“Benar, permintaan aku sendiri.”“Kamu gila!”Brandon melepaskan tangannya hingga membuat handuk besar yang menutupi rambut Yuna jatuh ke sofa. Karena masalah ini terlalu jauh dari kata normal, lelaki itu memerintah Frans untuk bertanya pada New Life. Jawaban dari Samuel mengatakan bahwa memang akan ada pengujian pada produk baru.Di waktu yang bersamaan juga akan ada percobaan dengan menghilangkan bau dengan menyisakan aroma wanginya saja. Tetapi permintaannya adalah hasil dari percobaan tersebut harus ada dalam kurun waktu sepuluh hari. Selain itu akan ada tiga orang yang bertanggung jawab dalam hal ini.Dalam ketiga orang ini, tidak ada nama Yuna yang terdaftar di dalamnya. Samuel sendiri merasa terkejut dan mengatakan bahwa dia akan mencari tahu hal ini dengan jelas.Sekarang Yuna justru mengatakan bahwa dia akan memberikan hasilnya dalam waktu satu hari? Dan itu juga atas permintaan dirinya sendiri?! Apakah perempuan itu sudah gila?Yuna sendiri tidak tahu kenapa reaksi Brandon be
“Minyak-“ Logan terdiam sesaat dan melanjutkan kalimatnya, “Pagi ini bukannya sudah ada pengiriman? Memangnya masih nggak cukup?”“Pak Logan, minyak itu nggak lolos uji kualitas, nggak bisa digunakan sama sekali.”“Nggak lolos? Itu diambil langsung dari laboratorium, kamu bilang nggak lolos?” ujar Logan sambil berjalan mondar mandir di ruang tamu. Dari ekspresi wajah lelaki itu terlihat bahwa dia gusar sekali.“Apakah kalian ada kendala, jadi sekarang sedang mencoba melempar tanggung jawab?”“Bagaimana mungkin, Pak? Akhir-akhir ini orderan kita bertambah, semua pegawai juga lembur untuk kejar orderan. Kami semua ikuti prosedur yang ada, apalagi pabrik hanya proses perakitan saja, nggak mungkin kendalanya muncul di divisi kami. Atau Bapak boleh datang untuk melihatnya.”Orang tersebut juga terdengar tidak berdaya. Karena jika ada kendala, maka proses produksi akan terhambat. Kalau proses pengiriman mengalami keterlambatan, maka akibatnya akan sangat fatal.“Ok, saya ke sana sekarang.”
Valerie berdeham dan melegakan kerongkongannya sejenak kemudian berkata, “Maksudku, nggak ada yang salah dari komposisinya! Berarti semua ini bukan salahku!”Setelah itu dia menatap penanggung jawab pabrik dan berkata, “Setiap barang yang dikeluarkan dari laboratorium pasti dibuat dengan ketat sesuai komposisi resep. Kalau ada kendala, seharusnya dari dulu sudah muncul, kenapa harus terjadi sekarang? Jadi seharusnya masalahnya bukan muncul dari tim laboratorium, pastinya dari kalian! Coba kamu cari tahu apakah campurannya yang salah.”“Atau mungkin ada tahap yang keliru dari karyawan pabrik? Jangan bisanya melempar tanggung jawab saja!”“Bu Valerie, jangan berbicara seperti itu, siapa yang sedang melempar tanggung jawab? Kami hanya menemukan masalah dan langsung melaporkannya pada Pak Logan secepat mungkin. Kami juga ingin sekali mengetahui penyebab dari masalah ini.”“Sekarang kami juga sudah melakukan pengecekan dan seharusnya timbul dari minyak esensial. Kalau Ibu merasa nggak, Ibu
Saat perjalanan pulang, Logan meminta Valerie untuk mengumpulkan seluruh karyawan yang ada di laboratorium. Keesokan paginya, sudah banyak orang yang mulai berlalu lalang dan tampak sibuk. Padahal langit belum terang, tetapi tidak tahu apa yang sedang mereka kerjakan. Yang pasti raut tegang terlihat menghiasi wajah mereka satu per satu.Valerie langsung menghilangkan ekspresi malasnya ketika menyadari seberapa gawat situasi yang sedang mereka hadapi. Dia mulai menganalisis minyak esensial yang dibawa kembali dari pabrik. Perempuan itu mulai membandingkannya dengan setiap komposisi yang tertulis dan mulai memerhatikannya dengan saksama.Dia tidak mengerti kenapa hasilnya bisa berbeda begitu jauh. Valerie memang sudah dua tahun ini tidak begitu serius dalam melakukan pekerjaannya, tetapi ilmu dasarnya tetap masih ada. Dia berani jamin bahwa setiap komposisi dari minyak yang dia buat ini tidak ada masalah. Kalau begitu di mana letak masalahnya?Logan tidak memberi tahu karyawan yang ada d
Stella melihatnya kemudian melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya sambil berkata, “Masih pagi, kok, aku nggak telat!”“Perusahaan mengumumkan seluruh karyawan laboratorium untuk segera kumpul! Kamu ke mana saja?” geram Logan dengan wajah yang tampak memerah.“Aku tidur di rumah,” jawab Stella dengan jujur.“Pengumuman apa? Aku nggak ada lihat! Lagian di luar jam kerja aku nggak pernah lihat pengumuman tentang pekerjaan,” tambah perempuan itu lagi.“Kamu masih beralasan? Sekarang semua orang sedang berjuang untuk perusahaan, kamu lihat sikap kamu sendiri! Jangan pikir karena kamu senior aku nggak akan memberikan kamu sanksi! Aku rasa sepertinya karena dulu Yuna ….” Ucapan Logan terhenti seketika. Nama Yuna sudah menjadi kata terlarang di kantornya.“Sudahlah, kamu ke laboratorium dan lihat minyak esensial yang di dalam sana ada bedanya nggak sama yang dulu. Apakah ada perbedaan di salah satu komposisinya. Setelah semuanya selesai, aku nggak akan memperpanjang masalah
“Boleh juga!” jawab Logan.Lelaki itu menghubungi Yuna dengan menggunakan ponsel milik orang lain. Hanya dengan cara seperti itu baru bisa bicara dengan perempuan itu. Yuna sudah memblokir nomornya dan juga Valerie.Saat sambungan telepon terhubung, Yuna baru saja keluar dari laboratorium dengan semua data hasil yang tergenggam di tangannya. Semua data ditulis secara rinci dan juga rapi. Yuna hanya perlu menyerahkannya pada Edith, lagi-lagi dia menyelesaikannya lebih awal.Baginya, semua ini memang bukan sebuah kendala ataupun kesulitan karena bakatnya memang ada di bidang ini. Selama sekian tahun ini dia selalu menghabiskan waktunya di laboratorium dan sudah menjadi salah satu kebiasaannya.Karena pekerjaannya yang sedikit khusus, di laboratorium menyediakan kamar mandi khusus untuk mereka membersihkan diri. Setelah Yuna selesai mandi dan mengganti pakaiannya, dia mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba gerakannya terhenti karena nada dering dari ponselnya.“Siapa?” tanya Yuna sambil sibuk
“Terima kasih,” ujar dia penuh sopan.Pekerjaannya memang selesai dengan hasil yang lumayan bagus dan dia merasa tidak perlu merendah diri. Yuna sendiri juga cukup percaya dengan kemampuannya sendiri. Melihat kepercayaan diri Yuna membuat ekspresi Edith yang angkuh akhirnya luluh dan seulas senyum terbit di sana.Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di lemari kemudian memandangi Yuna sambil berkata, “Sejujurnya, aku selama ini selalu merasa kamu yang plagiat.”Yuna hanya mengangkat alisnya tanpa mencoba membela diri.Sebenarnya tanpa perlu Edith jujur padanya, Yuna sendiri sudah tahu kalau sedari awal perempuan itu tidak pernah percaya dengannya ditambah sinis terhadap dirinya. Tatapannya tertulis dengan jelas bahwa Yuna adalah seorang plagiat dan pencuri.Dulu dia tidak berusaha menjelaskan karena penjelasan tanpa bukti kuat tidak akan ada artinya. Hanya kemampuan dan waktu yang bisa membuktikan dirinya sendiri. Melihat Yuna yang diam dan tidak menjawabnya, Edith kembali melanjutkan uc
Yuna hanya tertawa kecil saja tanpa bicara apa pun, sedangkan Edith juga tidak bertanya lagi.“Sudahlah, main rahasia-rahasiaan! Karena kamu begitu misterius, aku nggak mau jadi supirmu lagi. Aku pergi dulu, hati-hati, ya!”Yuna mengangguk dan berpisah dengan Edith di depan pintu gedung. Edith berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Ketika dia melintas di depan pintu gerbang, matanya sengaja melirik sekilas dan melihat Yuna masih berdiri di sana.Dia baru saja hendak bertanya, tetapi pemandangan Yuna yang berlari ke arah depan membuatnya mengurungkan niatnya. Karena penasaran, Edith melajukan mobilnya dengan kecepatan pelan dan melihat perempuan itu berhenti di depan sebuah mobil hitam.Pintu mobil terbuka dan sosok itu masuk ke dalam. Setelah itu mobil berjalan dengan membawa sosok Yuna di dalamnya. Edith tidak bisa melihat orang yang ada di dalam mobil hitam tersebut dan tidak tahu bagaimana raut orang itu.“Ck! Dasar penasaranan sekali jadi orang!” umpat Edith sambil meng
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann