Dylan tersenyum puas mendengar suara keributan yang yang terjadi di belakang, tapi ketika dia baru saja membalikkan badan untuk situasinya, seketika itu dia merasakan embusan angin dingin yang menusuk tulang. Dan sesaat kemudian, dia merasakan ada tangan yang sudah menepuk bahunya.Dylan yang siap siaga bahkan sampai sampai mengeluarkan keringat dingin. Dari sudut matanya dia melihat para anak buah yang dia bawa sudah terkapar di lantai tak berdaya.Bagaimana mungkin?! Mana mungkin hanya dalam waktu beberapa detik saja Yuna bisa secepat itu menumbangkan mereka?“Kamu ….” Bahkan Dylan sampai tergagap karena syok melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan air liurnya dan berkata, “Kamu berani kurang ajar sama orang yang lebih tua?”“Justru aku menghormati Om Dylan sebagai senior. Kalau nggak, Om sudah jadi gundukkan tanah dari tadi!”Tak bisa dipungkiri bahwa Dylan adalah bagian dari keluarga Tanoto, dan juga merupakan anak kandungnya Gideon. Karena dua hal ini, Yuna masih menyimpan rasa
“Aku bukan orang luar. Aku cucu menantunya Pak Gideon, dan aku juga bisa dibilang salah satu anggota keluarga Tanoto. Hari ini aku datang untuk berbelasungkawa atas kepergiannya Pak Gideon,” kata Brandon dan kemudian hendak menyusul Yuna.Akan tetapi, tongkat yang dipegang Gordon masih tidak bergerak. Gordon masih bersikeras tidak mengizinkan Brandon untuk masuk ke dalam.“Aku sudah dengar tentang pernikahan kalian, tapi sepertinya itu cuma sebatas janji lisan, dan kalian nggak pernah mengurus pernikahan kalian secara resmi. Tanpa itu, aku nggak bisa menganggap kamu sebagai satu keluarga. Keluarga Tanoto punya peraturan sendiri, dan karena kamu ada di sini, kamu harus mematuhi peraturan yang berlaku.”“Aku ….”Sebelum Brandon selesai berbicara, Yuna melayangkan tatapan matanya ke arah Brandon dan berkata, “Kakek Gordon benar. Kamu tunggu di sini saja sebentar. Aku nggak lama, kok.”Walaupun Yuna tidak berkata apa-apa selain ucapan singkat itu, Brandon bisa menangkap maksud Yuna dengan
Wewangian?Jadi … masalahnya ada di wewangian yang Yuna berikan tempo hari?“Iya, itu aku yang bikin. Belakangan ini Kakek lagi susah tidur, jadi aku bikin aroma terapi yang punya efek menenangkan supaya Kakek bisa tidur lebih nyenyak. Kenapa memangnya?”“Kenapa? Kamu masih berani tanya kenapa?” seru Dylan, “Justru wewangian itu yang bikin kakek kamu tidur untuk selamanya!”“Jadi, kalian menganggap penyebab kematiannya gara-gara aroma terapi itu?”Daripada terus berputar-putar tanpa akhir yang jelas, lebih baik Yuna langsung berbicara ke intinya.“Seharusnya kamu sendiri yang paling tahu apa yang ada di dalam wewangian itu,” kata Dylan.Di antara para tetua yang duduk di samping, tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara. Sejujurnya Yuna pun tahu apa yang ada di pikiran mereka. Dengan diam, itu berarti entah mereka setuju dengan Dylan dan menganggap ada sesuatu yang tidak beres dengan wewangian tersebut, atau mereka lebih memilih untuk tetap netral dan melihat ke mana arahnya k
“Hahaha ….”Tiba-tiba saja Yuna malah melepaskan suara tawa aneh yang membuat semua orang di tempat merinding. Di tempat dengan suasana yang begitu serius seperti ruang duka, bisa-bisanya dia malah tertawa. Tindakan Yuna ini benar-benar dianggap kurang ajar dan tidak menghormati orang yang lebih tua darinya.Sebagai tetua yang paling senior di sana, Gordon jadi merasa tersinggung dan membalas ucapan Yuna, “Yuna! Jangan kurang ajar kamu di depan kakek kamu! Bisa-bisanya kamu ketawa di saat kayak begini, mau ditaruh di mana muka kamu!”“Kakek Gordon, gimana aku nggak ketawa ngelihat lawakan begini. Kakek yang sudah ada di surga juga pasti bakal ketawa. Baru saja Kakek meninggal, tapi sudah ada orang yang nggak sabar mau bikin rusuh.”“Siapa yang bikin rusuh?” tanya Dylan.“Siapa lagi? Kamu pasti tahu siapa yang aku maksud! Dylan, aku menghormati kamu sebagai orang yang lebih tua, makanya selama ini aku panggil Om, tapi kamu sudah keterlaluan kali ini! Semua yang ada di sini juga tahu su
“Oke, kalau ternyata kematian Kakek ada penyebab lain, aku juga pasti bakal menyelidiki faktanya! Jadi … ayo kita lapor polisi saja! Karena kita berdua punya pandangan yang berbeda, lebih baik biar polisi saja yang menangani, supaya penyelidikannya berjalan adil dan jelas,” kata Yuna.Sebelum Yuna mengeluarkan ponselnya, tiba-tiba Gordon menarik tangannya dan berkata, “Jangan lapor polisi!”“Iya, jangan lapor polisi,” timpal yang lain.“Keluarga kita punya sejarah yang panjang dan dipandang tinggi sama masyarakat. Terlepas dari siapa pun pelakunya, kita pasti bakal jadi bahan omongan orang lain kalau sampai insiden ini ketahuan sama orang luar. Masalah ini harus kita selesaikan secara internal. Siapa pun pelakunya akan diadili sesuai peraturan yang berlaku di keluarga ini, yang jelas orang luar nggak boleh ikut campur!”“Kakek Gordon! Masalah ini sudah menyangkut nyawa orang lain! Kalau ternyata benar-benar ada orang yang membunuh Kakek, mana mungkin bisa kita adili cuma berdasarkan hu
Tanpa menghiraukan Dylan sedikit pun, Clinton menatap Gordon yang berdiri di sampingnya dan berkata, “Urusan bisnis dan keluarga kita bukan masalah yang bisa dipandang sepele. Ini jauh lebih rumit daripada sekadar mengurus sebuah perusahaan biasa. Demi masa depan keluarga Tanoto sendiri, aku rasa lebih baik untuk sementara waktu biar semuanya kita serahin ke Kakek Gordon. Aku yakin nggak ada yang keberatan, bukan?”“Clinton?!”Dylan begitu marah dan sangat tidak menyangka Clinton akan berkata seperti itu. Bahkan Gordon sendiri juga kaget dirinya yang diminta untuk mengapalai keluarganya untuk sementara waktu. Walau begitu, di wajah Gordon tampak adanya senyuman tipis yang terulas.Gordon segera menyembunyikan senyum mencurigakannya itu dan melegakan tenggorokannya, “Ehem … aku sudah tua. Rasanya terlalu berat bagiku untuk mengurus masalah beginian lagi.”“Betul! Kondisi kesehatan Om Gordon sudah kurang bagus. Atau jangan-jangan kamu sengaja mau melawan aku. Dasar kurang ajar kamu, Clin
“Penyebab kematian kakek kamu pasti bakal dicari tahu sejelas-jelasnya, jadi kamu nggak usah khawatir. Sebagai kepala keluarga Tanoto sekarang ini, Kakek janji bakal memberikan jawaban yang adil,” tutur Gordon menjawab pertanyaan Yuna.“Kalau itu siapa pun pasti mengerti, Kakek Gordon. Tapi tetap saja kita harus mengambil kesimpulan secepatnya. Prosesi pemakaman Kakek nggak bisa diundur terus, Kakek Gordon harus bisa nentuin kapan batas waktunya.”“Kenapa buru-buru begitu, atau jangan-jangan kamu takut?” tutur Gordon dengan nada sedikit kesal.“Nggak ada gunanya kita berdebat terus. Aku takut atau nggak itu nggak penting. Yang aku mau cuma hasilnya. Aku cuma berharap penyebab kematian Kakek nggak digantung begitu saja tanpa ada konklusi yang jelas. Semua tetua di keluarga Tanoto turut hadir hari ini, dan Kakek Gordon dipercaya sebagai pemimpin. Aku percaya Kakek Gordon bisa meyakinkan kita semua, jangan cuma ngomong doang. Gimana kalau kita kasih waktu tiga hari?”“Tiga ….”“Dalam wakt
“Hati orang nggak cuma dingin, ada juga yang hangat. Yuna yang aku kenal bukan orang yang pesimis.”“Dari awal kamu sudah tahu kalau ini cuma permainan untuk merebut kekuasaan, tapi kamu masih mau menemani aku di sini. Maaf, ya,” kata Yuna dengan nada penuh penyesalan.Tiba-tiba Brandon membungkukkan tubuhnya dan menggigit bibir Yuna dengan keras. Kali ini bukan ciuman yang lembut, melainkan gigitan kuat yang sontak membuat Yuna kesakitan.Setelah melepaskan gigitannya, Brandon menatap mata Yuna dan berkata dengan serius, “Ingat gigitanku ini. Kalau lain kali kamu masih ngomong begitu, aku bakal gigit lebih keras lagi.”“Tapi kita berdua jadi nggak bisa ke mana-mana gara-gara aku. Dan aku yakin mereka nggak bakal ngasih jawaban yang aku harapkan.”Saat berada di ruang duka tadi, Yuna sudah menyadari bahwa tuduhan yang ditujukan kepadanya itu sebenarnya tak lebih dari siasat Dylan untuk merebut kekuasaan dari tangan Clinton. Yuna juga menyadari kalau Clinton sudah tahu semua itu, tapi d
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana