Setelah terdiam beberapa saat, tiba-tiba Daniel menengadah kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak. “Bagus, bagus sekalI! Kamu memang putri kesayanganku! Papa nggak salah menilaimu!”Melihat sikap Daniel, Cecilia juga tidak meladeninya. Jika Cecilia tidak berbuat seperti ini, sepertinya dirinya yang akan dijebloskan ke penjara.Tiba-tiba ponsel Daniel berdering. Dia sudah kehilangan semangatnya. Dia pun mengangkat panggilan dengan perlahan, “Halo, aku ….”Belum sempat memperkenalkan diri, Daniel langsung berteriak, “Apa???”“Apa kamu yakin sudah cari ke semua tempat? Apa kamu sudah meneleponnya?!” jerit Daniel sambil berdiri. Tatapannya langsung tertuju pada diri Cecilia.Cecilia juga melihat Daniel dengan kebingungan.“Oke, aku sudah tahu. Kamu jangan panik dulu. Jangan, jangan lapor polisi. Kamu tunggu dulu ….”Selesai mengakhiri panggilan, Daniel menggenggam ponselnya sambil melihat Cecilia. “Apa yang sudah kamu lakukan terhadap Edward?”Cecilia tidak mengerti maksud pertanyaan Dani
“Ngapain aku tangkap dia?!” Cecilia mendengus, lalu melanjutkan, “Kamu juga jangan terlalu panik. Aku yakin dia akan segera ditemukan.”“Benarkah?” Kedua mata Daniel berbinar-binar. Dia sudah terbiasa mengandalkan dan memercayai putrinya.“Polisi akan segera mencarinya. Kalau dia menghilang, polisi tentu akan mencarinya sampai ketemu. Jadi, kamu nggak usah khawatir, tunggu saja!” ucap Cecilia sambil mengambil sebuah dokumen.Hanya saja, mana mungkin Edward tidak merasa panik?“Sudahlah! Kalau kamu nggak bersedia untuk mencarinya, aku akan pergi mencarinya!” Daniel berjalan meninggalkan ruangan kantor. Dia kelihatan lebih pucat dari sebelumnya.Ketika Daniel berjalan keluar ruangan, kebetulan Logan hendak memasuki ruangan dan hampir saja menabraknya. “Ada apa dengannya?”“Nggak kenapa-napa,” balas Cecilia dengan santai, “Ke mana saja kamu selama dua hari ini? Aku nggak bisa melihat batang hidungmu.”“Sumpah, aku sedang membantu menangani masalah Bu Cecilia!” ucap Logan dengan tersenyum
“Asalkan kamu menjalankan tugasmu dengan baik, aku pasti tidak akan melupakan bagianmu!” ucap Cecilia degan dingin. Dia melirik Logan sekilas, lalu tampak dia sedang memainkan penanya. Tiba-tiba Cecilia kepikiran. “Oh ya, Edward hilang. Apa kamu tahu masalah ini?”Logan mengangkat kepalanya. “Hah? Nggak tahu! Hilang? Kenapa bisa hilang? Jangan-jangan dia disembunyikan papamu?”“Dia memang disuruh nggak boleh keluar rumah, tapi tadi aku dengar dia sudah menghilang. Papa curiga semua itu adalah ulahku.” Cecilia mengerutkan keningnya. Jika bukan Logan, kenapa Edward bisa menghilang?“Kamu curiga sama aku? Ngapain aku tangkap bocah itu? Sekarang dia sedang diincar sama polisi. Nggak ada untungnya bagi aku untuk menangkapnya!”“Tapi kenyataannya sudah terjadi sesuatu sama dia. Orang yang dicurigai adalah aku.” Cecilia merebut pena dari tangan Logan. “Kamu utus anggotamu untuk mencarinya. Siapa tahu kita bisa mengetahui keberadaannya? Kalau ada kabar, ingat segera hubungi aku.”“Ngapain cari
Hanya saja, saldo di dalam rekening Yuna tidaklah sedikit. Dia juga tidak mengecek setiap rekeningnya. Apa lagi, Yuna sudah lama tidak menggunakan rekening ini. Dia sendiri juga tidak jelas dengan saldo di dalam rekening ini. Sebab, Yuna juga tidak menggunakan fasilitas SMS.Jadi, Yuna tidak tahu jika ada yang mentransfer uang ke rekeningnya.“Uang sebesar ini? Kamu nggak tahu?” Polisi menunjuk-nunjuk bukti transfer. Dia merasa Yuna sedang berbohong.“Uang ini memang bukan jumlah kecil, tapi aku nggak menganggapnya,” ucap Yuna dengan tersenyum, “Aku sudah lama menjadi peracik aroma. Aku memang nggak mendapatkan banyak uang, tapi uangku juga tidak sedikit. Dengan kemampuanku saat ini, tidaklah sulit bagiku untuk menghasilkan uang ini.”“Memang bukan hal sulit bagimu. Asalkan kamu memerintah bawahanmu untuk menaruh obat ke dalam parfum, kamu pun bisa mendapatkan uang banyak!”Bukti yang dipegang pihak kepolisian memang tidak menguntungkan Yuna. Hanya saja, banyak kecurigaan di dalamnya.
Bukti yang dikumpulkan pihak kepolisian tidak tergolong kuat. Kusumo Group memang telah memberikan tekanan, hanya saja Uniasia juga tidaklah gampang untuk dihadapi. Kali ini, Brandon datang mengurus prosedur untuk menjamin Yuna.Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tidaklah berbicara. Dapat terlihat ekspresi muram di wajah Brandon. Sepertinya dia sudah emosi kali ini.Sebenarnya wajar kalau Brandon marah. Hanya saja, kenapa dia tidak berbicara dan hanya memendamnya?Yuna menggenggam salah satu tangannya, lalu berkata, “Aku baik-baik saja.”Yuna mengintip Brandon sekilas. Dia tidak membalas, melainkan hanya membalikkan tangannya untuk menggenggam tangan Yuna.“Aku baik-baik saja. Coba kamu lihat sendiri, bukannya aku baik-baik saja? Aku cuma dipanggil untuk diinterogasi saja. Mereka juga nggak punya bukti kuat untuk menahanku,” ujar Yuna dengan perlahan, “Mereka sudah membuat jebakan yang sangat besar, sayangnya jebakannya kurang bagus. Mereka seharusnya mengatur aku untuk berhubungan
Di rumah sakit.Laura tidak merasa kaget dengan kedatangan Cecilia. Dia hanya menghela napas, lalu berkata, “Cecilia, apa mesti begini?”“Tante, untuk apa kamu berbuat seperti ini?” tanya Cecilia sambil tersenyum.“Umur Om Beny-mu sudah tidak panjang lagi. Apa kamu sudah tidak bersabar lagi?”“Bukannya aku nggak bersabar, tapi masalah perusahaan sangat mendesak. Sekarang banyak urusan perusahaan yang tertunda. Tanpa jabatan resmi, aku kesulitan dalam mengelola perusahaan.” Cecilia tersenyum. “Tante, kalau ditotalkan, nilai saham Om Beny dan Tante sekitar 55%, ‘kan? Gimana kalau kalian alihkan saham kalian kepadaku? Lagi pula, nggak ada gunanya kalian menyimpannya. Aku berjanji akan menggunakan saham kalian dengan baik.”“Kamu bukan hanya ingin memegang kendali dalam perusahaan saja, kamu bahkan ingin merebut saham dari tangan kami. Cecilia, sejak kapan kamu jadi begitu serakah?”“Kenapa Tante berbicara seperti ini? Bukankah kita itu satu keluarga? Kalau Kak Yohanes masih hidup, aku jug
Berhubung ada dua pemegang saham di dalam kamar, Tania juga tidak boleh bersikap kasar. Dia juga khawatir nama baiknya akan tercemar nantinya.Cecilia tidak menyangka Tante Laura yang biasanya tidak banyak berkomentar itu bisa sehebat ini. Jangan-jangan semua ini adalah maksud Om Beny?Tiba-tiba Cecilia melirik Beny yang berbaring di atas ranjang. Apa mungkin pasien yang begitu lemas masih bisa memikirkan masalah bisnis?“Nona Cecilia, kamu pulang dulu. Bentar lagi pengacara akan segera datang untuk melakukan verifikasi,” ucap Yose dengan serius.“Jangan-jangan kamu nggak percaya dengan kami berdua?” Felix yang berada di samping pun bersuara.“Mana mungkin? Kalian tergolong senior di perusahaan. Aku sangat percaya sama kalian. Hanya saja, aku merasa kondisi tubuh Om Beny lagi nggak bagus. Entah pikirannya lagi jernih atau nggak? Aku khawatir surat wasiat itu nggak efektif nantinya.”Belum sempat Cecilia menyelesaikan omongannya, Yose pun berkata, “Kamu tenang saja! Kami akan suruh dokt
Cecilia melihat ke sisi cermin. Dia merasa penampilannya sudah cukup menawan.Ketika tiba di lantai yang dituju, Cecilia segera menyimpan lipstiknya, bergegas ke tempat tujuannya.Bel ditekan beberapa kali, pintu pun baru dibuka. Louis berdiri di dalam dengan rambut yang masih basah dan jubah mandi yang agak longgar. Sepertinya dia baru selesai mandi.Si lelaki menatap Cecilia dengan tatapan tajam bagai seekor macan yang ingin melakukan penyergapan saja. Entah kenapa Cecilia tiba-tiba merasa agak gugup.Cecilia memang pintar dalam menyusun rencana. Hanya saja, dia tidak pernah mengalami hal seperti ini. Wajar kalau dia merasa agak gugup saat ini.“Kamu?” Louis menyipitkan matanya. Sepertinya dia tidak menyangka Cecilia akan datang ke sini dan … pada saat seperti ini.“Iya, aku!” Cecilia tersenyum, lalu mendorong Louis masuk ke dalam kamar. Setelah itu, pintu kamar pun ditutup.“Kenapa? Apa kamu nggak senang melihatku?” Cecilia langsung duduk di sofa. Dia mengangkat kepalanya untuk meli
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat