Yuna dari awal sudah dapat menebak, bahwa dirinya hanya akan bertemu dengan sebuah ruang kosong. Namun ini bahkan tembok saja belum terlihat, tetapi dia sudah di hadang dari luar. Pintu ruangan Edith tertutup rapat, asistennya mengatakan bahwa Edith di dalam sedang rapat, sehingga Yuna tidak dapat masuk ke dalam. Dirinya yang masih belum bergabung secara resmi, tentu saja tidak dapat masuk ke dalam, Yuna pun akhirnya hanya bisa menunggu di depan.Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam, masih belum ada tanda-tanda bahwa rapat itu akan selesai. Yuna yang sudah tidak sabar menunggu lagi, langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.Asisten Edith yang tidak menyangka bahwa Yuna akan langsung menerobos masuk begitu saja, tidak sempat lagi menahannya. Dia pun langsung bangkit berdiri, mengejar Yuna dari belakang sambil berteriak, “Bu Edith, dia ….”“Siapa yang menyuruhmu masuk?” tanya Edith ketus sambil memicingkan matanya. “Di sini sedang rapat, orang yang nggak berkepentingan, si
Begitu melihat Yuna langsung menyetujui syaratnya dengan cepat, sudut bibir Edith langsung menukik ke atas. Sorot matanya yang menghina juga sama sekali tidak perlu disembunyikan lagi.Sebagai informasi, walaupun New Life belum lama didirikan, namun ada Uniasia yang selalu menyokong mereka dari belakang. Sehingga karyawan-karyawan yang masuk juga melalui seleksi khusus untuk membuktikan bahwa mereka memang memiliki talenta dan kemampuan. Namun karena hal ini jugalah yang membuat Edith memandang Yuna dengan sebelah mata.Awalnya, Edith masih tidak tahu harus melakukan apa, agar perempuan ini tidak jadi bergabung ke dalam departemennya dan keluar dari perusahaan. Tidak disangka, malah perempuan ini sendiri yang datang dan memberinya kesempatan.“Kamu sudah menyetujui sendiri syaratku ini di awal, jangan sampai nanti kamu menyesal! Aku paling benci dengan orang yang suka menjilat ludahnya sendiri!”Edith buru-buru mengatakan hal ini, seolah takut Yuna akan berubah pikiran nantinya. Sehing
Edith tidak mengatakan apa-apa. Sebaliknya, semua orang yang berada di sana saling memandang dengan raut wajah kebingungan. Mereka semua bertanya-tanya di dalam hati, siapa yang telah diam-diam memberitahukan hal ini kepadanya.Yuna menatap lurus ke wajah Edith yang masih terlihat tenang, lalu kembali melanjutkan ucapannya, “Ketiga botol ini sebenarnya berasal dari satu botol yang sama. Hanya saja dalam setiap botol ditambahkan sedikit wangi yang berbeda. Tentu saja karena perbedaan yang sedikit ini, menyebabkan mereka bertiga nggak lagi sama, melainkan menjadi tiga jenis parfum yang berbeda.”“Yang benar?” ucap Edith sambil menertawakan jawaban Yuna. Cara perempuan itu tertawa seolah memberi tahu bahwa jawaban Yuna itu salah.Namun Yuna sama sekali tidak ragu dengan dirinya, juga tidak merasa bingung dengan ucapan Edith itu. Dengan sorot mata yang tegas, perempuan itu kembali melanjutkan ucapannya, “Tepat sekali! Di dalam ketiga botol ini hanya ditambahkan satu wangi yang berbeda, ora
“Tes yang pertama, anggap kamu sudah berhasil menyelesaikannya.”Sebenarnya Yuna dari awal sudah dapat menebak hal ini, namun tetap saja dirinya tidak kuasa untuk menahan mulutnya, “Tes yang pertama?”Edith kembali tertawa mengejek. “Kamu nggak mungkin mengira, hanya dengan pertanyaan semudah ini kamu sudah bisa lulus, ‘kan? Lalu bisa langsung bergabung dengan New Life dan masuk ke dalam departemenku. Kalau kamu berpikir seperti itu, kamu menganggap perusahaan kita ini terlalu mudah untuk menerima karyawan baru!”“Semua karyawan yang masuk ke dalam New Life ini harus melewati serangkaian ujian dan interview, baru akhirnya bisa masuk. Atas dasar apa kamu bisa melewati itu semua?” tanya Edith. Perempuan itu tidak sungkan-sungkan untuk langsung mengungkapkan keraguannya pada Yuna di hadapan semua orang Tentu saja, hal ini jugalah yang membuat Edith sangat tidak dapat menerima Yuna.Bahkan Edith sendiri, yang sebenarnya mempunyai begitu banyak penghargaan dan juga sertifikat, harus melewa
Yuna sekilas memang terlihat lembut dan tidak berbahaya. Namun di balik kapas yang lembut itu, menyimpan jarum yang sangat tajam, setiap kata-kata Yuna selalu membuat Edith tidak dapat berbuat apa-apa.Pada awalnya, Edith memang berniat untuk mempersulit Yuna masuk ke dalam departemennya. Namun berhubung perempuan itu terus memaksanya untuk memberi tahu berapa ujian yang harus dilewati, Edith pun tidak bisa terus melakukan hal tersebut.“Tiga ujian!” ujar Edith sambil menggigit gigi gerahamnya dengan sangat kencang. “Nggak ada pengecualian. Semua orang yang masuk ke dalam departemen proyek, pasti harus melewati tiga jenis tes, kamu juga harus termasuk!”Yuna menegakkan badannya, menganggukkan kepala dan berkata dengan yakin, “Oke! Semua orang melewatinya, tentu saja aku juga harus melewatinya!”“Hanya saja aku nggak tahu, apa yang di tes dalam ujian kedua ini, atau mungkin, ujian yang tadi hanya sekadar latihan? Jadi kita baru akan memulai tes yang pertama?”Pertanyaan Yuna ini sekilas
“Pekerjaan?” ujar Edith sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Masih belum lulus dari ujianku, maka bukan termasuk dari anggotaku, tentu saja aku nggak akan memberikan kamu pekerjaan apa pun.”Edith berhenti sesaat, kemudian melanjutkan kembali ucapannya, “Tentu saja, kalau kamu sangat ingin melakukan sesuatu, kamu bisa bersih-bersih.”“Namun, itu kalau kamu nggak keberatan.” Edith buru-buru menambahkan kalimatnya.“Aku nggak keberatan!” ucap Yuna terus terang. “Sebagai seorang pembuat parfum, aku tahu dengan jelas statusku. Apa yang seharusnya aku lakukan, apa yang nggak boleh aku lakukan. Seperti pekerjaan bersih-bersih ini, nggak akan menurunkan statusku, tapi ini bukanlah pekerjaan yang seharusnya aku lakukan.”“Berhubung Ibu Edith memerlukan waktu tiga hari untuk menentukan ujiannya, dan untuk sementara Ibu juga nggak bisa memberikan aku pekerjaan, maka aku akan menunggu kabar dari Ibu,” ucap Yuna sambil tersenyum tipis. “Oh iya, ngomong-ngomong kalau dalam tiga hari nanti Ibu E
Mungkin karena dia tidak menyangka ternyata perempuan itu tidak terlihat ragu sama sekali dan langsung memutuskan untuk memilih sesuatu yang tidak mungkin. Setelah terdiam sesaat, dia langsung menambahkan, "Bu Yuna, mungkin Ibu nggak mendengarkan dengan jelas atau mungkin saja nggak tahu dengan pasti risiko yang akan terjadi nantinya.”“Kalau gugatan Ibu kalah, maka nggak akan selesai dengan sebuah permintaan maaf saja. Mungkin kami akan meminta uang kompensasi yang harus Ibu bayarkan. Bahkan bisa saja Ibu memiliki risiko untuk dipenjara. Aku sarankan sebaiknya Ibu pikirkan kembali, Pak Logan hanya meminta sebuah permintaan maaf saja ….”“Bilang sama Logan untuk jangan bermimpi lagi, dia akan terlihat sangat menyedihkan!” ujar Yuna memotong ucapan pengacara.“Selain itu, kamu juga sudah bilang KALAU gugatannya kalah. Sedangkan di kamusku nggak ada kemungkinan ini. Sampai ketemu di persidangan!” tambah Yuna lagi. Setelah itu dia memutuskan sambungan telepon.Sungguh konyol sekali!Kena
iPad tersebut terlihat berisi beberapa berita yang bisa dilihat oleh Yuna berisi tentang gosip-gosip. Sedetik kemudian perempuan itu menyemburkan tawanya dan berkata, “Ternyata CEO seperti kamu juga melihat gosip seperti ini.”Brandon hanya meliriknya sekilas tanpa berkata apa pun. Tatapan lelaki itu membuat Yuna merasa ada yang salah. Dia melirik ke arah layar iPad dan mencoba membaca tulisan di sana lebih saksama lagi. Ternyata berita itu merupakan berita tentang dirinya.Isi berita tersebut mengenai dirinya ketika berada di bangku kuliah. Lebih tepatnya adalah tentang dirinya dari kuliah hingga masuk ke dunia kerja. Di antara semua berita tersebut, berita mengenai dia dan Logan serta Valerie yang paling lengkap.Judul dari berita tersebut adalah “Perempuan yang terlihat polos ternyata licik”.Yuna dibuat tercengang dengan berita tersebut. Dibilang marah, dia lebih merasa terkejut karena tidak menyangka Logan akan melakukan hal ini. Lelaki itu memfitnahnya dengan cara yang paling ket
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann