Entah siapa yang menelepon, tapi Samuel sempat melirik Yuna beberapa kali seliga berbicara dan pada akhirnya dia pun berkata, “Oke, coba kutanya dia.”Yuna merasa percakapan ini ada kaitan dengan dirinya, tapi dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.“Mungkin, yang kamu bilang tadi benar,” ujar Samuel kepada Yuna.Bagaimanapun juga, Samuel tidak lupa siapa sosok yang berada di belakang Yuna. Tentu saja Samuel tidak berani menentang kemauan Yuna dan bertindak sesuka hatinya. Terlebih lagi telepon tadi juga membuat Samuel berubah pikiran. Mungkin, menjual produk eksklusif secara komersial memang tidak mungkin dilaksanakan.“Kamu tahu tadi siapa yang telepon?” tanya Samuel dengan perasaan girang, “Aku nggak tahu kamu pernah dengar atau nggak tentang Tania. Dulu dia terkenal banget sebagai aktris, sekarang dia sudah menikah sama anggota keluarga Kusumo.”“Pernah.”Tidak hanya tahu siapa itu Tania, bahkan di masa lalu Yuna sempat tahu apa hubungan antara Tania dengan Logan, hanya sa
Yuna pun berjalan menghampiri mobil tersebut dan masuk ke dalam. Dia juga menganggukkan kepalanya sebagai bentuk tegur sapa kepada Tania. Yuna masih tidak tahu ibunya Logan yang sangat misterius ini tahu kalau dulu Yuna sempat berpacaran dengan anaknya. Akan tetapi, itu tidak terlalu jadi masalah, karena itu juga sudah berlalu. Yuna santai saja berhadapan dengan orang yang dulunya mungkin dia sebut sebagai ibu mertua ini.Tania sendiri juga dari tadi terus memperhatikan Yuna. Perempuan yang masih muda memiliki aroma mereka tersendiri yang unik, dan aroma Yuna yang ringan ini sangat nyaman untuk dihirup, tidak terlalu tajam seperti kebanyakan orang. Aroma yang Yuna miliki terasa sangat alami tapi juga sulit untuk ditebak apa itu. Yang pasti, aroma Yuna dapat memberikan rasa nyaman dan tenang untuk orang lain.“Kalau ada yang mau disampaikan, Bu Tania boleh langsung saja, nggak perlu cari tempat lain cuma untuk ngobrol sebentar,” ujar Yuna sambil menatap pemandangan di luar dari balik ka
“Apa mungkin kamu nggak mau gara-gara hubungan aku sama Logan?” ujar Tania dengan begitu entengnya sambil tersenyum menatap Yuna.Yuna yang kaget pun spontan menoleh balik dengan tatapan seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Rahasia yang selama ini Tania jaga dengan sangat hati-hati kenapa bisa dengan semudah itu dia beberkan?“Kamu nggak perlu lihat aku kayak begitu. Aku tahu kalau kamu sudah tahu soal hubungan aku sama Logan. Alasan aku ngomong terus terang begini ke kamu karena aku mau memperjelas semuanya. Ada beberapa hal yang nggak bisa aku omongin kalau ada banyak orang. Sekarang cuma ada kita berdua, jadi nggak ada lagi yang perlu ditutupi.”“Ini nggak ada hubungannya sama itu. Aku menolak murni karena merasa aku nggak sanggup ngerjain permintaan Bu Tania, itu saja. Nggak ada alasan lain,” ujar Yuna.“Yang benar?” tanya Tania sembari mendekatkan tubuhnya ke Yuna, “Kalau begitu aku mau tanya, sekarang Logan ada di mana?”“..., aku mana tahu!”“Kenapa kamu ngga
“Setuju apa?”“Kamu ….”“Pertama, cowok itu nggak mahir dalam cari tahu kesalahan dia dan mau berubah, tapi tahu salah dan tahu kapan harus berhenti. Waktu aku masih sama Logan, dia cuma manfaatin aku, jadi perasaan apa yang aku punya buat dia? Mungkin yang ada cuma penyesalan. Mungkin dia lihat aku bisa kasih dia lebih banyak keuntungan? Atau mungkin karena Valerie nggak sama dia lagi?”“Bukan begitu ….”Di saat Tania hendak membela anaknya, Yuna langsung menyelanya tanpa memberikan kesempatan untuk berbicara sedikit pun.“Kedua, keluarga Setiawan itu nggak kayak yang kamu bilang. Tadi kamu bilang Brandon bagus di segala hal. Biar aku koreksi. Brandon itu jauh lebih baik daripada Logan, bedanya itu sudah kayak langit dan bumi. Buat apa aku ninggalin langit yang bagus cuma demi kotor-kotoran di tanah? Bisa kasih aku alasannya?”Sampai di sini, raut wajah Tania sudah terlihat luar biasa masam, tapi Yuna tidak mau berhenti sampai di situ saja dan terus berkata.“Dan terakhir, aku rasa ka
Langit sudah gelap begitu Yuna pulang ke rumah, tapi ketika dia melihat lampu-lampu di rumahnya menyala, dia langsung merasa tenteram mengingat masih ada seseorang yang sedang menunggunya. Disambut dengan kehangatan begitu Yuna masuk ke rumah, dia melihat Brandon sedang menonton TV di sofa ruang tamu. Brandon langsung mematikan TV dan pergi ke dapur untuk memanaskan sup yang sudah dia siapkan di dapur ketika melihat Yuna pulang.“Di luar udaranya dingin?” tanya Brandon.“Nggak terlalu.”Jarak antara lokasi dia turun dari mobil ke rumah untungnya tidak terlalu terpencil, dan cari taksi untuk pulang juga tidak terlalu sulit. Hanya saja jarak dari sana ke rumah memang sedikit jauh, jadi butuh waktu lebih lama agar Yuna bisa sampai di rumah.Tanpa banyak bicara, Brandon hanya melihat Yuna makan dengan kepala bertopang di tangannya. Bulu mat Yuna yang panjang terlihat seperti kipas kecil. Mulutnya yang sedang menyeruput sup juga mengeluarkan suara kecil. Lehernya yang panjang seperti burung
“Kenapa kamu pikir aku seharusnya tahu?” tanya Brandon balik. “Kamu curiga sama aku?”Yuna, “….”Spontan, Yuna ingin membalas ucapan Brandon, tapi setelah menahan diri dan terdiam sesaat, dia tetap menjawab apa adanya sesuai yang ingin dia katakan, “Iya. Aku sempat mikir ada kemungkinan kamu yang bikin dia hilang. Karena dengan semua yang kamu punya sekarang, bikin Logan hilang itu nggak susah. Tapi kalau kamu bilang bukan kamu, aku percaya sama kamu.”“Bukan aku.”Hanya seseorang yang tidak penting seperti Logan, untuk apa juga Brandon harus repot-repot berurusan dengannya. Namun, tidak bisa ditutupi bahwa Brandon merasa sedikit cemburu karena Yuna mengungkit soal mantan pacarnya.“Kamu khawatir sama dia?”Tinggal bersama untuk waktu yang sudah cukup lama membuat Yuna peka kalau Brandon sedang merasa cemburu. Dia pun hanya tersenyum dan membalas, “Kalau aku khawatir, mana mungkin aku tanyain soal ini ke kamu. Aku cuma kaget sama pas tadi baru dengar dari Tania.”“Nggak aneh terjadi se
“Jangan bilang aku nggak ingatin kamu, ya. Barang ini nggak ada gunanya buat cewek. Buat apa kamu minta ini?” tanya Logan sambil berjalan mendekati Cecilia.“Nggak usah banyak tanya, ini nggak ada urusannya sama kamu.”“Oh, jadi kamu cuma nganggap aku sebagai alat yang bisa dibuang begitu nggak berguna lagi?”“Kamu seharusnya bersyukur masih bisa berguna buat orang lain. Mana satu lagi yang aku minta?”“Tanpa harus aku kasih tahu pun, bukannya kamu sendiri sudah tahu?” ledek Logan.Dari interaksi ini sekilas terlihat Cecilia memberikan akses koneksinya kepada Logan, tapi tentu saja mana mungkin Cecilia semudah itu percaya dan memberikan semua yang dia punya. Cecilia masih punya beberapa pengikut yang bekerja langsung di bawahnya, dan Logan tak lebih dari sekadar boneka. Intinya, apabila sampai terjadi sesuatu, Logan-lah yang akan menjadi tameng bagi Cecilia. Wanita yang penuh siasat ini tidak lain adalah adik Logan dari ayah yang berbeda.“Nggak usah banyak bacot di sini. Kalau kamu ng
“Sharon, kamu serius mau berbuat kayak begini? Bukannya kamu bilang dia bukan tipe orang yang gampang terpengaruh sama orang lain ….”“Dia memang nggak gampang terpengaruh, tapi dia tetap punya batasan. Aku sudah bertahun-tahun sama dia, tapi dia bisa jaga diri dan nggak pernah terlibat gosip apa pun. Dia nggak bakal biarin dirinya sendiri terlibat skandal. Kalau dia macam-macam sama aku, dia pasti bakal tanggung jawab!”Pemahaman terhadap sikap Brandon inilah yang membuat Sharon begitu percaya diri rencananya pasti akan berhasil, dan dia memanfaatkannya dengan baik. Tentu Sharon juga sepenuhnya sadar terlepas dari berhasil atau tidaknya rencana ini, hubungan dia dengan Brandon akan berkembang ke level yang baru. Entah itu ke arah yang baik atau buruk, Sharon pun tidak tahu pasti. Yang jelas, dia mempertaruhkan nasibnya pada rencana ini!“Mungkin dia bakal tanggung jawab sama kamu, tapi kalau dia tahu apa yang kamu perbuat ke dia, menurut kamu dia bakal gimana? Kamu nggak takut dia ben