Share

Bab 315

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-04 19:00:00
Spontan, gadis itu berhenti dan menolehkan senyumannya ke arah Brandon sambil berkata, “Oke, pintunya nggak aku tutup.”

Dia pun kembali ke meja dan membuka kantung berisi kotak makan besar yang tadi dia taruh di atas meja.

“Kalau sudah fokus kerja, kamu sudah nggak peduli lagi sama yang lain. Aku tahu kamu pasti belum makan, ‘kan?”

Seketika melihat segelas kopi yang ada di depan Brandon, dia pun langsung membuang semua isinya dan berkata, “Minum kopi pas perut kosong nggak bagus. Kamu ini, ya, memang nggak bisa jaga diri sendiri!”

Di dalam kotak makan yang dia bawa ada nasi beserta lauk pauk yang masih hangat. Tak hanya warna makanannya yang menggugah selera, tapi aromanya juga sangat menggoda.

“Aku sudah bikinin iga asam manis kesukaan kamu, terus ada juga ayam suwir, ayo dimakan,” ujar gadis itu dengan wajah yang ramah sembari menyiapkan segala macam peralatan makan di atas meja.

“Ini semua kamu yang masak?” tanya Brandon.

“Iya, ayo cobain.”

“Kamu yang masak?”

Brandon mengulangi pert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 316

    Sharon tidak pernah menutupi perasaannya bahwa dia menyukai Brandon. Tak peduli sudah ditolak berapa kali, Sharon tidak pernah menyerang menyatakan perasaannya pada Brandon. Di mata Sharon, meski sudah ditolak, sampai sekarang belum ada wanita lain yang dekat dengan Brandon, jadi dia berpikir mungkin Brandon juga tertarik dengannya, tapi Brandon tidak bisa mengungkapkan perasaan dia yang sesungguhnya karena sudah menganggap Sharon seperti adiknya sendiri.Keyakinan itulah yang membuat Sharon terus berjuang. Dia yakin suatu saat nanti Brandon pasti akan tersentuh dengan kegigihannya dan mau menjadi kekasihnya.“Ya sudah. Aku cuma kangen sama kamu karena kita sudah lama nggak ketemu. Kamu jangan galak-galak, ya? Orang sudah bawain makanan buat kamu jauh-jauh. Kalau memang nggak mau ya sudah, tapi nggak usah marahin aku.”Terlihat ada air yang membasahi kedua bola mata Sharon dan bisa menetes kapan saja.“Kamu sudah bukan anak kecil lagi, jadi jangan suka berbuat seenaknya saja. Kamu kan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 317

    Tebakan Brandon tetap sasaran. Di saat itu juga Yuna sedang bersiap untuk makan malam. Awalnya Yuna tidak ada niat untuk mencari makanan yang spesifik. Asal pesan makanan apa saja sudah cukup, yang penting makan. Akan tetapi, rekomendasi yang Brandon berikan justru membangkitan minatnya.Bagi Yuna, kebahagiaan hidupnya selain meracik parfum adalah makan makanan enak. Tadinya Yuna berniat mengajak Reni untuk makan bersama, tapi mengingat sifatnya yang rewel, lebih baik pergi sendiri saja agar telinga Yuna tetap sehat. Paling-paling Yuna bungkus saja makanan untuk dia.Alhasil, Yuna pun memutuskan untuk pergi sendiri. Dia memanggil taksi dan memberi tahu lokasi restoran ke sopir taksi. Sebenarnya Yuna bisa berbahasa Prancis, jadi dia tidak mengalami kendala ketika harus berkomunikasi meski hanya sendirian di sini, hanya saja tidak banyak orang yang tahu, termasuk Logan. Dia tidak perlu tahu kalau Yuna sesungguhnya bisa bahasa Jepang dan Jerman juga.Yuna memiliki daya tangkap yang baik d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 318

    Di samping gadis itu juga terdapat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima atau enam tahun sedang menyantap makanannya menggunakan pisau dan garpu. Penampilannya terlihat sangat berkelas tapi juga menggemaskan.Mungkin karena merasa dirinya sedang diperhatikan, anak itu pun mendongak dan menatap balik ke arah Yuna sambil tersenyum. Dia tampak malu-malu tapi tetap terlihat sopan. Melihat anak yang menggemaskan itu, tiba-tiba saja Yuna teringat dengan apa yang pernah Brandon katakan padanya dulu.Saat Yuna membawa pulang sepasang ukiran kayu berbentuk anak kecil, Brandon mengira Yuna sudah ingin punya anak, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Saat itu Yuna menganggap omongan Brandon terlalu mengada-ada, tapi setelah dipikir-pikir kembali, kalau mereka punya anak … pasti akan sangat menggemaskan.Tanpa sadar Yuna menyunggingkan senyum tipis di wajahnya dan mengambil foto makanan dengan ponsel, lalu mengirimkannya kepada Brandon, disertai caption yang bertuliskan, “Racun.”Ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 319

    Ketika Yuna memeriksa kondisi fisik Nathan, bagian wajah, leher, serta seluruh punggungnya sudah basah kuyup karena berkeringat. Kaki dan tangannya juga terus mengejang,dan tidak hanya itu, wajahnya muncul bintik-bintik kecil berwarna kemerahan.“Kayaknya alergi makanan,” kata Yuna seraya membuka kancing kerah bajunya.“Kamu ngapain?! Siapa kamu, jangan sentuh anakku sembarangan!” teriak ibunya Nathan seraya menarik lengan Yuna dengan kuat.“Ini gejala alergi. Kalau nggak segera ditangani, nyawanya bisa terancam!” ujar Yuna kepada Lisa yang masih termangu tanpa sedikit memedulikan ibunya Nathan yang sedang marah-marah.Lisa langsung tersadar seketika dia mendengar sahutan Yuna, dan dia segera melerai wanita itu, “Helen, dia temanku. Dia lagi berusaha nolongin Nathan, kamu nggak usah panik.”Mungkin karena memang tadi terlalu panik, nasihat dari Lisa untungnya berhasil menenangkan Helen. Meski dia masih menangis, setidaknya dia tidak lagi berupaya menghentikan apa yang sedang Yuna lakuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 320

    Apa benar dia ibunya Nathan? Masa dia tidak tahu kalau anaknya sendiri menderita alergi? Dengan tatapan penuh keraguan Yuna menatap ke arah Lisa, tapi Lisa juga hanya bisa tersenyum pasrah.Kebetulan mobil ambulans juga baru saja tiba di restoran. Petugas medis segera membawa Nathan masuk ke dalam dan melakukan pemeriksaan singkat, lalu berangkatlah mereka ke rumah sakit.Yuna akhirnya merasa lega karena sudah ada pihak rumah sakit yang menanganinya. Ketika Yuna hendak membayar tagihan makanannya, tak disangka Helen malah menarik bajunya dan berkata, “Jangan pergi! Kamu ikut aku ke rumah sakit!”“Helen!” seru Lisa, “Kamu nggak bisa begitu! Yuna temanku!”“Maaf, Lisa, kalaupun dia teman kamu, dia tetap harus ikut aku ke rumah sakit. Sekarang kita belum tahu pasti apa Nathan bakal baik-baik saja. Tadi dia berbuat sesuatu ke Nathan, kita nggak ada yang tahu mungkin itu malah bikin kondisinya tambah parah.”“Nggak mungkin, aku percaya sama Yuna!” ujar Lisa.“Percuma, kamu tahu sendiri kala

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 321

    Kepanikan kali ini benar-benar berbeda dengan panik yang Helen alami saat di restoran tadi, seolah-olah saat itu Helen adalah orang yang berbeda. Wajahnya yang cantik itu kini dipenuhi dengan rasa takut dan tegang.Dengan rasa penasaran Yuna menoleh ke samping dan melihat ada beberapa orang pria yang sedang berjalan ke arah mereka. Pria yang menjadi pemimpin mereka mengenakan kacamata tanpa bingkai dan jas hitam yang pas di badan. Di belakangnya diikuti oleh pengawal dan sekretaris.Ekspresi wajah pria itu terlihat sangat kalem dan memancarkan aura yang sangat elegan. Selain itu, parasnya juga terlihat seperti keturunan orang Asia.“Shane! Dengar dulu penjelasanku ….”Meski masih terlihat panik, Helen tetap berlari ke arahnya dengan wajah bercucuran air mata. Namun, sebelum Helen mendekatinya, dia sudah dihadang oleh si pengawal.“Di mana Nathan?” tanya Shane.“Nathan masih di dalam. Aku juga nggak tahu kenapa jadi kayak begini. Tadinya kami masih senang-senang saja, tapi tiba-tiba … a

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 322

    “Shane, ini bukan salah Yuna. Dia yang nolongin Nathan, aku saksinya!”Tampaknya Lisa juga mengenali siapa pria ini. Dia mengambil inisiatif membela Yuna, tapi di sisi lain dia sungguh tidak menyangka Helen tega menuduh Yuna yang menyakiti Nathan.“Lisa, ini teman kamu?” tanya Shane sembari mengangguk menanggapi ucapannya.“Iya, dia temanku! Yuna nggak nyakitin Nathan, justru dia yang nolong. Aku berani sumpah!”“Lisa, memangnya dia itu dokter? Kenapa kamu bisa jamin kalau dia nggak nyakitin Nathan? Mungkin sebenarnya Nathan nggak apa-apa, tapi malah jadi kacau gara-gara dia. Dia masukkin tangannya yang kotor ke dalam mulut Nathan ….”Mendengar itu, bola mata Shane yang tersembunyi di balik kacamatanya pun berkilat, “Kamu apain Nathan?”“Dia masukkin tangannya ke dalam mulut Nathan, terus dia juga yang buka bajunya Nathan. Shane, bukan aku … sumpah bukan aku! Aku mana mungkin nyakitin anakku sendiri …,” kata Helen.“Kalau kamu nggak suka, kenapa nggak bilang dari tadi?! Jelas-jelas Yun

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 323

    “Aku papanya,” sahut Shane.“Pasien mengalami gejala alergi yang cukup parah, lain kali makannya harus dijaga, jangan sampai kena makanan yang jadi sumber alerginya.”Penjelasan dokter kurang lebih sama seperti apa yang Yuna katakan. Yuna bukan dokter, tapi dia pernah melihat beberapa cara untuk menangani orang yang mengalami alergi.Setelah memastikan bahwa Nathan baik-baik saja dan telah dipindahkan ke bangsal untuk beristirahat, Yuna pun izin pamit, “Karena semuanya sudah nggak ada masalah lagi, aku permisi dulu.”“Tunggu sebentar,” kata Shane, “Kamu sudah nolong anakku, apa yang bisa aku kasih sebagai imbalan?”“Ngga usah. Aku nggak ngapa-ngapain. Kalau mau berterima kasih, harusnya ke dokter saja.”“Kamu yakin nggak mau apa-apa? Mau itu uang atau apa pun, kamu tinggal bilang saja kalau butuh.”“Yuna, Shane ini termasuk orang yang paling berkuasa di kalangan orang Indonesia yang tinggal di Paris. Kalau kamu butuh apa-apa, bilang ke dia saja.”Sebenarnya Yuna juga sudah bisa melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2277

    Juan meletakkan jarinya di atas bagian pergelangan tangan Yuna dan menekannya sedikit. Kedua matanya sedikit tertutup seperti orang yang hendak tidur, tetapi dia hanya sedang menenangkan diri agar bisa fokus merasakan setiap dentuman pembuluh darah yang melewati tangan.Tak lama berselang, Juan mengangkat tangannya dan mendekat untuk menatap wajah Yuna lebih dekat, kemudian menaruh jarinya di leher Yuna.Semua itu Fred amati melalui tampilan kamera pengawas. Dia menundukan kepala dengan dagu bertopang di tangannya. Dia sedang berpikir keras. Si tua itu kelihatannya seperti sedang memeriksa Yuna, tetapi di sisi lain juga tidak dan lebih terlihat seperti sedang sok pintar saja.Dokter-dokter yang ada di sini setiap kali memeriksa pasien selalu menggunakan peralatan canggih dan bisa dilihat apa hasil diagnosisnya melalui angka dan data yang pasti. Namun pengobatan tradisional tidak demikian. Mereka hanya meraba nadi untuk melihat penyakitnya, atau menanyakan beberapa pertanyaan ke pasien

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2276

    Mana mungkin Fred akan membiarkan itu terjadi! Kalau Yuna mati, usahanya selama ini akan sia-sia, dan tahap akhir dari R10 tidak akan bisa berjalan.“Pak Fred ….”Para dokter tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Masuk-masuk mereka hanya berusaha untuk memasangkan kabelnya kembali. Mereka masih bingung bagaimana kabel yang terpasang dengan baik bisa lepas, atau memang ada orang yang mencabutnya.“Pak Fred ….”“Keluar!”Para dokter itu pun ta berani banyak bicara dan langsung kelar. Sekarang ruangan itu kembali seperti sebelumnya, hanya ada tiga orang saja.“Kamu juga keluar!” kata Fred kepada pengawalnya.Pengawal itu awalnya sempat bingung, tetapi dia menuruti saja apa pun perintah yang diberikan. Maka tanpa banyak protes dia pun undur diri. Juan yang tak lagi dikekang oleh si pengawal kembali mendekati Yuna dan memeriksa nadinya. Fred pernah melihat cara pemeriksaan itu dan mengakui kehebatannya. Meski dari sudut pandang kedokteran modern itu agak sulit untuk dipahami, sudah begitu

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2275

    Langkahnya pelan tapi pasti, selangkah demi selangkah dia mendatangi ranjang di mana Yuna sedang tertidur lelap. Wajahnya pucat seperti baru saja kehilangan darah dalam jumlah yang sangat banyak. Napasnya pun pelan dan lemah. Mesin yang menunjukkan detak jantungnya juga bergerak memperlihatkan denyutnya yang luar biasa lemah, seakan-akan bisa berhenti kapan saja tanpa ditebak.Juan tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi di saat itu dia mengerti mengapa orang asing ini memaksanya untuk ikut dengannya. Mereka masih belum memeras Yuna sampai habis, makanya mereka tidak akan membiarkan Yuna mati begitu saja. Bagi kedokteran modern mungkin ini jalan buntu, makanya Fred meminta bantuan dia. Dengan memanfaatkan hubungan yang dia dan Yuna miliki, Fred memaksanya untuk datang.“Dia ini murid kesayanganmu, jadi kamu pasti nggak mau lihat dia mati di usia yang masih muda, ‘kan?”Kata-kata Fred terkesan simpatik, tetapi siapa pun yang mendengarnya pasti dapat merasakan bau-bau sarkas dari mulu

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2274

    Mereka sepakat menggelengkan kepala. Seharusnya itu tidak mungkin.“Apa ada kemungkinan Pak Juan pergi ke sana untuk mengobati Yuna?” tanya Brandon.“Sewaktu aku pergi dari kedutaan, Fred kelihatan sehat-sehat saja, nggak kelihatan seperti lagi sakit. Kalau mamaku, seharusnya lebih nggak mungkin lagi. Dia sudah punya dokter khusus, dan semestinya Fred nggak akan mau repot-repot cari dokter lain. Kalau muridnya yang sakit dan perlu diobati, makanya dia mau pergi ke sana, itu lebih masuk akal,” ujar Ross.“Tapi selama ini Yuna sehat-sehat saja. Dia bisa mengobati diri sendiri, kayaknya agak mustahil kalau dia tiba-tiba sakit. Lagi pula kalaupun jatuh sakit, di sana ada banyak dokter yang hebat-hebat, rasanya agak di luar nalar kalau Fred sampai harus jauh-jauh membahayakan dirinya sendiri menemui Pak Juan,” tutur Shane berpendapat. “Mungkin kita cuma bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi kalau pergi ke sana langsung.”Jika analisis mereka itu tepat, berarti memang Yuna yang jatuh sakit.

DMCA.com Protection Status