Share

Bab 443

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 19:00:01
“Kek, acaranya sebentar lagi sudah mau dimulai,” kata Clinton mengingatkan.

“Oke,” angguk Gideon perlahan, tapi matanya masih menatap Yuna seolah masih ingin mengobrol dengannya.

“Aku nggak ikut, ya, Kek. Kakek tahu sendiri aku nggak suka keramaian,” kata Yuna.

“Iya,” sahut Gideon tanpa banyak bicara lagi.

Brandon juga menaruh tangannya di bahu Yuna dan menambahkan, “Aku juga, aku mau menemani Yuna.”

“Kalau begitu menginap saja di sini! Nanti aku suruh Dodi siapin dua kamar buat kalian nginap dua hari, gimana?”

Kata-kata terakhir Gideon jelas mengindikasikan kalau dia meminta pendapat dari Yuna. Ketika ditanya seperti itu oleh kakeknya, Yuna pun merasa tersanjung dan mengangguk, “Oke, ikut apa kata Kakek saja.”

Gideon senang mendengar jawaban itu dan spontan senyum di wajahnya melebar, “Clinton, ayo jalan.”

Clinton lantas mendorong kursi roda kakeknya dan berpesan kepada Yuna, “Nanti Pak Dodi bakal antar kalian berdua ke kamar masing-masing.”

“Oke.”

Yuna pun keluar kamar dan melihat C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 444

    “Iya, aku nggak mau pisah sama kamu. Kenapa, nggak boleh?” kata Yuna sambil merangkul lengannya di leher Brandon.“Setiap masalah pasti punya solusi!” jawab Brandon seraya mencium bibir Yuna, “Coba kita lihat kamar kamu dulu.”Kamar yang Yuna tempati adalah kamar yang dulu dia gunakan sewaktu masih tinggal di sana. Betapa terharunya Yuna seketika dia membuka pintu. Susunan kamarnya masih sama persis seperti saat dia pergi. Segala macam barang yang ada di dalam tidak dipindahkan sedikit pun, tapi masih tetap terjaga kebersihannya. Yang berbeda hanyalah seprai yang sudah diganti baru. Sepertinya seprainya pun baru saja dijemur karena masih terasa hangat. Satu-satunya yang janggal adalah tidak adanya AC di kamar.“Kamar kamu nggak ada AC?” tanya Brandon.“Oh iya, aku lupa kasih tahu. Semua kamar yang ada di rumah ini nggak pakai AC. Jadi … nanti malam kamu bertahan, ya.”“Serius nggak ada AC?”Hal itu sangat sulit dipercaya oleh Brandon. Di era modern seperti sekarang, alat elektronik sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 445

    “Kamar tamu juga nggak pakai AC? Tamu yang nginap di sini masa juga harus ikut latihan?”Bagaimanapun juga banyak orang yang datang untuk merayakan acara ulang tahun dan tidak langsung pulang di hari itu juga. Beberapa dari tamu yang datang juga akan menginap, dan apakah mereka juga harus menjalani pengalaman yang sama?“Gedung yang depan memang buat cara kayak pesta dan semacamnya, jadi kamar yang ada di gedung depan ada AC. Tapi karena gedung belakang tempat kita berada di sekarang khusus buat anggota keluarga Tanoto, semua kamarnya nggak ada AC.”Intinya, orang luar boleh pakai AC, tapi keluarga sendiri tidak.“Jadi, aku sudah dianggap jadi bagian dari keluarga Tanoto?” tanya Brandon.Apakah benar karena alasan itu Brandon ditempatkan di kamar yang ada di gedung belakang? Kalau memang demikian, Brandon tidak tahu apakah dia harus senang atau sedih sekarang.“Iya, seharusnya begitu. Berarti kamu harusnya merasa terhormat!”Mereka berdua masih sempat mengobrol santai untuk beberapa sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 446

    Akan tetapi, hujan yang lebat menutupi semua itu, dan dengan adanya Brandon sekarang, Yuna akhirnya memiliki sandaran. Halaman ini seakan bukan lagi halaman yang ada di dalam masa lalunya Yuna.“Dingin, nggak? Mau balik ke dalam saja?” tanya Brandon.“Balik juga masih tetap dingin. Mending kita lari-lari saja di sini biar nggak kedinginan!”“Kalau kamu ngerasa nggak enak badan, malam ini kita langsung pulang saja?” usul Brandon.Brandon masih tidak bisa membayangkan betapa kerasnya hidup Yuna selama dia tinggal di rumah ini. Sebelumnya, dia pernah datang dua kali ke sini, tapi dia tidak tahu kalau ternyata keluarga Tanoto memiliki pemikiran yang begitu kuno.“Dari dulu aku sudah terbiasa hidup kayak begini, jadi nggak masalah. Justru aku takut kamu yang masih nggak terbiasa.”Sebenarnya, bukannya Yuna tidak terbiasa, tapi dia sudah lama tidak pulang dan butuh sedikit adaptasi kembali. Bagaimanapun juga Yuna sudah terlalu lama hidup nyaman, dan dia pastinya tidak ingin merasakan hari-ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 447

    Yuna sungguh tidak menyangka bisa menemukan pemuda itu di halaman rumahnya sendiri setelah mencarinya ke mana-mana begitu lama. Pemuda itu masih terlihat sama seperti sebelumnya, hanya saja tatapan matanya tidak secerah dulu.“Semua orang yang datang ke sini hari ini pasti punya tujuan yang sama,” kata Yohanes.“Terus kenapa kamu malah ada di sini?” tanya Yuna.“Kamu sendiri juga.”“Kamu masih belum kasih aku penjelasan kenapa kamu tiba-tiba menghilang. Waktu itu kita sudah sepakat, tapi kamu nggak angkat telepon dari aku. Bahkan chat juga nggak dibalas.”Akan tetapi, tatapan mata Yohanes terlihat memuram ketika Yuna mengangkat topik itu lagi. Tanpa memberikan penjelasan apa-apa, dia hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas, “Aku punya alasan sendiri. Lagian barangnya juga sudah aku kirim tanpa aku pungut biaya. Harusnya kita sudah impas.”“Impas apanya! Mana kayu yang aku minta?” tanya Yuna sambil mengulurkan tangannya.Saat itu mereka sudah sepakat Yuna akan mendapatkan sepoton

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 448

    Kedua matanya seolah sedang menembakkan laser yang menyapu Yuna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hawa dingin juga terasa sangat pekat menandakan ketidaksukaannya terhadap tingkah laku Yuna.Jujur saja, Yuna merinding seketika pria itu menoleh ke arahnya, tapi Yuna merasa tidak perlu takut dengannya karena toh dia tidak ada hubungan apa-apa dengan orang itu. Bermodal pemikiran itu, kepercayaan diri Yuna pun meningkat dan tidak takut lagi untuk menatap lurus ke mata pria tersebut.Mungkin karena tidak mengira bahwa seorang perempuan bisa begitu berani menghadapinya, pria itu pun tampak sedikit terkejut dan alisnya mengerut. Di saat pria itu hendak berbicara, tiba-tiba Brandon yang sejak tadi hanya diam saja berjalan ke samping Yuna dan berkata, “Om Beny.”Pria yang dipanggil dengan sebutan “Om Beny” itu kaget, “Brandon?”“Tadi aku nggak ngelihat ternyata Om juga datang. Aku pikir tahun ini Om suruh anak buah yang datang. Aku nggak ngira bisa ketemu Om di sini.”“Iya, karena hujan jad

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 449

    Bahkan Beny pun tidak bisa menutup rasa kagetnya. Meski ini adalah masalah pribadi, bagi mereka yang berasal dari keluarga berada, memiliki pasangan baik itu sekadar pacaran atau pernikahan atas dasar ikatan keluarga, tidak mungkin mereka bisa menutupinya. Terlebih lagi, Brandon adalah sosok pria idaman yang menjadi incaran semua kaum wanita. Jangankan orang biasa, bahkan sesama konglomerat pun berharap bisa menjadikan Brandon sebagai pasangan hidup. Selama ini belum pernah ada rumor tentang kehidupan asmara Brandon. Semua waktu dan tenaga Brandon curahkan untuk karirnya dengan mengembangkan bisnis keluarga, dan tiba-tiba sekarang dia sudah punya tunangan. Yang membuat semua ini lebih mengejutkan adalah fakta itu keluar dari mulutnya sendiri.“Tunangan?!” seru Yohanes terbelalak.“Yohan, nggak sopan kamu!” tegur Beny. Lalu dia menutupi keterkejutannya dan bertanya pada Yuna dengan sikap yang kini jauh lebih segan dibanding sebelumnya, “Ini benar-benar kabar yang nggak disangka-sangka.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 450

    Yuna mengulurkan tangan dengan telapak menghadap ke atas. “Di mana ayu yang aku minta?”“..., nggak ada lagi. Sudah aku pakai semuanya sampai habis,” jawab Yohanes.“Bodo amat! Kamu sudah janji bakal kasih aku kayunya. Kalau sudah habis, tanam yang baru sekarang juga. Jadi orang jangan suka ingkar janji, nanti nama baik kamu sendiri yang rusak!”“Buat apa kamu ngotot masih mau kayu itu? Tujuan kamu minta aku buatin patung kayu itu kan untuk hadiah ulang tahun. Sudah aku bikinin, ‘kan? Jadi buat apa lagi kayu itu?”Awalnya Yuna masih berbaik hati berniat menjelaskan apa tujuannya memiliki potongan kayu itu kepada Yohanes, tapi karena sikap Yohanes yang kurang mengenakkan dan malah membuat Yuna naik darah, Yuna hanya berkata, “Bukan urusan kamu! Pokoknya kamu sudah janji sama aku.”Rona wajah Yohanes yang semula putih dalam sekejap memerah, terlihat begitu tak berdaya. Brandon pun maju dan berusaha untuk menenangkan situasi, “Kalau kamu nggak bisa sempa kasih kayunya, biar kami saja yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 451

    Brandon bisa tidur cukup nyenyak di kamar yang telah disediakan untuknya, tapi dia terbangun oleh suara yang berasal dari lantai bawah begitu langit mulai terang. Brandon tidak punya kebiasaan bangun pagi, tapi dia memang mudah terbangun meski hanya mendengar suara kecil. Dia pun turun dari ranjangnya dan melihat ke luar jendela.Sisa-sisa hujan yang membasahi halaman sudah dibersihkan, dan anggota keluarga Tanoto sudah sibuk berlatih di sana. Suhu udara di pagi hari masih terasa dingin, tapi mereka sedang berlari mengelilingi halaman seperti biasa seakan tidak merasakan apa-apa.Brandon langsung membalikkan badan ketika mendengar ketukan di pintu kamarnya, dan dia melihat Yuna sudah berdiri di depan sambil menguap.“Kamu sudah bangun?”“Baru saja melek,” kata Brandon, “Aku mau mandi sebentar, habis itu baru aku turun.”“Oke.”Walau sebenarnya Yuna masih ingin tidur lebih lama, dia tidak bisa tidur di lingkungan seperti ini. Tak lama mereka berdua pun selesai mandi dan turun ke bawah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status