Arkana mendapat informasi dari Darius yang mengatakan Jordi sangat murka setelah menemukan mayat adik beserta keluarganya di ruang rahasia.Pria itu meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki agar bisa menangkap kasus pembantaian keluarga adiknya.Bahkan beberapa hari ini kasus tersebut ramai diberitakan di televisi.Arkana dan Zara saat ini sedang menonton berita tersebut, satu tangan Arkana merangkul pundak Zara sementara tangan satu lagi menggenggam tangan Zara dengan menyelipkan jemari di antara jemari istrinya.Zara tidak berkedip melihat berita evakuasi mayat Jordi beserta istri dan anaknya yang wajahnya diblur.Ia sudah berusaha melupakan dendam itu tapi tidak sanggup membuatnya merasa iba.Menurut Zara justru Jordi beruntung bisa berkumpul dengan istri dan anaknya di akhirat.Tidak seperti dirinya yang masih harus merasakan sedih atas kehilangan Arasha ditambah harapan yang sangat kecil untuk memiliki anak.Bahkan Zara sudah tidak berani berharap lagi.“Gimana kalau ada bukti
Siang itu Zara sedang mengikuti praktek dokter penyakit dalam, pasiennya cukup banyak hingga waktu praktek molor beberapa jam.Mereka semua sempat mendengar kegaduhan para petugas medis di luar setelah ambulance tiba tapi tidak terlalu Zara pedulikan, ia fokus pada pembelajaran penyakit dalam ini.Hingga akhirnya pasien terakhir keluar dari ruangan itu dan dokter penyakit dalam memberikan sedikit pengetahuan tentang kasus langka yang tadi mereka hadapi.Setelah itu Zara dan teman co-ass lainnya meninggalkan ruangan sang dokter.“Tadi hapenya getar terus Mbak, saya enggak berani angkat.” Seorang suster yang Zara titipkan tas di luar ruang praktek memberi tau.“Oh ... makasih ya.” Zara berucap sambil mengambil tasnya lalu melangkah pelan dengan fokusnya pada ponsel.Banyak panggilan tak terjawab dari Arkana, segera saja Zara menghubungi suaminya.“Yang, kamu di mana?” Arkana langsung menjawab panggilan telepon dengan pertanyaan, pria itu terdengar gelisah.“Aku di rumah sakit,” balas Za
“Mas ....” Suara lembut istrinya membuat Kallandra membuka mata.“Ren,” panggil Kallandra memaksakan sebuah senyum.Rena naik ke atas ranjang rumah sakit sementara sang suami bergeser pelan memberi tempat untuk sang istri yang kecantikannya tidak lekang oleh waktu.“Aku ikut,” bisik Rena setelah merebahkan kepala di pundak suaminya.“Ikut ke mana?” Kallandra bertanya lalu melabuhkan kecupan di kening istrinya.“Ke mana pun Mas pergi aku ikut ya, Mas ... aku enggak mau jauh dari Mas.” Rena merengek seraya memeluk erat sang suami tercinta.Kallandra tersenyum, tangannya mengusap kepala Rena penuh sayang.“Aku enggak akan ke mana-mana.” Pria tua itu menegaskan.“Pokoknya aku ikut.” Rena memaksa.Kallandra hanya tersenyum tidak menanggapi ucapan Rena.Penyakit ini baru ia dapatkan tapi untung tidak sampai merenggut nyawanya.Tadi Kallandra hanya syok tatkala melihat video kekejaman Arkana pada sebuah keluarga yang diyakininya sebagai pelaku penculikan Zara dan yang bertanggung jawab atas
“Aku sudah mengajukan gugatan cerai ... sekarang berikan copyan video itu.” Jordi tersenyum. “Tentu tidak semudah itu ... kamu harus bersamaku dulu baru aku berikan.” Jordi menyaut.Sekarang Zara sudah tidak perlu mengkhawatirkan dirinya lagi.Tidak ada Doddy atau pengawal yang menjaganya karena tinggal menunggu pengesahan dari pengadilan agama maka ia akan menjadi milik Jordi.Tentu saja dengan uang dan kekuasaan Jordi keputusan cerai itu bisa dikabulkan tanpa perlu melewati banyak sidang.“Aku sendiri yang akan mengambil surat keputusan cerai itu lalu menjemputmu, sabarlah sebentar lagi.” Jordi mengusap kepala Zara yang segera ditepisnya dengan kasar dan sorot mata penuh peringatan.Ingin rasanya meludahi wajah Jordi sekarang juga.Jordi tergelak puas membuat Zara jijik kemudian pergi dari cafe itu secepat kilat.Beruntung ada taxi yang melintas, Zara tidak berpikir panjang langsung menghentikannya.Zara bersandar punggung setelah memberi tau supir taksi ke mana tujuannya.Ia akan
Zara melipat bibirnya ke dalam, membungkam tangis selama beberapa jam setelah pesawat mengudara karena Jordi tidak bisa diam terus menggerayanginya.“Jordi, apa kita bisa melakukannya nanti saja ketika sampai? Beri aku waktu dulu.” Zara merendahkan nada suaranya, membujuk Jordi agar berhenti mengganggunya.Zara jijik, ia tau mengulur waktu bukan solusi tapi setidaknya biarkan dirinya terbiasa dulu berada bersama pria itu.“Baiklah, aku akan memberimu waktu.” Jordi setuju memberikan waktu untuk Zara.Dan lagi, memangnya Zara akan pergi ke mana? Tidak mungkin wanita itu terjun dari pesawat, bukan?Jordi meninggalkan Zara, ia berpindah ke kabin belakang bersama seorang pramugari.Tidak lama kemudian Zara mendengar bunyi kursi berderit dan desahan seorang wanita yang tidak lain adalah pramugari tadi.Mereka bercinta di kursi tengah-tengah kabin belakang yang terbuka.Jika saat ini Zara menoleh ke belakang, sudah bisa dipastikan matanya akan ternoda oleh adegan vulgar itu.Waktu tempuh s
Ponsel Arkana berdering nyaring tapi pria itu terlalu mabuk untuk dapat mendengar. Lima kali seseorang di ujung paling sana memaksa mencoba menghubunginya tapi sayang, saat ini Arkana tidak bisa menjawab panggilan tersebut.Botol minuman berkadar alkohol tinggi berserakan di lantai kamar.Alih-alih mengunjungi night club, Arkana malah mabuk di kamarnya sendirian untuk menyingkirkan bayangan Zara dari benaknya.Matahari yang telah meninggi pun tidak Arkana hiraukan, ia tidak mempedulikan lagi statusnya sebagai seorang CEO di salah satu perusahaan AG Group.Ponsel Arkana akhirnya berhenti berdering, mungkin seseorang di sana telah menyerah menghubunginya.Tapi sepuluh menit kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.Tok ... Tok ...“Tuan muda!” panggil Neil dari luar.Ketukan itu semakin lama semakin terdengar kencang karena Neil khawatir sesuatu terjadi pada tuannya.Neil tidak membangunkan Arkana pagi ini, ia sedang memberikan waktu kepada sang tuan untuk bersedih dan beri
Berjam-jam lamanya Zara terlelap, seakan membalas dendam akan waktu tidur yang tersita selama beberapa minggu terakhir karena mengjadapi masalah ini.Sampai ketika Arkana hendak membawa Zara pulang ke Indonesia, pria itu dengan sabar menggendong Zara hingga memasuki pesawat dan memangkunya seperti bayi.Arkana tidak ingin jauh dari Zara, ia tidak ingin kehilangan Zara lagi.Kemunculan Darius di pintu pesawat menandakan urusan di Thailand telah selesai. Bisa dipastikan jasad Jordi tidak akan bisa ditemukan.Raditya juga sudah mengajukan renovasi di resort tersebut, berencana membuat taman sehingga harus membongkar cottage tempat di mana Zara membunuh Jordi, kebetulan cottage tersebut berada di bagian ujung area resort.Roger juga telah menghapus CCTV yang menunjukan kebersamaan Jordi dan Zara di sana.Mereka semua harus menutup rapat-rapat masalah ini dan membawanya hingga liang kubur.Pesawat mulai tinggal landas, meninggalkan Negara Thailand dan rahasia kelam mereka. Keheningan tera
Zara tidak mengerti kenapa Arkana memilih Burgundy sebagai tempat tujuan dalam liburan mereka kali ini. Arkana menyewa sebuah rumah minimalis dengan furniture dan peralatan lengkap di sebuah desa kecil tapi padat penduduk.Tempat ini sangat sejuk dan Zara merasa seperti hidup di jaman abad ke sembilan belas atau awal abad kedua puluh karena matanya disuguhkan dengan pemandangan masa lalu yang masih berdiri kokoh di masa sekarang.Dari balkon kamar, Zara bisa melihat rumah-rumah penduduk yang unik khas daerah itu lalu di ujung sana terdapat kastil dengan menara tinggi dengan atap yang lancip dan pahatan indah di setiap pilarnya, Zara bagaikan hidup di negri dongeng.Terdapat sungai besar dan bersih di tengah desa itu dengan jembatan kuno yang membentuk dua setengah lingkaran di bagian bawahnya.Zara sengaja berpindah ke balkon di sebrang balkon yang menghadap desa, kini matanya dimanjakan dengan hamparan luas perkebunan anggur sejauh mata memandang.Zara mengeratkan selimut yang memba