Mungkin karena dia tidak menyangka ternyata perempuan itu tidak terlihat ragu sama sekali dan langsung memutuskan untuk memilih sesuatu yang tidak mungkin. Setelah terdiam sesaat, dia langsung menambahkan, "Bu Yuna, mungkin Ibu nggak mendengarkan dengan jelas atau mungkin saja nggak tahu dengan pasti risiko yang akan terjadi nantinya.”“Kalau gugatan Ibu kalah, maka nggak akan selesai dengan sebuah permintaan maaf saja. Mungkin kami akan meminta uang kompensasi yang harus Ibu bayarkan. Bahkan bisa saja Ibu memiliki risiko untuk dipenjara. Aku sarankan sebaiknya Ibu pikirkan kembali, Pak Logan hanya meminta sebuah permintaan maaf saja ….”“Bilang sama Logan untuk jangan bermimpi lagi, dia akan terlihat sangat menyedihkan!” ujar Yuna memotong ucapan pengacara.“Selain itu, kamu juga sudah bilang KALAU gugatannya kalah. Sedangkan di kamusku nggak ada kemungkinan ini. Sampai ketemu di persidangan!” tambah Yuna lagi. Setelah itu dia memutuskan sambungan telepon.Sungguh konyol sekali!Kena
iPad tersebut terlihat berisi beberapa berita yang bisa dilihat oleh Yuna berisi tentang gosip-gosip. Sedetik kemudian perempuan itu menyemburkan tawanya dan berkata, “Ternyata CEO seperti kamu juga melihat gosip seperti ini.”Brandon hanya meliriknya sekilas tanpa berkata apa pun. Tatapan lelaki itu membuat Yuna merasa ada yang salah. Dia melirik ke arah layar iPad dan mencoba membaca tulisan di sana lebih saksama lagi. Ternyata berita itu merupakan berita tentang dirinya.Isi berita tersebut mengenai dirinya ketika berada di bangku kuliah. Lebih tepatnya adalah tentang dirinya dari kuliah hingga masuk ke dunia kerja. Di antara semua berita tersebut, berita mengenai dia dan Logan serta Valerie yang paling lengkap.Judul dari berita tersebut adalah “Perempuan yang terlihat polos ternyata licik”.Yuna dibuat tercengang dengan berita tersebut. Dibilang marah, dia lebih merasa terkejut karena tidak menyangka Logan akan melakukan hal ini. Lelaki itu memfitnahnya dengan cara yang paling ket
Yuna sibuk mengibaskan tangannya dan berkata, “Nggak perlu, New Life hanya salah satu anak perusahaan kecil dari Uniasia. Atasanku juga satu level di atasku saja, jaraknya jauh sekali dengan CEO besar seperti kamu ini. Perbedaannya seperti langit dan bumi! Kalau kamu tiba-tiba ketemu dengan dia, dia pasti bakalan terkejut setengah mati!”“Pfftt ….” Yuna tertawa tertahan dengan ucapannya sendiri.Brandon meremas pelan dagu perempuan itu dan berkata, “Pintar sekali kamu memujiku, patut dipertimbangkan untuk kasih hadiah.”“Hadiah apa?” tanya Yuna dengan penuh penasaran.“Kamu mau apa?” balas Brandon mencoba mendekati perempuan itu. Bibirnya nyaris menempel di daun telinga Yuna.Mendadak seluruh tubuh Yuna merinding dan bulu kuduknya berdiri. Perempuan itu terlonjak kaget dan berkata, “Eum … aku harus pikirkan ini baik-baik dulu! Makan dulu, yuk! Aku sudah lapar!”Brandon hanya diam ketika melihat Yuna kabur masuk ke dapur. Tatapan jenakanya perlahan-lahan berpindah ke arah iPad dan sorot
Yuna kembali ke ruang tamu setelah mencuci tangannya. Dia duduk di sofa sambil minum segelas air. Kedua bola matanya berhenti di iPad yang tergeletak di meja. Perempuan itu berpikir sejenak kemudian menggeser layar iPad tersebut dengan perlahan.Dia menunduk dan membaca halaman berita dengan saksama dan fokus. Yuna tadi tidak memperhatikannya dengan jelas karena ada Brandon, dia hanya tahu garis besarnya yang berisi cerita tentang hubungan mereka bertiga ketika masa kuliah saja. Semua yang terjadi ditumpahkan dalam bentuk tulisan dengan cerita yang tidak benar faktanya.Tetapi yang paling membuat Yuna merasa tidak habis pikir dan konyol adalah, yang diberitakan di dalam sana bukan merupakan cerita yang keluar dari mulut Valerie atau Logan. Mereka meminjam nama pihak ketiga yang merupakan teman kuliah mereka atau teman sepermainan mereka.Awalnya Yuna masih merasa sedikit marah, tapi lambat laun amarahnya lenyap dan tergantikan dengan perasaan ingin menertawakan berita tersebut. Nama ya
Brandon menghentikan gerakan tangannya yang menyendok dan melihat Yuna sambil bertanya, “Kamu merasa aku hanya bisa duduk di depan meja makan seperti anak kecil yang nggak bisa apa-apa dan menunggu pelayan menyiapkan semuanya? Bahkan mereka perlu menyuapiku dan mengurusku?”Yuna menyemburkan makanan di mulutnya ketika membayangkan pemandangan tersebut. Meski Brandon mengatakannya dengan sangat berlebihan, tetapi sepertinya yang ada di bayangan Yuna memang seperti yang lelaki itu deskripsikan.“Setidaknya kamu seharusnya nggak perlu turun tangan sendiri di dapur,” kata Yuna. Mendadak dia merasa penasaran dengan kehidupan lelaki itu yang sepertinya berbeda sekali dengan apa yang dia bayangkan.“Kalau aku bersedia, aku tentu saja nggak perlu masak sendiri,” jawab lelaki itu. Dengan kedudukannya dan latar belakang yang dia miliki, tentu saja Brandon tidak perlu turun tangan sendiri untuk urusan dapur.“Berarti kamu nggak bersedia?” tanya Yuna penasaran. Jangan-jangan lelaki itu ada kesenan
Setelah selesai makan, Yuna baru akan bangkit untuk beres-beres tetapi langsung dicegat oleh lelaki itu.“Sudah aku bilang diam saja, kamu nggak perlu ikutan,” ujar Brandon dengan alis menyatu dan ekspresi tidak setuju.“Lain kali dapur itu bakalan jadi tempat terlarang! Kamu nggak boleh ke sana!”Yuna terlihat pasrah dan berkata, “Dulu aku sering masak sendiri kok-”“Itu dulu, selanjutnya sudah nggak boleh!” kata lelaki itu memotong ucapan Yuna. Dengan cepat dia membereskan peralatan masak dan masuk ke dapur.Beberapa saat kemudian terdengar suara air keran mengalir dari arah dapur. Yuna melangkah mendekat dan bersandar pada kusen pintu sambil memandangi lelaki itu. Brandon menarik lengan bajunya ke atas hingga memamerkan lengannya. Kulitnya sangat putih tetapi bukan putih pucat dan terlihat sangat kuat.Membayangkan lengan itu yang pernah memeluk pinggangnya dengan erat membuat tubuh Yuna sedikit gemetar.“Kamu berencana memberikan penjelasan?” tanya Brandon yang tengah mencuci pirin
Leo menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Aku juga kurang ngerti, tetapi dari ucapan Bu Yuna dan sikapnya, dia terlihat sudah yakin. Tetapi dari bukti yang ada sekarang, seharusnya perusahaan kita pasti menang. Jadi Pak Logan jangan terlalu khawatir.”Logan khawatir, bagaimana mungkin lelaki itu tidak khawatir!Pengacara itu tidak khawatir karena dia hanya melihat bukti yang ada saja. Tapi dalam hati Logan sendiri tahu pasti kalau semua produk yang dihasilkan oleh perusahaannya merupakan jasa dari Yuna. Tetapi siapa yang menyuruh perempuan itu begitu keras kepala dan kejam? Yuna tidak menyisakan sedikit pun jalan untuknya dan membuat dia tersudutkan dan tidak bisa keluar.Yuna jelas-jelas telah tahu bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk menang, tetapi kenapa dia tidak mau mengalah? Apakah karena New Life yang memberikan dia keberanian? Atau memang perempuan itu masih memiliki kartu As di tangannya?Logan merasa aneh tetapi dia sendiri tidak menemukan jawaban yang cocok.“Ok, aku t
“Silakan saja!” sahut Valerie dengan acuh tak acuh.“Lagian semua datanya juga sudah aku salin. Kita ada bukti dan ada tim pengacara yang profesional. Untuk apa masih takut dengan dia?”Valerie mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Kamu lihat tanganku bengkak karena menyalin semuanya, sakit sekali! Kalau bukan karena dia, aku nggak mungkin menderita seperti ini! Logan, kali ini dia nggak boleh lolos, dia harus mendapatkan pelajaran! Dia nggak boleh bersikap seperti itu padamu!”Logan mendorong tubuh perempuan itu yang mencoba mendekatinya karena dia sedang tidak berminat dan juga tidak bisa bersikap tenang seperti Valerie.“Entah mengapa aku merasa dia sedang melakukan sesuatu yang besar. Dia jelas tahu kalau semua bukti ada di tanganku, tapi kenapa tetap ngotot mau lewat jalur hukum?”Valerie terdiam sesaat kemudian menggeleng dan berkata, “Nggak mungkin, kamu yang terlalu banyak berpikir hingga merasa khawatir. Memangnya dia bisa apa? Semua dokumen ada di tangan kita, karyawan di
Rainie tentu saja ingin mengatakan tidak ada masalahnya dan semuanya akan baik-baik saja, tetapi dia tak kuasa untuk mengucapkannya keluar. Jari-jari tangannya gemetar membayangkan itu. Operasi pemindahan otak … operasi yang begitu sulit dan rumitnya Fred mau Rainie melakukannya sekarang? Sendirian?!Tampaknya Fred juga menyadari kekhawatiran Rainie itu, dan dia pun berkata, “Tenang saja, tentu kamu nggak sendirian. Aku sudah menyiapkan satu orang asisten profesional yang bakal membantu kamu nanti.”….Terima kasih banyak! Itulah yang ada di pikiran Rainie, mengapa tidak dia saja yang mengerjakannya dan gantian Rainie yang bertugas sebagai asisten? Kalau dia profesional, untuk apa dia hanya bertugas sebagai asisten? Bukankah itu sama saja dengan meremehkannya?Rainie selalu berpikir dirinya yang terbaik dan serba bisa, tetapi itu hanya sebatas melakukan eksperimen dan meneliti obat-obatan. Melakukan operasi, apalagi operasi yang tingkat kesulitannya sangat tinggi seperti memindahkan ot
Kini Rainie mengerti. Tak heran tadi mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan pergi bersama tim mereka masing-masing. Dengan kata lain, mereka sudah memiliki tugas tersendiri. Dengan begitu, andaikan suatu hari mereka tertangkap dan diinterogasi, mereka tidak tahu apa-apa“Terima kasih banyak atas kepercayaannya, Pak Fred,” ucap Rainie. Memberikan buku instruksi yang lengkap menunjukkan Fred percaya padanya, Rainie merasa sangat bahagia, bukan karena mendapat kepercayaan Fred, tetapi karena perasaan dianggap sebagai orang penting inilah yang dia inginkan selama ini.“Jangan salah paham, bukan berarti aku percaya sama kamu. Aku begini karena langkah yang paling penting aku mau kamu yang kerjakan!”“Apa itu?”Sembari mereka berbicara, Fred membawa Rainie pergi ke bagian terdalam dari lab tersebut. Di sana terdapat sebuah pintu besi yang sudah lama terkunci dan berkarat. Namun ketika Fred mendekatinya, pintu itu seperti memiliki sensor dan perlahan terbuka. Tidak ada bunyi gesekkan bes
Selagi Rainie menggigit rotinya, dia mendengar suara ribut yang asalnya dari luar. Suara itu seperti roda yang bergulir, tetapi suaranya lebih besar lagi, bahkan sampai mencuri perhatian semua pekerja yang sedang makan di dalam. Beberapa di antara mereka yang lebih gesit sudah langsung berlari ke luar untuk melihat. Rainie sedikit lebih lambat sehingga dia agak terhalang oleh yang ada di depannya, tetapi dia dapat melihat ada benda seperti kotak yang berukuran sangat besar dibawa masuk.“Ada apa? Ada apa?” tanya mereka yang di belakang.“Kayaknya mereka membawa kotak besar, tapi aku nggak tahu apa isinya,” jawab yang di depan.“Apa lagi kalau bukan barang percobaannya!” jawab yang lain.Rainie bergidik ketika mendengar orang itu. Barang percobaan, lantas apakah berarti yang ada di dalam kotak besar itu Yuna? Dia ingin melihatnya lebih dekat, tetapi kotak itu sudah dibawa pergi. Tak lama petugas datang dan memberikan instruksi kepada mereka.“Semuanya bagi kelompok sesuai daftar nama in
Kesunyian sebelum badai tiba ini membuat siapa pun yang berada di tengah keadaan itu terasa sesak. Begitu malam tiba, orang yang seharusnya datang mengantar makanan kali ini tidak datang. Semarah apa pun, biasanya Fred akan tetap meminta bawahannya untuk mengantar makanan karena dia ingin tubuh Yuna tetap fit agar bisa digunakan dalam eksperimennya. Yuna juga sebenarnya tidak begitu lapar. Dia bisa saja melewati malam ini tanpa makanan. Namun hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa memang terjadi sesuatu di luar sana.“Di mana makan malamku?” tanya Yuna seraya membuka pintu dan bertanya kepada orang yang berjaga di luar.“Malam ini nggak ada makanan. Bu Yuna silakan istirahat lebih awal,” jawabnya.“Kenapa?”Yuna bertanya, tetapi kali ini si penjaga pintu tidak lagi menjawabnya. Dia hanya mengatakan malam ini tidak ada makanan, dan setelah itu dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Melihat itu, Yuna tahu pertanyaannya hanya akan diabaikan, jad dia mengganti pertanyaannya, “Fred di
Ross berdiri mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Oke! Aku nggak bisa banyak membantu, tapi aku cuma mau bilang kalau semua ini bisa selesai selama kita menolong mamaku dan menghentikan Fred. Asal itu tercapai, aku nggak masalah kalian mau mendobrak kedutaan sekalipun!”Chermiko, yang sejak awal hanya diam saja tampaknya terpikir akan sesuatu. Di saat itu dia pun tiba-tiba berkata, “Ah, aku tahu!”Sontak, semua orang langsung diam dan menatapnya dengan rasa penasaran. Di situ Chermiko berdeham dan berkata, “Aku kurang lebih sudah tahu apa yang mereka rencanakan. Mereka pasti mau menjalankan R10!”“... kamu baru tahu?” tanya Brandon.Semua orang juga sudah tahu kalau apa yang akan Fred lakukan besok adalah menjalankan eksperimen yang selama ini dia nantikan. Memang selama ini hanya R10 yang menjadifokusnya. Dia juga sudah mengerahkan segenap sumber daya yang dia punya untuk melakukan penelitian itu. Meski tidak terbongkar secara terang-terangnan, semua yang hadir di sana pasti tahu.
“Sudah jelas!” seru Ross. “Anak buahku yang di kedutaan juga bilang sejak dua hari ke belakang memang ada yang nggak beres. Tapi aku juga nggak tahu persisnya apa!”Bahkan sebagai pangeran sendiri, informasi yang Ross dapatkan juga sangat terbatas. Brandon dan Edgar sama-sama tidak terlalu banyak berkomentar. Mereka hanya bertukar pandang satu sama lain tanpa mengutarakan pendapat.“Pak Edgar, gimana menurutmu?” tanya Shane.Kehadiran Edgar malam ini bersama yang lain mengartikan dia ingin menyelesaikan masalah ini bersama, bukan hanya sebagai pendengar saja. Maka itu, sekarang mereka tidak memandang tinggi rendah jabatannya. Siapa pun memiliki suara yang sama dan tujuan yang sama.“Aku mau dengar analisis kalian dulu,” kata Edgar.Brandon berkata, “Seperti yang sudah kita tahu pasti, besok mereka akan mulai beraksi. Di kedutaan sudah kelihatan tanda-tanda yang aneh. Rainie menentang kamu membawa resepnya langsung dan setelah ditolak berkali-kali, akhirnya dia setuju untuk ketemu besok
Fred mengambil kembali ponsel Rainie, dan tiba-tiba dia menanyakan sesuatu. “Bukannya aku sudah minta kamu kasih tahu dia kalau anaknya sudah mati?”Pertanyaan itu sontak membuat keringat dingin bercucuran. Pertanyaan Fred tadi terkesan sederhana, tetapi di balik itu dia mempertanyakan mengapa Rainie tidak melakukan apa yang dia perintahkan. Shane tahu atau tidak, itu masalah sepele. Yang jadi masalah serius adalah fakta bahwa Rainie tidak mematuhi perintah.“Aku … aku khawatir kalau dia tahu anaknya sudah mati, dia bakal terpukul dan jadi terbangun dari hipnotisnya. Tentu saja bukan berarti hipnotisnya nggak bekerja, tapi aku cuma nggak mau terjadi hal yang nggak diinginkan di saat-saat kritis. Kalau eksperimennya sudah selesai, aku pasti bakal kasi tahu dia.”“Oh, begitu rupanya! Kamu nggak perlu tegang begitu. Aku cuma asal tanya saja. Aku nggak mau kamu merasa terbebani cuma gara-gara itu. Kalau kamu punya pemikiranmu sendiri, nggak masalah. Jalankan saja!”Namun itu bukan berarti
“Iya, aku bisa dengar. Kalau begitu kamu datang lusa saja!”“Lusa?! Kenapa nggak besok? Bukannya kamu yang minta cepat-cepat?”“Iya, tapi nggak bisa besok. Kalau kamu mau datangnya besok, malam saja?”“Memangnya kalau pagi atau siang nggak bisa?”“Shane! Sebenarnya aku yang menuruti kamu atau kamu yang menuruti aku? Kamu masih mau aku tolong anak kamu atau nggak?!”“Ya … mau. Kamu jangan marah dulu. Oke, aku nurut apa katamu. Besok malam aku bawa resepnya, gimana … apa bisa?”Suasana hati Rainie jauh membaik setelah mendengar itu. Dia mengiyakan pertanyaan Shane dan langsung menutup telepon.“Hipnotis kamu itu kelihatannya nggak terlalu ampuh. Dia masih bisa membangkang,” tutur Fred. Menurut dia efek hipnotis Rainie terhadap Shane masih tidak sebaik Fred mengatur anak buahnya. Paling tidak anak buah Fred tidak ada yang berani melawan apa pun perintahnya, apalagi berbicara dengan nada seperti Shane tadi.Namun Rainie tidak sependapat dengan Fred. Dia menjelaskan, “Menurut Pak Fred, apak
“Nggak bisa. Resepnya terkunci sama password. Aku nggak bisa kirim dari HP. Aku sudah susah payah mencurinya, kamu pasti nggak jadi berantakan, ‘kan? Atau kamu takut aku ke sana?”“Bukan takut, tapi sekarang lagi ngga bisa. Aku lagi sibuk banget, nggak ada waktu untuk ketemuan. Memang kalau terkunci sama password nggak bisa dikirim? Tinggal di-hack saja, ‘kan? Masa begitu saja perlu aku ajari?”“Yang ini agak susah, lagian kalau aku gagal, takut file-nya malah rusak. File sepenting ini kurasa lebih baik dikasih langsung.”Kegigihannya membuat Rainie jadi curiga pada Shane, jangan-jangan ada sesuatu yang dia sembunyikan. Maka dia pun coba menggali itu, “Shane, kamu ngotot mau kasih resep itu langsung apa karena ada sesuatu yang mau kamu omongin secara pribadi?”“Iya,” jawab Shane dengan jujur meski sempat ragu sesaat. “Aku mau tahu kapan kamu bisa menolong anakku!”“.…”Seketika itu Rainie spontan melirik Fred dengan panik. Tetapi dia segera menenangkan dirinya dan melanjutkan pembicara