa menampar pipi Gina sekerasnya.“Dasar wanita jalang, tak tahu diuntung!!” sentak Annie. “Aku mempekerjakanmu di sini untuk mengurus rumah, bukan mengurus suamiku!” Annie kalap. Sekali lagi dia menampar pipi Gina, hingga kedua pipi wanita itu merah sempurna.“Hentikan, An,” Damian berusaha menghentikan tindakan Annie.Namun yang ada, Annie justru menepis keras dan mendorong kuat-kuat tubuh Damian untuk melepaskannya.“Jangan ikut campur, Dam!! Kamu mau membela simpananmu ini? Hah!” bentak Annie, kini berganti pada Damian.“Aku telah memperingatkanmu sebelumnya. Tapi kamu sepertinya menyepelekanku,” Annie mengacungkan telunjuknya pada Gina yang tersungkur diam.“Mengingatkan? Apa maksudmu?” Damian balik bertanya.“Kamu pikir, aku ini bodoh, hah? Aku sudah tahu perselingkuhan kalian, jauh sebelum ini semua terjadi,” aku Annie.“Apa?” Damian terkesiap. “Oh, sepertinya pembant

    Last Updated : 2023-03-11
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 48 Pria Setulus Damian

    Tubuh Annie hampir limbung, ketika Gina membawa nama Sean dalam pertikaian mereka. Apalagi Damian. Pria itu mematung, berusaha mencerna semuanya yang seakan bagai bebatuan besar yang dilempar lurus menembus jantungnya.Sangat cepat dan menyakitkan.Meskipun Gina tampak tersengal-sengal mengatur nafas demi bisa mengungkapkan kejujuran, namun dia tidak gentar. Dia makin maju memojokkan Annie.“Kenapa kamu membunuh Seanku, Annie Chase? Kenapa harus Sean?” tuntut Gina, mulai berlinang air mata. “Selama ini aku diam ketika Wijaya tiba-tiba mencampakkanku. Bahkan ketika tiba-tiba dia membawa pengacara untuk mengusirku. Dan pengacara itu adalah kamu. Tapi kenapa harus kalian libatkan anakku? Anak sekecil Sean, apa dosanya jika meminta ingin bersamaku? Dia hanya ingin bersamaku, dia ingin bersama ibunya yang diusir! Bagaimana jika kamu ada disisiku? Ketika Tasya memanggil namamu dan orang lain tak mengizinkannya menemuimu, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu rela nyawa Tasya hilang begitu

    Last Updated : 2023-03-12
  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 49 Kekecewaan Besar

    “Kamu tak bisa mengusirku begitu saja,” Bibir Annie gemetar. “Ini adalah rumah pemberian orang tuaku,” Suaranya pun juga turut bergetar, antara menahan kesedihan dan kemarahan.Damian tidak menjawab. Dia menatap Annie dengan bola mata gemetar, tak menyangka kata-kata itu bisa terlontar kejam dari bibir Annie–padahal kesalahan ada padanya.“Mbak Fiona!!” teriak Tasya, yang terdengar hingga Damian dan Annie menoleh ke arah Tasya–dari semi lantai dua.“Mbak Fiona mau kemana?!” teriak Tasya, berlari menghadang jalan Gina yang hendak pergi. “Jangan tinggalin Tasya, Mbak!” raung gadis kecil itu.Dengan segenap kekuatan, Gina berusaha tersenyum. Dia membungkuk, menyamakan tinggi dengan Tasya.“Mbak Fiona harus pergi, Tasya. Mbak Fiona sudah waktunya pulang,”“Nggak mau!” Tasya makin menangis. “Aku nggak mau Mbak Fiona pergi. Kalau Mbak Fiona pergi, Tasya sama siapa?”Hati Gina serasa teriris. Saat melihat Tasya, dia selalu teri

    Last Updated : 2023-03-13

Latest chapter

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 160 Kebahagiaan Selamanya

    "Miss Gina?" Sari ternganga lebar, ketika dia membuka pintu depan dan sosok Gina sudah berdiri di sana dengan senyuman manis.Sari spontan memeluk Gina dan tangisnya pecah. "Ibu sangat merindukanmu, Gina! Kemana saja kamu setahun ini?"Gina balas memeluk Sari. Dia tidak bicara apapun, hanya tersenyum lega karena ternyata dia masih diterima cukup hangat di dalam keluarga Damian.Tasya muncul, dengan wajahnya yang kaget luar biasa. Tak menyangka Gina akan datang kembali ke rumahnya."Tasya, gimana kabarmu?" tegur Gina ramah.Tasya masih menganga, dengan mata mengerjap beberapa kali. "T-Tante Gina?" ucapnya terbata-bata. Gina berjalan mendekat. Lalu mendekap gadis yang kini tidak begitu kecil itu."Kamu sudah tambah besar, ya. Miss kangen sama Tasya," ucap Gina dalam dekapannya.Tidak ada reaksi yang keluar dari bibir Tasya. Tapi dia tidak menolak saat Gina memeluk erat tubuhnya. Yang dia lakukan hanya bergantian memandang Damian dan Sari, yang terus tersenyum haru."Tante Gina … " pang

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 159 Kesempatan Terakhir

    "Terima kasih sudah mengantarku, Dam," tukas Annie saat mobil Damian berhenti tepat di depan pintu masuk kantornya.Damian mengangguk. "Ibu sangat senang menjaga Sean, jadi kamu fokus saja pada kerjaanmu,"Annie tersipu senang. Seakan mereka berdua masih sebagai sepasang suami istri yang bahagia, apalagi dari perlakuan Damian padanya yang sangat sopan."Apakah kamu akan pulang telat hari ini?" tanya Annie. Tampak ragu untuk bicara, tapi dorongan di dalam dirinya kelewat kuat untuk bisa dicegah. "Maukah pulang bersama?" ajaknya.Damian hening beberapa detik. Untuk kemudian mengangguk. "Akan kuusahakan pulang cepat,"Annie berseru bahagia dalam hati. Sangat senang karena Damian menyambut baik segala usahanya untuk kembali dekat itu. Dia berusaha menampik kenyataan, bahwa Damian sedang tidak baik-baik saja.Dia tahu, Damian dan Gina batal menikah. Tapi Annie ingin menuruti egonya sendiri kali ini, karena dia tidak ingin kehilangan Damian untuk kedua kalinya.Sore harinya, Damian benar-be

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 158 Mimpi Buruk

    Hati Damian terasa amat nyeri, mendengar perkataan secara sepihak itu dari Gina. Bahkan ketika dia mencoba untuk menelan ludah, seperti ada yang mengganjal. Sesuatu yang sangat menyakitkan hingga membuat suaranya tercekat."Aku tidak ingin menjadi trauma untuk Tasya," lanjut Gina, sangat nekat meski suaranya sudah bergetar menahan tangis. "Dia adalah darah dagingmu. Sudah menjadi bagian dalam kehidupanmu. Mengabaikan pendapatnya dalam setiap keputusanmu, akan membuatnya trauma di masa depan,"Damian masih tidak menjawab. Hanya bola matanya yang terus bergetar. Kemudian pelan-pelan Gina melepaskan cincin berlian di jari manisnya, pemberian Damian. Dia serahkan kembali cincin itu, ke dalam genggaman tangan Damian yang terasa amat dingin."Aku menyayangimu, aku juga menyayangi Tasya. Tapi kebahagiaan kalian berdua bukanlah aku," isak Gina. "Aku tidak ingin menjadi mimpi buruk Tasya. Karena setiap kali melihatnya, selalu mengingatkanku akan Sean. Aku ingin menjadi kenangan manis untuknya

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 157 Mengejar Kebahagiaan

    Wijaya berulang kali mencuri pandang pada Gina yang duduk di samping kemudi mobilnya. Tampak wanita cantik itu terisak pelan, dengan kepala yang terus menghadap keluar jendela mobil.Wijaya ingin bertanya, tapi lidahnya kelu hingga menahan hasratnya untuk tidak mengeluarkan suara apapun. Dia tahu, Gina sedang terluka. Gina melihat dan mendengar dengan inderanya sendiri, bagaimana sang calon suami bercengkerama dengan si mantan istri."Gina? Sudah sampai," tukas Wijaya, ketika mobilnya berhenti di depan pintu masuk rumah Gina.Bahkan wanita itu juga tidak menyadari jika Wijaya sempat bertukar sapa dengan satpam rumahnya sebelum mobil itu masuk."Terimakasih, Jay," ucapnya pelan."Atas apa?""Karena mengantarku pulang," timpal Gina, dengan wajah lesu.Wijaya hanya diam, terus memandangi Gina dengan tatapan iba. Dia selalu memiliki titik lembut tersendiri di dalam hatinya, hanya untuk Gina.Lantas Gina–dengan gerakan lambat keluar dari dalam mobil Wijaya. Tanpa mengucapkan apapun lagi, w

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 156 Mempertahankan Hubungan

    Gina mengangguk. Lalu mereka berdua kembali kikuk berhadapan satu sama lain. Tak ada kata yang sanggup keluar dari bibir masing-masing, karena ada kesalahpahaman yang muncul di dalam otak Gina dan Damian. "Damian," panggil Rudi, yang baru saja tiba. Kemudian dia cukup terkejut melihat Gina, namun berusaha untuk hanya fokus pada Damian.Damian menyahut dengan senyuman. Sementara Rudi–beserta Irene, masih berdiri di depan Damian dengan ekspresi tegang. Tampak ada sesuatu yang mengganjal."Dam, maafkan Papa dan Mama," tukas Rudi tiba-tiba. Hingga membuat siapa saja yang ada di sana terkejut. "Papa dan Mama selama ini selalu bersikap tak adil padamu," lanjutnya.Bahkan Damian hingga tergagap karena tak menyangka akan mendapatkan ucapan maaf dari Rudi. "Papa … " Annie berkaca-kaca melihat sikap papanya. Dia tanpa sadar berjalan mendekati Damian dan Rudi. "Kenapa Pak Rudi … " Damian kehabisan kata-kata. Bahkan untuk sekedar tersenyum dan memandang Rudi pun dia tak sanggup. Semuanya sungg

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 155 Salah Paham

    “Jay?” panggil Gina.Wijaya hanya menautkan alis sebagai respon.“Bagaimana kamu tahu aku diculik disana?” tanya Gina.Wijaya lalu duduk lebih santai, menikmati perjalanan karena Emma pun juga mengemudi dengan kecepatan sedang.“Aku datang ke sekolah untuk mengajakmu pulang bersama. Tapi kamu malah naik mobil bersama seorang pria asing,” jelas Wijaya. “Kukira itu Damian, tapi aku hafal dengan mobilnya. Jadi aku bisa simpulkan bahwa itu bukan Damina,”“Lalu?” Gina sudah tidak sabar.“Aku membuntuti dari belakang. Saat sadar mobil itu masuk ke jalan yang sempit dan sepi, aku langsung menghubungi Emma,” lanjut Wijaya.“Tuan meminta saya menghubungi polisi. Jadi saya bersama polisi datang. Tapi kami tidak langsung menyergap, karena Tuan ingin mengatur strategi agar semuanya bisa tertangkap,” timpal Emma cukup detail. “Saya juga tidak menyangka, Steve yang menjadi dalang dibalik penculikan ini,” Dia menunduk, merasa menyesal juga bersalah. “Kenapa dia tiba-tiba menculik Nyonya?”Gina angka

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 154 Memikirkan Diri Sendiri

    Dengan cepat Steve membuka lakban yang menutup mulut Gina. Membuat Gina meringis merasakan rekatan kuat itu ditarik paksa dari kulitnya.“Kamu terlalu meremehkanku, Gina. Kamu pikir, selama ini aku hanya diam dan menontonmu terus melakukan hal-hal licik,” ujar Steve.Gina balas menatapnya dengan perasaan tenang. “Apa kamu sadar perbuatanmu ini hanya akan makin merugikanmu? Kamu lupa siapa aku?”Plak!Tiba-tiba Steve menampar pipi Gina sekerasnya. Ada kilatan murka di kedua matanya yang menyala.“Kamu kira, kamulah pusat dunia? Kamulah penguasa dunia ini?” bentak Steve. “Jangan lupakan statusmu yang hanya seorang janda, Gina Duran. Seberapa kaya dirimu, kamu hanyalah janda menyedihkan di mata semua orang,” olok Steve, lalu tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan.Gina tidak menanggapi. Selain karena tubuhnya masih terikat, dia juga tidak ingin menggunakan banyak tenaganya hanya untuk meladeni bualan Steve.Tiba-tiba Steve mencengkeram pipi Gina. “Aku akan menghancurkan hidupmu. Setidak

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 153 Bahaya Datang

    “Masuk!” seru Steve, ketika pintu ruang kerjanya diketuk.Brak!Annie mendobrak pintu cukup keras, dan masuk dengan langkah tegap ke dalam ruang kerja Steve.Steve yang saat itu sedang fokus pada lembar dokumen di depannya, hanya bisa terbelalak. Namun untungnya sang perawat buru-buru menutup pintu kembali, agar pasien tidak dapat melihat keributan itu.“An, ada apa?” tanya Steve heran. “Kamu sadar nggak, kamu sedang marah-marah di rumah sakit?”“Aku tidak peduli!” sentak Annie. Dia kemudian melempar dokumen-dokumen tentang Steve yang telah dikumpulkan Nina untuknya.“Sudah berapa kali kubilang padamu? Jangan coba-coba membodohiku!” maki Annie. “Kamu sengaja mendekatiku, mempertahankan Sean, karena kamu ingin menyelamatkan reputasi dan klinik pribadimu, kan?”Steve tidak mau membuka dokumen itu, karena sadar jika dia sudah tertangkap basah. Yang bisa dia lakukan kini adalah berusaha menenangkan Annie.“An, tenang dulu. Akan kujelaskan semuanya,” pinta Steve, berusaha meraih tubuh Anni

  • Istri Konglomerat yang Dicampakkan   Bab 152 Dipaksa Berpisah

    “Silahkan Bu Gina,” Rudi mempersilahkan dengan sikapnya yang terus saja pongah.Gina menegakkan posisi duduknya. Dengan mata lebih tajam, dia melipat kedua tangan di atas meja demi saling berhadapan dengan lebih fokus pada Rudi Evan.“Apakah Anda tahu, bagaimana anak saya bisa meninggal?” tanya Gina.“Kenapa Anda … ““Jawab saja, Pak Rudi,” potong Gina. “Apakah Anda tahu, siapa yang menyebabkan anak saya meninggal?”Nafas Rudi tercekat. “J-jadi Anda mengancam saya?”Gina menggeleng. “Saya tidak pernah mengancam siapapun, selama orang itu tidak mengusik saya. Tapi mencampuri urusan pribadi saya, sudah menjadi hal yang tidak akan saya biarkan begitu saja,” terang Gina. “Sepertinya Anda harus tahu tentang itu,”“Jika Damian tahu Sean anak kandungnya, bukankah dia menyesal sudah berpisah dengan Annie?”“Siapa yang meminta mereka berpisah, Pak Rudi? Bukankah, anda sendiri?”Sekali lagi Rudi tercekat. Tidak m

DMCA.com Protection Status