“Boleh juga!” jawab Logan.Lelaki itu menghubungi Yuna dengan menggunakan ponsel milik orang lain. Hanya dengan cara seperti itu baru bisa bicara dengan perempuan itu. Yuna sudah memblokir nomornya dan juga Valerie.Saat sambungan telepon terhubung, Yuna baru saja keluar dari laboratorium dengan semua data hasil yang tergenggam di tangannya. Semua data ditulis secara rinci dan juga rapi. Yuna hanya perlu menyerahkannya pada Edith, lagi-lagi dia menyelesaikannya lebih awal.Baginya, semua ini memang bukan sebuah kendala ataupun kesulitan karena bakatnya memang ada di bidang ini. Selama sekian tahun ini dia selalu menghabiskan waktunya di laboratorium dan sudah menjadi salah satu kebiasaannya.Karena pekerjaannya yang sedikit khusus, di laboratorium menyediakan kamar mandi khusus untuk mereka membersihkan diri. Setelah Yuna selesai mandi dan mengganti pakaiannya, dia mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba gerakannya terhenti karena nada dering dari ponselnya.“Siapa?” tanya Yuna sambil sibuk
“Terima kasih,” ujar dia penuh sopan.Pekerjaannya memang selesai dengan hasil yang lumayan bagus dan dia merasa tidak perlu merendah diri. Yuna sendiri juga cukup percaya dengan kemampuannya sendiri. Melihat kepercayaan diri Yuna membuat ekspresi Edith yang angkuh akhirnya luluh dan seulas senyum terbit di sana.Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di lemari kemudian memandangi Yuna sambil berkata, “Sejujurnya, aku selama ini selalu merasa kamu yang plagiat.”Yuna hanya mengangkat alisnya tanpa mencoba membela diri.Sebenarnya tanpa perlu Edith jujur padanya, Yuna sendiri sudah tahu kalau sedari awal perempuan itu tidak pernah percaya dengannya ditambah sinis terhadap dirinya. Tatapannya tertulis dengan jelas bahwa Yuna adalah seorang plagiat dan pencuri.Dulu dia tidak berusaha menjelaskan karena penjelasan tanpa bukti kuat tidak akan ada artinya. Hanya kemampuan dan waktu yang bisa membuktikan dirinya sendiri. Melihat Yuna yang diam dan tidak menjawabnya, Edith kembali melanjutkan uc
Yuna hanya tertawa kecil saja tanpa bicara apa pun, sedangkan Edith juga tidak bertanya lagi.“Sudahlah, main rahasia-rahasiaan! Karena kamu begitu misterius, aku nggak mau jadi supirmu lagi. Aku pergi dulu, hati-hati, ya!”Yuna mengangguk dan berpisah dengan Edith di depan pintu gedung. Edith berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Ketika dia melintas di depan pintu gerbang, matanya sengaja melirik sekilas dan melihat Yuna masih berdiri di sana.Dia baru saja hendak bertanya, tetapi pemandangan Yuna yang berlari ke arah depan membuatnya mengurungkan niatnya. Karena penasaran, Edith melajukan mobilnya dengan kecepatan pelan dan melihat perempuan itu berhenti di depan sebuah mobil hitam.Pintu mobil terbuka dan sosok itu masuk ke dalam. Setelah itu mobil berjalan dengan membawa sosok Yuna di dalamnya. Edith tidak bisa melihat orang yang ada di dalam mobil hitam tersebut dan tidak tahu bagaimana raut orang itu.“Ck! Dasar penasaranan sekali jadi orang!” umpat Edith sambil meng
Yuna tidak menebak bahwa Brandon akan mengecupnya. Kedua bola matanya melebar dan memandangi wajah yang ada di depannya ini. Boleh tidak lain kali dia kasih kode dulu?!Awalnya Brandon hanya iseng saja, tetapi dia tenggelam ketika menyentuh bibir perempuan itu. Kecupan panas tersebut berakhir setelah berlalu cukup lama. Yuna menjatuhkan kepalanya di bahu Brandon dengan napas tidak teratur hingga membuat lelaki itu terkekeh kecil.Tangan lelaki itu menepuk punggung Yuna agar napasnya bisa kembali teratur sambil berkata, “Kamu harus belajar bernapas.”Setiap mereka berciuman, Yuna selalu menahan napasnya hingga dia nyaris pingsan kehabisan oksigen. Tetapi hal ini juga menunjukkan bahwa Yuna memang tidak memiliki pengalaman dalam hal berciuman. Brandon cukup terkejut dan juga bahagia ketika mengetahui hal ini.Apakah akal sehatnya Logan sudah rusak? Dia memiliki harta berharga tetapi justru tidak mencoba menghargainya sama sekali. Tapi hal ini juga yang membuat dirinya tidak begitu benci
“Perlu aku temani?” tanya Brandon setelah melihat perempuan itu mematikan sambungan teleponnya.“Nggak perlu,” jawab Yuna sambil menggelengkan kepalanya.“Tenang saja, aku sendiri bisa menghadapi mereka. Tapi aku mau pinjam orangmu,” lanjut perempuan itu lagi.“Oh?”Tempat janjian Logan untuk bertemu dengan Yuna jatuh pada sebuah kafe yang cukup sepi. Logan dan Valerie datang lebih awal dan sibuk memandangi jalan di depan pintu masuk dengan lekat. Saat mereka melihat sosok Yuna berjalan masuk, Logan secara refleks hendak bangkit berdiri.Jika bukan karena ditahan oleh Valerie, kemungkinan lelaki itu sudah akan menyambut Yuna di depan pintu masuk. Tarikan Valerie membuat Logan tersadar dengan apa yang akan dia lakukan. Meski kali ini pertemuan mereka ada maksud lain, masih belum bisa dipastikan siapa pihak yang menang atau kalah.Di tangannya juga masih ada banyak sekali bukti, dia tidak perlu memohon-mohon pada Yuna. Sebaliknya, seharusnya dia yang mengancam perempuan itu. Pemikiran te
Logan tidak menyangka bahwa lelaki di samping Yuna adalah seorang pengacara dan bukan orang yang dia bayangkan beberapa detik yang lalu.“Yuna, apakah perlu sampai sebegitunya? Memangnya kita nggak bisa untuk duduk bersama dan membicarakannya dengan baik-baik?”Logan memajukan sedikit tubuhnya sambil menatap perempuan itu seakan berusaha untuk mendapatkan balasan dari Yuna. Tetapi orang yang ditatap justru sibuk menunduk dan fokus menatap layar ponselnya saja.“Kenapa? Bukannya aku sudah setuju untuk bertemu dengan kalian? Kalau kamu anggap aku nggak menghargai pertemanan kita, lalu gimana dengan semua sikap kalian? Apa artinya dengan itu semua? Bukannya kalian yang menggugatku duluan? Sekarang aku meminta pengacara untuk hadir juga untuk menjamin hak-hak kalian. Ini termasuk niat baikku! Kenapa? Kalian nggak suka?”“Aku sudah bilang kalau aku bisa tarik gugatannya. Kenapa kamu harus sampai tahap seperti ini? Kita ini semuanya teman, kalaupun sekarang sudah bukan teman, kita juga bukan
Yuna melirik lelaki itu dengan malas dan kemudian dia menarik tatapannya kembali ke arah layar ponselnya. Bahkan dia tidak ada niat sama sekali untuk merespons lelaki yang ada di hadapannya ini.Logan tahu kalau perempuan itu sedang sengaja mengabaikan mereka. Tetapi dia tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut dan melanjutkan ucapannya, “Beberapa hari ini aku dan Valerie sudah berpikir dengan matang. Masalah hubungan kita bertiga nggak seharusnya dikaitkan dengan pekerjaan.”“Dulu kamu juga banyak membantu kami, kan? Nggak peduli seberapa besar kesalahan kami dan VL padamu, ataupun sebaliknya, kita sama-sama nggak perlu diperpanjang lagi. Kamu bebas untuk pergi ke mana saja dan kita semua sudah sama-sama seri. Bisa, nggak?”“Pak Leo, menurut Bapak?” tanya Yuna yang tidak memedulikan lelaki itu. Dia menoleh ke arah Leo dan bertanya pendapat pengacara tersebut.Sang pengacara itu sedari tadi hanya diam mengikuti seluruh kejadian yang baru saja terjadi. Dia menjadi pendengar dan penonto
Jawaban perempuan itu membuat Logan bungkam.“Lepaskan aku!” sentak Yuna dengan dingin.“Coba kamu jelaskan, apa maksudnya?!” Logan tetap tidak melonggarkan cengkeramannya. Dia tidak ingin perempuan itu bisa pergi dengan semudah itu. Masih ada banyak sekali pertanyaan yang masih belum dimengerti oleh Logan.“Pak Logan, yang Bapak lakukan sekarang termasuk tindakan pelecehan! Sebaiknya Bapak ….”“Diam!” seru Logan memotong ucapan Leo sebelum lelaki itu menyelesaikan ucapannya. Dia melayangkan tatapan tajamnya pada Yuna dan berkata, “Kamu jelaskan ucapanmu tadi! Kamu yang sudah mengganti-ganti resepnya? Kamu ….”“Semua komposisinya palsu?” tanya Logan sambil memikirkan kemungkinan tersebut hingga membuat punggungnya banjir akan keringat dingin.Tetapi Yuna tidak menjawabnya hanya menatap tangan yang masih mencengkeram lengannya dengan lekat. Dengan nada dingin dia berkata, “Aku bilang yang terakhir kalinya lagi, lepaskan aku! Kecuali kalau kamu mau sama seperti kejadian waktu itu!”Waktu
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
Fred sungguh tidak percaya. Dia membuka matanya lebar-lebar, berpikir apa jangan-jangan otaknya yang justru bermasalah. Dia sudah menyusun rencananya dengan baik agar Ross pergi dari tempat ini. Setidaknya itu akan memberikan waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Namun hasil akhirnya malah Fred sendiri yang disuruh pergi, dan justru apa yang Ross katakan dirasa lebih masuk akal. “Pangeran Ross, itu juga sudah saya pertimbangkan sebenarnya. Tapi ….”“Oh, ternyata kamu sendiri memang mau pergi, ya! Sudah kuduga kamu memang yang paling setia. Sepertinya rumor-rumor yang ada di luar sana nggak benar. Kebetulan, ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk membuktikan kesetiaan amu. Fred, kalau memang kamu sendiri mau pergi, ya pergilah! Di sini biar aku yang urus, kamu nggak perlu khawatir! Nanti aku juga kirim dua orang pengawal untuk kamu. Kujamin kamu pasti baik-baik saja. Aku mewakili mamaku dan segenap rakyat Yuraria mengucapkan terima kasih banyak untukmu!”“.…”
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang