Sepertinya Monica baru selesai mandi, dia mengenakan jubah mandi yang agak kedodoran dengan tali diikatkan di bagian pinggangnya. Berhubung Monica sudah berlatih seni bela diri selama bertahun-tahun, Steve dapat melihat otot di kakinya. Apalagi ketika melihat kulit putihnya, Steve langsung menelan air liurnya.Monica menghentikan langkahnya di depan meja. Dia mengambil handuk, lalu menyeka rambutnya. Dia baru selesai mandi, air di rambutnya terus menetes, rasanya agak risi. Hanya saja, dia malah benci untuk mengeringkan rambutnya dengan alat pengering rambut.“Aku bantu kamu!” Steve segera meletakkan nampan ke sebelah, lalu hendak membantunya.Hanya saja, Monica malah memiringkan tubuhnya untuk mengelak. Dia berkata dengan dingin, “Nggak usah.”Mendengar suara dingin Monica, Steve bahkan kepikiran untuk mundur.Hanya saja, setelah kepikiran tujuan dan masa depannya, Steve malah tidak rela untuk mundur. Dia terpaksa menahannya, lalu menunjukkan senyum di wajah. “Kenapa kamu bersikap be
Steve tersenyum seakan-akan merasa cukup puas. “Nona Monica, sepertinya kamu sudah terlalu meremehkan Keluarga Setiawan. Keluarga kami memang nggak kaya jika dibandingkan sama keluargamu, tapi kami masih sanggup untuk memasang sistem keamanan. Kami juga merekrut satpam dari perusahaan keamanan terunggul di seluruh dunia.“Kami bukan hanya memasang kamera CCTV saja, kami juga memasang sensor inframerah dan perangkap. Pokoknya, kamu bisa tinggal dengan tenang di sini. Kamu pasti akan baik-baik saja.” Tiba-tiba Steve kepikiran sesuatu, dia pun menambahkan, “Tapi kalau kamu nggak suka tinggal di sini, kita bisa tinggal di luar. Kita bisa beli rumah dan memulai hidup baru kita di luar. Gimana menurutmu?”Sambil berbicara, tangan Steve sambil bergerak ke bagian pundaknya. Kemudian, dia mengelus tulang selangkanya, bergerak ke bawah ….Hanya saja, gerakan Steve langsung ditahan oleh Monica. Monica langsung tersenyum. “Sehebat itu?” Tanpa menunggu bualan Steve lagi, Monica kembali menambahkan,
Steve memijat pundak Monica. Dari arah pandang Steve, dia dapat melihat tulang selangka dan kulit yang memesona. Setelah memandang ke bawah lagi, Steve juga tidak bisa melihat apa-apa.Monica membaluti tubuhnya dengan sangat ketat. Saat Steve memijat pundak Monica, dia dapat merasakan betapa kencang kulitnya Monica. Rasanya sungguh berbeda dengan wanita lemah lembut lainnya dan juga … ciuman yang sebelumnya.Seingat Steve, ketika dia mencium Monica waktu itu. Kulit Monica agak kendur. Namun sekarang, tubuhnya terasa sangat berisi dan sangat kencang.Tidak! Mungkin Steve sudah berpikir kebanyakan. Dia kepikiran dengan ciuman waktu itu. Bibirnya … membuat Steve ingin kembali melahapnya.“Monica ….” Steve membungkukkan tubuhnya mengembuskan napas di samping telinga Monica. Dia menyadari ada anting-anting berlian di telinganya, hanya saja anting-anting itu bukanlah pemberiannya. Steve jadi merasa agak kecewa. “Di mana anting-anting pemberianku?”Kepikiran dengan tindikan yang sakit itu, Mo
Bagi Monica, hukuman yang diberikannya sudah tergolong sangat ringan.Jujur saja, Monica sungguh tidak suka berhubungan mesra dengan lelaki ini. Hanya saja, dia teringat masih ada misi besar yang harus diselesaikan. Dia juga tidak boleh bersikap terlalu kasar terhadap Steve. Jadi, dia hanya memberinya hukuman kecil saja.Steve tidak sempat mengelak. Bibirnya digigit hingga terluka. Saking sakitnya, dia terus merintih. Api seketika berkobar di hati Steve. “Kamu sudah gila? Apa kamu sudah nggak waras lagi?”Awalnya Monica hanya ingin memberi sedikit pelajaran kepada Steve. Setelah mendengar caci maki Steve, raut wajah Monica langsung berubah dingin. Dia langsung menatap Steve dengan galaknya.Steve memang sedang emosi, hanya saja ketika menyadari tatapan Monica, dia langsung menyesali perbuatannya. Dia merinding ketakutan saat ini. Tatapan itu …. Jangan-jangan Monica ingin menghabisinya?“Bukan, aku … sungguh kesakitan!” Tanpa sadar, Steve sudah tidak menunjukkan emosinya lagi. Dia mala
Steve memang bukan Kepala Keluarga Setiawan, hanya saja dia adalah anak bungsu yang paling dimanja Amara. Dia tergolong bodoh, gampang ditebak, dan bisa jadi dia bisa mengetahui rahasia paling penting.Di dalam kamar mandi, Steve tentu tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Amara. Dia hanya merasa wanita ini sangat susah untuk dihadapi. Setidaknya lebih susah daripada semua wanita yang pernah ditemuinya.Steve menengadah kepalanya untuk becermin. Setelah berkumur dan mengompres dengan air dingin, bibirnya sudah tidak begitu sakit lagi. Hanya saja, bibirnya terlihat sangat bengkak. Jika ada yang melihat bekas luka di bibirnya, tanpa perlu bertanya, semua orang juga bisa menebak apa yang telah terjadi.Saat ini, Steve menggosok-gosok ujung bibirnya. Dia merasa dirinya tidak boleh terus berada di posisi pasif!Kran air ditutup. Steve berjalan keluar kamar. Kemudian, dia menyadari Monica yang sedang berdiri di depan pintu. Dia langsung menghampiri Monica.Monica juga sudah mendengar langka
Steve mengangguk dengan serius, lalu melanjutkan, “Bukannya kamu nggak ingin menikah denganku? Kamu nggak ingin bersamaku, ‘kan? Kalau begitu, lebih baik kita batalkan saja pernikahan kita. Jangan memaksakan diri.”“Sejak kapan aku bilang seperti itu?” Monica spontan mengalihkan tatapannya. Dia tidak terbiasa untuk menatap seseorang dengan jarak sedekat ini. Meskipun Monica memang tidak berencana untuk menikah dengan Steve, dia juga tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu.“Kamu memang nggak bilang, tapi sikapmu sudah menyatakan semuanya. Sebenarnya kamu nggak puas sama aku dan juga nggak mendambakan pernikahan ini.” Salah satu tangan Steve masih menopang dahan pintu. Dia menatap wajah Monica, lalu berkata dengan tidak berdaya, “Aku tahu dengan persyaratanmu, ada banyak orang yang ingin mengejarmu. Jadi, aku sungguh gembira karena kamu bisa memilihku.”“Aku kira meski kamu nggak suka sama aku, setidaknya kamu punya kesan baik sama aku. Tapi setelah aku lihat-lihat, mungkin aku
Steve sungguh gembira ketika mendengar ucapan tersebut, hanya saja dia sengaja menambahkan, “Kalau kamu takut kamu digosipin orang lain, sebenarnya aku bisa ….”“Tutup mulutmu! Siapa juga yang berani gosipin aku? Kecuali orang itu sudah bosan hidup!” Genggaman Monica semakin kuat lagi. “Kamu juga!”Sebenarnya Steve masih ingin membalas. Hanya saja, tiba-tiba tangannya ditarik hingga tubuhnya bergerak maju. Setelah itu, kedua bibir kembali melekat.Steve spontan terbengong.Ada apa dengan wanita ini? Sepertinya masalah tidak berjalan sesuai dengan rencananya.Bukannya tadi Monica sangat tidak menyukainya? Dia bahkan menggigit bibir Steve hingga terluka. Sekarang kenapa … Monica malah berinisiatif?Steve sungguh tidak mengerti. Ini adalah pertama kalinya Steve tidak merasa gembira ketika sedang berciuman.Sepertinya Monica tidak berpengalaman. Jadi, dia hanya menekan bibir Steve saja. Hanya saja, bibir Steve sedang dalam keadaan terluka. Ketika bibir Monica mengenai bibirnya, dia kembali
Steve terus membolak-balikkan badannya, tidurnya tidak nyenyak malam ini. Dia sedang berpikir bagaimana menghadapi wanita gila itu besok.Setelah galau semalaman, Steve merapikan pakaiannya, lalu turun ke lantai bawah. Saat ini, dia menyadari selain ibu dan kakaknya, tidak tampak keberadaan Monica.Suasana di dalam rumah sangatlah hening. Semua orang sedang menyantap sarapan, sepertinya tidak ada yang berbeda dari biasanya.“Di mana Monica?” tanya Steve.“Mana mungkin Nona Besar mau makan sarapan seperti ini?” ucap Clara dengan nada menyindir.Sejak semalam, Monica sudah meninggalkan kesan yang tidak begitu bagus di hati Clara. Dia memang juga tidak menyukai Yuna, tapi berbeda dengan Monica. Padahal Monica dan Steve masih belum menikah, dia malah sudah bersikap begitu angkuh. Bagaimana setelah menikah nanti?Sekarang Amara masih hidup. Bagaimana jika dia sudah tiada? Bagaimana kalau Monica menyuruh adiknya yang tidak berguna itu untuk mengusirnya dari rumah ini?Jadi, Clara harus meren
Ratu meremas seprai ranjang dan baru melepasnya setelah beberapa saat. Dia pun kembali berbaring dan menghela napas panjang, seakan-akan ingin membuang pikiran negatif yang ada di kepalanya jauh-jauh. Seraya menatap plafon, sang Ratu berkata lirih, “Yuna gimana?”“Dia baik-baik saja. Dia sedang menunggu untuk jadi badan yang baru untuk Yang Mulia. Saya sudah merawat Yang Mulia dengan baik, jadi tenang saja!”“Badan baru? Fred, di mana badan barumu? Apa kamu sudah mencari orang yang cocok untuk kamu?”“... Yang Mulia ngomong apa? Saya masih cukup muda! Eksperimen kali ini adalah untuk Yang Mulia!”“Memang kamu masih cukup muda sekarang, tapi berapa lama itu bisa bertahan? Kamu pintar sekali ya. Selama ini kamu selalu ngomong apa pun yang kamu lakukan semuanya demi aku, padahal kamu cuma menjadikan aku sebagai objek percobaan!”“Saya ….”MulanyaFred ingin membantah tuduhan itu, tetapi dia tiba-tiba malah tertawa. Suara tawanya pelan di awal, tetapi lama kelamaan makin kencang sampai terb
“Ya, Yang Mulia. Ada apa?”“Kamu masih belum jawab aku. Gimana kalau eksperimennya nggak berjalan sesuai rencanamu?”“Pasti berhasil, aku jamin!” kata Fred seraya menepuk tangan sang Ratu seperti sedang membujuk anak kecil. Akan tetapi sang Ratu tidak membalas. Dia hanya menatap Fred dengan datar seperti sedang menonton sebuah tayangan yang membosankan.“Baiklah … kalau eksperimennya gagal, masih ada satu solusi, tapi sayangnya Yang Mulia nggak akan bisa melihat itu!”“Jadi kamu masih punya rencana cadangan? Sudah kuduga, kamu memang menyembunyikan sesuatu dariku.”“Bukankah setiap orang pasti punya rahasia yang mereka simpan untuk diri sendiri, Yang Mulia? Tapi apa pun itu, percayalah padaku. Semua yang aku lakukan selalu memprioritaskan Yang Mulia.”“Apa rencana cadanganmu itu?”“Itu ...,” Fred sempat ragu sesaat. Jelas dia tidak ingin membeberkan rencananya kepada orang lain, khususnya sang Ratu. “Yang Mulia nggak perlu tahu. Kalau Yang Mulia selamat, berarti eksperimennya berhasil
Karena semuanya terjadi begitu mendada, tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Setelah Fred mengatur semuanya sesuai dengan rencananya, dia pergi ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia mengutus orang kepercayaannya untuk berjaga, menjamin supaya kondisi kesehatan Ratu tetap prima. Namun dua hari terakhir tiba-tiba kondisinya memburuk.Awalnya Fred bahkan curiga sang Ratu bersekongkol dengan Yuna karena mereka berdua sama-sama jatuh sakit. Namun setelah dipikirkan lagi, mereka tidak punya alasan yang cukup meyakinkan untuk itu. Terlebih lagi mereka berdua juga sudah tidak berada di tempat yang sama. Tidak mungkin mereka bisa berkomunikasi dalam bentuk apa pun.Begitu masuk, Fred melihat Ratu yang terbaring lemas di atas ranjang. Dia menghampiri sang Ratu, membungkukkan badannya dan berkata dengan santun. “Yang Mulia? Yang Mulia?”Kelopak mata Ratu terlihat ada sedikit pergerakan, tetapi dia tidak membuka matanya entah karena memang tidak kuat, atau karena dia tidak ingin
Rainie duduk di pojokan seorang diri, berpikir mengapa Fred melakukan ini, dan mengapa dia mengumumkannya secara mendadak. Fred sendiri tahu ini terlalu mendadak, tetapi mau bagaimana lagi. Tubuh sang Ratu terus melemah dan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Sejak awal Fred sudah tahu kalau kondisi kesehatan sang Ratu kurang baik, makanya dia mau menyelesaikan eksperimennya secepat mungkin, dan mencari tubuh pengganti yang sehat secara fisik. Tetapi dia malah menemui masalah yang berkepanjangan sampai detik ini. Sementara itu kesehatan sang Ratu terus memburuk. Meski sudah diobati oleh sekelompok dokter terpercaya pun, yang namanya penuaan memang tidak bisa dicegah. Organ-organ tubuhnya kian melemah. Proses penuaan yang dialami oleh sang Ratu membuat Fred ketakutan. Sekarang dia masih cukup sehat, tetapi sebentar lagi dia juga akan memasuki usia tua dan tubuhnya juga pasti perlahan akan ikut melemah.Semua orang sama di hadapan hidup dan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa me
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred