“Gimana kalau sampai asosiasi juga menekan Uniasia?” tanya Yuna.“Emm ….” Stella terbengong sejenak. “Nggak mungkin!”Perusahaan Uniasia sangatlah besar. Mana mungkin mereka takut dengan sebuah Asosiasi Peracik Aroma?Yuna melirik Stella dengan tersenyum. “Kamu kira Asosiasi Peracik Aroma itu hanya sebuah perkumpulan rakyat biasa?”“Konon katanya ada banyak peracik aroma terkenal di dalam negeri di dalam Asosiasi Peracik Aroma. Kalau mereka bekerja sama untuk menekan kita, produksi parfum kita juga akan terkena dampaknya. Di dalam asosiasi itu juga ada direktur dan eksekutif lainnya, kamu kira hanya peracik aroma saja?”Sebenarnya juga terdapat banyak orang-orang yang berkekuasaan tinggi di dalam Asosiasi Peracik Aroma. Itulah sebabnya mereka memiliki otoritas tinggi, bisa memberlakukan regulasi … bahkan bisa memberhentikan seseorang sesuka hati mereka.Itulah alasannya kenapa Yuna begitu tidak menyukai Asosiasi Peracik Aroma. Sebab, asosiasi itu sudah kehilangan hakikatnya.Namun sete
Stella segera memasuki rumah untuk mengambil peralatan. Ketika dia mengantarkan wadah yang dibutuhkan Yuna, tampak Yuna sedang memotong tunas muda itu dengan sangat hati-hati, lalu menaruhnya ke dalam wadah. Jumlah tunas itu tidaklah banyak, tapi dapat tercium aroma yang agak istimewa.“Emm … wanginya cukup spesial.” Stella kembali menciumnya.“Barang bagus, ‘kan?” Yuna terlihat bangga. “Hati-hati, jangan merusak barang kesayanganku. Oh ya, sebentar lagi kita akan memulai pekerjaan kita.”Yuna sudah menunggu selama berhari-hari demi menunggu tunas ini. Jika tidak ada yang salah dengan idenya, seharusnya mereka akan menciptakan parfum beraroma istimewa.…Kantor Asosiasi Peracik Aroma terletak di sebuah kompleks besar di Kota Johar. Louis sedang membaca postingan hangat, lalu membaca surat pemberhentian yang dibuat atas nama Asosiasi Peracik Aroma. Surat pemberhentian ini masih belum dipublikasikan sebab Louis sedang menunggu …. Dia sedang menunggu balasan dari Yuna.Hingga saat ini, Yu
Louis menggeserkan kakinya untuk menjauhi kaki Cecilia, lalu berkata, “Jujur saja, Nona Cecilia, hadiahmu ini sungguh mengejutkanku.”“Bagaimana kalau kamu lihat dulu baru berkomentar?” Cecilia mengeluarkan ponselnya sambil tersenyum. Kemudian, dia memperlihatkan ponselnya di hadapan Louis.Louis melirik sekilas, lalu menyadari ada surat tuntutan yang berisi, Yuna dicurigai sebagai dalang di balik kasus parfum Kusumo Group. Dia telah bersekongkol dengan Edward.“Kamu yakin bisa menuntutnya dengan alasan ini? Gimana kalau dia tuntut kamu telah memfitnahnya?” Louis mengerutkan keningnya, lalu bertanya dengan santai.“Sebelumnya Yuna juga pernah memiliki riwayat jelek. Kasus waktu itu memang sudah diselesaikan oleh Uniasia. Tapi jika kasus ini diungkit kembali, sepertinya orang-orang bakal percaya kalau masalah ini adalah ulah dia! Lagi pula, bukannya Asosiasi Peracik Aroma juga merasa dia tidak seharusnya menjadi seorang peracik aroma? Dia bahkan nggak punya lisensi kerja.”Cecilia senga
Tubuh empuk bersandar di tubuh Louis. Cecilia juga tidak langsung berdiri. Salah satu tangannya menindih di depan dada Louis. Louis menariknya, lalu mencubit dagu Cecilia memaksa untuk menatap matanya. “Coba kamu beri tahu aku, apa keuntungan yang aku dapat kalau aku bekerja sama denganmu?”“Yuna akan takluk sama kamu!” Tenaga tangan yang mencubit dagu Cecilia agak kuat. Dia merasa agak sakit, hanya saja dia tidak mengekspresikannya sedikit pun, melainkan berkata dengan tersenyum, “Jangan-jangan bukan ini yang kamu inginkan?”Jika bukan ingin menaklukkan Yuna, Louis pasti sudah menekannya, untuk apa menunggu sampai sekarang.Jelas sekali, Yuna adalah wanita yang keras kepala. Padahal dia telah dituntut oleh banyak peracik aroma, dia tetap saja tidak melakukan respons apa-apa.“Sekarang dia disokong oleh Uniasia. Kalau kali ini Tuan Louis bekerja sama denganku, memberinya tekanan lagi, Yuna pasti tidak akan bisa bertahan lagi. Bahkan, Brandon juga akan terkena getahnya. Pada saat itu,
Kerja keras selama beberapa hari ini akhirnya telah membuahkan hasil. Yuna memegang sebuah botol kecil dengan penuh hati-hati, seolah-olah sedang memegang barang yang tak ternilai harganya. Sementara ini, Stella juga terlihat sangat bersemangat. Dia merasa aroma ini sangat wangi. Bahkan seluruh studio juga sudah dipenuhi dengan aroma istimewa ini.Aroma ini adalah aroma yang belum pernah ditemukannya. Lebih tepatnya, aroma ini adalah perpaduan dari beberapa bahan wewangian. Setelah dicium-cium, dapat tercium aroma tanaman yang elegan dan menenangkan.Meski hanya berhasil mengekstrasi sebotol kecil minyak esensial, tapi jumlah bahan ini sudah cukup untuk tema seri kali ini. “Stella, simpan botol ini di tempat yang sejuk. Kita lanjutkan pekerjaan selanjutnya,” pesan Yuna sambil melepaskan sarung tangan. Selanjutnya, dia ingin melihat data laboratorium, hasilnya sangat memuaskan. Yuna duduk di depan komputer untuk mengirim email, lalu menghubungi Lisa, “Sepertinya barang yang kamu mau b
“Kamu dicurigai bersangkutan dengan masalah kriminal perusahaan. Mohon ikut kami!” Polisi yang bertanya tadi menjelaskan dengan serius.“Kriminal perusahaan?” Yuna mengerutkan keningnya tidak mengerti apa maksudnya. “Apa Asosiasi Peracik Aroma menuntutku dengan alasan tindak kriminal perusahaan?”Jika benar seperti ini, tindakan Asosiasi Peracik Aroma sungguh lucu.Polisi menggeleng. “Bukan Asosiasi Peracik Aroma. Sekarang Kusumo Group menuntutmu karena dicurigai telah bersekongkol dengan Manajer Kusumo Group, Edward Kusumo. Kalian dicurigai telah menambahkan bahan terlarang ke dalam parfum. Jadi, mohon kerja samanya!”Sebenarnya sikap polisi sudah tergolong sangat sungkan. Biasanya, mereka juga tidak akan menjelaskan alasannya, langsung menyeret tersangka ke kantor polisi.Yuna merasa sangat kaget. “Siapa? Ed siapa?” Yuna bahkan tidak mengingat nama yang diucapkan polisi tadi. Manajer Kusumo Group? Siapa?“Kita bicarakan lagi di kantor polisi. Mohon kerja samanya!” Polisi mengeluarkan
Berbeda dengan Daniel yang begitu emosi, Cecilia malah terlihat sangat santai.Cecilia kembali duduk di bangku kerjanya. Tampak banyak dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Belakangan ini telah terjadi begitu banyak masalah di perusahaan. Selain beberapa eksekutif, Cecilia pun memegang kuasa yang paling besar.Hanya saja, beberapa eksekutif itu adalah para pemegang saham yang biasanya hanya ikut rapat dalam pembagian dividen. Mereka juga tidak peduli dengan masalah perusahaan.Cecilia duduk di tempat dengan riasan yang sangat indah, hanya saja wibawanya sudah berbeda saat ini. Hanya saja, dia tidak tahu di mana perbedaannya. Hanya saja, perbedaan itu membuat Daniel merasa tidak tenang.“Cecilia, kamu mesti beri aku satu penjelasan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?! Kenapa? Kenapa kamu malah menyeret Edward?!” tanya Daniel dengan emosi.Cecilia melirik Daniel sekilas dan tidak berbicara. Dia kembali menundukkan kepalanya lanjut membaca dokumennya. Dia menandatangani dokumen, lalu mel
“Cecilia, jadi semua yang kamu bilang sebelumnya itu … kamu lagi bohongi aku?” tanya Daniel dengan suara gemetar, “Sejak awal kamu memang nggak berencana untuk membantu Edward? Kamu memang ingin menghancurkan Edward … bukan, semua ini jebakanmu?”Tiba-tiba Cecilia tersenyum sambil berkata, “Masalah seperti ini tergantung pandanganmu. Siapa suruh Edward merampas semua yang seharusnya adalah milikku? Aku juga nggak berdaya!”“Bagus! Bagus sekali!” Jawaban Cecilia langsung membuat Daniel putus asa. Salah satu tangannya menopang sofa, lalu duduk di sofa dengan perlahan. “Aku sungguh tidak menyangka putri kesayanganku malah bisa menggunakan intrik seperti ini. Kamu bahkan sudah membohongiku!”“Pa, masih banyak yang tidak kamu ketahui!” ucap Cecilia dengan tersenyum sinis. “Aku sudah melakukan banyak kontribusi untuk perusahaan, semua orang juga mengakui kemampuan dan bakatku. Tapi kamu malah tidak bisa melihatnya. Hanya ada putra bodohmu itu di dalam matamu. Hanya gara-gara dia itu anak lak
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta