Selesai berbicara, Monica membalikkan badan hendak berjalan keluar ruangan. Steve menyadari Monica sudah membuat keputusan, dia pun tidak menghalangi Monica lagi. Dia terpaksa mengikuti langkah Monica hingga ke area parkiran. “Monica!”Sambil memanggil namanya, Steve sambil menopang salah satu tangan di atas badan mobil. Dia menghalangi langkah Monica dan menatapnya dengan dalam. “Apa kamu nggak puas sama aku?”“Bu … bukan.” Monica menggeleng. Dia terlihat agak kepanikan.Melihat mata Monica, Steve melihat dirinya telah salah lihat.Semua orang tentu mengetahui betapa sadisnya Keluarga Yukardi. Meski mereka tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri, setidaknya mereka pernah mendengarnya. Pembunuh Ganda di bawah kepemimpinan Monica membuatnya terkenal akan ketangguhannya. Kenapa dia malah menunjukkan tatapan yang begitu lugu?Namun setelah dipikir-pikir, mungkin Monica hanya pintar di aspek seni bela diri, tapi dia tidak berpengalaman di aspek asmara.Wajar juga, mungkin Monica me
Setelah ditampar dan didorong, Steve melihat Monica berlari masuk ke dalam mobil. Dia tidak mengejar Monica dan hanya melihat mobil melaju pergi meninggalkan area parkir. Seketika tampak senyuman di wajahnya.Steve mengelus pipinya. Sebenarnya wajahnya tidak sakit lantaran tamparan tidaklah kuat. Sepertinya tamparan ini hanyalah sebuah peringatan kecil atau … dia sedang malu?Dengan kemampuan Monica, jika dia benar-benar turun tangan, sepertinya Steve akan ditampar hingga jatuh ke lantai.Steve merasa gadis ini semakin menarik lagi. Dari pengalaman Steve selama bertahun-tahun, sepertinya ini adalah ciuman pertama Monica.Nona muda yang begitu hebat ternyata adalah seorang perawan. Setelah dipikir-pikir, Steve semakin girang lagi.Apabila mereka benar-benar menikah nanti, bukankah Steve bisa mendapatkan kekayaan Keluarga Yukardi dengan gampangnya? Pada saat itu, apa Brandon masih bisa bersikap angkuh lagi? Setelah dipikir-pikir, senyuman di wajah Steve semakin cerah lagi. Menarik! Sung
Monica mewarisi gen seni bela diri keluarganya, sangat berbakat dalam seni bela diri. Sementara, sejak kecil kondisi tubuh Hanny tidaklah bagus, dia juga sangat penakut. Jadi, dia tidak cocok dalam latihan seni bela diri.Bagi keluarga seni bela diri kuno seperti Keluarga Yukardi, keberadaan putri bungsunya ini sama saja dengan mencoreng nama baik mereka. Jadi, mereka pun tidak begitu memedulikan Hanny atau boleh dikatakan bahwa mereka tidak begitu mengurusnya.Selama ini, Keluarga Yukardi terus mengasingkan diri di sebuah pulau. Jadi wajar kalau orang di luar sana tidak mengetahui kabar saudara kembar di dalam keluarga mereka. Setelah kedua wanita ini beranjak dewasa, masih tidak ada satu pun yang mengakui keberadaan Hanny. Dia terus diinjak-injak oleh kakaknya. Hanny yang penakut itu hanya bisa menuruti kemauan sang kakak. Monica melirik Hanny dari atas sampai bawah, kemudian tatapannya berhenti di wajahnya. Dia sungguh membenci wajah itu. Wajah itu sungguh mirip dengan wajah Monica
Kediaman Setiawan.Raut wajah Amara masih terlihat muram. Meski sudah dua hari, suasana hatinya masih belum membaik.“Ma.” Clara menyuguhkan semangkuk bubur, lalu duduk di samping ranjang. “Mama jangan marah lagi. Sebenarnya kita semua juga bisa menebak akhir dari masalah ini. Kamu juga tahu sendiri gimana sikap si Brandon itu.”“Jangan ungkit nama dia lagi!” jerit Amara. Setelah itu, dia malah batuk-batuk dengan sangat kuat.Salah satu tangan Clara menepuk-nepuk punggung Amara. “Mama jangan marah lagi, tidak bagus buat kesehatan. Bisa jadi wanita itu lagi senang-senang sekarang. Dasar si Brandon! Bukannya bela keluarga sendiri, malah bela orang luar.”“Awalnya aku mengira wanita itu berasal dari Keluarga Tanoto yang tergolong keluarga terpandang. Tak disangka, dia malah tidak punya tata krama. Aku itu seniornya, dia malah melawanku? Bagaimana cara Keluarga Tanoto mendidik para juniornya?”Amara semakin kesal saja. Sebagai seorang nenek, dia bahkan kehilangan wibawa di hadapan juniorny
Saat Amara melahirkan Steve, ayahnya Brandon sudah hampir menikah. Itulah sebabnya umur Steve tidak terlalu jauh dari Brandon.Waktu itu, Amara memfokuskan seluruh perhatiannya ke diri anak bungsunya. Ditambah lagi, dia tidak begitu menyukai menantunya. Tentu saja dia tidak begitu memperhatikan Brandon. Biasanya orang-orang akan lebih memanjakan cucu, sedangkan Amara malah lebih memanjakan putra bungsunya.Awalnya Amara berniat untuk mewarisi seluruh bisnis Keluarga Setiawan kepada putra bungsunya. Sayangnya, suami Amara tidak berpikiran seperti itu. Dia sangat mengagumi kemampuan putra sulungnya. Sayangnya, putra sulungnya malah meninggal dini. Kemudian Jason pun memfokuskan perhatiannya hanya untuk membina cucunya.Cucunya juga sangat berkompeten, tidak mengecewakan harapannya. Kemampuan Brandon sangatlah menonjol. Saat Jason merasa hidupnya sudah tidak lama lagi, dia pun membuat surat wasiat menyerahkan bisnis Keluarga Setiawan kepada Brandon.Saat itu, Keluarga Setiawan sempat gadu
Semenjak Yuna mengandung, dia menjadi pusat perhatian semua orang. Brandon merekrut pembantu khusus untuk menjaganya, lalu mengunci pintu ruang laboratoriumnya. Dia melarang keras Yuna untuk menyentuhnya lagi. Dia bahkan memerintah Stella untuk mengawasi Yuna. Jika ketahuan Yuna sedang bekerja, Stella ditugaskan untuk menghubungi Brandon. Jika tidak, dia akan memecat Stella.Kepikiran dengan pekerjaan nyaman dan gaji tinggi ini, meskipun Yuna adalah kakak kandungnya, Stella juga akan mengkhianatinya. Stella berjanji tidak akan membiarkan Yuna menginjakkan kakinya ke studio.Mengenai hal ini, Yuna tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa. “Kamu juga tahu sendiri belakangan ini kita lagi nggak ada kerjaan. Aku cuma ingin duduk saja, nggak sentuh apa-apa.”“Nggak boleh! Pak Brandon sudah berpesan, kamu harus istirahat dengan baik, nggak boleh sentuh barang-barang ini. Di dalam studio ada banyak zat-zat kimia yang akan membahayakan kandunganmu. Lebih baik kamu istirahat di rumah saja
“Kamu memang sudah salah bicara!” ucap Stella sambil memelototi Yuna.“Iya, iya, iya! Bos, aku salah!” Yuna menarik Stella untuk duduk, lalu kembali membujuknya.“Kamu baru bosku!” balas Stella. Dia segera berdiri menyuruh Yuna untuk duduk. “Salah, anak di dalam kandunganmu barulah bosku!”Belum sempat Yuna merespons, telinga Stella sudah menempel ke perutnya. Yuna spontan menegakkan tubuhnya. “Kamu lagi ngapain?”“Aku ingin dengar gerak-gerik bosku.” Stella terlihat sangat serius.Yuna merasa sangat lucu. “Astaga! Baru dua bulan, bisa ada gerak-gerik apa coba. Sekarang tubuhnya saja masih belum sempurna.”“Jangan asal bicara! Namanya juga lagi masa pertumbuhan. Lagi pula, aku juga bisa mendengar suara detak jantungnya. Serius!” ucap Stella dengan serius. Bahkan Yuna juga bingung harus berkata apa lagi.Setelah mendengar beberapa saat, kedua mata Stella langsung berkilauan.Yuna menyindirnya, “Sudah dengar belum?”“Sudah!” Stella mengangguk dengan serius, lalu melanjutkan, “Ajaib sekal
Saat Yuna pulang dari studio, dia menyadari ada sebuah mobil dengan plat nomor luar kota sedang berhenti di depan rumahnya. Berhubung mobil dihentikan tepat di depan pintu rumah, Yuna pun terus meliriknya.Mobil yang dinaiki Yuna berhenti secara perlahan. Saat pintu rumah terbuka, pintu mobil itu juga terbuka, seseorang berjalan menuruni mobil dan Yuna pun terbelalak. Clinton?!Padahal Yuna baru saja kepikiran Clinton tadi, tak disangka dia malah muncul di hadapannya. Dia bahkan datang tanpa mengabarinya lebih dulu.“Berhenti!” ucap Yuna dengan segera. Setelah mobil berhenti, Yuna segera menuruni mobil. “Kenapa kamu ke sini?”Clinton yang dulu tidak banyak bicara. Di antara mereka sepertinya ada tembok yang tak terlihat. Namun setelah kematian Kakek, hubungan mereka berdua semakin dekat lagi. Mungkin karena mereka adalah “teman seperjuangan”.“Kamu sudah mau menikah. Sebagai anggota keluargamu, mana mungkin aku nggak datang.” Nicholas mengamati Yuna, lalu berkata dengan mengerutkan ken